Setiap individu memiliki tingkat intelegensi yang berbeda beda

Sobat Pintar tak asing lagi dengan tokoh Charles Darwin, bukan? Iya, Darwin dikenal dengan Teori Evolusinya. Namun ternyata, Darwin juga memperkenalkan Teori Inteligensi. Nah, tentang hal ini Sobat sudah tahu apa belum? Well, let's read on and find out more.

Intelegensi, Bagaimana Kita Memahaminya?

Apa sebenarnya intelegensi? Menurut KBBI, intelegensi merupakan daya reaksi atau penyesuaian yang cepat dan tepat, baik secara fisik maupun mental, terhadap pengalaman baru, membuat pengalaman dan pengetahuan yang telah dimiliki siap untuk dipakai apabila dihadapkan pada fakta atau kondisi baru.

Menurut Darwin, intelegensi juga terkait dengan insting dan respons cepat – yang dapat ditimbulkan dari latihan atau kejadian berulang. Contoh sederhananya, sering tertangkap basah makan di kantin sekolah, maka lama-kelamaan Sobat seakan dapat mengetahui ketika guru Tatib masih di ujung lorong menuju kantin.

Intelegensi, Bagaimana Kaitannya dengan IQ?

IQ merupakan akronim dari Intelligence Quotient – Sobat Pintar juga tak asing dengan istilah ini, bukan? Nah, IQ merupakan istilah yang lebih spesifik dibanding pengertian intelegensi secara umum. Kepribadian seseorang dapat dinilai dari intelegensinya, sedangkan prestasi akademik hanya dapat ditentukan oleh IQ-nya.

Kecakapan khusus seseorang pada bidang tertentu juga dapat dinilai dari intelegensinya. Adakah temanmu yang dapat mendendangkan sebuah lagu dengan tepat setelah mendengarnya sekali saja? Barangkali kita hanya menilainya suka menyanyi, padahal sebenarnya ia memiliki intelegensi musikal yang lebih baik dibanding orang-orang lain disekitarnya.

Perbedaan intelegensi dan IQ adalah pada pengukurannya. IQ seseorang dapat diukur melalui tes yang hasilnya dapat diwujudkan dalam bentuk angka, namun tidak demikian halnya dengan intelegensi. Setidaknya, sejauh ini masih sulit mengukur intelegensi dengan hasil yang akurat.

Intelegensi, Dimana Kekuatan dan Spesialisasimu?

Salah satu sebab sulitnya mengukur intelegensi adalah karena banyaknya ragam intelegensi pada tiap individu. Howard Gardner memperkenalkan sebuah teori tentang tipe-tipe intelegensi manusia, yang kita kenal sebagai multiple intelligence atau kecerdasan (intelegensi) majemuk.

Pada awalnya, Gardner menyebutkan delapan macam intelegensi majemuk, yaitu verbal-linguistik, logika-matematika, visual-spasial, musikal, naturalistik, kinestetik, interpersonal, dan intrapersonal. Kemudian, pada tahun 2009 Gardner menambahkan dua macam intelegensi lagi, yaitu eksistensial dan moral.

Wah, banyak juga ya, Sobat? Itulah sebabnya, mengukur intelegensi seseorang tak dapat dilakukan semudah mengukur IQ-nya. Namun menurut sebuah penelitian pada tahun 2006, masing-masing tipe intelegensi Gardner tersebut dipengaruhi oleh kecerdasan umum (general intelligence) – istilah yang juga mengacu pada IQ atau kemampuan kognitif.

Edutopia menyebutkan bahwa setiap orang memiliki kedelapan macam intelegensi Gardner (intelegensi/ kecerdasan majemuk) tersebut. Akan tetapi, masing-masing orang memiliki kadar bakatnya yang berbeda dari orang lain – seperti pada pada contoh teman dengan intelegensi musikal diatas.

So, what intelligence that you think the strongest in you? Is it musical-rhytmic, visual-spatial, verbal-linguistic, logical-mathematical, bodily-kinesthetic, interpersonal, naturalistic, existential, or moral?

Intelegensi, Bagaimana Kita Menyikapinya?

Alih-alih untuk mengelompokkan setiap orang kedalam tipe-tipe intelegensi, teori intelegensi Gardner sebenarnya justru memberi keleluasaan kita dalam belajar. Artinya, wajar saja bila Sobat Pintar punya nilai Matematika lebih tinggi dibanding Bahasa Inggris, atau sebaliknya. You don't have to score perfect at all subjects – and it's okay!

Menurut Gardner, intelegensi atau kecerdasan merupakan proses biologi dan psikologi yang kita alami dalam mencerna suatu informasi. Nantinya, informasi tersebut berguna untuk memecahkan masalah atau menciptakan produk yang bermanfaat.

In other words, it takes both intelligence during the information processing and creativity for executing for us to succeed. Therefore, we can't stop at and be satisfied by our IQ score only. Instead, how we use our intelligence matters as well.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Teori kognitif mengenai intelegensi menghasilkan masalh-masalh pendefinisian. Usaha-usaha untuk mengatasi kesulitan-kesulitan konsep menggunakan analisis faktor untuk mengisolasi kemampuan umum maupun kemampuan khusus, telah dikritisi karena tidak menyediakan informasi mengenai proses-proses mental, sulit dujikan terhadap teori, dan mengandalkan perbedaan-perbedaan individu, dimana cara tersebut bukan merupakan cara-cara terbaik untuk mempelajari kemampuan manusia. Nah apakah sebenarnya intelegensi tersebut dan apa saja yang ada di dalam intelegensi itu.

Tulisan saya sebelumnya telah menjelaskan sedikit arti tentang inlelegensi namun disini saya akan mencoba lebih untuk berbagi tentang intelegensi. Intelegensi berasal dari bahas latin “inteligere” yang berarati  menghubungkan atau menyatukan satu sama lain. Istilah intelegensi biasanya disamakan dengan istilah kecerdasan. Pada umumnya kemampuan intelegensi ini dapat dilihat dari kemampuan individu untuk bersikap dan berbuat secara cepat dan tepat terutama dengan situai yang baru.  Seseorang yang mempunyai intelegensi tinggi dikatakan sebagai orang yang cerdas dan sebaliknya. Intelegeni dan kecerdasa ini merupakan potensi yang tidak dimiliki oleh makhluk lain selain manusia. Potensi ini sudah ada sejak manusia dilahirkan dan akan berkembang mengikuti pertumbuhan dan perkembangan dirinya. Semakin ia mengalami perkembangan, maka semakin berkembang pula fungsi-fungsi dari intelegensi tersebut. Menurut David Wechler intelegensi ialah kemampuan yang dimiliki individu untuk bertindak secara terarah, berpikir secara rasional. Secara umum intelegensi dapat diartikan sebagai kemampuan atau potensi yang dimiliki individu dalam rangka menyesuaikan diri dengan lingkungan atau situasi baru dengan menggunakan kerangka konsep berpikir yang dimilikinya.

Beberapa faktor yang mempengaruhi intelegensi yaitu yang pertama faktor heradity (keurunan), tingkat intelegensi yang dimiliki oleh setiap orang asti berbeda-beda, peredaan tersebut sedikit banyak tidak lepas dipengaruhi  oleh gen yang dibawanya, pengaruh heradity ini dapat dilihat dari beraneka ragam kemampuan yang dimiliki oleh orang tuanya masing-masing. Yang kedua adalah faktor enviorment (lingkunagan), faktor lain dalam menentukan tingkat kecerdasan atau intelegensi individu adalahfaktor lingkungan. Lingkungan sanggu me,berikan perubaham-perubahan yang berarati bagi  kehidupan individu terutama intelegensinya,faktor ini biasanya diperoleh dari roses pendidikan yang secara sengaja diselenggarakan dalam rangka untuk meningkatkan kecerdasan individu dalam segala hal, selain faktor pendidikan, faktor lain yang tidak kalah pentingnya adalah faktor keluarga, faktor keluarga ini biasabya berupa pola  sistem asuh, pola sistem asuh  dikembangkan dalm suatu keluarga sedikit banyak akan mempengaruhi perkembangan dan kualitas intelegensi anak, hal ini dikarenakan dalam lingkungan keluarga orang tua biasanya bisa memberikan pengalaman-pengalaman di berbagai bidang kehidupan yang tidak didapatkan oleh si anak di lingkungkungan sekolah.

Semenjak adanya pengembangan tes intelegensi, pengetahuan umum dipertimbangkan sebagai bagian integral dari intelegensi manusia. Pemahaman melalui informasi-informasi yang ada dalam kehidupan kita merupakan bagian dari tes standar. Kajian mengenai pengetahuan umum baik secara teoritis atau pragmatis, menyatakan bahwa pengetahuan umum dianggap mempunyai hubungan dengan intelegensi.

Dalam teori intelegensi ada yang disebut dengan teori triarkhis yang meliputi 3 subteori, antara lain : 1) komponensial/ analitis, yaitu komponen mental yang melibatkan proses berpikir analitis; 2) Eksperiensial/kreatif, yaitu  berpikir kreatif dengan mengkombinasikan pengalaman-pengalaman yang berlainan dengan cara yang menakjubkan; 3) kontekstual/praktis, yaitu  belajar dalam berinteraksi dan beradaptasi dengan lingkungannya.

Pemikiran-pemikiran revolusioner dalam bidang intelegensi sering mendapat kritikan dari berbagai pihak. Kritikan-kritikan tersebut dapat berupa teknis, filosofis, dan pragmatis.

Intelegensi atau kecerdasan diartikan dalam berbagai dimensi oleh para ahli. Donald Stener, seorang Psikolog menyebut intelegensi sebagai suatu kemampuan untuk menerapkan pegetahuan yang sudah ada untuk memecahkan berbagai masalah. Tingkat intelegensi dapat diukur dengan kecepatan memecahkan masalah-masalah tersebut.

Intelegensi secara umum dapat juga diartikan sebagai suatu tingkat kemampuan dan kecepatan otak mengolah suatu bentuk tugas atau keterampilan tertentu. Kemampuan dan kecepatan kerja otak ini disebut juga dengan efektifitas kerja otak. Potensi intelegensi atau kecerdasan ada beberapa macam yang dapat didentifikasikan menjadi beberapa kelompok besar yaitu;

1. Intelegensi Verbal-Linguistik
Merupakan kecerdasan yang berhubungan dengan bahasa dan segala sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan membaca dan menulis.

2. Intelegensi Logical-Matematik
Merupakan kecerdasan dalam hal berfikir ilmiah, berhubungan dengan angka-angka dan simbol, serta kemampuan menghubungkan potongan informasi yang terpisah.

3. Intelegensi Visual Spasial
Merupakan kecerdasan yang berhubungan dengan seni visual seperti melukis, menggambar dan memahat. Selain itu juga kemampuan navigasi, peta, arsitek dan kemampuan membayangkan objek-objek dari sudut pandang yang berbeda.

4. Intelegensi Kinestetik Tubuh
Merupakan kecerdasan yang berhubungan dengan kemampuan menggunakan tubuh untuk mengekspresikan perasaan atau disebut juga dengan bahasa tubuh (body language). Kecerdasan ini berhubungan dengan berbagai keterampilan seperti menari, olah raga serta keterampilan mengendarai kendaraan.

5. Intelegensi Ritme Musikal
Merupakan kecerdasan yang berhubungan dengan kemampuan mengenali pola irama, nada dan peta terhadap bunyi-bunyian.

6. Intelegensi Intra-Personal
Kecerdasan yang berfokus pada pengetahuan diri, berhubungan dengan refleksi, kesadaran dan kontrol emosi, intuisi dan kesadaran rohani. Orang yang mempunyai kecerdasan intra-personal tinggi biaasanya adalah para pemikir (filsuf), psikiater, penganut ilmu kebatinan dan penasehat rohani.

7. Intelegensi Interpersonal
Kecerdasan yang berhubungan dengan keterampilan dan kemampuan individu untuk bekerjasama, kemampuan berkomunikasi baik secara verbal maupun non-verbal. Seseorang dengan tingkat kecerdasan Intrapersonal yang tinggi biasanya mampu membaca suasana hati, perangai, motivasi dan tujuan yang ada pada orang lain. Pribadi dengan Potensi Intelegensi Interpersonal yang tinggi biasanya mempunyai rasa empati yang tinggi.

8. Intelegensi Emosional
Kecerdasan yang meliputi kekuatan emosional dan kecakapan sosial. Sekelompok kemampuan mental yang membantu seseorang mengenali dan memahami perasaan orang lain yang menuntun kepada kemampuan untuk mengatur perasaan-perasaan diri sendiri.

Setelah mengetahui beragam potensi intelegensi, kita dapat meningkatkan dan menciptakan intelegensi atau kecerdasan dengan melatih otak melalui cara-cara yang tepat. Dan menurut para ahli potensi untuk meningkatkan kecerdasan ini dapat terjadi pada usia berapa saja. Walaupun masih diakui bahwa faktor genetik juga berperan menentukan tingkat kecerdasan, tak dapat dipungkiri juga kalau stimulasi yang benar juga berpengaruh untuk menciptakan orang-orang cerdas.

Jadi berapapun usia anda, apapun profesi anda, kenali potensi kecerdasan yang anda miliki. Ingin terlihat lebih cerdas dan menjadi lebih cerdas? Lakukan stimulasi yang benar terhadap potensi intelegensi yang anda miliki.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA