Pelapukan batuan yang menyebabkan komposisi batuan dan struktur batuan berubah disebut pelapukan

Pelapukan– Apa itu pelapukan ? Pelapukan adalah suatu peristiwa penghancuran massa batuan, baik secara fisika, kimiawi, ataupun secara biologis. Agar lebih jelas simaklah materi makalah kami mengenai pelapukan mulai dari Pengertian, Faktor penyebab pelapukan Dan Jenis-Jenis pelapukan Di bawah ini.

Pelapukan

Pengertian Pelapukan

Pelapukan adalah suatu peristiwa penghancuran massa batuan, baik secara fisika, kimiawi, ataupun secara biologis. Proses pelapukan batuan membutuhkan waktu yang sangat lama. Semua proses pelapukan umumnya dipengaruhi oleh cuaca. Batu yang telah mengalami suatu proses pelapukan akan berubah menjadi tanah. Jika saja tanah tersebut tidak bercampur dengan mineral lainnya, maka tanah tersebut dinamakan tanah mineral.

Sedangkan pengertian yang lain, Pelapukan merupakan proses penghancuran batuan dari bentuk gumpalan menjadi butiran yang lebih kecil. Pelapukan tersebut terjadi melalui proses pengelupasan batuan oleh tenaga eksogen, Di daerah tropis, air dan suhu yang paling dominan mempengaruhi proses pelapukan batuan.

Faktor Penyebab terjadinya Pelapukan

Pelapukan yang terjadi pada batuan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Secara umum, ada empat faktor yang memengaruhi terjadinya pelapukan batuan. Faktor penyebab pelapukan tersebut, meliputi :

A. Keadaan Struktur Batuan

Struktur batuan yakni sifat fisik dan kimia yang sudah dimiliki oleh batuan. Sifat fisik batuan ini dapat seperti warna batuan, sedangkan sifat kimia batuan misalnya seperti unsur – unsur kimia yang terkandung di dalam batuan tersebut.

Kedua sifat inilah yang dapat menyebabkan perbedaan daya tahan batuan terhadap proses pelapukan. Ada batuan yang lebih mudah lapuk daripada batuan lain karena memang memiliki sifat fisik dan kimia yang berbeda.

Contoh batuan yang mudah lapuk misalnya, batu lempeng (batuan sedimen). Adapun contoh batuan yang sukar lapuk adalah batuan beku.

B. Keadaan Topografi

Topografi merupakan kondisi permukaan bumi. Topografi ini juga turut memengaruhi terjadinya proses pelapukan batuan. Batu yang berada di area lereng yang curam cenderung mudah mengalami pelapukan, bila dibandingkan dengan batuan yang ada di daerah yang landai.

Di lereng yang curam, batuan dapat dengan mudah terkikis. Batu ini akan mudah terlapukkan karena secara langsung bersentuhan dengan cuaca sekitar. Namun, di daerah lereng yang landai atau rata, batuan cenderung terselimuti oleh berbagai endapan. Karena inilah batuan di wilayah landai lebih lambat mengalami proses pelapukan.

C. Cuaca dan Iklim

Ada juga unsur cuaca dan iklim yang sangat berpengaruh terhadap proses pelapukan. Adapun cuaca penyebab pelapukan ini meliptui : suhu udara, curah hujan, sinar matahari, atau angin. Di daerah dengan iklim lembap dan panas, maka batuannya akan lebih cepat mengalami proses pelapukan dibandingkan dengan daerah dengan iklim dingin.

Selain itu, jika cuaca sering berganti, seperti terjadinya pergantian temperatur antara siang yang panas dan malam yang dingin begitu terasa, maka hal ini dapat semakin mempercepat proses pelapukan.

D. Keadaan Vegetasi

Vegetasi atau tumbuh-tumbuhan dapat menjadi faktor penyebab proses pelapukan karena tumbuhan memiliki akar – akar yang dapat menembus celah-celah batuan. Jika akar tersebut semakin membesar, maka kekuatannya pun juga akan semakin besar sehingga mampu menerobos bebatuan dan membuat batuan jadi lapuk.

Jenis-Jenis Pelapukan

Berdasarkan penyebabnya, pelapukan dibedakan menjadi 3 jenis yakni pelapukan mekanis, pelapukan kimia dan pelapukan biologis.

Pelapukan Mekanisme

Pelapukan mekanisme atau pelapukan fisis atau pelapukan fisika adalah proses penghancuran batuan secara fisis tanpa mengalami perubahan komposisi batuan. Pelapukan jenis mekanis ini bisa disebabkan oleh pemuaian, pembenkuan air dalam pori-pori batuan, perubahan suhu secara tiba-tiba dan perbedaan siang dan malam yang besar.

Contoh Pelapukan Fisika, misalnya:

  • Pada siang hari sebuah batu akan mengalami pemuaian karena panas matahari dan malam harinya akan mengerut karena udara yang dingin.
  • Melapuknya batuan gurun akibat perubahan cuaca harian secara ekstrim.
  • Kristalisasi air garam pada batuan di ekosistem pantai.
  • Longsor batuan di daerah topografi curam.

Pelapukan Kimiawi

Pelapukan Kimiawi atau Pelapukan Kimia adalah pelapukan batuan yang menyebabkan komposisi batuan dan struktur batuan berubah. Yang menjadi penyebab pelapukan kimia yaitu karena adanya reaksi kimia antara mineral batuan dengan air atau kelembapan udara.

Pelapukan kimiawi batuan sering disebabkan air hujan yang mengandung senyawa H2O dan CO2. Air Hujan mempunyai daya larut besar, terutama jika menimpa batuan kapur dan karst.

Contoh Pelapukan Kimia antara lain:

  • Proses pelarutan batuan kapur gamping akibat bereaksi dengan air.
  • Hidrolisis air hujan menyebabkan naiknya tingkat keasaman di sekitar batuan. Ion H+ memungkinkan terjadinya korosi batuan.
  • Oksidasi batuan yang kaya mineral besi memungkinkan ikatan mineral di permukaan batuan menjadi lemah dan terutai.

Pelapukan Biologi

Pelapukan Biologi atau Pelapukan Organik pelapukan batuan yang disebabkan oleh kegiatan-kegiatan dari makhluk hidup seperti manusia, tumbuhan, hewan, jamur dan bakteri.

Contoh Pelapukan Biologi, antara lain:

  • Lumut yang tumbuh di permukaan batuan memungkinkan batuan mengalami degradasi lembabnya permukaan batuan akibat proses penyerapan akar dan tingginya pH di sekitar permukaan batuan tersebut akibat ekskresi sisa metabolisme lumut membuat permukaan batuan mengalami korosi.
  • Penetrasi akar tumbuhan ke dalam sela-sela batuan menekan batuan sehingga batuan mengalami perpecahan.

Demikianlah penjelasan kami mengenai Pelapukan, Semoga bermanfaat..

Artikel Lainnya :

A. Pengertian Pelapukan

  • Pelapukan adalah proses berubahnya batuan menjadi tanah (soil) baik oleh proses fisik atau mekanik (disintegrasi) maupun oleh proses kimia (decomposition). Proses decompositiondapat menyebabkan terjadinnya mineral-mineral baru. (Sawkins dkk, 1978: 346)
  • Pelapukan adalah proses alterasi dan fragsinasi batuan dan material tanah pada dan/atau dekat permukaan bumi yang disebabkan karena proses fisik, kimia dan biologi. Hasil dari pelapukan ini merupakan asal (source) dari batuan sedimen dan tanah (soil).

B. Faktor-faktor yang mempengaruhi pelapukan

Adapun beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pelapukan, yang diantaranya sebagai berikut ini:

Unsur dari cuaca dan iklim yang dapat mempengaruhi proses pelapukan adalah suhu, sinar matahari, curah hujan dan keadaan angin. Jika pada daerah beriklim panas dan lembab maka batuan akan cepat mengalami pelapukan dan pergantian suhu yang ekstem antara siang dan malam akan mempercepat proses pelapukan juga.

Keadaan topografi di suatu daerah dapat mempengaruhi terjadinya pelapukan, karena batuan yang terdapat pada lereng-lereng yang curam akan lebih mudah mengalami pelapukan jika dibandingkan dengan batuan yang terdapat di daerah datar.

  1. Keadaan dari struktur batuan

Keadaan struktur batuan merupakan sifat fisik dan kimia yang dimiliki oleh batuan, misalnya sifat fisik yang dimiliki oleh batuan seperti warna sedangkan sifat kimianya seperti unsur yang terdapat pada batuan. Jadi sifat inilah yang dapat menyebabkan perbedaan daya tahan batuan terhadap proses pelapukan. Batuan yang mudah mengalami pelapukan misalnya seperti batuan sedimen dan yang susah mengalami pelapukan seperti batuan beku.

Keadaan dari vegetasi atau tumbuhan juga akan mempengaruhi proses cepat atau lambatnya proses pelapukan. Seperti akar pada tumbuhan tertentu yang dapat mencengkram dan menembus batuan sehingga dapat menghancrkan batuan.

C. Jenis-jenis Pelapukan

Pelapukan secara fisik umumnya disebut pelapukan fisika (physical weathering) atau dikatakn pula pelapukan mekanik (mechanical weathering). Pada proses pelapukan ini hanya terjadi perubahan fisik saja secara mekanik, tidak disertai perubahan kimia. Sehingga komposisi kimianya tetap yang berubah hanya sifat fisiknya saja.

Dari yang semula mempunyai bentuk tubuh batuan besar serta masif, hancur menjadi bentuk-bentuk lebih kecil, yang terjadi hanya disintegrasi saja, perubahan fisik batuan ini dapat diakibatkan oleh beberapa cara yaitu:

  • Rekahan-rekahan(sheeting joint)

           Perubahan secara fisik atau terurainnya batuan yang semula masif dapat terjadi akibat hilangnya tekanan dari beban lapisan diatasnya yang semula menimbunnya. Akibat lapisan penimbunan tererosi, maka beban yang menekan batuan akan hilang. Dengan hilangnya beban, maka batuan seolah-olah mendapat tekanan dari dalam, yang menjadikan rekahan-rekahan yang sejajar dengan permukaan. Kenampakannya seperti perlapisan, dan dinamakan kekar berlembar atau sheeting joint. Pengaruh hilangnya beban ini tidak terlalu tebal, pada umumnya tidak melebihi dari 50 meter, karena beban ini cukup berat sehingga kekar tidak berkembang lebih lanjut.

  • Tekanan Es (frost wedging)

        Pada suhu yang sangat rendah, melebihi titik beku, air akan membeku menjadi es. Air yang membeku mempunyai volume yang lebih besar sekitar 9 persen. Tekanan dari membesarnya volume ini dapat menghancurkan batuan. Pembekuan air yang terdapat didalam pori-pori dan rekahan batuan menekan dinding disekitarnya, dan dapat menghancurkan batuan. Pelapukan mekanik ini umumya terjadi didaerah pegunungan tinggi, atau daerah bermusim dingin. Penekanan dari pertambahan volume ini paling efektif pada suhu antara -5o C sampai -15oC.

Air tanah yang mengalir perlahan melalui rekahan-rekahan batuan dibawah permukaan mengandung ion-ion yang dapat mengendap sebagai garam dan terpisah dari larutannya. Pertumbuhan kristal-kristal garam ini menekan celah-celah atau rongga antara butir pada batuan, sehingga batuan tersebut dapat terdisintegrasi atau hancur. Gejala semacam ini sering terlihat didaerah gurun, dimana air tanah naik dan menguap dengan cepat.

Berawal dari hukum fisika bahwa bila suatu bahan yang dipanaskan akan memuai dan mengkerut kembali apabila dingin, orang berpendapat demikian pula yang terjadi dalam pelapukan mekanik. Perbedaan suhu antara siang hari dan malam hari dapat menghancurkan batuan. Pada siang hari batuan mengalami panas, maka mineral-mineralnya akan memuai, dengan daya muaianya masing-masing yang tidak sama. Pada malam hari suhu turun dan mineral mengkerut kembali, sehingga ikatan antara butir atau mineral melemah dan lama-kelamaan terlepas. Bila tidak ada lagi ikatan antara mineral dalam batuan, maka hancurlah batuannya. Akan tetapi pada percobaan di laboratorium terhadap batuan di permukaan, perbedaan suhu antara siang dan malam tidak berpengaruh terhadap batuan. Sehingga faktor waktu dan perubahan suhu yang ekstrim secara periodiklah yang berperan.

Benih tumbuhan yang hisup pada celah batuan makin lama makin besar menjadi pohon. Akarnya akan membesar, menekan dan menerobos batuan disekitarnya secara perlahan dan menghancurkan batuannya. Penghancuran batuan oleh akar tumbuhan ini tidak semata-mata oleh tekanan akar saja, tetapi ada unsur kimianya.

2. PELAPUKAN KIMIA

            Pelapukan kimia adalah ‘penghancuran’ batuan oleh pengubahan kimia terhadap mineral-mineral pembentuknya yang melibatkan beberapa reaksi penting antara unsur-unsur di atmosfir dan mineral-mineral pada kerak bumi. Dalam proses-proses ini, struktur dalam mineral semula terurai dan terbentuk mineral-mineral baru, dengan struktur kristal baru yang stabil diatas permukaan bumi. Reaksi yang demikian menyebabkan terjadinya perubahan besar terhadap komposisi kimia, sifat fisik batuan, sehingga dapat dikatakan proses dekomposisi.

Misalnya mineral-mineral yang terdapat dalam  batuan beku dan metamorf terbentuk pada kondisi suhu dan tekanan tinggi. Bila sampai di permukaan bumi, baik suhu maupun tekanannya jauh lebih rendah dari kondisi saat pembentukan. Untuk mencapai keseimbangan mineral tersebut terurai dan komponen komponennya membentuk mineral baru yang lebih stabil pada lingkungan atmosfir.

Mineral-mineral yang terbentuk pada awal pendinginan magma, pada suhu dan tekann tinggi, olivin dan kelompok feldspar misalnya, akan lebih mudah mengalami pelapukan dipermukaan, karena kondisinya jauh dibawah saat pembentukannya. Sedangkan mineral yang terbentuk paling akhir yaitu kuarsa, akan lebih tahan terhadap pelapukan karena kondisi pembentukannya hampir mirip dengan permukaan. Bila kita ingat Seri Reaksi Bowen, daya tahan mineral terhadap pelapukan adalah kebalikannya.

            Air mempunyai peran utama dalam pelapukan kimiawi, sedangkan peran utama dalam reaksi-reaksi kimia adalah sebagai medium transportasi unsur-unsur yang ada di atmosfir langsung ke mineral-mineral pada batuan dimana reaksi dapat berlangsung. Air juga memindahkan hasil pelapukan sehingga teringkap sebagai batuan segar. Kecepan dan derajat pelapukan kimia sangat dipengaruhi oleh banyaknya hujan. Proses-proses dekomposisi diantaranya adalah:

Dekomposisi mineral yang disebabkan oleh ion hidrogen diperlihatkan pada contoh mineral Kalium feldspar. Ion H+ masuk kedalam Kalium feldspar KAlSi3O8 dan mengganti ion kalium yang keluar dari kristal dan terlarut. Air yang bercampur dengan sisa molekul alumunium silikat membentuk mineral lempung Kaolinit {Al4Si4O10(OH)8}

Hidrolisa K Feldspar :

KAlSi3O8 + 4H+ + 2H2O —–>  4K+ + Al4Si4O10(OH)8 + 8SiO2

Kaolinit adalh mineral lempung yang tidak terdapat pada batuan asal (original rock) dan terbentuk oleh reaksi kimia, dan termasuk regolith. Reaksi kimia dimana ion dalam mineral digantikan oleh ion-ion H+ dan OH–dalam air, dinamakan proses hidrolisa, yang umum terjadi pada pelapukan kimia batuan.

Unsur besi (fe), umum dijumpai dalam mineral pembentuk batuan, termasuk biotit, augit dan hornblende. Apabila mineral ini mengalami pelapukan kimia, besi terlepas dan segera teroksidasi dari Fe2+ menjadi Fe3+ jika ada oksigen. Berlangsungnya oksidasi bersamaan dengan hidrasi menghasilkan goethit, mineral berwarna kekuning-kuningan.

4FeO + 2H2O + O2 ——> 4FeO.OH

Goethit jika mengalami proses dehidrasi, kehilangan H2O, menjadi hematit. Hematit (Fe2O3) berwarna merah bata.

Reaksi yang berlangsung adalah :

2FeO.OH ——> Fe2O3 + H2O

Intensitas warna-warna ini pada batuan yang lapuk dan tanah, dapat dipergunakan untuk mengetahui sudah berapa lama pelapukan berlangsung.

Proses lain yang umum dijumpai pada pelapukan kimiawi adalahleaching, merupakan kelanjutan “pengambilan” material yang dapat larut dalam batuan atau regolith oleh air. Oleh karena itu sering juga proses ini disebut sebagai proses pelarutan atau dissolution. Contohnya silika yang terlepas dari batuan oleh pelapukan kimia, sebagian tertinggal dalam regolith yang kaya akan lempung dan sebagian perlahan-lahan terlarut didalam air yang mengalir didalam tanah. Ion kalium yang terpisah dari batuan, juga terlepas sebagai larutan dalam air.

Air dikenal sebagai pelarut yang efektif dan universal, susunan molekulnya polar. Oleh sebab itu mampu melepaskan ikatan ion dalam mineral pada permukaan kontaknya. Beberapa jenis bataun ada yang dapat larut seutuhnya dan terbawa hanyut. Contohnya batu garam yang dapat larut seutuhnya. Gypsum dan batugamping yang mineral utamanya CaCo3juga dapat larut, terutama bila airnya kaya akan asam karbondioksida.

3. PELAPUKAN BIOLOGIS

Pelapukan biologi atau sering pula disebut pelapukan organik adalah proses pelapukan batuan yang dilakukan oleh organisme melalui aktivitasnya di sekitar lingkungan batuan tersebut. Adapun organisme yang berperan dalam macam pelapukan ini bisa berupa hewan, tumbuhan, jamur, bakteri, hingga manusia.

Proses pelapukan biologi melibatkan 2 cara, yaitu cara biokimia dan cara mekanis. Berikut ini adalah contoh pelapukan biologimelalui 2 cara tersebut.

  • Tumbuhnya lumut di permukaan batuan memungkinkan batuan mengalami degradasi. Lembabnya permukaan batuan akibat proses penyerapan akar serta tingginya pH di sekitar permukaan batuan tersebut akibat ekskresi sisa metabolisme lumut membuat permukaan batuan mengalami korosi.
  • Penetrasi akar tumbuhan ke dalam sela-sela batuan menekan batuan sehingga mengalami perpecahan.

Contoh Hasil Pelapukan biologis

Sumber

//www.berpendidikan.com/2015/06/pengertian-dan-macam-macam-pelapukan-dan-contohnya.html

//www.softilmu.com/2014/07/pelapukan.html

//www.ebiologi.com/2016/03/macam-macam-pelapukan-dan-contohnya.html

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA