Seperti apakah contoh peristiwa PERKEMBANGAN islam di bidang ilmu pengetahuan pada masa modern

Loading Preview

Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.

Seperti apakah contoh peristiwa perkembangan Islam di bidang ilmu pengetahuan pada masa modern ? perkembangan berarti berkaitan denga kemajuan.

Kemajuan ilmu pengetahuan Islam di abad modern berarti pada abad 18 sampai sekarang. Pada abad tersebut kan ada berbagai tokoh pembaruan dari India, Mesir hingga Turki.

Seperti misalnya dari tokoh pembaruan Syah Waliyullah, perkembangan ada pada apa dan lain sebagainya.

Seperti apakah contoh peristiwa perkembangan Islam di bidang ilmu pengetahuan pada masa modern ?

Jawab:

Contoh peristiwa perkembangan Islam di bidang ilmu pengetahuan pada masa modern, antara lain:

  • Penerjemahan al Qur’an pada masa Syah Waliyullah ke dalam bahasa Persia, yang pada saat itu penerjamahan al Qur’an masih dilarang. Namun kemudian sampai sekarang Al Qur’an diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa agar dapat dipahami oleh umat islam di seluruh dunia.
  • Perkembangan pendidikan sebagai cara untuk mengubah sikap mental umat islam, seperti pada masa Sayyid Ahmad Khan, dengan mendirikan sekolah, hingga sekarang banyak sekolah bercorak islam.
  • Ilmu-ilmu sains dan modern yang masuk ke dalam kurikulum sekolah, seperti pemikiran dari Muhammad Ali Pasya, sehingga kemudian di zaman modern sekarang, ilmu pengetahuan modern dan sains masuk ke dalam kurikulum sekolah.

Begitulah jawabannya. Belajar online kali ini kata kuncinya ada pada perkembangan Islam di masa modern.

Maka hal ini berkaitan dengan kemajuan pada abad 18 sampai sekarang. Salah satunya seperti al Qur’an yang diterjamahan. Lembaga pendidikan islam.

Dan berbagai ilmu pengetahuan modern dan sains yang masuk dalam kurikulum sekolah islam. Berikut ini salah satu tokoh pembaruan mengenai perkembangan islam:

Maaf, Jawabannya belum dikoreksi 🙄

Pada masa sebelum dan sesudah masa pembaruan, yaitu tahun 1800 M, umat Islam di berbagai negara telah banyak yang menyimpang dari ajaran Islam yang bersumber dari Al Qur’an dan Hadits. Penyimpangan-penyimpangan tersebut adalah:

  1. Ajaran Islam tentang ketauhidan telah bercampur dengan kemusyrikan. Hal ini dapat dilihat pada masyarakat yang menganggap makam menjadi keramat, kemudian mereka menyembah makam.
  2. Adanya kelompok Islam yang tidak mementingkan kehidupan dunia. Mereka mementingkan urusan akhirat. Mereka beranggapan bahwa di dunia hanya sebentar, sehingga tidak perlu memiliki harta benda yang banyak, ilmu pengetahuan yang bermanfaat, dan kedudukan yang tinggi.

Adanya penyimpangan-penyimpangan yang terjadi, mendorong lahirnya tokoh-tokoh pembaru yang berusaha mengembalikan orang-orang yang menyimpang agar kembali ke jalan yang benar, yaitu Islam yang bersumber pada Al Qur’an dan Hadits. Adapun tokoh-tokoh pembaruan tersebut adalah:

  • Muhammad bin Abdul Wahhab

Lahir di Najed (Arab Saudi) pada tahun 1115 H (1703 M) dan wafat di Daryah tahun 1201 H (1787 M). Beliau adalah ulama besar yang produktif karena buku-buku karangannya tentang Islam mencapai puluhan buku.
Diantara buku-bukunya yang berjudul “Kitab At Tauhid” yang isinya tentang pemberantasan syirik, kufarat, tahayul, dan bid’ah yang terdapat di kalangan umat Islam dan mengajak umat Islam untuk kembali ke jalan yang benar. Para pengikut beliau disebut dengan “Al Muwahhidun”, yang artinya kelompok yang ingin mengesahkan Allah SWT semurni-murninya. Gerakan pemurnian ajaran ini disebut dengan gerakan “Wahabi”.

  • Rifa’ah Badawi Rafi’at At Tahtawi

Lahir di Tahta pada tahun 1801 M dan meninggal di Mesir. Pemikirannya yang berkaitan dengan Islam adalah beliau menyerukan agar umat Islam dala hidup di dunia tidak semata-mata mementingkan kehidupan akhirat, akan tetapi juga harus memikirkan kehidupan dunia agar umat Islam tidak dijajah oleh bangsa lain.

  • Jamaludin Al Afgani

Lahir di Asadabad tahun 1839 M dan wafat di Istanbul tahun 1897 M. Diantara pembaruan pemikiran yang beliau munculkan adalah:
Agar kejayaan Islam dapat di raih kembali dan mampu menghadapi dunia modern, umat Islam harus kembali memahami ajaran Islam dengan rasio dan kebebasan. Beliau menginginkan agar kaum wanita juga dapat meraih kemajuan agar dapat mewujudkan masyarakat Islam yang dinamis dan maju. Kepemimpinan otokrasi harus diubah menjadi demokrasi. Menurutnya setiap warga negara memiliki hak untuk mengeluarkan pendapat.

Diantara tokoh-tokoh pembaruan dalam ilmu pengetahuan adalah:

  • Muhammad Ali Pasya (Mesir 1765 M-1849 M), usahanya adalah mempunyai gagasan akan memajukan ilmu pengetahuan.
  • Rifa’ah Badawi Rafi’ At tahtawi (1801 M-1879 M), usahanya adalah menerjemahkan buku-buku ilmu pengetahuan Barat ke dalam bahasa Arab. Selain itu, dalam rangka memberikan pembelajaran umum kepada mayarak muslim, maka diterbitkan beberapa majalah ilmiah dan buku-buku baru tentang ilmu pengetahuan dan teknologi.
  • Sultan Mahmud II (Turki 1785 M-1839 M), merupakan tokoh pembaruan di negara tersebut. Berbagai lembaga dan sekolah-sekolah modern segera didirikan, baik dalam tingkat menengah kejuruan maupun sekolah-sekolah tinggi. Sekolah Tinggi Militer pertama didirikan pada tahun 1808, selanjutnya Sekolah Maktebi Ma’arif (semacam sekolah tinggi administrasi) yang mencetak tenaga-tenaga administrasi negara, administrasi perkantoran, administrasi bisnis, dan lainnya. Selain itu ada pula Sekolah Maktebi Ulumi Adabiyat untuk mencetak tenaga-tenaga terampil di bidang bahasa dan penerjemahan serta Sekolah Tinggi Kedokteran, dan Sekolah Tinggi Teknik.

Sebagai dampak dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, tentunya aspek kebudayaan juga mengalami perubahan dan perkembangan yang cukup berarti. Sebagian dampak itu ada yang bersifat positif dan ada pula yang bersifat negatif. Dampak positif misalnya budaya demokrasi yang menempatkan setiap orang memiliki hak dan kewajiban yang sama, budaya disiplin kembali ada, yang sebelumnya mulai pudar dikalangan umat Islam, budaya persamaan hak antara laki-laki dan perempuan. Sedangkan dampak negatifnya adalah budaya pergaulan bebas, meminum arak, berjudi, dan berfoya-foya yang sangat jauh dari ajaran Islam.

Manfaat yang dapat diperoleh oleh mempelajari sejarah perkembangan Islam pada masa modern adalah dapat meneladani perilaku berpegang teguh pada agama Islam, mencintai ilmu pengetahuan, dan mencintai budaya luhur.

Muhammad bin Abdul Wahhab lahir di Uyaina, Najed, Saudi Arabia pada tahun 1703 M. Ia seorang keturunan ulama terkemuka di wilayah itu. Muhammad bin Abdul Wahhab memandang persoalan tauhid merupakan ajaran yang paling dasar dalam Islam, sehingga apabila terjadi penyimpangan maka ia segera meluruskannya. Ia berpendapat:

  • Allah SWT yang harus disembah, apabila ada yang menyembah selain  Alloh SWT maka ia telah syirik.
  • Kebanyakan orang Islam tidak menganut paham tauhid yang sebenarnya, karena meminta pertolongan bukan kepada Alloh SWT.
  • Menyebut nama nabi, syekh, atau malaikat sebagai perantara dalam do’a juga merupakan syirik.

Pemikiran-pemikiran Muhammad bin Abdul Wahhab yang menarik untuk diperhatikan, antara lain:

  • Hanya Al Qur’an dan Hadits yang merupkan sumber asli ajaran Islam. Pendapat ulama, wali, dan atau siapa pun tidak bisa dijadikan sumber ajaran Islam.
  • Taklid kepada ulama dan wali tidak diperkenankan.
  • Pintu ijtihad tetap dibuka.
  • Gerakan Pan Islamisme Al Afgani
    Menurut Al Afgani salah satu sebab kemunduran umat Islam adalah karena tidak bersatu. Tali persaudaraan Islam telah terputus bukan hanya pada kalangan awam, akan tetapi juga pada kalangan ulama, kaum bangasawan, dan para penguasa Islam.

  • Majalah politik Al Urwatul Wutsqa
    Al Afgani menerbitkan majalah Al Urwatul Wutsqa. Akan tetapi, karena kekhawatiran dunia Barat tentang pengaruh besar Al Afgani dengan majalahnya itu, maka mereka melarang majalah tersebut masuk ke negara-negara Islam yang menjadi jajahan mereka. Meskipun demikian, ia tidak putus asa dan tetap berjuang membela kepentingan umat Islam secara menyeluruh melalui organisasinya Al Urwatul Wutsqa. Samapi akhirnya majalah itu diterbitkan kembali oleh para pengikutnya di Paris sepeninggal Al Afgani.
  • Modernisasi Politik
    Muhammad Abduh membentuk strategi politik pergerakan yang membuahkan hasil. Ia diangkat menjadi hakim suatu Pengadilan Negri. Pada tahun 1895 M ia diangkat sebagai anggota Majelis A’la dari Al Azhar.

  • Modernisasi pemerintahan (khilafah)
    Muhammad Abduh menekankan pada persatuan umat Islam sebagai kunci kemajuan umat Islam, maka Abduh memandang pendidikan univesal dan global sebagai langkah awal dalam pembentukan khilafah, dan untuk mendorong lahirnya sistem khilafah tersebut hendaknya di mulai dari mecerdaskan umat Islam. Maka pedidikan merupakan hak asasi bagi setiap muslim.
  • Modernisasi pemikiran Islam
    Rasyid Ridha atas dukungan Muhammad Abduh segera menerbitkan majalah Al Manar. Di dalam edisi pertama dinyatakan bahwa tujuan, visi dan misi Al Manar sama dengan Al Urwatul Wutsqa, antara lain mengadakan pembaruan di bidang agama, sosial, ekonomi, memberantas tahayul dan bid’ah yang masuk kedalam tubuh Islam, menghilangkan paham fatalisme di kalangan umat Islam, meningkatkan mutu pendidikan, dan membela umat Islam dari kesewenang-wenangan bangsa Barat.

  • Modernisasi tafsir Al Qur’an
    Muhammad Abduh memberikan kuliah tafsir selama enam tahun sampai ia meninggal tahun 1905 M dan semua catatan kuliahnya itu dirangkum oleh Rasyid Ridha untuk kemudian di muat dalam majalah Al Manar. Muhammad Abduh sempat memberikan tafsiran sampai dengan ayat 125 Surat An Nisa’ (jilid III dari tafsir Al Manar), da selanjutnya adalah tafsiran Muhammad Rasyid  Ridha.
  • Modernisasi politik pemerintahan
    Pada tahun 1907 M Mustafa Kemal menjadi Staf Umum di Salonika. Akan tetapi, padda tahun 1908 M setelah terjadi revolusi Turki oleh aktivis organisasi Persatuan dan Kemajuan, ia berniat masuk kedalam organisasi itu dengan tujuan agar dapat melakukan pembaruan di Turki. Pada saat perang dunia I berlangsung, Mustafa Kemal di angkat sebagai Panglima Divisi 19 yang bertugas membebaskan wilayah-wilayah tersebut dari kekuasaan asing. Tugas itu dapat ia laksanakan dengan baik dan musuh dapat di buat menjadi mundur dan Turki menjadi utuh kembali.
  • Modernisasi dan sekularisasi agama
    Mustafa Kemal melakukan sekularisasi dalam hal pemerintahan, pernikahan, dan pendidikan.
  • Reaksi ulama atas ide sekularisasi
    Para ulama dan mayoritas umat Islam tidak terima dengan penghapusan khalifah dan sultan. Bagi mereka Islam bisa di tegakkan melalui kekuasaan. Oleh sebab itu, mereka melakukan gerakan bawah tanah yang bertujuan tetap mempertahankan Islam dan nilai-nilai luhur dibumi Turki.

Nilai Positif Gerakan Modernisasi Islam

  • Nilai Persatuan
    Gerakan modernisasi dunia Islam mempunyai nilai dasar untuk menjalin persatuan dan kesatuan umat Islam yang selama ini terpecah-pecah karena perbedaan paham dan aliran.
  • Nilai Soladaritas
    Gerakan modernisasi dunia Islam mengandung nilai ukhuwah Islamiah, yaitu persaudaraan berdasarkan rasa senasib seperjuangan untuk membela Islam dalam suka dan duka.
  • Nilai Pembaruan
    Gerakan modernisasi dunia Islam mempunyai nilai-nilai tajdid yang meliputi aspek agama yang bebas dari tahayul, bid’ah, dan kufarat.
  • Nilai Jihad
    Gerakan modernisasi dunia Islam mengandung nilai perjuangan karena ingin menemukan kembali ajaran Islam yang penuh dengan dinamika perjuangan.
  • Nilai Kemerdekaan
    Gerakan modernisasi dunia Islam mengandung nilai kemerdekaan, terutama kemerdekaan berpikir.

Pengaruh Gerakan Modernisasi Islam Terhadap Perkembangan Islam di Indonesia

  • Bidang Akidah
    Dalam bidang akidah, gerakan ini berusaha melakukan pembaruan dalam pemahaman Islam karena banyak yang tidak sesuai dengan ajaran Islam, yaitu berkembangnya paham fatalisme dan masuknya budaya syirik, tahayul, bid’ah, serta kufarat kedalam ajaran Islam.
  • Bidang Politik
    Dalam bidang politik, gerakan ini berusaha melakukan pembaruan dengan tujuan membebaskan wilayah Indonesia dari cengkeraman penjajah Belanda.
  • Bidang Pendidikan
    Dalam bidang pendidikan, gerakan ini berusaha melakukan pembaruan dalam bidang pendidikan dengan cara melakukan perubahan kurikulum pendidikan dan memadukan dengan pendidikan modern.
  • Bidang Ekonomi
    Dalam bidang ekonomi, gerakan ini berusaha melakukan perubahan ekonomi karena rakyat Indonesia ketika itu banyak yang miskin.

Page 2

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA