Sadiman memilih beringin karena bisa menjadi pencegah erosi. Selain itu, beringin yang ditanam sejak 1996 di bawahnya memunculkan mata air. Sekarang 340 keluarga di Desa Geneng di lereng Gunung Lawu sudah merasakan jerih payah Mbah Sadiman. Warga mendapatkan air secara gratis.
Atas upayanya tersebut, BNPB dan berbagai pihak memberikan Apresiasi Dukungan Insan Apresiatif. “Apa yang telah dilakukan oleh Mbah Sadiman kiranya bisa menjadi contoh bagi kita semua dan bisa mengikut jejak langkah beliau dalam pelestarian lingkungan,†ujar Deputi Bidang Pencegahan BNPB Lilik Kurniawan.
Bank Rakyat Indonesia (BRI) juga memberikan dukungan dan penghargaan kepada Sadiman sebagai tokoh penyelamat lingkungan yang gigih dan semangat tanpa pamrih meski sudah berusia lanjut. BRI mendukung gerakan menanam dan merawat pohon seperti yang dilakukan Sadiman selama 23 tahun terakhir ini. Wakil Pimpinan Wilayah BRI Yogyakarta Joko Sudarmo menyerahkan dana sejumlah Rp 100 juta kepada Sadiman atas kepedulian yang tinggi kepada lingkungan dan kemanusiaan.
Selama 20 tahun lebih, sejak tahun 1996, Sadiman telah mengabdikan diri sebagai pekerja senyap dalam memulihkan ekosistem di lereng Gunung Lawu. Sebelumnya, kebakaran hebat pernah melanda desa, kekeringan saat musim kemarau, banjir saat musim hujan, petani tidak cukup mendapat air untuk tanaman, dan warga kesulitan mendapatkan air.
Setidaknya lahan seluas 250 ha di Bukit Gendol dan Bukit Ampyang, lereng Gunung Lawu, telah ia tanami dengan 11 ribu tanaman. Ini bermula dari keresahannya akibat kerusakan lingkungan, penebangan dan penjarahan hutan yang dilakukan warga dan berimbas pada kehidupan warganya sendiri. Ia melakukan semuanya sendiri, tanpa bayaran dan tidak mengharapkan imbalan.
“Dulu, saya dianggap gila. Ketika (masyarakat) yang lain menanam tanaman pangan, saya malah menanam pohon beringin. Tapi sekarang, apa yang saya tanam itu bisa menghasilkan air untuk warga dan udara menjadi sejuk,” tutur Sadiman.
Pada awal Agustus 2019, BNPB juga memberikan penghargaan sebagai tokoh inspiratif Reksa Utama Anindha (Penjaga Bumi yang Penuh Kebijakan). Pada kesempatan itu, Kepala BNPB Doni Monardo menyampaikan bahwa kita butuh ribuan orang seperti Mbah Sadiman.
“Meski usia sudah 68 tahun, beliau ini masih segar bugar dan semangat untuk menanam pohon. Bahkan alasan kenapa beringin yang ia tanam, antara lain selain kuat, penyuplai air dan udara, beringin juga dipercaya ada ‘penunggunya’, jadi warga desa tidak berani tebang. Ini unik dan menarik,” ujar Doni Monardo pada 1 Agusutus 2019 di Graha BNPB, Jakarta.
TERAS.ID | TEMPO.CO
Wonogiri - Anda harus tahu siapa Mbah Sadiman (65). Dalam sunyi, dia bekerja sendiri menghijaukan Bukit Gendol di Wonogiri, Jateng. Belasan tahun dengan telaten dan sabar dia menanami Bukit Gendol dengan pohon beringin seorang diri. Alasan memilih beringin karena bisa menyimpan air."Sekarang tekad saya itu sudah membuahkan hasil karena sumber air kembali mengalir seperti kita saya masih kecil dulu," jelas Sadiman sumringah yang ditemui detikcom di desanya, Kamis (27/8).Sadiman tak berharap pamrih. Beroleh izin dari Perhutani, sudah puluhan ribu pohon dia tanam. Dan kerennya si mbah ini yang hidupnya sederhana ini, merogoh kocek dari kantongnya sendiri untuk penghijauan. Dia tidak meminta uang dari siapapun, pengusaha apalagi pejabat. Bagaimana caranya?
Bila Mbah Sadiman sudah berbuat, bagaimana dengan kita semua? (mbr/dra)
Jakarta - "Saya tak pernah berpikir untuk bisa memetik hasil kerja saya ini. Bahkan ketika nanti saya sudah tiada, saya juga tak ingin diperlakukan berlebihan. Saya hanya ingin berbuat kebaikan bagi sesama selama saya masih bisa. Saya pasti senang kalau didukung, tapi sebenarnya asal tidak diganggu saja sebenarnya saya sudah cukup senang meskipun itu masih juga sering terjadi."Kalimat itu meluncur begitu saja dari Sadiman, lelaki tua asal Dusun Dali, Desa Geneng, Bulukerto, Wonogiri, Jateng, saat ditemui detikcom, Kamis (27/8/2015).Wajahnya sudah terlihat sepuh, giginya sudah banyak yang tanggal, namun semangat menyala-nyala masih tercermin dari kilatan padangan matanya. Jangan tanya lagi soal kemampuan fisiknya, kaki lelaki 65 tahun itu layaknya tak menapak tanah ketika harus naik turun gunung meskipun sembari memikul beban. Napasnya tetap teratur, tak tersengal-sengal.
Ikuti terus kisah Mbah Sadiman pahlawan penghijauan. Karena dedikasinya menanam pohon beringin, wilayah itu kini tak pernah kekeringan. (mbr/dra)