Organisasi pemuda yang didirikan pada tanggal 9 Desember 1917 adalah

suaramerdeka.com - Kemerdekaan bangsa Indonesia tentunya tak lepas dari perjuangan para pemuda Tanah Air. Para pemuda berkontribusi dalam melancarkan berbagai upaya untuk mempersatukan bangsa Indonesia.

Salah satu upaya yang dilakukan para pemuda saat itu ialah menggelar Kongres Pemuda yang diikuti oleh pemuda-pemudi dari berbagai nusantara.

Kongres ini diadakan dengan didasari oleh keinginan berbagai organisasi pemuda seperti Perhimpunan Indonesia dan Pemuda ndonesia yang mendambakan nasionalisme di golongan pemuda.

Baca Juga: Tuan Rumah Presidensi G20, Airlangga: Indonesia Harus Mengambil Momentum untuk Mengatur Agenda

Kongres Pemuda ini digelar dua kali, yaitu pada 30 April - 2 Mei 1926 dan 27-28 Oktober 1928.

Pada Kongres Pemuda Kedua, lahirlah Sumpah Pemuda yang merupakan keputusan penting dimana berisi tiga ikrar untuk mempersatukan Indonesia.

Pada kongres tersebut, dihadiri oleh ratusan orang yang merupakan utusan dari berbagai daerah.

Baca Juga: Pengelolaan Museum Masih Menghadapi Banyak Kendala, Perlu Dukungan Semua Pihak

Tercatat kurang lebih 750 orang yang merupakan utusan dari berbagai organisasi pemuda hadir dalam Kongres Pemuda II.

Jong Sumatranen Bond menjadi salah satu organisasi daerah yang terlibat dalam perumusan Sumpah Pemuda.

Jong Sumatranen Bond didirikan pada 9 Desember 1917 di Jakarta dengan tujuan sebagai berikut.

1. Memperketat hubungan di sela murid-murid yang berasal dari Sumatra.

2. Mendidik pemuda Sumatra sebagai pemimpin bangsa.

3. Mempelajari dan mengembangkan kebiasaan Sumatra.

Organisasi ini memiliki enam cabang, empat di antaranya di Jawa dan dua lainnya di Sumatra, yakni Padang dan Bukittinggi.

Awalnya, pembentukan Jong Sumatranen Bond diragukan banyak orang, termasuk redaktur surat kabar Tjaja Sumatra, Said Ali.

Said mengatakan bahwa Sumatra belum dewasa untuk terjun dalam bidang politik dan umum.

Tak hanya itu, kaum tua di Minangkabau pada saat itu juga menentang pergerakan yang dimonitori oleh kaum muda itu.

Meskipun diragukan, pemuda-pemuda Sumatra tetap membangun perkumpulan tersebut.

Pada bulan Januari 1918, organisasi ini menerbitkan surat kabar yang bertajuk "Jong Sumatra" dengan jargon Organ van Den Jong Sumatranen Bond.

Surat kabar Jong Sumatra memiliki peran penting dalam menjembatani masyarakat dalam menyalurkan aspirasinya atas konflik yang terjadi.

Jong Sumatranen Bond memiliki banyak tokoh nasional yang berperan dalam pergerakan kemerdekaan Indonesia.

Tokoh-tokoh pemuda ini terdiri dari Mohammad Hatta, Mohammad Yamin, Adenan Kapau Gani, Bahder Djohan, Mohammad Amir, Sutan Takdir Alisjahbana, dan lain-lain.

Moh Yamin menjadi salah satu utusan dari Jong Sumatranen Bond dalam Kongres Pemuda II dan menyusun ikrar Sumpah Pemuda.

Moh Yamin merupakan pemimpin Jong Sumatranen Bond pada periode 1926-1928.

Dalam kepemimpinannya itu, Moh Yamin dengan giat mendorong ide agar Bahasa Indonesia dijadikan sebagai Bahasa Persatuan.

Dalam Kongres pemuda II, Moh Yamin akhirnya menetapkan Bahasa Indonesia, yang berasal dari Bahasa Melayu, sebagai Bahasa Nasional Indonesia. (mg10)

Page 2

Page 3

Lihat Foto

Wikipedia

Jong Sumatranen Bond

KOMPAS.com - Jong Sumatranen Bond merupakan organisasi yang didirikan oleh pemuda Sumatera di Jakarta pada 2 Desember 1917 di Gedung STOVIA. 

Tujuan dari Jong Sumatranen Bond ini adalah untuk memperkokoh hubungan ikatan di antara murid-murid yang berasal dari Sumatera. 

Mereka menanam keyakinan bahwa kelak mereka akan menjadi pemimpin, dan juga ikut membangun perhatian dan mempelajari kebudayaan Sumatera. 

Baca juga: PKI: Asal-usul, Pemilu, Pemberontakan, Tokoh, dan Pembubaran

Latar Belakang 

Jong Sumatranen Bond (JSB) didirikan oleh para pemuda Sumatera yang bertujuan untuk menanamkan kepedulian terhadap kebudayaan Sumatera dan memperkokoh hubungan murid Sumatera.

Organisasi ini muncul sebagai bentuk kesadaran diri kalangan para pelajar Jakarta yang berasal dari Sumatera akan pentingnya organisasi. 

Keinginan untuk membentuk organisasi sendiri ini muncul setelah adanya Jong Java, sehingga mereka tergerak untuk mendirikan organisasi pemuda Sumatera. 

Baca juga: Sejarah Perumusan Pancasila: Pembentukan BPUPKI

Pertentangan

Awal mula JSB dibentuk, organisasi ini banyak diragukan, salah satunya oleh redaktur surat kabar Tjaja Sumatra, Said Ali.

Ia mengatakan bahwa Sumatra masih belum matang untuk sebuah politik dan umum. 

Namun, kritik tersebut tidak dihiraukan oleh para pemuda Sumatera. Mereka tetap mendirikan perkumpulan mereka sendiri, JSB. 

Selain Said Ali, para kaum tua di Minangkabau juga menentang pergerakan JSB ini, mereka menganggap gerakan JSB akan menjadi ancaman bagi adat Minang. 

Jong Sumatranen Bond merupakan organisasi yang didirikan oleh para pemuda Sumatra di Jakarta pada 9 Desember 1917. Organisasi ini didirikan dengan tujuan mempererat hubungan di antara murid-murid yang berasal dari Sumatra, mendidik pemuda Sumatra untuk menjadi pemimpin bangsa, serta mempelajari dan mengembangkan budaya Sumatra.
Berdasarkan penjelasan tersebut, jawaban yang benar adalah A.
 

Jawaban yang tepat dari soal di atas yaitu B. Untuk lebih jelasnya, yuk simak penjelasan berikut:

Jong Sumatranen Bond didirikan oleh para pemuda Sumatra di Jakarta pada 9 Desember 1917. Organisasi ini didirikan dengan tujuan mempererat hubungan di antara murid-murid yang berasal dari Sumatra, mendidik pemuda Sumatra untuk menjadi pemimpin bangsa, dan mempelajari serta mengembangkan budaya Sumatra. Tokoh-tokoh pergerakan nasional yang lahir dari Jong Sumatranen Bond antara lain Mohammad Hatta dan Muhammad Yamin.

Artikel ini membutuhkan rujukan tambahan agar kualitasnya dapat dipastikan. Mohon bantu kami mengembangkan artikel ini dengan cara menambahkan rujukan ke sumber tepercaya. Pernyataan tak bersumber bisa saja dipertentangkan dan dihapus.
Cari sumber: "Jong Sumatranen Bond" – berita · surat kabar · buku · cendekiawan · JSTOR
(Pelajari cara dan kapan saatnya untuk menghapus pesan templat ini)

Jong Sumatranen Bond (JSB; bahasa Indonesia: Perkumpulan Pemuda Sumatra) adalah perkumpulan yang bertujuan untuk mempererat hubungan di antara murid-murid yang berasal dari Sumatra, mendidik pemuda Sumatra untuk menjadi pemimpin bangsa serta mempelajari dan mengembangkan budaya Sumatra. Perkumpulan ini didirikan pada tanggal 9 Desember 1917 di Jakarta. JSB memiliki enam cabang, empat di Jawa dan dua di Sumatra, yakni di Padang dan Bukittinggi.[1] Beberapa tahun kemudian, para pemuda Batak keluar dari perkumpulan ini dikarenakan dominasi pemuda Minangkabau dalam kepengurusannya. Para pemuda Batak ini membentuk perkumpulan sendiri, Jong Batak.

Panji Jong Sumatranen Bond

Foto para pendiri JSB di arsip Museum Sumpah Pemuda. Duduk di tengah Mohammad Yamin dan di paling kiri A.K. Gani.

 

Taman Tugu Jong Soematra di depan Hotel Inna Muara Kota Padang

Kelahiran JSB pada mulanya banyak diragukan orang. Salah satu diantaranya ialah redaktur surat kabar Tjaja Sumatra, Said Ali, yang mengatakan bahwa Sumatra belum matang bagi sebuah politik dan umum. Tanpa menghiraukan suara-suara miring itu, anak-anak Sumatra tetap mendirikan perkumpulan sendiri. Kaum tua di Minangkabau menentang pergerakan yang dimotori oleh kaum muda ini. Mereka menganggap gerakan modern JSB sebagai ancaman bagi adat Minang. Aktivis JSB, Bahder Djohan menyorot perbedaan persepsi antara dua generasi ini pada edisi perdana Jong Sumatra.

Jong Sumatra terbit pertama kali pada bulan Januari 1918. Dengan jargon Organ van Den Jong Sumatranen Bond, surat kabar ini terbit secara berkala dan tidak tetap, kadang bulanan, kadang triwulan, bahkan pernah terbit setahun sekali. Bahasa Belanda merupakan bahasa mayoritas yang digunakan kendati ada juga artikel yang memakai bahasa Melayu. Jong Sumatra dicetak di Weltevreden, Batavia, sekaligus pula kantor redaksi dan administrasinya.

Mulanya, dewan redaksi Jong Sumatra juga merupakan pengurus (centraal hoofbestuur) JSB. Mereka itu adalah Tengkoe Mansur (ketua), A. Munir Nasution (wakil ketua), Mohamad Anas (sekretaris I), Amir (sekretaris II), dan Marzoeki (bendahara), serta dibantu beberapa nama lain. Keredaksian Jong Sumatra dipegang oleh Amir, sedangkan administrasi ditangani Roeslie. Mereka ini rata-rata adalah siswa atau alumni STOVIA serta sekolah pendidikan Belanda lainnya. Setelah beberapa edisi, keredaksian Jong Sumatra dipisahkan dari kepengurusan JSB meski tetap ada garis koordinasi. Pemimpin redaksi pertama adalah Mohammad Amir dan pemimpin perusahaan dijabat Bahder Djohan.

Surat kabar Jong Sumatra memainkan peranan penting sebagai media yang menjembatani segala bentuk reaksi atas konflik yang terjadi. Dalam Jong Sumatra edisi 12, th 1, Desember 1918, seseorang berinisial Lematang mempertanyakan kepentingan kaum adat. Sambutan positif juga datang dari Mohamad Anas, sekretaris JSB. Anas mengatakan dengan lantang bahwa bangsa Sumatra sudah mulai bangkit dari ketidurannya, dan sudah mulai memandang keperluan umum.

Sumatra memang dikenal banyak menghasilkan jago-jago pergerakan, dan banyak di antaranya yang mengawali karier organisasinya melalui JSB, seperti Mohammad Hatta dan Mohammad Yamin. Hatta adalah bendahara JSB di Padang 1916-1918. Kemudian ia menjadi pengurus JSB Batavia pada 1919 dan mulai mengurusi Jong Sumatra sejak 1920 hingga 1921. Selama di Jong Sumatra inilah Hatta banyak menuangkan segenap alam pikirannya, salah satunya lewat karangan berjudul “Hindiana” yang dimuat di Jong Sumatra no 5, th 3, 1920.

Sedangkan Mohammad Yamin adalah salah satu putra Sumatra yang paling dibanggakan. Karya-karyanya yang berupa esai ataupun sajak sempat merajai Jong Sumatra. Ia memimpin JSB pada 1926-1928 dan dengan aktif mendorong pemikiran tentang perlunya bahasa Indonesia digunakan sebagai bahasa persatuan. Kepekaan Yamin meraba pentingnya bahasa identitas sudah mulai terlihat dalam tulisannya di Jong Sumatra no 4, th 3, 1920. Jong Sumatra berperan penting dalam memperjuangkan pemakaian bahasa nasional, dengan menjadi media yang pertama kali mempublikasikan gagasan Yamin, mengenai bahasa Melayu sebagai bahasa persatuan.

  • Adnan Kapau Gani
  • Bahder Djohan
  • Mohammad Amir
  • Mohammad Hatta
  • Mohamad Nazief
  • Muhammad Yamin
  • Sutan Takdir Alisjahbana
  • Tengku Mansur

  1. ^ Ensiklopedia Umum. 

  • //tirto.id/sejarah-jong-sumatranen-bond-pencetak-jago-pergerakan-nasional-dbpa

Diperoleh dari "//id.wikipedia.org/w/index.php?title=Jong_Sumatranen_Bond&oldid=20774106"

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA