Kisah Para Rasul 2 (disingkat Kis 2) adalah pasal kedua Kitab Kisah Para Rasul dalam Perjanjian Baru di Alkitab Kristen. Ditulis oleh Lukas, seorang Kristen yang merupakan teman seperjalanan Rasul Paulus.[1][2] Kisah Para Rasul 2:11-22 dalam bahasa Yunani pada Uncial 076, yang ditulis sekitar abad ke-5/ke-6. ← pasal 1 pasal 3 → Pembagian isi pasal:
Hari Pentakosta atau Shavuot merupakan hari raya terbesar yang kedua dalam tarikh/kalender Yahudi. Peristiwa ini merupakan perayaan penuaian setelah panen gandum ketika hulu hasil dipersembahkan kepada Allah (lihat Imamat 23:17). Demikianlah hari Pentakosta bagi gereja melambangkan awal penuaian jiwa-jiwa oleh Allah dalam dunia.[4] Tanda-tanda peristiwa pada hari Pentakosta adalah:
Kitab Kristen5
- bunyi seperti tiupan angin keras
- lidah-lidah api yang hinggap pada masing-masing orang
- mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain (penuh dengan Roh Kudus)
Peta lokasi tempat asal para pendengar khotbah Petrus dan para rasul pada hari Pentakosta.
Sumber: Kisah Para Rasul 2:7-11
- Para rasul dari Galilea (ayat 7)
- Pendengar khotbah Petrus dan para rasul:
- Partia, Media, Elam, penduduk Mesopotamia, Yudea dan Kapadokia, Pontus dan Asia, Frigia dan Pamfilia, Mesir dan daerah-daerah Libia yang berdekatan dengan Kirene, pendatang-pendatang dari Roma
- orang Yahudi maupun penganut agama Yahudi
- orang Kreta dan orang Arab
Ayat 5-12
Waktu itu di Yerusalem diam orang-orang Yahudi yang saleh dari segala bangsa "di bawah kolong langit." Ketika turun bunyi itu, berkerumunlah orang banyak. Mereka bingung karena mereka masing-masing mendengar rasul-rasul itu berkata-kata dalam bahasa mereka sendiri. Mereka semua tercengang-cengang dan heran, lalu berkata: "Bukankah mereka semua yang berkata-kata itu orang Galilea? Bagaimana mungkin kita masing-masing mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita sendiri, yaitu bahasa yang kita pakai di negeri asal kita: kita orang Partia, Media, Elam, penduduk Mesopotamia, Yudea dan Kapadokia, Pontus dan Asia, Frigia dan Pamfilia, Mesir dan daerah-daerah Libia yang berdekatan dengan Kirene, pendatang-pendatang dari Roma, baik orang Yahudi maupun penganut agama Yahudi, orang Kreta dan orang Arab, kita mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita sendiri tentang perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan Allah." Mereka semuanya tercengang-cengang dan sangat termangu-mangu sambil berkata seorang kepada yang lain: "Apakah artinya ini?"[6]"Anggur manis" (bahasa Yunani: Γλεύκους, Gleukous; juga disebut "anggur muda" atau "anggur baru"; akar kata dari glukosa) pada umumnya dimaksudkan sebagai "sari buah anggur yang tidak difermentasi". Mereka yang mengejek murid-murid Yesus mungkin menggunakan istilah ini dan bukan kata Yunani yang lebih umum untuk minuman anggur beralkohol (oinos; Inggris: wine) karena mereka percaya bahwa murid-murid Yesus hanya menggunakan jenis anggur manis yang masih mengandung kadar gula tinggi, jadi mengalami semacam "sugar high". Dalam hal ini, ejekan mereka diucapkan dengan nada sarkastis.[4]
Sumber: Kisah Para Rasul 2:14-40
Khotbah Petrus pada hari Pentakosta, bersama dengan khotbahnya dalam Kisah Para Rasul 3:11-26, berisi pola untuk pemberitaan Injil.[4]
- 1) Yesus adalah Tuhan dan Kristus—tersalib, bangkit, dan dimuliakan (Kisah Para Rasul 2:22-36; 3:13-15).
- 2) Kini di sebelah kanan Allah Bapa, Ia menerima kuasa untuk mencurahkan Roh Kudus atas semua orang percaya (Kisah Para Rasul 2:16-18,32-33; 3:19)
- 3) Setiap orang harus beriman kepada Yesus sebagai Tuhan, bertobat dari dosa serta dibaptiskan dalam hubungan dengan pengampunan dosa (Kisah Para Rasul 2:36-38; 3:19).
- 4) Orang percaya harus menantikan karunia atau baptisan dalam Roh Kudus yang dijanjikan setelah ia beriman dan bertobat (Kisah Para Rasul 2:38-39).
- 5) Mereka yang mendengar dengan iman harus memisahkan diri dari dunia dan diselamatkan dari angkatan yang jahat ini (Kisah Para Rasul 2:40; 3:26).
- 6) Yesus Kristus akan kembali untuk memulihkan Kerajaan Allah (Kisah Para Rasul 3:20-21).[4]
Baptisan dalam Roh serta perwujudan-perwujudan rohani yang mengikutinya merupakan penggenapan dari Yoel 2:28-29. Yoël pada abad ke-8 SM menubuatkan adanya suatu pencurahan Roh Kudus yang besar atas umat Allah.[4]
- 1) Dalam Perjanjian Lama istilah "Hari-hari terakhir" dianggap saat ketika Tuhan akan bertindak dengan cara yang luar biasa untuk menghakimi kejahatan dan membawa keselamatan kepada umat-Nya (bandingkan Yesaya 2:2-21; 3:18-4:6; Yes 10:20-23; Hos 1:1-2:23; Yoël 1:1-3:21; Am 8:9-11; 9:9-12).
- 2) Perjanjian Baru menyingkapkan bahwa "hari-hari terakhir" diawali dengan kedatangan Kristus yang pertama serta pencurahan pertama Roh Kudus atas umat Allah, dan berakhir dengan kedatangan-Nya yang kedua (Mr 1:15; Luk 4:18-21; Ibr 1:1-2). Saat yang khusus ini digambarkan sebagai zaman penghakiman terhadap kejahatan, kuasa atas setan-setan, keselamatan bagi manusia, dan kehadiran kerajaan Allah.
- (a) "Hari-hari terakhir" ini akan berlangsung dengan kuasa Roh Kudus (Mat 12:28).
- (b) "Hari-hari terakhir" menyangkut serbuan kuasa Allah lewat Kristus ke dalam alam kekuasaan Iblis dan dosa. Namun peperangan ini baru saja dimulai; itu belum berakhir karena kejahatan dan kegiatan Iblis masih sangat berkuasa (Ef 6:10-18). Hanya kedatangan Kristus yang kedua akan mengakhiri aktivitas kekuatan jahat dan menyelesaikan "hari-hari terakhir" (bandingkan 1 Petrus 1:3-5; Wahyu 19:1-21).
- (c) "Hari-hari terakhir" merupakan saat kesaksian yang memanggil setiap orang untuk bertobat, percaya kepada Kristus dan mengalami pencurahan Roh Kudus (Kis 1:8; 2:4,38-40; Yoel 2:28-32). Kita harus menyampaikan karya keselamatan Kristus melalui kuasa Roh Kudus sementara kita menantikan hari akhir murka Allah (Rom 2:5), yaitu, "hari yang besar dan mulia itu" (Kis 2:20). Kita harus hidup dengan siaga dan waspada setiap hari, sementara menantikan hari penebusan dan kedatangan Kristus untuk umat-Nya (Yoh 14:3; 1Tes 4:15-17).
- (d) "Hari-hari terakhir" meresmikan kerajaan Allah yang kini datang dengan seluruh kuasa (lihat Luk 11:20).
Orang percaya harus mengalami kepenuhan kuasa itu sewaktu menghadapi peperangan rohani (2Kor 10:3-5; Ef 6:11-12) dan penganiayaan oleh karena kebenaran (Mat 5:10-12; 1Pet 1:6-7).[4]
Anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat
Simon Petrus menghubungkan berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain itu (Kis 2:4,11) dengan nubuat (Kis 2:17-18). Dengan demikian, berkata-kata dalam bahasa lain dianggap salah satu bentuk bernubuat. Arti sesungguhnya dari bernubuat adalah memakai suara seorang di bawah tuntunan langsung Roh Kudus untuk kemuliaan dan pelayanan Allah. Dalam kitab ini:
- (1) seratus dua puluh orang itu "penuhlah -- dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya" (Kis 2:4);
- (2) Roh Kudus turun pada Kornelius dan rumah tangganya, dan Petrus "mendengar orang-orang itu berkata-kata dalam bahasa roh dan memuliakan Allah" (Kis 10:44-47); dan
- (3) murid-murid di Efesus, ketika "turunlah Roh Kudus ke atas mereka ... berkata-kata dalam bahasa roh dan bernubuat" (Kis 19:6).[4]
Menurut nubuat Yoël, sebagaimana diterapkan Petrus, baptisan dalam Roh Kudus adalah untuk mereka yang sudah menjadi anggota kerajaan Allah - yaitu orang-orang percaya, hamba-hamba Allah, baik laki-laki maupun perempuan, yang sudah diselamatkan dan dilahirkan baru sehingga menjadi milik Allah.[4]
Pada hari-hari itu
Petrus, yang mengutip Kitab Yoël, mengatakan bahwa Allah akan mencurahkan Roh Kudus-Nya pada hari-hari itu. Ini berarti bahwa pencurahan Roh Kudus dan tanda-tanda adikodrati yang menyertainya tidak dapat dibatasi hanya pada hari Pentakosta. Kuasa dan berkat-berkat Roh Kudus adalah bagi setiap orang Kristen untuk diperoleh dan dialami sepanjang zaman gereja, yaitu seluruh waktu di antara kedatangan Kristus yang pertama dan kedua (Wahyu 19:1-20:15; Kis 2:39).[4]
Referensi silang: Mazmur 16:8-11
Pencurahan Roh Kudus oleh Yesus menunjukkan bahwa Dia sungguh-sungguh adalah Mesias yang dimuliakan, yang kini duduk di sebelah kanan Allah dan mendoakan wakil-wakil-Nya di bumi (Ibr 7:25).
- 1) Sejak baptisan Yesus hingga hari Pentakosta, Roh Kudus tinggal di atas-Nya sebagai Kristus (yaitu, Dia yang diurapi oleh Roh Kudus; bandingkan Luk 3:21-22; 4:1,14,18-19). Kini Ia hidup di sebelah kanan Allah Bapa untuk mencurahkan Roh yang sama atas mereka yang percaya kepada-Nya.
- 2) Dengan mencurahkan Roh Kudus, Yesus bermaksud agar Roh Kudus menyampaikan kehadiran-Nya kepada orang percaya dan memberi kuasa kepada mereka untuk melangsungkan segala yang dilakukan-Nya sementara ada di dunia.[4]
Referensi silang: Mazmur 110:1; Matius 22:42-45; Markus 12:36; Lukas 20:42,43; 1 Korintus 15:25; Efesus 1:22; Ibrani 1:13
Pertobatan, pengampunan dosa, dan baptisan merupakan syarat-syarat mula-mula untuk menerima karunia Roh Kudus. Akan tetapi, tuntutan Simon Petrus bahwa para pendengarnya harus dibaptiskan dahulu di dalam air sebelum menerima janji Roh Kudus (bandingkan Kisah Para Rasul 1:4,8) jangan dipandang sebagai syarat mutlak untuk kepenuhan Roh, demikian pula baptisan dalam Roh bukan akibat langsung dari baptisan dalam air.
- 1) Dalam situasi ini, Petrus menuntut baptisan air sebelum menerima janji itu karena dalam pemikiran para pendengar Yahudi, upacara baptisan dianggap sebagai termasuk dalam keputusan pertobatan. Akan tetapi, baptisan air tidak mendahului baptisan Roh dalam peristiwa yang dicatat dalam Kisah Para Rasul 9:17-18 (rasul Paulus) dan Kisah Para Rasul 10:44-48 (keluarga Kornelius).
- 2) Setiap orang percaya setelah bertobat karena dosanya dan dengan iman menerima Yesus Kristus, harus "menerima" (bandingkan Galatia 3:14) secara pribadi baptisan Roh Kudus. Di dalam kitab Kisah Para Rasul karunia Roh Kudus jelas didambakan, dicari, dan diterima untuk diri sendiri (Kisah Para Rasul 1:4,14; 4:31; 8:14-17; 19:2-6); satu-satunya perkecualian diterima Perjanjian Baru mungkin terdapat dalam kasus Kornelius (Kisah Para Rasul 10:44-48). Oleh karena itu, baptisan dalam Roh jangan dianggap sebagai karunia yang diberikan secara otomatis kepada seseorang yang percaya kepada Kristus.[4]
Janji baptisan dalam Roh bukan saja bagi mereka yang ada pada hari Pentakosta (Kisah Para Rasul 2:4), tetapi bagi semua orang yang akan percaya kepada Kristus sepanjang zaman ini: "bagi kamu"—yaitu pendengar Petrus; "anak-anakmu"—generasi berikutnya, dan "bagi orang yang masih jauh"—generasi-generasi berikutnya.
- 1) Baptisan dalam Roh dengan kuasa yang menyertainya bukanlah suatu peristiwa yang hanya terjadi sekali saja dalam sejarah gereja; peristiwa itu tidak berhenti pada hari Pentakosta (bandingkan Kisah Para Rasul 2:38; 8:15; Kisah Para Rasul 9:17; 10:44-46; 19:6) Tidak juga pada akhir zaman rasuli.
- 2) Setiap orang Kristen berhak untuk mencari, mengharapkan, dan mengalami baptisan dalam Roh yang sama yang diberikan kepada orang Kristen Perjanjian Baru (Kisah Para Rasul 1:4,8; Yoël 2:28; Mat 3:11; Luk 24:49).[4]
Tidak ada seorang pun yang dapat diselamatkan tanpa berbalik dari kecemaran masyarakat masa kini (bandingkan Luk 9:41; 11:29; 17:25; Filipi 2:15). Orang Kristen baru harus diajarkan untuk memutuskan semua persekutuan jahat, meninggalkan dunia yang fasik ini, serta bersatu dengan Kristus dan umat-Nya dan memberi diri kepada pekerjaan Allah (2Kor 6:14,17).[4]
- Pentakosta
- Roh Kudus
- Bagian Alkitab lain yang berkaitan: Mazmur 16, Mazmur 110, Yoël 2, Matius 22; Markus 12; Lukas 20; Kisah Para Rasul 1, Kisah Para Rasul 3, Kisah Para Rasul 9, Kisah Para Rasul 10, Kisah Para Rasul 13, Kisah Para Rasul 14; 1 Korintus 15; Efesus 1; Ibrani 1
- ^ Willi Marxsen. Introduction to the New Testament. Pengantar Perjanjian Baru: pendekatan kristis terhadap masalah-masalahnya. Jakarta:Gunung Mulia. 2008. ISBN 9789794159219.
- ^ John Drane. Introducing the New Testament. Memahami Perjanjian Baru: Pengantar historis-teologis. Jakarta:Gunung Mulia. 2005. ISBN 979-415-905-0.
- ^ Kisah Para Rasul 2:1 - Sabda.org
- ^ a b c d e f g h i j k l m The Full Life Study Bible. Life Publishers International. 1992. Teks Penuntun edisi Bahasa Indonesia. Penerbit Gandum Mas. 1993, 1994.
- ^ Kisah Para Rasul 2:2-4
- ^ Kisah Para Rasul 2:5-12
- ^ Kisah Para Rasul 2:13
- ^ Kisah Para Rasul 2:16
- ^ Kisah Para Rasul 2:17
- ^ Kisah Para Rasul 2:18
- ^ Kisah Para Rasul 2:25
- ^ Kisah Para Rasul 2:26
- ^ Kisah Para Rasul 2:27
- ^ Kisah Para Rasul 2:28
- ^ Kisah Para Rasul 2:33
- ^ Kisah Para Rasul 2:34-35
- ^ Kisah Para Rasul 2:36
- ^ Kisah Para Rasul 2:38
- ^ Kisah Para Rasul 2:39
- ^ Kisah Para Rasul 2:40
- ^ Kisah Para Rasul 2:41 - Sabda.org
- ^ Kisah Para Rasul 2:43 - Sabda.org
- ^ Kisah Para Rasul 2:44 - Sabda.org
- (Indonesia) Teks Kisah Para Rasul 2 dari Alkitab SABDA
- (Indonesia) Audio Kisah Para Rasul 2
- (Indonesia) Referensi silang Kisah Para Rasul 2
- (Indonesia) Komentari bahasa Indonesia untuk Kisah Para Rasul 2
- (Inggris) Komentari bahasa Inggris untuk Kisah Para Rasul 2
Diperoleh dari "//id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kisah_Para_Rasul_2&oldid=18957410"