Sebutkan perbedaan cerita fabel dengan cerita fiksi 3 perbedaan

Cerita fiksi dan nonfiksi merupakan hal umum yang ditemukan dalam dunia literasi. Kendati demikian, masih ada sebagian orang yang belum mengerti perbedaan antara kategori buku ini.

Cerita Fiksi

Cerita fiksi adalah sebuah cerita yang bersifat khayalan, rekayasa atau rekaan manusia. Selain itu, cerita fiksi bisa diartikan sebagai suatu karya yang menceritakan sesuatu yang tidak ada dan tidak perlu dicari kebenarannya.

Adapun contoh fiksi dapat berupa novel, hikayat, fabel, komik, dongeng, cerpen, dan legenda. Cerita ini dibuat dengan tujuan hiburan atau memperoleh kepuasan batin.

Sementara itu, mengutip buku "Bahasa Indonesiaku Bahasa Negeriku" oleh Atep Tatang dkk, buku fiksi diartikan sebagai sebuah buku yang memuat cerita bersifat khayali. Adapun yang termasuk dalam jenis buku ini adalah buku yang memuat karya sastra, bergenre prosa (cerpen, novel). Dengan demikian, buku fiksi identik dengan buku karya sastra, disebut juga buku narasi-imajinatif.

Cerita fiksi dapat diketahui lewat bentuk penulisannya. Untuk kategori buku yang satu ini, penulis biasanya menuturkan cerita berdasarkan imajinasi dan kreativitas yang sifatnya khayalan, sehingga bebas untuk menuliskannya dalam bentuk apa pun.

Cerita fiksi mempunyai kelebihan dalam hal ide dan gagasan yang lebih lepas.Tulisan ini juga mampu menggugah emosi pembacanya. Walau demikian, cerita fiksi umumnya mengandung sejumlah unsur interinsik, yakni:

Advertising

Advertising

Tema adalah pokok masalah yang terdapat dalam cerita.

Latar adalah tempat, waktu, dan atau suasana terjadinya peristiwa dalam cerita.

Plot adalah jalan cerita yang ditambah dengan konflik. Dalam suatu cerita, peristiwa demi peristiwa dibangun demi terciptanya suatu rangkaian cerita. Peristiwa A menimbulkan cerita B, cerita B jadi penyebab peristiwa C, dan seterusnya.

Tokoh adalah karakter yang menggerakan cerita. Sementara penokohan adalah gambaran mengenai pelaku atau tokoh-tokoh cerita, baik keadaan lahirnya maupun keadaan batinnya.

Sudut pandang merupakan teknik yang digunakan pengarang dalam bercerita. Secara garis besar, sudut pandang dibagi menjadi dua, yakni sudut pandang orang pertama dan sudut pandang orang ketiga. Artinya, pengarang dapat menggunakan teknik aku-an (orang pertama) atau teknik dia-an (orang ketiga).

Amanat mengacu pada hal yang hendak disampaikan pengarang kepada pembaca, yang berkaitan dengan tema. Amanat disebut juga hikmah cerita.

Cerita Nonfiksi

Nonfiksi memuat cerita  atau narasi yang tidak khayali atau narasi-faktual. Artinya, buku fiksi bersifat realitas atau apa-apa yang dimuat mungkin terjadi. Sedangkan, buku nonfiksi bersifat aktualitas atau yang benar-benar terjadi.

Adapun yang masuk dalam kategori nonfiksi ialah buku sejarah, biografi, dan buku yang memuat cerita perjalanan.

Ciri-ciri buku nonfiksi biasanya tidak menggunakan gaya bahasa, menggunakan bahasa yang sifatnya denotatif, dan ditulis berdasarkan kajian.

Contoh Cerita Fiksi dan Nonfiksi

Berikut sepenggal contoh cerita fiksi dan nonfiksi.

Cerita Fiksi

Ketika tidak menemukan Dytia di rumahnya sepagi ini, Faisal sudah merasa tidak enak. Ia segera melarikan mobilnya ke rumah sakit. Dan tatkala melihat mobil Dokter Gutnandi, sebuah mobil polisi, dan sebuah mobil ambulan diparkir malang melintang seenaknya di depan rumah sakit, Faisal segera menduga, sesuatu yang herbat sudah terjadi di dalam sana.

“Pradoto coba membunuh diri,” gerutu Dokter Gutnandi yang sedang sibuk melakukan pertolongan pertama. “Manusia yang satu ini memang aneh. Bahkan, waktu dia sakit dulu, aku lebih gampang menebak kemauannya. Belakangan ini dia selalu melakukan hal-hal yang tidak terduga.”

“Lukanya parah?”

“Cukup parah. Akan ku bawa dia langsung ke kamar operasi.”

“Di mana Dytia?”

“Di kamar sebelah. Suster Retno sedang mencoba menenangkannya.”

Bergegas Faisal mencari Dytia di kamar sebelah. Begitu melihat Faisal, dia segera mengundurkan dir dan menutup pintu tanpa perlu disuruh lagi.

....

(Ketika Cinta Harus Memilih, Mira W)

“Adakah” ia tidur semalam?” tanya tuan dokter perlahan-lahan kepada penjaga yang berdiri dekat sebuah tempat tidur. Di tempat tidur itu terhantar seorang-orang sakit. Mukanya pucat, kepala dan dadanya berbalut dengan kain putih.

“Ya, tuan,” jawab penjaga itu dengan hormat. “Dari pukul sembilan hingga pukul tiga lewat ia mengaduh-aduh kesakitan. Sudah itu sampai sekarang ia tidur kembali dengan tenang.”

“Bagus,bagus!” kata dokter itu pula, lalu ia menghampiri si sakit itu. “Ya, betul! Tetapi kamu harus hati-hati menjaga dia, obat dalam botol itu tak usah dipakai lagi!”

Sesudah itu, dokter pergi ke kamar lain.

(Si Jamin dan Si Johan “Pikir Dahulu Pendapatan, Sesal Kemudian Tak Berguna”, Merari Siregar)

Contoh Nonfiksi

Ironisnya, sampai akhir era 1980-an, kaum laki-laki secara eksklusif selalu menjadi subjek dalam riset medis, karena diasumsikan bahwa data yang dikumpulkan dari satu jenis kelamin saja telah dapat memberikan hasil mendalam yang akurat pada kedua jenis kelamin. Kita mengabaikan kaum perempuan, terutama mereka yang masih dalam usia subur, sebagai usaha untuk melindungi sistem reproduksi mereka dari risiko uji coba klinis.

Kita juga mengkhawatirkan soal bahayanya kondisi janin yang berada di dalam kandungan selama berjalannya riset. Yang paling penting, jenis kelamin baik secara biologis maupun tinjauan gender, dianggap tidak relevan terhadap kesehatan manusia. Hal yang terjadi pada salah satu jenis kelamin – demikian pemikiran para peneliti – akan terjadi pula pada jenis kelamin yang lainnya.

Asumsi ini adalah salah satu kesalahan terbesar dalam pemikiran medis. Saat kita mulai fokus pada kesehatan perempuan pada era tahun 1990-an dan membandingkan data yang diperoleh dari kaum laki-laki, kami baru menemukan perbedaan yang sangat di luar dugaan dan sangat penting antara jenis kelamin di dalam setiap sistem tubuh.

Otak, tulang, sistem pencernaan, sistem endokrin – bahkan kulit yang membungkus tubuh kita – sangatlah berbeda. Perbedaan-perbedaan inilah yang memengaruhi fungsi normal kita serta cara laki-laki dan perempan menghadapi penyakit.

Sebagai hasil konvensi panel para ahli yang diselenggarakan oleh National Academy of Medicine yang mempelajari persoalan itu, mereka menyatakn bahwa, “Jenis kelamin memegang peranan yang sangat penting. Ia berpengaruh terhadap hal-hal yang tak terduga. Tak diragukan lagi, persoalan jenis kelamin juga berpengaruh pada hal-hal yang belum mulai kita bayangkan.”

(Why Men Die First, Marianne J. Legato).

Perbedaan Fabel dan Cerpen – Sastra adalah kata yang berasal dari istilah Sansekerta yang terdiri dari akar kata sas artinya mengajar, memberi petunjuk, dan instruksi. Sedangkan untuk akhirannya yakni Tra artinya alat, sarana. Maka secara etimologi, yang dimaksud dengan pengertian sastra adalah kumpulan alat untuk mengajar, buku petunjuk atau buku pengajaran yang baik.

Sedangkan untuk arti sastra secara terminologi, belum terdapat definisi yang baku ditemukan. Hal itu karena istilah ini mempunyai sebutan yang berbeda-beda di setiap negara. Bahkan dalam cakupan untuk membahas ilmu sastra tidak bisa dipisahkan dengan banyaknya karya-karya sastra didunia ini. Dalam kehidupan ini terdapat berbagai macam contoh karya sastra yaitu: Dongeng, legenda, fabel, puisi, drama, cerita pendek, dan novel.

Pada pembahasan kali ini penulis akan membahas mengenai kedua hal contoh karya sastra yaitu Fabel dan Cerpen. Maka dari itu apasih yang dimaksud dengan Fabel dan Cerpen serta perbedaan mendasar fabel dan cerpen terletak pada hal apa saja? Adapun jawaban dari pertanyaan demikian dimana penjelasannya dapat dilihat dibawah ini:

1. Pengertian Fabel Adalah

Secara umum, yang dimaksud dengan pengertian Fabel adalah cerita tentang kehidupan binatang yang berperilaku layaknya manusia. Fabel adalah karya sastra yang termasuk dalam jenis cerita fiksi. Sehingga bisa dikatakan bahwa Fabel bukanlah cerita tentang kehidupan nyata. Dalam karya sastra ini, didalamnya terkadang terkandung cerita yang berisi pesan moral. Dalam cerita fabel, terkadang karakter-karakter yang dimiliki oleh manusia diceritakan dalam bentuk hewan.

Walaupun demikian, perlu ditekankan bahwa Fabel adalah cerita khayalan dan bukan kisah nyata. Hal itu sebagaimana dari definisi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) bahwa Fabel adalah cerita yang menceritakan kehidupan hewan yang berperilaku menyerupai manusia. Cerita jenis ini bersifat khayalan dan tidak mungkin kisah nyata.

Baca Juga: 

Pengertian Cerpen dan Ciri-Ciri Cerpen 

Dengan kata lain bahwa Fabel adalah menceritakan kehidupan hewan yang menyerupai perilaku manusia. Cerita fabel bersifat khayalan. Teks fabel mempunyai bagian-bagian atau struktur alur dalam penyusunannya yang terdiri dari orientasi, komplikasi, resolusi, dan koda.

2. Pengertian Cerpen Adalah

Sedangkan yang dimaksud dengan Pengertian Cerpen adalah suatu bentuk bentuk prosa naratif fiktif. Kepanjangan atau singkatan Cerpen berasal dari Cerita Pendek yang artinya karya sastra ini cenderung padat dan langsung pada tujuannya dibandingkan dengan karya sastra seperti novella (dalam pengertian modern) dan novel.

Perlu diketahui bersama bahwa Cerita Pendek atau cerpen tidaklah ditentukan dari sedikit banyaknya halaman untuk bisa mewujudkan cerita itu, ataukah dari sedikit tokoh yang ada dalam cerita itu. Melainkan yang dimaksud Cerpen pada dasarnya adalah terletak pada ruang lingkup permasalahan yang ingin disampaikan oleh pengarang dalam bentuk karya sastra itu.

Maka dari itu, Cerita yang pendek belum bisa disebut atau digolongkan sebagai salah satu contoh cerpen. Kecuali jika ruang lingkup dan permasalahan yang terdapat dalam cerita itu memenuhi persyaratan sebagaimana aturan dan syarat membuat Cerpen.

Baca Juga: 

Unsur-Unsur Intrinsik Cerpen

Untuk lebih memahami Cerpen bisa dengan menyimak definisi ini bahwa Cerpen adalah wadah yang dipakai oleh pengarang untuk menyuguhkan sebagian kecil kehidupan tokoh yang menarik perhatian pengarang. Jadi cerita senantiasa memusatkan perhatiannya pada tokoh utama dan permasalahannya yang paling menonjol dan menjadi tokoh cerita pengarang, serta punya efek tunggal, karakter, alur, dan latar yang terbatas.

3. Perbedaan Mendasar Antara Fabel Dengan Cerpen Terletak Pada?

Berbicara soal perbedaan mendasar antara Fabel dengan cerpen terletak pada tokoh yang berada di dalamnya. Sebab Fabel tersebut bercerita soal hewan-hewan yang dapat berpikir dan bertindak layaknya manusia.

Sedangkan cerpen adalah cerita pendek yang didalamnya menceritakan tentang kehidupan manusia. Sehingga apabila terdapat contoh soal yang menuliskan “apa perbedaan mendasar antara fabel dengan cerpen terletak pada:“

Jawaban: Tokoh

Demikianlah informasi mengenai topik yang berjudul Perbedaan Antara Fabel & Cerpen Terletak Pada? Ini Artinya. Semoga informasi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Sekian dan terima kasih. Salam berbagi teman-teman.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA