Salah satu karya sastra yang terkenal masa Majapahit adalah Negara kertagama karya

Assalammualaikum, Selamat datang di Kelas IPS. Disini Ibu Guru akan membahas tentang pelajaran Sejarah yaitu Tentang “Kitab Peninggalan“. Berikut dibawah ini penjelasannya:

Kerajaan Majapahit adalah kerajaan gaya Hindu-Buddha yang berbasis di Jawa Timur, Indonesia. Majapahit berdiri sekitar 1293 M hingga 1500 M. Pada puncak kejayaannya, wilayah Majapahit sangat luas, meliputi wilayah kepulauan dan negara-negara lain.

Kitab ini adalah esai dalam bentuk cerita, catatan, atau laporan tentang suatu peristiwa, bisa berupa mitologi atau sejarah. Selama periode Hindu-Budha, buku-buku biasa ditulis pada lembaran-lembaran palem yang dihubungkan dengan semacam tali.

Isi kitab itu bukan kalimat langsung, melainkan serangkaian puisi indah dalam sejumlah ayat (puisi). Ungkapan dalam bentuk puisi biasa disebut kakawin. Sedangkan tema buku bisa dalam bentuk penulisan ulang (komposisi) mitologi yang berasal dari India, atau tema yang sama sekali baru.

Pembuatan buku ini dirintis sejak Dinasti Isana, terutama pemerintah Dharmawangsa Teguh. Dia memelopori penulisan ulang Mahabharata dalam bahasa (Kawi Jawa Kuno). Pelopor sastra berikutnya dari Dinasti Isana adalah Airlangga. Di bawah pemerintahannya, MPU Kanwa menyusun Kitab Arjunawiwaha.

Dinasti demi dinasti yang berkuasa sesudahnya seakan memperhatikan kreativitas dalam bidang sastra buku ini.

Berikut ini terdapat beberapa kitab peninggalan kerajaan majapahit, yaitu sebagai berikut:

Warisan pertama kerajaan Majapahit yang terkenal adalah Kitab Negarakertagama. Buku ini ditulis oleh Empu Prapanca. Isi buku ini menceritakan tentang kondisi kota Trowulan, Kerajaan Majapahit dan koloninya dan kisah perjalanan Raja Hayam Wuruk di sekitar wilayahnya.

Ia juga menceritakan tentang diadakannya upacara Sradda untuk Gayatri, tentang pemerintahan dan kehidupan beragama di Zaman Majapahit.

Artikel Terkait:  Tokoh Perang Banjar

Buku Sutasoma adalah peninggalan kerajaan Majapahit yang ditulis oleh Empu Tantular. Isi buku ini bercerita tentang Sutasoma, seorang putra raja yang keluar dari istana untuk menjadi seorang pendeta Budha.

Dia mengorbankan dirinya untuk membantu orang yang membutuhkan bantuan atau kesulitan. Dalam buku ini ada ungkapan yang hingga kini telah dijadikan moto Negara Kesatuan Republik Indonesia, yaitu “Bhinneka Tunggal Ika, Tan Hana Dharma Mangrawa”.

Buku Arjunawiwāha ini oleh Empu Kanwa, dalam buku ini diceritakan tentang Arjuna Sasrabahu yang berhasil mengalahkan raksasa jahat dan kejam.

Isi buku ini bercerita tentang seorang raksasa yang ingin menjadi Manusia. Untuk memenuhi keinginannya, raksasa itu kemudian menghadapi Wairocana (Buddha Dharmakaya) dan diizinkan untuk mengklaim neraka.

Karena ketaatan raksasa dalam mempraktikkan agama Buddha, keinginannya untuk menjadi manusia dikabulkan.

Isi Buku Sudayana adalah tentang Acara Bubat, yaitu rencana pernikahan antara Raja Hayam Wuruk dan Dyah Pitaloka, putri Sri Baduga Maharaja.

Ada kesalahpahaman antara Gajah Mada dan Sribaduga Maharaja, bahwa putrinya akan menjadi selir alih-alih seorang permaisuri. Maka, pertempuran tidak terhindarkan.

Sri Baduga Maharaja dan para pejabatnya dari kerajaan Pajajaran melawan Majapahit di bawah kepemimpinan Gajah Mada di ladang Bubat berakhir dengan kekalahan bagi Pajajaran dengan kematian raja dan atasannya. Sementara Dyah Pitaloka sendiri bunuh diri.

Buku ini menceritakan kisah pemberontakan Sora melawan Raja Jayanegara di Lumajang.

Isi Buku Ranggalawe adalah tentang pemberontakan Ronggolawe yang berasal dari Tuban melawan Raja Jayanegara.

Isi buku ini menceritakan perjalanan hidup Raden Wijaya untuk menjadi Raja Majapahit.

Buku Usana Jawa ini menceritakan tentang keberhasilan Gajah Mada dan Arya Damar untuk menaklukkan kerajaan Bali untuk menjadi wilayah Majapahit.

Artikel Terkait:  Latar Belakang Revolusi Perancis

Buku ini menceritakan tentang pemindahan Gunung Mahameru oleh Dewa Brahma, Siwa dan Wisnu. Runtuhnya Gunung Mahameru di sepanjang pulau Jawa menjadi gunung-gunung di Jawa.

Berisi kisah, kisah dan kisah tentang raja Singasari dan Majapahit. Ia juga menceritakan tentang pemberontakan sora, ronggolawe dan peristiwa bubat dan menceritakan tentang Raja Jayanegara.

Calon Book of Charcoal ini bercerita tentang seorang penyihir / penyihir di kerajaan Kahuripan. Dia memiliki seorang putri yang sangat cantik, tetapi tidak ada yang ingin melamar putrinya (mungkin karena takut) untuk membuat Calon Arang merasa sangat terhina.

Akhirnya, dia menyebarkan penyakit ke seluruh negeri. Tindakannya membuat Raja Airlangga marah dan memerintahkan Empu Baradha untuk membunuh Calon Arang, dan akhirnya Calon Arang dibunuh oleh Empu Baradha.

  1. Kitab Tantu Panggelaran
  2. Kitab Usana Bali
  3. Kitab Sorandakan
  4. Kitab Parthayajna
  5. Kitab Kutaramanawa

Daftar Pustaka:

Demikian Penjelasan Pelajaran IPS-Sejarah Tentang 17 Kitab Peninggalan Kerajaan Majapahit Beserta Gambarnya

Semoga Materi Pada Hari ini Bermanfaat Bagi Siswa-Siswi, Terima Kasih !!!

Baca Artikel Lainnya:

Pada masa Majapahit bidang seni budaya berkembang pesat, terutama seni sastra. Karya seni sastra yang dihasilkan pada masa Majapahit, antara lain sebagai berikut:

  1. Kitab Negarakertagama, karangan Mpu Prapanca.
  2. Kitab Sutasoma, karangan Mpu Tantular.
  3. Kitab Arjunawijaya, karangan Mpu Tantular.
  4. Kitab Kunjarakarna, tidak diketahui pengarangnya.
  5. Kitab Parthayajna, tidak diketahui pengarangnya.

Jadi, jawaban yang tepat adalah A.

Jakarta -

Kitab Negarakertagama merupakan salah satu peninggalan dari Kerajaan Majapahit. Mengutip dari buku Sejarah SMA Kelas X karangan Sardiman, kerajaan ini berdiri sekitar abad ke-14 hingga abad ke-16.

Kitab Negarakertagama ditulis oleh Mpu Prapanca di masa pemerintahan Hayam Wuruk. Kitab ini menceritakan tata pemerintahan Majapahit.

Dalam buku Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan karya Edi Rohani juga disebutkan bahwa Mpu Prapanca sebetulnya adalah nama samaran dari Dang Acarya Nadendra. Ia adalah mantan petinggi urusan agama Buddha di Kerajaan Majapahit.

Dang Acarya Nadendra merampungkan Kitab Negarakertagama di usia tua dalam pertapaannya di lereng gunung yang ada di Desa Kamalasana.

Negarakertagama artinya adalah 'negara dengan tradisi (agama) yang suci'. Nama itu sendiri sebetulnya tidak ditemukan dalam Kakawin Negarakertagama.

Sebabnya, Mpu Prapanca menyebut karyanya ini dengan judul Dewacawarnana (terdapat pada pupuh 94/2) yang artinya 'uraian mengenai desa-desa'.

Dikutip dari buku Gajahmada: volume 5 karya Langit Kresna Hariadi, Kitab Negarakertagama ditemukan di Puri Cakranegara di Pulau Lombok pada tahun 1894. Kitab itu semula dikira sebagai satu-satunya naskah.

Naskah ini awalnya disimpan di Leiden, Belanda. Lalu Ratu Juliana menyerahkannya pada Presiden Soeharto pada 1971 pada kunjungannya.

Naskah lain kakawin tersebut juga ditemukan di Amlapura, Geria Pidada Kelungkung, dan Geria Carik Sideman. Kini setidaknya ditemukan lima naskah Negarakertagama.

Isi Kitab Negarakertagama

Buku 'Pasti Bisa Sejarah Indonesia' untuk SMA/MA Kelas X karangan Tim Ganesha Operation menyebut Kitab Negarakertagama juga berisi tentang raja-raja Majapahit dan raja-raja Singasari yang berhubungan dengan Majapahit.

Dalam buku Seri IPS Sejarah SMP Kelas VII karya Prawoto, dituliskan bahwa Kitab Negarakertagama mengisahkan berdirinya Kerajaan Singasari hingga kondisi masa pemerintahan hayam Wuruk. Kakawin tersebut juga menceritakan keadaan istana raja yang rapi dan dilengkapi berbagai ornamen. Hiasan ini merupakan karya seni yang agung karena menggambarkan lingkungan sekitar istana.

Asal Mula Istilah Pancasila dalam Kitab Negarakertagama

Kembali pada buku Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan karya Edi Rohani, di tahun 1365 atau tahun Saka 1287, Mpu Prapanca menuliskan istilah Pancasila dalam Kitab Negarakertagama. Istilah ini ada pada bait suci ke-53, di mana pada bait kedua berbunyi, 'Yatnaggegwani pancasyiila kertasangskarbhisekaka krama'.

Arti dari bait itu adalah "Raja menjalankan dengan setia kelima pantangan, yaitu mateni, maling, madon, madat, main".

Dalam buku Huru-hara Majapahit dan Berdirinya Kerajaan Islam di Jawa karya Muhlis Abdullah, disebutkan bahwa Kitab Negarakertagama adalah karya sastra di zaman Kerajaan Majapahit Awal. Belajar sejarah sangat menarik bukan, detikers?

Simak Video "Kekuasaan Kerajaan Majapahit, Kejayaan Nusantara"



(nah/nwy)

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA