Seberapa besar pengaruh energi yang dihasilkan terhadap keberlangsungan hidup kantong semar

Tumbuhan kantong semar (Nepenthes sp.) diklasifikasikan sebagai tumbuhan karnivora karena memangsa serangga. Kemampuannya itu disebabkan oleh adanya organ berbentuk kantong yang menjulur dari ujung daunnya. Organ itu disebut pitcher atau kantong. Kantong semar hanya hidup di daerah tropis dan Indonesia adalah pusat penyebaran utamanya. Dari 83 spesies Nepenthes sp. yang diketahui saat ini, 55 (lebih dari 60 persen) di antaranya terdapat di Indonesia.

Kemampuannya yang unik dan asalnya yang dari negara tropis itu menjadikan kantong semar sebagai tanaman hias pilihan yang eksotis di Jepang, Eropa, Amerika, dan Australia. Sayangnya, di negaranya sendiri justru tak banyak yang mengenal dan memanfaatkannya, baik untuk bisnis maupun penelitian. Bahkan beberapa spesiesnya masuk daftar tumbuhan yang terancam punah, seperti yang terpampang pada iklan Yayasan Kebun Raya Bogor di bundaran Hotel Indonesia, Jakarta.

Satu topik penelitian yang menarik dari tumbuhan ini adalah bagaimana ia dapat memakan serangga sehingga ada yang menyebutnya "tumbuhan buas ". Penelitian Slack (1979) menunjukkan bahwa pada bagian tutup kantong terdapat kelenjar nektar yang menarik serangga, khususnya semut. Penelitian lebih baru oleh Merbach dan tim (2002) menunjukkan bahwa Nepenthes albomarginata memiliki rambut halus putih pada bibir kantong yang menjadi makanan semut. Bibir kantong itu berlapis lilin yang licin, sehingga serangga mudah tergelincir ke dalam kantong yang berisi cairan, seperti ditunjukkan Owen dan Lennon (1999).

Untuk lebih mempermudah semut naik sampai atas bibir kantong, beberapa Nepenthes sp. memiliki kantong dengan sayap yang pada sisi-sisinya ada rambut menyerupai tangga. Di dalam kantong terdapat cairan yang berfungsi seperti cairan lambung manusia. Cairan itu bersifat asam dengan pH 2,8-4,9, yang memungkinkan tubuh serangga rusak.

Untuk dapat diambil zat gizinya, komponen tubuh serangga perlu dihancurkan sampai molekul penyusunnya. Tugas ini dilakukan oleh berbagai enzim--protein yang mengkatalis reaksi kimia. Contohnya enzim kitinase yang mengurai cangkang serangga. Yang lebih dominan dan banyak jumlahnya adalah enzim protease, yang mengurai protein dari tubuh serangga. Enzim ini populer dengan nama nepenthesin (paduan kata "Nepenthes " dan "protein "). Pertama kali dikarakterisasi oleh Jentsch (1972), lalu gen pengkode proteinnya diklon oleh Chung-Il (2001) dan Althauda (2004).

Kantong semar mempunyai kemampuan unik lain, yaitu dapat membentuk kantong yang berbeda dari tumbuhan yang sama. Kantong yang menggantung dan berada di atas tanah disebut kantong atas, sementara kantong yang berada di atas tanah disebut kantong bawah. Fenomena dimorfisme ini tampak jelas pada tumbuhan kantong semar Nepenthes gymnamphora yang penulis amati di Taman Nasional Gunung Halimun, Jawa Barat.

Kantong atas berwarna hijau karena kandungan klorofil memungkinkannya melakukan fotosintesis seperti daun, sementara kantong bawah yang terlindung dari sinar matahari berwarna merah menyala. Pilihan ini bukan tanpa alasan. Serangga terbang yang menjadi mangsa kantong atas tidak terlalu membutuhkan rangsangan warna, sementara semut yang menjadi "santapan " kantong bawah perlu dipikat dengan warna yang mencolok.

Moran (1996) mengamati perbedaan jenis serangga yang ditangkap oleh dua jenis kantong itu. Apakah perbedaan mangsa dan bentuk kantong itu juga berpengaruh pada komposisi protein di dalam kantong Kami berhasil mengisolasi protein dalam cairan kantong atas dan kantong bawah dari N. gymnamphora dari Taman Nasional Gunung Halimun untuk pertama kalinya di dunia baru-baru ini. Dari masing-masing 800 mililiter cairan yang dikumpulkan dari kantong, dapat dimurnikan protein sebanyak 1 ml.

Keragaman protein dianalisis dengan teknik SDS-PAGE yang menampakkan pola pita protein yang ada. Pemurnian dilakukan dengan teknik kromatografi kolom penukar ion. Hasilnya mencengangkan. Ternyata keduanya menunjukkan pola pita protein yang sama persis. Dua jenis protein yang utama diduga terdapat dalam cairan kantong tersebut. Uji aktivitas terhadap protein yang telah dimurnikan menunjukkan bahwa protein itu adalah enzim protease yang kemungkinan besar adalah Nepenthesin I dan Nepenthesin II (gambar 2).

Penelitian ini merupakan awal dari usaha bertani protein menggunakan tanaman endemik Indonesia ini.

Penulis : Arief Budi Witarto (Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI) Sumber : Koran Tempo (19 Januari 2006)

Akses instan ke jawaban di aplikasi kami

Dan jutaan jawaban atas pertanyaan lain tanpa iklan

Lebih pintar, unduh sekarang!

atau

Lihat beberapa iklan dan buka blokir jawabannya di situs

Jawaban:setengahnya

Penjelasan:

karena bukan dari serangga saja . tapi dari unsur tanah tempat kantong semar tumbuh

Jawaban:Serangga

Penjelasan:

Seekor serangga terjebak di dalam kantong semar. (willa widiana)

Kantung semar merupakan salah satu tumbuhan yang hidup di Malaysia, Filipina, Sri Lanka, hingga Indonesia (Sumatera dan Kalimantan). Agar bisa hidup, tanaman akan menyerap zat hara yang ada di dalam tanah. Tetapi, mengapa kantung semar memakan serangga? Apa tujuan kantung semar memakan serangga?

Evolusi

Kenji Fukushima, dari State University of New York melakukan penelitian kepada tiga jenis kantung semar, yakni Cephalotus follicularis dari Australia, Sarracenia purpurea dari Amerika Serikat, dan Nepenthes alata dari Asia.

Dari hasil penelitian itu diketahui, bahwa kantung semar memerlukan gizi (fosfor dan nitrogen) untuk hidup. Tapi, kebanyakan kantung semar tinggal di lingkungan yang kurang gizi. Untuk memenuhi kebutuhan gizinya, kantung semar pun berevolusi menjadi tanaman pemakan serangga. Dengan mengonsumsi serangga, kebutuhan gizi kantung semar pun bisa terpenuhi.

Mengubah protein

Kantung semar memiliki protein yang digunakan untuk menangkal penyakit. Tapi, setelah berevolusi, protein itu diubah menjadi enzim (cairan) yang bisa membantu mencerna serangga yang terperangkap.

Oiya, enzim yang dimiliki kantung semar itu ada dua jenis, yakni kitinase (cairan ini bertugas memecah rangka keras milik serangga) dan asam fosftase (cairan ini bertugas menyerap kandungan fosfor yang ada di dalam serangga).

Jebakan

Kantung semar bisa menghasilkan nektar. Nektar itu akan menari perhatian serangga untuk datang. Serangga yang datang akan terpeleset, karena kantung semar memiliki daun berlapis lilin. Jika serangga sudah masuk ke dalam perutnya, proses pencernaan pun akan segera dimulai.

Foto: Creative Commons

Published by adi on 1 December 2015

Oleh: Eko Jati S (Pengendali Ekosistem Hutan TN Sebangau)

Ingatkah anda satu decade yang lalu tumbuhan karnivor yang banyak tumbuh liar di lantai hutan Kalimantan ini begitu mempesona dan naik daun diantara penghobi tanaman hias? Ya Nephentes sp, si cantik yang berbentuk seperti kantong atau lebih mirip perut semar ini menjadi kebanggaan bagi Taman Nasional Sebangau, lebih-lebih jika menilik status konservasinya yang sudah terancam punah.

Nama Nepenthes berasal dari bahasa Yunani: ne = tidak, penthos = kesedihan, kesedihan; mengacu pada obat kuno “Nepenthe”. Nepenthes ini dikenal sebagai tanaman Pitcher tropis atau Piala Monyet. Nama Piala monyet diberikan karena biasanya monyet minum dari tumbuhan ini. Nepenthes masuk dalam genus tanaman karnivora monotypic, terdiri dari sekitar 117 spesies terdiri dari hibrida alami dan budidaya. Nephentes adalah tanaman merambat dan ditemukan di Cina Selatan, Indo-China, Thailand, Malaysia, Indonesia, dan Filipina.

Keanekaragaman tertinggi terdapat di Kalimantan dan Sumatera, di mana banyak spesies endemik ditemukan. Di Kalimantan, ada 31 jenis Nepenthes, yang 15 ditemukan di Sabah. Kantong semar pertama kali dikenalkan oleh J.P Breyene pada tahun 1689. Di Indonesia sebutan untuk tumbuhan ini berbeda antara daerah satu dengan lainnya. Sampai saat ini terdapat 103 jenis yang sudah dipublikasikan (Karjono, 2006). Tumbuhan ini diklasifikasikan sebagai tumbuhan karnivora karena memakan serangga melalui kantong yang merupakan perpanjangan dari ujung daun. Klasifikasi ilmiah: Kerajaan : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Caryophyllales Famili : Nepenthaceae Dumrot

Genus : Nephentes L

Habitat
Kantong semar hidup ditempat-tempat terbuka atau agak terlindung yang miskin unsur hara dan memiliki kelembaban udara cukup tinggi. Tanaman ini hidup di hutan hujan tropik dataran rendah, hutan pegunungan, hutan gambut, hutan kerangas, gunung kapur, dan padang savana. Berdasarkan ketinggian tempat tumbuhnya, kantong semar dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok yaitu kantong semar dataran rendah, menengah dan dataran tinggi.

Peta Penyebaran kantung Semar

Penyebaran

Kantong semar tumbuh dan tersebar mulai dari Australia bagian utara, Asia Tenggara, hingga Cina bagian selatan. Indonesia sendiri memiliki Pulau Kalimantan dan Sumatera sebagai surga bagi habitat tanaman ini. Dari 64 jenis yang hidup di Indonesia, 32 jenis diketahui terdapat di Borneo (Kalimantan, Serawak, Sabah dan Brunei) sebagai pusat penyebaran kantong semar. Pulau Sumatera menempati urutan kedua dengan 29 jenis yang sudah berhasil diidentifikasi. Keragaman jenis kantong semar di pulau lainnya belum diketahui secara pasti. Namun berdasarkan hasil penusuran herbarium di Herbarium Bogoriense, Bogor ditemukan bahwa di Sulawesi minimum sepuluh jenis, Papuan sembilan jenis, Maluku empat jenis, dan jawa dua jenis (Mansur, 2006).

morfologi kantong semar

Morfologi
Pada umumnya, Nepenthes memiliki tiga macam bentuk kantong, yaitu kantong atas, kantong bawah, dan kantong roset. Kantong atas adalah kantong dari tanaman dewasa, biasanya berbentuk corong atau silinder, tidak memiliki sayap, tidak mempunyai warna yang menarik, bagian sulur menghadap ke belakang dan dapat melilit ranting tanaman lain, kantong atas lebih sering menangkap hewan yang terbang seperti nyamuk atau lalat, kantong jenis ini jarang bahkan tidak ditemui pada beberapa spesies, contohnya N. ampullaria. Kantong bawah adalah kantong yang dihasilkan pada bagian tanaman muda yang biasanya tergelatak di atas tanah, memiliki dua sayap yang berfungsi sebagai alat bantu bagi serangga tanah seperti semut untuk memanjat mulut kantong dan akhirnya tercebur dalam cairan berenzim di dalamnya, adapun kantong roset, memiliki bentuk yang sama seperti kantong bawah, namun kantong roset tumbuh pada bagian daun berbentuk roset, contoh spesies yang memiliki kantong jenis ini adalah N. ampullaria dan N. gracilis. Beberapa tanaman terkadang mengeluarkan kantong tengah yang berbentuk seperti campuran kantong bawah dan kantong atas.

Manfaat Kantong Semar
Dahulu tanaman ini hanya dipandang sebagai tanaman unik dan eksklusif, namun seiring dengan perkembangan zaman tanaman ini lebih jauh dilirik orang karena manfaat yang dimiliki cukup banyak.

Banyak daerah-daerah tertentu meyakini bahwa air yang tersimpan dalam kantong dapat dipakai sebagai obat pencegah ngompol bagi balita caranya yakni dengan menuangkan sebahagian air diatas kepala bayi dan siasanya diminumkan ke bayi tersebut. Juga beberapa daerah menyakini bahwa air dalam kantong akan memperlancar proses persalinan ibu yang akan melahirkan, air yang digunakan berasal dari kantong yang belum terbuka.
Selain hal-hal yang telah disebutkan, tersebut diatas kantong semar memiliki fungsi yang tak kalah penting, diantaranya :

  1. Sebagai Indikator Iklim
    Jika pada suatu kawasan atau areal di tumbuhi oleh Nepenthes, berarti tingkat curah hujan cukup tinggi, kelembabannya diatas 75% dan tanahnya miskin unsur hara.
  2. Tumbuhan obat
    Cairan dari kantong yang masih tertutup, digunakan sebagai obat batuk.
  3. Sumber Air Bagi Petualang
    Bagi para pendaki gunung yang kehausan kantong semar merupakan sumber air yang layak minum PH-nya netral (6-7), tetapi air yang bias diminum adalah yang berada dalam kantong yang masih tertutup, karena kantong yang terbuka sudah terkontaminasi dengan jasad serangga yang masuk kedalam. Jika kantong sudah terbuka PH air didalamnya 3 dan rasanya menjadi masam.
  4. Sebagai Pengganti Tali
    Batang kantong semar ini bisa di gunakan sebagai pengganti tali untuk pengikat barang. Dari segi estetika, maka tanaman Kantong Semar ini banyak diminati para pencinta tanaman hias, apalagi bentuknya yang unik ,warna yang menarik, mudah tumbuh yang akan menambah koleksi tanaman hias langka bagi para pencinta tanaman hias.

Di Sebangau sendiri tercatat terdapat empat jenis nephentes yaitu :

Nepenthes ampularia Jack

Nepenthes ampularia Jack

Spesies ini menyebar secara luas, dari Thailand, Semenanjung Malaysia, Singapura, Sumatra ke New Guinea. Habitatnya adalah tanah basah dengan humus tebal di hutan kerangas, hutan rawa gambut dan hutan rawa yang rusak. Mudah dikenali dengan membentuk mawar di tanah dan biasanya tanpa kantong atas. Tutupnya sempit dan sering melipat.

Nepenthes-gracilis

Nepenthes gracilis Korthals

Ditemukan di Kalimantan, Thailand, Semenanjung Malaysia, Singapura dan Sulawesi. Spesies ini bahkan dapat ditemukan di pinggir jalan, toleran terhadap jenis tanah, tingkat cahaya, air dan jenis vegetasi. Umum ditemukan di rawa gambut dan hutan kerangas. Spesies ini berbentuk ramping dengan daun tanpa tangkai daun.

Nepenthes mirabilis (Lour.) Druce

Tersebar di Kalimantan, Sumatera, Thailand, Semenanjung Malaysia, Maluku, Sulawesi, Papua Nugini, Australia, Filipina, Jawa, Indochina, Cina, Hong Kong, Macau, dan pulau Palau.

Bentuk khas mirabilis N memiliki daun tipis dan halus. Kantong atas memiliki berbeda ‘hip’ sekitar sepertiga dari jalan sampai pitcher. Umumnya ditemukan di tempat terbuka, daerah rawa yang sering terendam.

Nepenthes rafflesiana Jack

Terdistribusi di Kalimantan, Sumatera, Semenanjung Malaysia dan Singapura. Habitat khas: tempat terbuka, berpasir, area basah; rawa gambut dan hutan kerangas. Umumnya berbentuk besar, dengan bagian depan terangkat mulai dari Peristom. kantung atas yang baik murni hijau atau putih, atau memiliki bintik-bintik ungu beberapa. Walaupun memakan serangga namun uniknya semut dapat hidup berdampingan dengan kantong semar bahkan bersimbiosis mutualisme. Tumbuhan ini dapat mencapai tinggi 15-20 m dengan cara memanjat tanaman lainnya, walaupun ada beberapa spesies yang tidak memanjat.

Menurut data IUCN Red List, sedikitnya 27 spesies terancam punah, bahkan 4 diantaranya merupakan spesies dengan status Critically Endengered (Kritis) dan 4 lainnya berstatus Endengered (Terancam).Kantong semar memiliki corak motif yang bervariasi dengan warna-warna cerah yang akan menarik mangsa, misal serangga untuk mendekat. Selain sebagai tanaman hias kantong semar digunakan juga sebagai keranjang dan pengikat yang kuat di Bangka, sedangkan suku pedalaman Kalimantan menggunakannya sebagai obat batuk.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA