Sebutkan 3 perubahan emosi pada anak laki-laki di masa pubertas

Bagi anak laki-laki, pubertas biasanya dimulai sekitar usia 12 tahun namun ada juga yang dimulai sejak usia 9 tahun. Selama pubertas, hormon dan zat kimia tubuh dilepaskan sehingga membuat perubahan-perubahan psikologis pada remaja laki-laki. Berikut 5 dampak psikologis remaja laki-laki saat pubertas.

Rendahnya rasa percaya diri

Saat pubertas, para remaja lebih sering bergelut dengan keinginan diterima dan mencoba masuk di kalangan teman-temannya. Ketika tubuh mulai berubah, mereka mungkin merasa berbeda dan sangat sadar akan perubahan ini. Ketidakpuasan pada penampilan tubuh dapat berakibat pada penurunan rasa percaya diri. Pada hal ini Mama Papa memiliki peran yang sangat penting, untuk membuatnya merasa istimewa. Sempatkan untuk selalu berbincang-bincang mengenai banyak topik dengannya.

Perubahan suasana hati

Remaja dikenal dengan hormon yang liar dan perubahan suasana hati yang drastis saat puber. Suasana hati remaja yang sedang mengalami pubertas biasa bervariasi, antara antusias, marah, cemas dan depresi. Pada saat ini mungkin saja remaja akan tampak sangat sering mengalami perubahan suasana hati yang ekstrem dan mungkin sangat sulit diprediksi oleh orangtua.

Kesadaran seksual

Ketika mengalami perubahan hormon remaja laki-laki mulai melihat jenis kelamin yang berbeda dengan pandangan baru. Umumnya mereka juga mulai mengembangkan ketertarikan seksual. Pada waktu-waktu ini sangat normal apabila remaja laki-laki mulai terlibat dalam hubungan romantis dan bereksperimen dengan perilaku fisik.

Beberapa remaja laki-laki akan merasa malu saat pertama kali mengalami pubertas. Nah, Mama Papa memiliki peran untuk memberikan edukasi seksual terhadap mereka, lebih tepatnya Papa. Dengan pengalaman yang sama, anak akan cenderung lebih terbuka dan percaya pada Papa.

Perubahan dalam ekspresi emosi

Dalam hubungannya dengan emosi, kebanyakan remaja akan mengeksplorasi cara-cara berbeda untuk mengekspresikan emosi mereka. Contohnya, anak yang tadinya senang menyapa dengan ceria dan memeluk, bisa saja berubah menjadi remaja yang tidak terlalu suka skinship. Perubahan ini sangat normal karena ia telah bertumbuh sebagai seseorang yang mulai paham akan privasi.

Pembentukan identitas

Perubahan mental pada remaja laki-laki akan memungkinkannya untuk mempertimbangkan siapa diri mereka. Hal ini juga menjawab pertanyaan mengenai alasan banyak anak remaja laki-laki senang ikut sesuatu yang menantang. Pada masa ini mereka cenderung mengeksplorasi banyak komunitas yang cocok untuk dijadikan identitas diri.

Baca Juga : Penyebab dan Cara Atasi Anak Menjadi Pelaku Bullying

You got lucky! We have no ad to show to you!

Iklan

Masa pubertas pada anak laki-laki biasanya dimulai ketika seorang anak mulai menginjak usia 8 sampai 10 tahun, dan akan berhenti ketika mereka memasuki umur 15 sampai 16 tahun. 

Banyak faktor yang dapat memengaruhi itu semua. Yang terpenting, Anda mengetahui ciri pubertas pada anak dan memerhatikan berbagai perubahan pada tubuh anak, sehingga Anda bisa mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak pada masa ini.

Parents, Jangan Lewatkan Masa Pubertas Anak 

Jangan sampai Anda melewatkan masa pubertas anak. Masa pubertas bisa menjadi masa terakhir pertumbuhan dan perkembangan anak. Di masa inilah terjadi puncak pertumbuhan (growth spurt) anak, yang merupakan masa pertumbuhan kedua tercepat setelah masa bayi. Pada masa ini, nutrisi dan aktivitas fisik yang cukup mampu mendukung pertumbuhan anak, seperti tinggi badan anak.

Masa pubertas pada anak laki-laki dianggap mengalami keterlambatan jika hingga 12 tahun suara anak belum mengalami perubahan. Namun, bukan hanya itu. Kenali tanda-tanda lainnya, untuk mengantisipasi pubertas datang terlambat atau bahkan lebih awal.

Masa Pubertas Bisa Dialami Lebih Awal atau Terlambat

Masa pubertas pada anak laki-laki dimulai dengan penis yang membesar, perubahan suara yang menjadi lebih berat, kontur otot tubuh akan lebih jelas, dada lebih bidang, dengan pundak yang melebar. Kondisi ini umumnya mulai terjadi pada usia 9-14 tahun. Perubahan bentuk tubuh pada masa pubertas, disebabkan oleh peningkatan produksi hormon testosteron pada pria.

Penyebab masa pubertas datang lebih awal atau terlambat

Masa pubertas pada anak laki-laki sangat jarang sekali datang lebih awal, berbeda dengan anak perempuan yang datang lebih awal.  Pada anak lelaki, jika testis belum berkembang menjadi lebih besar hingga usia 14 tahun maka bisa dikatakan mengalami keterlambatan masa pubertas.

You got lucky! We have no ad to show to you!

Iklan

Tanda Masa Pubertas pada Anak laki-laki

1. Mengalami Perubahan Fisik, Baik Berat dan Tinggi Badan 

Kedua hal ini adalah tanda pertumbuhan dan perkembangan yang jelas. Anak laki-laki akan mengalami percepatan pertumbuhan pada awal pubertas yang dimulai dengan penambahan berat dan tinggi badan.

Pertumbuhan terus berlanjut. Ukuran ini biasanya bergantung dengan faktor genetik. Jadi kalau orang tua berperawakan tinggi dan berisi, bersiaplah si kecil akan tumbuh juga mengarah ke sana.

Masa pubertas pada anak laki-laki

You got lucky! We have no ad to show to you!

Iklan

2. Tumbuh Rambut pada Area Kemaluan

Salah satu tanda pubertas yang paling terlihat adalah tumbuhnya rambut pada organ intim anak. Pertumbuhan ini berlanjut selama lebih dari empat tahun atau kira-kira sampai rambut menyebar ke paha bagian dalam. Tidak ketinggalan, rambut juga tumbuh pada ketiak anak.

3. Perubahan Suara

Perubahan suara juga menjadi salah satu ciri paling signifikan. Anak laki-laki Anda akan memiliki suara yang lebih berat, dan bisa jadi ini berlangsung tanpa anak menyadarinya.

4. Wajah Timbul Jerawat

Meski tidak semua wajah anak timbul jerawat, tapi kebanyakan dari mereka akan memiliki jerawat pada beberapa spot wajah. Anda tidak perlu khawatir, tapi Anda bisa membantu menekan produksi jerawat dengan memastikan ia rajin mencuci wajah, anak hanya mengonsumsi makanan yang bersih dan sehat saja.

5. Perubahan pada Payudara

Anak laki-laki juga akan mengalami payudara,  tidak hanya terjadi pada anak perempuan. Hal ini dikarenakan adanya pengendapan lemak di bawah puting. Tidak semua anak laki-laki mengalami hal ini. Namun, ini adalah perubahan sementara saja, dan semakin terlihat pada anak dengan obesitas

You got lucky! We have no ad to show to you!

Iklan

6. Alami Mimpi Basah

Anak juga akan mengalami mimpi basah atau keadaan keluarnya cairan semen dari kemaluannya saat anak sedang tidur. Jadi, jika Anda mendapati celana anak memiliki bekas seperti sperma, maka mereka sudah resmi memasuki masa pubertas.

7. Mengalami ereksi

Tidak hanya pada orang dewasa, ereksi juga bisa dialami anak laki-laki. Misalnya, saat ia melihat adegan ‘panas’ di film, maka hal ini bisa merangsangnya.

Meskipun tergolong wajar, pastikan anak tetap berada dalam pengawasan orang tua. Pastikan anak laki-laki Anda mendapatkan edukasi yang benar tentang seks pula, agar ia dapat menjaga kesehatan organ reproduksinya secara tepat pula.

8. Perubahan Emosi dan Perilaku

Salah satu tanda masa pubertas pada anak laki, ditandai dengan adanya perubahan emosi pada diri anak. Termasuk perubahan perilaku. Anak akan lebih memerhatikan penampilannya, baik lewat cara berpakaian hingga kesehatan kulit, di mana saat ia tumbuh jerawat akan lebih menjaga kesehatan kulitnya. 

You got lucky! We have no ad to show to you!

Iklan

Hubungi dokter jika terjadi keterlambatan masa pubertas 

Namun jika Anda tidak menemukan kondisi ini, langkah pertama untuk menanganinya adalah dengan memeriksakan diri ke dokter. Masa pubertas yang datang lebih awal maupun datang terlambat perlu diatasi sesuai penyebabnya. Bila diperlukan, dokter dapat memberikan obat-obatan untuk mengatur kadar hormon dalam tubuh.

Semoga Parents bisa mendampini masa pubertas pada anak laki ini dengan baik, ya!

***

Baca juga: 

7 Ciri Anak Remaja Jatuh Cinta, Salah Satunya Sampai Lupa Makan!

You got lucky! We have no ad to show to you!

Iklan

5 Ragam Kenakalan Remaja yang Wajib Parents Waspadai dan Tips Mengatasinya

Parents, Waspadai Dampak Pubertas Dini Pada Anak Anda!

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA