Salah satu kilang minyak pengolah minyak mentah terbesr yang terdapat di ndonesia adalah

3 menit

Pertamina resmi mengambil alih Blok Rokan dari Chevron setelah puluhan tahun dikelola oleh perusahaan tersebut. Tahukah kamu bahwa Blok Rokan terletak di daerah penghasil minyak bumi terbesar di Indonesia? Simak daftarnya!

Blok Rokan adalah salah satu wilayah kerja minyak bumi tertua dan terbesar di Indonesia.

Meskipun tertua, namun Blok Rokan tetap menghasilkan minyak bumi yang melimpah.

Sebelum diambil alih, PT Chevron Pacific Indonesia telah mengelola Blok Rokan selama 97 tahun.

Pada 9 Agustus 2021, PT Pertamina (Persero) akhirnya mengambil alih pengelolaan dari tangan Chevron.

Terlepas dari itu, tahukah kamu di mana penghasil minyak bumi terbesar di Indonesia?

Selain Blok Rokan di Provinsi Riau, inilah daftar daerah lain yang memiliki kilang minyak terbesar di tanah air.

Penghasil Minyak Bumi Terbesar di Indonesia

1. Provinsi Riau

Sumber: Bisnis.com

Provinsi Riau adalah penghasil minyak bumi terbesar di Indonesia.

Melansir cekaja, daerah penghasil minyak bumi terbesar di Indonesia itu mampu mencatatkan 365.827 barel per hari.

Riau pun menyumbang sepertiga dari produksi nasional.

Salah satunya adalah Blok Rokan, yang mampu menghasilkan sekitar 165.000 barel per hari.

Blok Rokan menyumbang sekitar 24 persen produksi minyak nasional.

Begitu juga Kilang Dumai sebesar 170.000 barel per hari.

Ada pula blok lain seperti Mountain Front Kuantan, Siak, Selat Panjang, Pekanbaru dan Selat Malaka.

2. Jawa Timur

Jawa Timur adalah penghasil minyak bumi terbesar di Indonesia.

Salah satunyan berasal dari Blok Cepu oleh ExxonMobil.

Blok Cepu mampu menghasilkan 219.000 barel per hari.

Kemudian kilang minyak Tuban sebesar 100.000 barel per hari dan juga Blok Sukowati.

Dengan capaian saat ini, Jawa Timur mampu menyalip Riau sebagai daerah penghasil minyak bumi terbesar di Indonesia.

3. Kalimantan Timur

Sumber: merdeka

Tambang minyak terbesar di Indonesia ada di Kalimantan Timur.

Beberapa di antaranya berasal dari Mamburungun, Blok Mahakam, Sanga-Sanga dan Kutai.

Ada pula kilang minyak Balikpapan yang menghasilkan 260.000 barel per hari.

Sejumlah perusahaan besar turut mengelola lapangan minyak di daerah ini seperti Total, Medco, Vico, dan Chevron.

4. Jawa Tengah

Jawa Tengah adalah daerah penghasil minyak bumi terbesar.

Kilang minyak terbesar di Indonesia yang ada di Jawa Tengah adalah kilang minyak Cilacap.

Kilang minyak Cilacap mampu menghasilkan 348.000 barel per hari.

Secara total, angka itu setara dengan 33 persen dari kapasitas kilang nasional.

5. Sumatra Selatan

Sumber: Antara

Sumatra Selatan termasuk ke dalam daerah penghasil minyak bumi terbesar di tanah air.

Wilayah penghasil minyak bumi di Sumsel adalah Plaju, Sungai Gerong, dan Muara Enim.

Sumatera Selatan bisa menghasilkan minyak mentah sebesar 30.718 barel dan kondesat sebanyak 10.339 barel per hari.

6. Jawa Barat

Tidak banyak daerah Jawa Barat yang menghasilkan minyak Bumi.

Beberapa di antaranya terletak di Kabupaten Indramayu, Kabupaten Karawang, Kabupaten Majalengka, dan Kabupaten Subang.

Salah satu yang terbesar adalah kilang minyak Balongan terletak di Indramayu, Jawa Barat.

Kilang minyak Balongan mampu mencatatkan 125.000 barel per hari.

7. Kepulauan Riau

Sumber: Katadata

Natuna Sea Block A, Natuna Sea Block B, dan South Natuna Sea Block A terletak di Kepulauan Riau.

Dengan kilang minyak yang ada, Kepulauan Riau mampu menghasilkan 59.210 barel per hari.

Jumlah tersebut belum ditambah kondensat sebesar 2.365 barel per hari.

***

Semoga informasi ini bermanfaat, Sahabat 99.

Simak artikel menarik lainnya di Berita 99.co Indonesia.

Jangan lupa, kunjungi www.99.co/id untuk menemukan rumah impianmu dari sekarang!

Jakarta -

Kilang Minyak Cilacap merupakan satu dari enam kilang minyak milik Pertamina yang masih beroperasi hingga saat ini. Kilang dengan kapasitas produksi terbesar ini telah beberapa kali mencatat kejadian kebakaran.

Insiden kebakaran Kilang Minyak Cilacap terbaru terjadi pada Sabtu, (13/11/2021). Api melahap satu tangki berisi produk Pertalite sekitar pukul 19.20 WIB. Hingga kini, belum diketahui penyebab pasti kebakaran tersebut.

Berikut sejarah, kapasitas, hingga daftar insiden kebakaran Kilang Minyak Cilacap:

Pertamina merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di sektor energi. Pertamina membawahi lima subholding dengan satu di antaranya menjalankan pengilangan dan petrokimia.

Pada awalnya, Pertamina memiliki tujuh kilang minyak yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia. Namun, pada tahun 2007 Kilang Pangkalan Brandan sebagai Unit I ditutup operasionalnya.

Salah satu kilang yang masih aktif beroperasi dan menyumbang produksi terbesar adalah Kilang Minyak Cilacap atau Unit IV. Melansir situs Pertamina, Kilang Minyak Cilacap terdiri atas dua kilang minyak dan satu kilang paraxylene, yang memproduksi NBM dan Petrokimia.

Kilang Minyak I dibangun pada tahun 1974 dan diresmikan oleh Presiden pada 24 Agustus 1976. Kapasitas semula kilang ini sebesar 100 ribu barel per hari. Kilang ini dirancang untuk memproses bahan baku minyak mentah dari Timur Tengah untuk mendapatkan BBM sekaligus produk NBM, yaitu bahan dasar minyak pelumas (lube oil base) dan aspal.

Pertamina kemudian membangun Kilang Minyak II pada tahun 1981. Kilang ini mulai beroperasi pada 4 Agustus 1983 dengan kapasitas awal mencapai 200 ribu barel per hari. Kilang ini mengolah minyak "cocktail" yaitu minyak campuran, tidak saja dari dalam negeri juga di impor dari luar negeri.

Lima tahun kemudian, dibangunlah Kilang Paraxylene yang menghasilkan produk NBM dan Petrokimia. Kilang ini dibangun tahun 1988 dan mulai beroperasi pada 20 Desember 1990 setelah diresmikan oleh Presiden.

Kapasitas Produksi

Kilang Minyak Cilacap memiliki kapasitas produksi terbesar mencapai 348 ribu barel per hari. Kilang ini juga disebut memiliki fasilitas terlengkap dan bernilai strategis. Kilang Cilacap mampu memasok 34 persen kebutuhan BBM nasional atau 60 persen kebutuhan BBM di Pulau Jawa.

Kilang ini memiliki 228 tangki untuk menampung crude yang akan diolah, gas serta BBM hasil pengolahan minyak mentah.

Selain memproduksi BBM, Kilang Minyak Cilacap menjadi satu-satunya kilang di Tanah Air yang saat ini memproduksi aspal dan base oil untuk kebutuhan pembangunan infrastruktur di Tanah Air.

7 Kali Alami Kebakaran

Dirangkum dari berbagai sumber, Kilang minyak Cilacap telah mengalami insiden kebakaran sebanyak tujuh kali sejak awal beroperasi. Kebakaran pertama terjadi pada tahun 1995 tepatnya tanggal 24 Oktober. Sebanyak 10 kilang minyak terbakar dalam insiden ini. Diketahui penyebab kebakaran diakibatkan sambaran petir.

Kebakaran kedua terjadi pada 9 Maret 2008. Menurut catatan berita detikcom, kejadian ini mengakibatkan tiga orang meninggal. Meski demikian, kerugian yang ditimbulkan tidak cukup besar.

Setahun kemudian, Kilang Minyak Cilacap kembali mengalami kebakaran. Kebakaran terjadi di lokasi kilang penyulingan minyak. Diketahui penyebab kebakaran akibat kebocoran Kilang Fuel Oil Complex (FOC) Unit B.

Insiden berikutnya terjadi pada 24 Januari 2010 yang mengakibatkan munculnya letupan kecil di dapur pembakaran minyak. Beberapa sumber menyebutkan, letupan tersebut tidak mengakibatkan kebakaran seperti kejadian sebelumnya.

Lalu, pada 2 April 2011 kebakaran tangki Kilang Minyak Cilacap terjadi lagi. Kali ini, tangki yang terbakar bukanlah tangki berisi BBM melainkan berisi minyak ringan HOMC (High Octane Mogas Component). Api berhasil dipadamkan pada 6 April 2011.

Selanjutnya, kebakaran terjadi pada tahun 2016 di tangki aspal. Salah seorang saksi melihat asap hitam mengepul sekitar pukul 11.35 WIB, Rabu (5/10/2016).

Lima tahun berselang, kebakaran terjadi lagi. Sepanjang tahun 2021, Kilang Minyak Cilacap telah mengalami dua kali kebakaran. Kebakaran pertama terjadi pada 11 Juni 2021 di salah satu tangki yang berisi benzene. Terbaru, kebakaran terjadi kemarin, Sabtu (13/11/2021) di salah satu tangki berisi produk Pertalite.

Simak Video "Kilang Minyak Pertamina di Balikpapan Kebakaran!"



(kri/erd)

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA