Pemerintah Jepang membatasi bidang PENDIDIKAN sekolah lanjutan dari 850 sekolah menjadi 20 sekolah

Lihat Foto

Black Sun, Red Moon (2013)

Anak-anak di Jawa berlatih militer pada tahun 1944 di bawah pendudukan Jepang.

KOMPAS.com - Pendidikan di masa pendudukan Jepang (1942-1945), jauh leih buruk dari sebelumnya, ketika Indonesia masih di bawah penjajahan pemerintah kolonial Hindia Belanda.

Ketika Jepang datang, Jepang menjadikan Indonesia sebagai pangkalan perangnya. Masyarakat harus hidup di bawah kondisi perang yang diterapkan jepang.

Akibatnya, para pengajar harus bekerja untuk Jepang. Anak-anak bahkan turut dikerahkan membantu memenuhi kebutuhan perang.

Dikutip dari Masa Pendudukan Jepang di Indonesia (2019), jumlah sekolah dasar turun.

Pada tahun ajaran 1940/1941 atau ketika Indonesia masih dijajah Belanda, jumlah sekolah dasar 17.848. Namun di akhir pendudukan Jepang (1944/1945), jumlah sekolah dasar menjadi 15.069.

Baca juga: Ekonomi Perang di Masa Pendudukan Jepang

Jumlah guru yang tadinya 45.415 juga berkurang menjadi 36.287. Banyak yang putus sekolah dan buta huruf karenanya.

Di sisi lain, pendudukan Jepang juga berdampak positif terhadap pendidikan. 

Salah satu kebijakan jepang di bidang pendidikan adalah menetapkan satu macam jenjang pendidikan dasar selama enam tahun, dampak positif kebijakan ini adalah diskriminasi di bidang pendidikan yang terjadi sejak masa kolonial Belanda dihapuskan.

Kebijakan pendidikan

Selain itu, sejak pendudukan Jepang, beberapa kebijakan yang sebelumnya berlaku, diubah.

Pertama, bahasa Indonesia dijadikan bahasa resmi pengantar pendidikan menggantikan bahasa Belanda.

BerandaSejarah Indonesia 11Pengendalian Jepang di Bidang Pendidikan dan Kebudayaan di Masa Pendudukannya

Pengendalian di Bidang Pendidikan dan Kebudayaan di Masa Pendudukan Jepang

Pemerintah Jepang mulai membatasi kegiatan pendidikan. Jumlah sekolah juga dikurangi secara drastis. Jumlah sekolah dasar menurun dari 21.500 menjadi 13.500 buah. Sekolah lanjutan menurun dari 850 menjadi 20 buah. Kegiatan perguruan tinggi boleh dikatakan macet. Jumlah murid sekolah dasar menurun 30% dan jumlah siswa sekolah lanjutan merosot sampai 90%. Begitu juga tenaga pengajarnya mengalami penurunan secara signifikan. Muatan kurikulum yang diajarkan juga dibatasi. Mata pelajaran bahasa Indonesia dijadikan mata pelajaran utama, sekaligus sebagai bahasa pengantar. Kemudian, bahasa Jepang menjadi mata pelajaran wajib di sekolah. Para pelajar harus menghormati budaya dan adat istiadat Jepang. Mereka juga harus melakukan kegiatan kerja bakti (kinrohosyi). Kegiatan kerja bakti itu meliputi, pengumpulan bahan-bahan untuk perang, penanaman bahan makanan, penanaman pohon jarak, perbaikan jalan, dan pembersihan asrama. Para pelajar juga harus mengikuti kegiatan latihan jasmani dan kemiliteran. Mereka harus benar-benar menjalankan semangat Jepang (Nippon Seishin). Para pelajar juga harus menyanyikan lagu Kimigayo, menghormati bendera Hinomaru dan melakukan gerak badan (taiso) serta seikerei. Akibat keputusan pemerintah Jepang tersebut, membuat angka buta huruf menjadi meningkat. Oleh karena itu, pemuda Indonesia mengadakan program pemberantasan buta huruf yang dipelopori oleh Putera. Berdasarkan kenyataan tersebut, dapat dikatakan bahwa kondisi pendidikan di Indonesia pada masa pendudukan Jepang mengalami kemunduran. Kemunduran pendidikan itu juga berkaitan dengan kebijakan pemerintah Jepang yang lebih berorientasi pada kemiliteran untuk kepentingan pertahanan Indonesia dibandingkan pendidikan. Banyak anak usia sekolah yang harus masuk organisasi semimiliter sehingga banyak anak yang meninggalkan bangku sekolah. Bagi Jepang, pelaksanaan pendidikan bagi rakyat Indonesia bukan untuk membuat pandai, tetapi dalam rangka untuk pembentukan kaderkader yang memelopori program Kemakmuran Bersama Asia Timur Raya. Oleh karena itu, sekolah selalu menjadi tempat indoktrinasi kejepangan.

40 Kelas XI SMAMASMKMAK Semester 2 Dalam rangka mengendalikan kebijakan di bidang ekonomi, maka semua objek vital dan alat-alat produksi dikuasai oleh Jepang dan di bawah pengawasan yang sangat ketat. Pemerintah Jepang juga mengeluarkan peraturan untuk menjalankan perekonomian di bidang perkebunan. Perkebunan-perkebunan diawasi dan dipegang sepenuhnya oleh pemerintah Jepang. Banyak perkebunan yang dirusak dan diganti dengan tanaman yang sesuai untuk keperluan biaya perang. Rakyat dilarang menanam tebu dan membuat gula. Beberapa perusahaan swasta Jepang yang menangani pabrik gula adalah Meiji Seito Kaisya. » Dengan berbagai ketentuan pemerintah Jepang tersebut, coba bandingkan dengan kegiatan monopoli yang dilakukan pada zaman Hindia Belanda Adakah persamaannya? Coba lakukan telaah kritis tentang hal itu

2. Pengendalian di Bidang Pendidikan dan Kebudayaan

Pemerintah Jepang mulai membatasi kegiatan pendidikan. Jumlah sekolah juga dikurangi secara drastis. Jumlah sekolah dasar menurun dari 21.500 menjadi 13.500 buah. Sekolah lanjutan menurun dari 850 menjadi 20 buah. Kegiatan perguruan tinggi boleh dikatakan macet. Jumlah murid sekolah dasar menurun 30 dan jumlah siswa sekolah lanjutan merosot sampai 90. Begitu juga tenaga pengajarnya mengalami penurunan secara signifikan. Muatan kurikulum yang diajarkan juga dibatasi. Mata pelajaran bahasa Indonesia dijadikan mata pelajaran utama, sekaligus sebagai bahasa pengantar. Kemudian, ba hasa Jepang menjadi mata pelajaran wajib di sekolah. Para pelajar harus menghormati budaya dan adat istiadat Jepang. Mereka juga harus melakukan kegiatan kerja bakti kinrohosyi. Kegiatan kerja bakti itu meliputi, pengumpulan bahan-bahan untuk perang, penanaman bahan makanan, penanaman pohon jarak, perbaikan jalan, dan pembersihan asrama. Para pelajar juga harus mengikuti kegiatan latihan jasmani dan kemiliteran. Mereka harus benar-benar menjalankan semangat Jepang Nippon Seishin. Para pelajar juga harus menyanyikan lagu Kimigayo, menghormati bendera Hinomaru dan melakukan gerak badan taiso serta seikerei. Di unduh dari : Bukupaket.com 41 Sejarah Indonesia Akibat keputusan pemerintah Jepang tersebut, membuat angka buta huruf menjadi meningkat. Oleh karena itu, pemuda Indonesia mengadakan program pemberantasan buta huruf yang dipelopori oleh Putera.Berdasarkan kenyataan tersebut, dapat dikatakan bahwa kondisi pendidikan di Indonesia pada masa pendudukan Jepang mengalami kemunduran.Kemunduran pendidikan itu juga berkaitan dengan kebijakan pemerintah Jepang yang lebih berorientasi pada kemiliteran untuk kepentingan pertahanan Indonesia dibandingkan pendidikan. Banyak anak usia sekolah yang harus masuk organisasi semimiliter sehingga banyak anak yang meninggalkan bangku sekolah.Bagi Jepang, pelaksanaan pendidikan bagi rakyat Indonesia bukan untuk membuat pandai, tetapi dalam rangka untuk pembentukan kader- kader yang memelopori program Kemak muran Bersama Asia Timur Raya. Oleh karena itu, sekolah selalu men jadi tempat indoktrinasi kejepangan. » Coba pikirkan baik-baik, mengapa Jepang melakukan pembatasan dan pengendalian pendidikan di Indonesia?

3. Pengerahan Romusa

Selama menduduki Indonesia, Jepang juga mengendalikan bidang pendidikan dan kebudayaan Indonesia. (pixabay)

adjar.id – Selama pendudukannya di Tanah Air, Jepang juga melakukan pengendalian di bidang pendidikan dan kebudayaan.

Masuknya Jepang ke Indonesia dengan membawa propaganda yang menjajikan bagi bangsa Indonesia.

Akan tetapi, di balik itu semua ada tindakan merugikan yang dilakukan Jepang selama pendudukannya.

Jepang mengerahkan semua kekuatan dan potensi yang ada untuk menopang perang melawan sekutu.

Semua aset kekayaan Indonesia pun dikuras habis untuk memenangkan perang dan melanjutkan industri di negara Jepang.

Jepang mengerahkan semua kekuatan yang ada di Indonesia untuk membantu mereka dalam perang.

Nah, kali ini kita akan membahas mengenai pengendalian Jepang pada bidang pendidikan dan kebudayaan yang menjadi materi sejarah kelas 11 SMA.

Yuk, kita cari tahu bagaiman pengendalian Jepang di bidang pendidikan dan kebudayaan Indonesia!

“Sifat kejam Jepang lama kelamaan membuat rakyat Indonesia melakukan berbagai perlawanan.”

Baca Juga: Jawab Soal Perlawanan Rakyat Papua terhadap Kekejaman Jepang

Page 2

Selama menduduki Indonesia, Jepang juga mengendalikan bidang pendidikan dan kebudayaan Indonesia. (pixabay)

Pengendalian Jepang di Bidang Pendidikan dan Kebudayaan

Pemerintah Jepang saat menduduki Indonesia mulai membatasi kegiatan pendidikan yang ada di Indonesia.

Jepang melakukan pengurangan jumlah sekolah secara drastis, Adjarian.

Jumlah sekolah dasar diturunkan dari 21.500 sekolah menjadi hanya 13.500 sekolah saja.

Kemudian sekolah lanjutan menurun dari 850 sekolah menjadi 20 sekolah dan kegiatan perguruan tinggi juga terhenti.

Nah, jumlah murid sekolah dasar juga menurun sebanyak 30 persen, sementara murid sekolah lanjutan menurun sampai 90 persen, lo.

Hal ini juga berpengaruh terhadap tenaga pengajar yang juga mengalami penurunan.

O iya, muatan kurikulum sekolah juga dibatasi oleh Jepang.

“Perubahan kurikulum sekolah salah satunya dengan penetapan bahasa Jepang menjadi mata pelajaran wajib di sekolah.”

Baca Juga: Jawab Soal Tujuan Jepang Membentuk Putera

Page 3

Selama menduduki Indonesia, Jepang juga mengendalikan bidang pendidikan dan kebudayaan Indonesia. (pixabay)

Menghormati Budaya dan Adat Jepang

Para pelajar di sekolah harus menghormati budaya dan adat istiadat Jepang, sekaligus harus melakukan kegiatan kerja bakti atau kinrohosyi.

Kegiatan kerja bakti tersebut meliputi pengumpulan bahan-bahan untuk perang, penanaman bahan makanan, penanaman pohon jarak, perbaikan jalan, dan lain sebagainya.

Para pelajar juga harus mengikuti kegiatan latihan jasmani dan kemiliteran sekaligus menjalankan semangat Jepang atau Nippon Seishin.

O iya, para pelajar juga haru menyanyikan lagu kebangsaan Jepang, Kimigayo, menghormati bendera Hinomaru, dan melakukan gerakan badan atau taiso serta seikerei.

Nah, adanya kebijakan pemerintah Jepang tersebut membuat angka buta huruf di Indonesia menjadi lebih meningkat.

Para pemuda Indonesia pun mengadakan program pemberantasan buta huruf yang dipelopori oleh Putera.

Nah, dari berbagai kasus tersebut, bisa dikatakan bahwa pendidikan Indonesia pada masa pendudukan Jepang mengalami kemunduran.

“Kebijakan pendidikan yang diterapkan pemerintah Jepang lebih terfokus pada kemiliteran.”

Baca Juga: Dampak Kependudukan Jepang di Indonesia

Kemunduran pendidikan Indonesia sangat berkaitan dengan kebijakan pemerintah Jepang yang lebih berorientasi pada kemiliteran untuk kepentingan pertahanan Indonesia.

Banyak anak usia sekolah yang kemudian harus masuk organisasi semimiliter sehingga banyak yang putus sekolah.

Bagi Jepang, pelaksanaan pendidikan bagi rakyat Indonesia bukan untuk membuat rakyat menjadi pandai.

Akan tetapi dalam rangka untuk pembentukan kader-kader yang memelopori program Kemakmuran Bersama Asia Timur Raya, Adjarian.

Nah, itulah gambaran tentang pengendalian yang dilakukan Jepang di bidang pendidikan dan kebudayaan yang mana lebih mengedepankan militer.

Yuk, sekarang kita jawab pertanyaan ini!

Pertanyaan

Apa saja pembatasan kegiatan pendidikan yang dilakukan Jepang bagi bangsa Indonesia?

Petunjuk: Cek halaman 2.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA