Salah satu sifat orang yang mencintai anak yatim adalah

Parenting

  |   Haibunda

Selasa, 09 Mar 2021 10:41 WIB

Anak yatim tercatat dalam beberapa ayat Al-Qur'an, sehingga perhatian dan kedudukannya pun besar. Kehilangan sosok orang tua sebagai panutan, anak yatim pun perlu diberikan perhatian.

Sebagai sesama umat muslim, ada kewajiban untuk berperilaku baik pada anak yatim. Selain itu, dilarang untuk menghina dan memperlakukan anak yatim semena-mena.

Orang yang memberikan perhatian dan perlindungan terhadap anak yatim akan mendapatkan balasan baik dari Allah SWT. Pun demikian sebaliknya, ada sanksi yang diberikan Allah SWT pada orang yang berbuat buruk pada anak yatim.

Siapa sebenarnya yang disebut anak yatim? Dari berbagai keterangan dalam ayat-ayat Al-Qur'an dan sunnah Rasulullah SAW, dapat disimpulkan bahwa anak yatim adalah anak-anak yang ayahnya telah meninggal dunia.

Sementara itu, ayat-ayat lain dalam Al-Qur'an juga menyebutkan bahwa anak yatim bukan hanya tak memiliki ayah, tetapi tidak memiliki dua orang tua.

Al-Qur'an menjelaskan perintah dan kewajiban umat muslim terhadap anak yatim. Dikutip dari buku Mari Mencintai Anak Yatim oleh Drs. Muhsin M.K, S.Ag, MSc, berikut ulasannya:

1. Berbuat baik

"Dan berbuat baiklah kepada ibu-bapak, karib-kerabat dan anak-anak yatim." (An-Nisaa: 36)

Ayat ini memerintahkan kita untuk selalu berbuat baik pada anak yatim. Termasuk memberikan ketenangan dan kesejahteraan bagi hidup mereka. Perlakuan baik akan membantu meringankan beban serta meningkatkan semangat hidup anak yatim.

2. Memuliakan anak yatim

Memuliakan anak yatim juga wajib dilakukan oleh sesama umat muslim, sebagaimana disebutkan di dalam Al-Qur'an:

"Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya kamu tidak memuliakan anak yatim." (Al-Fajr: 17)

Anak yatim tidak boleh dihina, apalagi direndahkan. Hindari berkata kasar dan menyinggung perasaannya, karena ini tidak disukai oleh Allah SWT. Terlebih berperilaku kasar dan sampai memukul, ini dapat membuat anak yatim semakin merasa terpuruk.

3. Mengurus secara patut dan adil

Orang tua asuh maupun mereka penanggung jawab panti asuhan perlu mengurus anak yatim secara patut dan adil. Dengan demikian, hidup para anak yatim ini tidak terlantar. Ingat bahwa mereka juga memiliki hak untuk hidup dengan sebaik-baiknya seperti anak lain.

4. Tidak membedakan dan menganggap seperti saudara

Allah SWT juga memerintahkan umat muslim untuk bersikap peduli terhadap anak yatim, termasuk dengan menganggapnya seperti saudara sendiri. Sikap seperti ini diharapkan dapat membuat anak yatim merasa diterima dan tidak diasingkan.

5. Memberi harta dan makanan

Anak yatim yang hidup miskin dan tidak memiliki harta warisan peninggalan orang tua perlu diberikan bantuan, termasuk dalam bentuk makanan. Mereka juga perlu mendapatkan kelayakan dalam hidup. Ini terutama wajib bagi sesama umat muslim yang berkecukupan. 

".. dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim.." (Al-Baqarah: 177)

6. Memperbaiki rumah

Rumah menjadi salah satu kebutuhan utama manusia, terutama untuk hidup dan berlindung dari dunia luar. Nah, hal ini juga berlaku pada anak-anak yatim, Bunda. Perilaku terpuji ini dicontohkan oleh Nabi Khidir a.s ketika Nabi Musa a.s mengikutinya untuk berguru.

7. Melindungi harta anak yatim

Jika anak yatim memiliki harta peninggalan orang tua, sesama umat muslim (terlebih yang memiliki amanah), wajib memelihara dan melindungi harta benda tersebut. Menjadi dosa apabila yang dilakukan justru menggunakan harta yang bukan haknya. 

Bahkan dalam Alquran ditegaskan larangan untuk mendekati harta anak yatim, apalagi mengambilnya.

"Dan janganlah kamu mendekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih baik.." (Al-Israa': 34)

Dikutip dari buku Keajaiban Menyantuni Anak Yatim oleh Mujahidin Nur, disebutkan bahwa di antara kelompok orang-orang lemah (kaum dhuafa), anak yatim selalu menduduki urutan nomor satu. Maka dari itu, tak heran jika Al-Qur'an menyebutkan kata yatim sebanyak 23 kali.

Ya, berbuat baik pada anak yatim menjadi salah satu tanda orang beriman, bertakwa dan memiliki kemuliaan hati. 

Beberapa ganjaran baik dari Allah SWT bagi orang yang memerhatikan dan menyantuni anak yatim beragam, di antaranya mendapat pahala berlipat ganda, memiliki rezeki lapang, memperoleh kecukupan dan dimasukkan dalam golongan orang beriman serta bertakwa.

Demikian ulasan tentang perintah dan kewajiban sesama umat muslim terhadap anak yatim sebagaimana tercantum dalam Alquran. Yuk perbanyak pahala dengan berbuat baik pada anak yatim, Bunda.

(som/som)

Simak Video di Bawah Ini, Bun:

Merdeka.com - Dalam agama Islam, menyayangi anak yatim perbuatan yang mulia. Bahkan ada 23 kali Allah SWT berfirman dalam Alquran tentang anak yatim. Allah SWT menjanjikan ganjaran pahala yang banyak bagi orang yang menyantuni anak-anak yatim.

Berikut beberapa janji Allah kepada orang yang menyayangi anak-anak yatim dikutip dari buku Mari Mencintai Anak Yatim karangan Drs Muhsin.

1. Melipatgandakan pahala.

Setiap orang yang memberikan perhatian dan berbuat baik kepada anak-anak yatim sekalipun sebesar zarrah akan mendapatkan pahala yang besar.

"Dan jika ada kebijakan sebesar zarrah niscaya Allah akan melipatgandakan dan memberikan dari sisiNya pahala yang besar." (An-Nisaa:40).

2. Dimuliakan dan dilapangkan rezeki.

Hal ini dijelaskan dalam firman Allah surat Al-Fajr ayat 15-17.

"Adapun manusia apabila Tuhannya mengujinya lalu dimuliakanNya dan diberinya kesenangan, maka dia berkata, 'Tuhanku telah memuliakanku'. Adapun bila Tuhannya mengujinya lalu membatasi rezekinya maka dia berkata, 'Tuhanku menghinaku'. Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya kamu tidak memuliakan anak yatim."

3. Termasuk benar iman dan takwanya.

Orang yang menyayangi dan menyantuni anak yatim akan dimasukkan Allah ke dalam golongan orang-orang yang benar imannya dan bertakwa.

"Dan memberikan harya yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim mereka itulah orang-orang yang benar (imannya) dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa." (Al Baqarah: 177).

4. Minum dari mata air surga.

Semua orang Islam yang baik kepada anak yatim akan diberikan kenikmatan oleh Allah dengan dapat meminum air dari mata air dalam surga.

"Sesungguhnya orang-orang yang berbuat kebijakan minum dari gelas (Berisi minuman) yang campurnya adalah air kafur, (yaitu) mata air (dalam surga) yang daripadanya hamba-hamba Allah minum. Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan." (Al-Insan: 5-6,8).

5. Termasuk golongan beriman kepada Allah.

Orang yang menyayangi dan berbuat baik kepada anak yatim dimasukkan ke dalam golongan orang yang beriman kepada Allah.

"Atau memberi makan pada hari kelaparan, (kepada) anak yatim yang ada hubungan kerabat atau orang miskin yang sangat fakir. Mereka (orang-orang beriman dan saling berpesan itu) adalah golongan kanan." (Al-Balad: 13,14 dan 18).

Itulah manfaatnya ketika bisa menyayangi dan menyantuni anak yatim. Semoga kita tidak pernah bosan untuk terus memberikan perhatian kepada anak yatim. (mdk/ded)

Tujuh manfaat puasa bagi kehidupan umat muslim

Puasa tapi tak salat, dapat pahala atau tidak? Ini sabda Rasulullah

Rasulullah: Muslim yang puasa tapi riya, dia sudah berbuat syirik

Keistimewaan umat Islam yang beribadah puasa

Punya 3 ciri ini? Kamu adalah hamba Allah SWT yang dikehendaki baik

Ancaman Rasulullah SAW bagi umatnya yang enggan menikah

Rasulullah SAW menyuruh umatnya untuk mengasihi anak yatim

Rabu , 31 Jul 2019, 10:04 WIB

republika

Nama-nama indah Rasulullah SAW.

Red: Hasanul Rizqa

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Syahruddin El-Fikri

Baca Juga

Siang itu, di salah satu sudut Kota Madinah. Sejumlah anak kecil sedang asyik bermain. Semuanya mengenakan pakaian baru dan terlihat sangat gembira. Hari itu bertepatan dengan Idul Fitri. Agak jauh dari mereka, tampak seorang anak bersedih hati.

Seorang lelaki dengan penuh saksama memperhatikan pemandangan ini, tak terkecuali si anak yang bersedih itu. Lelaki ini pun mendekatinya, kemudian bertanya, “Wahai ananda, mengapa engkau tak bermain seperti teman-temanmu itu?”

Dengan berurai air mata, si anak menjawab, “Wahai tuan, saya sangat sedih. Teman-teman saya gembira memakai pakaian baru dan saya tak punya siapa-siapa untuk membelikan pakaian baru.”

Lelaki ini kembali bertanya, “Di mana orang tuamu?”

Anak kecil ini mengungkapkan bahwa ayahnya telah syahid karena ikut berperang bersama Rasulullah SAW, sedangkan ibunya menikah lagi. Namun, semua harta ayahnya dibawa serta. Ayah tirinya lantas mengusirnya dari rumah.

Lelaki ini pun kemudian memeluk dan membelainya. “Wahai ananda, mau engkau kalau saya menjadi ayahmu, 'Aisyah sebagai ibumu, dan Fatimah menjadi saudarimu?”

Anak kecil itu awalnya terkejut, tetapi segera menyadari bahwa yang bertanya itu adalah Rasulullah SAW. Dia pun tampak sangat gembira. Nabi SAW lalu membawa anak itu ke rumah dan memberikan pakaian yang layak untuknya.

Beberapa saat kemudian, si anak kembali menemui teman-temannya. Tak seperti sebelumnya, kini dia tampak sangat bahagia, plus dengan mengenakan pakaian yang lebih baru.

Menyaksikan itu, teman-teman sebayanya heran. Si anak menjawab, “Kemarin aku lapar, haus, dan yatim. Tetapi, sekarang aku bahagia karena Rasulullah SAW menjadi ayahku. 'Aisyah ibuku. Ali pamanku dan Fatimah saudariku. Bagaimana aku tak bahagia?”

Kini, giliran teman-temannya itu yang bersedih. Mereka ingin seperti si anak yang beruntung itu.

Bertahun-tahun kemudian, Rasulullah SAW wafat. Anak itu suatu hari menangis dan bersimpuh di atas pusara Nabi SAW.

“Ya Allah, hari ini aku menjadi yatim yang sebenarnya. Ayahku yang sangat mencintaiku sudah tiada. Apakah aku harus hidup sebatang kara lagi?”

Tak jauh dari sana, Abu Bakar ash-Shiddiq lewat. Sosok khalifah pertama itu lantas menghampirinya sambil membujuk dan memeluknya.

Abu Bakar pun berkata kepadanya, “Akulah yang akan menjadi pengganti ayahmu yang sudah tiada.”

Kisah yang diriwayatkan Anas bin Malik itu memberikan pelajaran bahwa menyantuni, memelihara, dan mengasuh anak yatim merupakan tanggung jawab kita semua.

Kita umat Islam berkewajiban untuk memberinya makanan, pakaian, dan tempat tinggal yang layak, serta pendidikan yang memadai hingga mereka dewasa.

Rasulullah SAW adalah teladan umat manusia. Beliau sangat mengasihi dan menyayangi anak-anak yatim. Dalam salah satu sabdanya, Rasul menjelaskan bahwa kedudukan orang yang memuliakan, menyantuni, dan mengasihi anak yatim akan mendapatkan surga yang jaraknya bagaikan jari telunjuk dan jari tengah.

Demikian pula, Rasul SAW sangat melarang menelantarkan anak yatim. Dalam Alquran, Allah SWT mengecam orang-orang yang suka menghardik anak yatim dan enggan memberi makan fakir miskin. Allah menyebut mereka itu sebagai pendusta agama. (QS al-Ma'un [105]: 1-5). Wallahu a'lam.

  • hikmah
  • nasihat
  • anak yatim
  • rasulullah saw
  • nabi saw

sumber : Pusat Data Republika

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA