Perbedaan front- end, back end dan full stack

Anda pasti pernah mendengar mengenai front-end, back-end, dan stack developer bukan? Ternyata ketiganya memiliki kemampuan dan tugas yang berbeda-beda, walaupun tetap dalam satu bidang teknologi. Jadi, developer tidak harus mengerjakan seluruh proses pembuatan web, tetapi fokus pada bagian tertentu saja. Berikut perbedaan antara front-end, back-end, dan full-stack developer:

Front-end adalah bagian yang langsung dilihat oleh user, seperti menu, folder, tombol, dan tata letak layar. User dapat langsung berinterksi pada bagian ini. Bagian ini dibangun menggunakan HTML, CSS, dan JavaScript. HTML (HyperText Markup Language) adalah tulang punggung dari web. CSS (Cascading Style Sheets) adalah bahasa pemrograman yang mengontrol tampilan HTML pada halaman website.

Back-end adalah bagian belakang layar dari suatu website yang terdiri dari database yang mengontrol perangkat lunak dan tidak ditampilkan pada user. Bahasa pemrograman yang dipakai yaitu PHP, Ruby, Phyton, dsb. Apa yang tidak dapat dilakukan oleh JavaScript, namun dapat dilakukan oleh bahasa pemrograman back-end, misalnya pada aplikasi website yang kompleks. Belajar coding akan mengajarkan kamu menemukan solusi terbaik dalam berbagai masalah dan terkadang back-end programming adalah bagian dari solusi tersebut. Back-end juga harus mampu menangani hal-hal seperti keamanan basis data, manajemen konten, dan struktur situs website. Front-end dan back-end harus menjalin kerjasama yang baik agar suatu website dapat berjalan dengan baik.

Full-stack developer bekerja pada bagian front-end dan back-end. Mereka menguasai HTML, CSS, JavaScript, dan satu atau lebih bahasa pemrograman yang digunakan oleh back-end. Kelebihan dari full-stack developer yaitu mampu menganalisa masalah pada front-end dan back-end.

Perkembangan teknologi yang semakin pesat saat ini, membuat perbedaan antara front-end dan back-end semakin tipis. Bahkan sekarang, apa yang mampu dilakukan oleh back-end juga mampu dilakukan oleh front-end. Apa yang dimaksud sebagai front-end dan back-end dapat berubah dalam beberapa tahun ke depan. Nah, dengan menjadi full-stack developer akan menambah nilai khusus untuk Anda.

Kodig.id memiliki program SEJUTA WEBSITE. SEJUTA WEBSITE merupakan jasa pembuatan website company profile suatu perusahaan, bisnis, atau usaha yang Anda miliki. Hanya dengan harga SATU JUTA rupiah, Anda sudah dapat memiliki website dengan tampilan yang modern, one page, dan mobile friendly.

Referensi:

Far, O., 2017. What is the difference between web design and web development?. [Online]

Available at: //hackernoon.com/what-is-the-difference-between-web-design-and-web-development-cc23171de85c

Purely Branded, t.thn. Web Design or Web Development, What’s The Difference?. [Online]

Available at: //www.purelybranded.com/insights/web-design-or-web-development-whats-the-difference/

BeyonderAsia , TeknologiID , Medium

Halo semuanya, kembali lagi di sahretech. Pada kesempatan yang berbahagia kali ini saya akan membahas pengertian dan perbedaaan dari frontend, backend, dan fullstack developer. Ayo ikuti penjelasannya di bawah ini!.

Pengembang web adalah seorang programmer yang mengkhususkan diri dalam mengembangkan aplikasi World Wide Web (WWW) atau aplikasi yang berjalan sebagai browser web di server web melalui HTTP. Ada tiga jenis utama pengembang web. Pengembang yang mengerjakan frontend, pengembang yang mengerjakan backend, dan pengembang yang mengerjakan fullstack. Di bawah ini saya mengulas perbedaan antara ketiganya dan keterampilan yang dibutuhkan untuk masing-masing keahlian.

 
Front end adalah bagian depan dari sebuah aplikasi. Yaitu apa yang kalian lihat sebenarnya di browser. Front end juga terkadang disebut sebagai sisi klien, karena klien dapat melihat langsung tampilan aplikasi. Klien disini adalah orang yang mengakses website.

Artinya, pengembang frontend adalah orang yang bertanggung jawab mendesain dan merubah desain yang mereka kerjakan ke bentuk aplikasi yang sebenarnya, mereka yang memiliki kemampuan front end biasanya kreatif dan mengerti esensi desain yang baik.

Tapi kemampuan frontend sendiri tidak terbatas hanya membuat desain yang menarik. Kemampuan programming tetap harus dimiliki, karena mereka harus merubah desain ke bentuk aplikasi dengan menulis script, mereka juga tidak sekedar merubah gambar ke bentuk aplikasi, tapi aplikasi mereka harus bisa mengirim data dan berinteraksi dengan server. Sedangkan server adalah bagian yang menjadi tanggung jawab pengembang backend yang akan saya bahas di bawah ini.

Keterampilan Penting: JavaScript, HTML, CSS, JQuery, HTML5, CSS3, Ajax, Antarmuka Pengguna (UI), Antarmuka Pengguna (UX), Angulars, Angular.js, ReactJS, vue.js, Ember.js dan JavaScript seperti Meteor Framework .js
Jika frontend adalah bagian yang berinteraksi dengan pengguna secara langsung, maka "backend" adalah bagian sebaliknya, backend mengacu pada bagian di dalam sebuah aplikasi, seperti proses dan penyimpanan data ke dalam database. Membuat api juga adalah bagian dari keahlian backend. Pengembang backend biasanya akan berkolaborasi dengan pengembang frontend agar tampilan dan proses dapat disatukan.

orang-orang backend biasanya akan sangat memperhatikan efisiensi script dan logika aplikasi saat dibangun. Tampilan yang keren bukan keahlian utama mereka. Maka tidak mengherankan ada backend developer yang tidak bisa maksimal dalam menggunakan script css. Untuk mempermudah mereka dalam membuat tampilan yang menarik, biasanya beckend developer memilih menggunakan template yang sudah jadi atau menggunakan framework css.

Tapi jika seorang backend mampu membuat tampilan depan dengan sangat baik. Mereka bisa disebut juga sebagai fullstack developer, apa itu fullstack?, akan saya bahas di bawah ini.


Keterampilan Penting: JavaScript, HTML, CSS, JQuery, SQL, Java, Linux, Python, Ruby, PHP.
fullstack adalah kombinasi dari front-end dan back-end, artinya mereka memiliki dua keahlian sekaligus. Dalam hal ini, "stack" berarti lapisan. Pengembang web fullstack memiliki pengalaman dalam pengembangan situs web di semua tingkatan. Baik dari sisi tampilan maupun sisi logika server. Tapi terkadang tidak hanya sebatas itu, terkadang mereka dapat menganalisa proses bisnis yang terjadi dan membuat diagram dan desain untuk aplikasi yang akan dibangun.


Keterampilan Penting: JavaScript, HTML, CSS, JQuery, PHP, SQL, Java, HTML5, Ajax, CSS3, Linux, Python, Ruby, Antarmuka Pengguna (UI)

Baik frontend, backend dan fullstack, semuanya pasti punya keterbatasan masing-masing. Menjadi fullstack pun demikian, pasti ada bagian tertentu yang lebih menonjol di bandingkan bagian yang lainnya. Maka dari pada itu, kerja sama tim sangat penting untuk membuat sistem yang kuat, agar setiap individu lebih fokus pada tanggung jawab mereka masing-masing.

Sekian artikel kali ini tentang pengertian dan perbedaan frontend, backend, dan fullstack developer. Semoga bermanfaat. Silahkan tanya apa saja di bawah ini yang berkaitan dengan topik artikel di kolom komentar di bawah ini. Sekian dan sampai jumpa.

Mengetahui perbedaan antara Front End, Back End dan Full Stack sangatlah penting bagi kamu yang ingin membangun karir sebagai developer. Selain akan mempengaruhi jalur pembelajaran yang diambil, pemahaman ini akan membantu memperjelas tuntutan pekerjaan yang akan kamu hadapi nantinya.

Front End Developer

Front End developer bertanggung jawab atas keseluruhan bagian yang bisa berinteraksi dengan pengguna. Dengan kata lain, segala hal yang pengguna lihat ketika membuka aplikasi atau website adalah hasil produk yang mereka kembangkan. Contoh produk yang dimaksud termasuk tata letak halaman, teks dan gambar, warna dan tombol, dan masih banyak lagi.

Seorang front-end developer akan bekerja sangat dekat dengan UI designer dan UX designer atau researcher. UI/UX designer biasanya sudah memutuskan konten dan alur produk digital dan menggabungkannya ke dalam bentuk wireframe atau mock-up. Front end developer lalu bertugas untuk menyatukan semua informasi yang terdapat di dalam mockup dan menerjemahkannya ke dalam interface yang bisa dilihat oleh pengguna. Font-end developer juga dituntut untuk menyeimbangkan keperluan teknis dan estetika di saat yang sama. Oleh karena itu, sebagus apapun desain yang diusulkan, front-end developer harus bersikap realistis dan menolak desain yang secara teknis tidak dapat ditampilkan di interface. Dengan memastikan responsivitas, mengoptimalkan kecepatan dan efisiensi interface yang telah dibuat, front-end developer bertanggung jawab terhadap peningkatan user experience secara keseluruhan.

Seorang front-end developer biasanya harus mahir dalam tiga bahasa pemrograman HTML, CSS dan Javascript. Selain itu developer juga harus terbiasa untuk bekerja dengan framework seperti React, Vue, Angular dan Ember.js.

Back End Developer

Seperti namanya, back-end developer bertanggung jawab atas segala hal yang berjalan di belakang sebuah produk digital. Tugas mereka berkaitan erat dengan pengoperasian server, aplikasi dan database yang tidak akan pernah dilihat oleh para user. Jika diandaikan dengan restoran, Back End Developer adalah chef yang bekerja memotong dan memasak bahan di dapur.

Back end developer dituntut untuk bisa membangun sistem arsitektur, mengelola basis data atau API, mengatur logika sistem dan mengintegrasikan sistem cloud yang digunakan. Hasil kerja merekalah yang memastikan bahwa informasi belanjaan online dapat muncul di aplikasi atau memastikan kesuksesan pembayaran virtual yang kamu lakukan.

Untuk mengambil jalur karir ini, kamu harus fasih menggunakan bahasa pemrograman seperti PHP, Ruby, Python dan Java. Mengikuti bahasa pemrogramannya, maka framework yang sering dipakai adalah Django, Flask, Express, CakePHP dan masih banyak lagi.

Full Stack Developer

Di dunia industri, developer front end juga dituntut untuk memahami keterampilan developer back end dan begitu juga sebaliknya. Proses pengembangan produk digital nyatanya adalah kegiatan kolektif dan kolaboratif antara Front end developer dan back end developer. Memahami tanggung jawab masing-masing sisi akan membuat proses komunikasi informasi dan pengembangan berjalan lebih lancar.

Namun ketika seseorang mahir dalam kedua bahasa atau keterampilan tersebut, maka orang tersebut bisa dianggap sebagai Full-stack Developer. Tanggung jawab yang dimiliki seorang Full-stack developer sebenarnya beragam, sesuai dengan kebutuhan atau kondisi perusahaannya. Contohnya, perusahaan yang baru mulai mengembangkan produknya bisa saja hanya memiliki full-stack developer. Di kondisi seperti ini, maka ia akan bertanggung jawab dalam pembangunan front end maupun back end sebuah produk digital. Namun perusahaan besar yang sedang dalam tahap peningkatan (scaling up) akan mempekerjakan beberapa front end, back end dan full stack developer di saat bersamaan. Walaupun fokus pekerjaan dapat disesuaikan dengan kebutuhan perusahaannya, secara umum full stack developer akan dipercaya untuk membantu berbagai jenis tahap pengembangan secara memastikan project dapat selesai sesuai dengan ekspektasi yang ditetapkan.

Apapun tujuan kamu, front-end, back-end, atau full-stack developer, Skilvul memberikan kamu akses untuk melatih kemampuan tersebut. Klik di sini untuk mulai belajar!

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA