Nyeri berhubungan saat hamil 5 bulan

“Keluarnya darah setelah berhubungan intim saat hamil tentu bikin khawatir. Namun, hal ini jarang mengindikasikan kondisi berbahaya apabila terjadi sesekali. Supaya lebih waspada, ketahui berbagai faktor yang bisa memicu perdarahan setelah berhubungan intim pada ibu hamil.”

Halodoc, Jakarta – Saat hamil, bukan berarti ibu harus mengucapkan selamat tinggal pada kegiatan berhubungan intim dengan suami. Berhubungan intim saat hamil masih dianggap cukup aman dilakukan selama kondisi kandungan ibu sehat dan kuat. Berhubungan intim ketika menjalani kehamilan membantu ibu menurunkan tingkat stres dan membangun hubungan yang semakin erat dengan pasangan.

Namun, setelah selesai sesi bercinta yang menggairahkan, ada beberapa ibu hamil yang mengalami pendarahan. Tentunya kondisi ini bikin ibu jadi panik dan khawatir dengan kondisi janin. Pendarahan setelah berhubungan intim saat hamil belum tentu disebabkan oleh sesuatu yang berbahaya. Ini ulasannya.

  1. Rahim Menjadi Lebih Sensitif

Saat menjalani kehamilan hormon kehamilan menyebabkan serviks menjadi lebih sensitif dari biasanya. Hal ini karena suplai darah ke vagina dan leher rahim meningkat cukup cepat saat ibu hamil. Kondisi ini menyebabkan ibu hamil kerap alami perdarahan ketika menjalani hubungan intim. Tidak ada salahnya kunjungi rumah sakit terdekat untuk memastikan kondisi ini tidak membahayakan ibu atau janin.

  1. Pecahnya Kapiler Darah

Penyebab suplai darah ke vagina dan leher rahim meningkat karena terbentuknya banyak kelompok pembuluh darah halus untuk memenuhi kebutuhan oksigen ibu dan janin yang tinggi. Hubungan seks saat hamil yang terlalu intens atau lebih bersemangat dari bisa menyebabkan pembuluh halus ini pecah, sehingga muncul bercak darah atau pendarahan ringan.

Pendarahan karena hal ini umumnya tidak berbahaya. Ibu bisa tetap berhubungan intim di lain waktu, tetapi minta pasangan untuk melakukannya dengan lebih lembut. Ibu dan suami bisa mengganti posisi bercinta dengan yang lebih aman, misalnya spooning atau penetrasi dari belakang untuk mencegah pendarahan.

  1. Penyakit Polip Rahim

Selain itu, penyakit polip rahim juga bisa menyebabkan ibu hamil mengalami pendarahan setelah berhubungan intim. Dilansir dari Cleveland Clinic, polip rahim adalah pertumbuhan jaringan yang tidak normal di serviks dan terjadi karena tingkat estrogen yang tinggi. Sebagian besar polip rahim bersifat jinak dan bisa ditangani dengan melakukan terapi.

Mengalami pendarahan ringan sesekali setelah berhubungan intim saat hamil trimester kedua atau ketiga masih termasuk hal yang wajar. Kemungkinan ibu mengalami keguguran setelah berhubungan seks saat hamil juga sangat kecil, bahkan risikonya hampir nol besar setelah usia kehamilan mencapai 12 minggu. Jadi, ibu hamil enggak perlu khawatir ketika ingin berhubungan intim karena janin aman terlindungi dalam kantung ketuban rahim dan leher rahim tertutup rapat oleh lendir.

Apakah Aman untuk Kondisi Janin?

Umumnya, melakukan hubungan intim saat menjalani masa kehamilan adalah salah satu kondisi yang cukup aman untuk dilakukan, asal ibu tidak mengalami beberapa masalah pada kehamilan. Namun, jika ibu pernah mengalami kondisi keguguran berulang, riwayat melahirkan bayi secara prematur, perdarahan melalui vagina, alami gangguan pada posisi plasenta, bicarakan kondisi ini pada tim medis atau dokter kandungan. Ibu bisa gunakan aplikasi Halodoc untuk bertanya pada dokter seputar berhubungan intim saat kehamilan agar kesehatan ibu dan janin tetap terjaga.

Dilansir dari situs halaman National Health Service UK, hindari melakukan hubungan intim ketika ibu hamil mengalami pecah ketuban dini. Kondisi ini dapat meningkatkan risiko infeksi pada janin. Jangan lupa untuk cari tahu posisi hubungan intim yang aman bagi ibu hamil agar kegiatan ini tidak berisiko bagi ibu dan janin di dalam kandungan.

Referensi:Fox News. Diakses pada 2019. 9 Benefits of Sex During PregnancyNational Health Service UK. Diakses pada 2019. Sex During PregnancyCleveland Clinic. Diakses pada 2019. Uterine Polyps

"Pada dasarnya, berhubungan seks selama kehamilan trimester kedua dan ketiga diperbolehkan dan tergolong aman. Bahkan hubungan seks yang dilakukan saat trimester ketiga akan membantu mendorong pembukaan jalan lahir bayi bayi kelak. Ejakulasi di dalam vagina juga tidak menjadi masalah asalkan suami tidak memiliki penyakit menular seksual atau AIDS."

Halodoc, Jakarta - Hubungan seksual yang dilakukan pasangan suami istri untuk mendapatkan keturunan menjadi aktivitas yang menyenangkan dan menyehatkan. Namun, ketika sang istri sudah hamil, hubungan seksual mungkin jadi tidak semenyenangkan sebelumnya. Hal ini karena sang suami atau istri jadi ragu akan terjadinya efek samping yang mengganggu kesehatan bayi di dalam kandungan.

Sebenarnya, tidak ada alasan untuk mengubah aktivitas seksual dan pasangan selama kehamilan, kecuali dokter menyarankan sebaliknya. Hubungan seksual atau orgasme selama kehamilan juga tidak membahayakan bayi. Namun, banyak pasangan yang khawatir jika ejakulasi terjadi di dalam sehingga sperma masuk ke kandungan. Lantas, apakah hal ini berbahaya? Ini ulasannya! 

Hubungan Seksual Sehat Selama Hamil, Amankah?

Sekali lagi, hubungan intim selama hamil aman dilakukan. Apalagi, banyak wanita yang mengalami peningkatan gairah seks selama kehamilan, terutama pada trimester kedua setelah lonjakan hormon mereda. Hubungan intim di trimester tiga bisa membantu membuka jalan lahir.

Nyatanya, ejakulasi di dalam vagina menurut para ahli tergolong aman. Melansir dari Cleveland Clinic, ketika suami ejakulasi di dalam vagina, hal ini tidak memengaruhi bayi. Alasannya, janin dilindungi oleh selaput dan cairan ketuban. Sperma yang masuk ke dalam rahim juga tidak berbahaya untuk janin, kecuali bila suami mengidap infeksi seksual menular atau AIDS. 

Namun, bagi ibu yang sedang hamil muda atau memiliki kondisi kehamilan yang lemah, sebaiknya hubungan seksual dilakukan dengan hati-hati. Pasalnya, menumpahkan sperma dalam jumlah yang banyak ke dalam vagina memicu kontraksi. Sperma mengandung zat prostaglandin yang memicu reaksi kontraksi pada rahim dan kram perut. Akibatnya, ibu hamil muda bisa mengalami keguguran bahkan kelahiran prematur kelak.

Namun, bila kehamilan ibu sehat dan dokter mengizinkan, maka tidak ada yang perlu dikhawatirkan dari hubungan seksual selama kehamilan. Jika kamu masih ragu, tanyakan saja pada kandungan di aplikasi Halodoc. Kamu hanya perlu chat dokter spesialis kandungan, dan mereka memberikan informasi kesehatan sesuai kondisi yang dirasakan. Jadi tunggu apa lagi. segera download Halodoc sekarang! 

Tips Hubungan Seksual Selama Kehamilan

Selama kehamilan, mengubah posisi mungkin diperlukan untuk kenyamanan kamu dan pasangan. Hal ini bisa berlanjut setelah bayi lahir. Pelumas berbasis air juga digunakan selama hubungan intim jika diperlukan. Kamu harus memastikan bahwa selama melakukan hubungan seksual seharusnya tidak merasakan sakit.

Selama orgasme, rahim berkontraksi yang menyebabkan sedikit rasa tidak nyaman. Biasanya bercak vagina (darah) juga muncul setelah berhubungan intim. Segera periksakan diri ke rumah sakit jika kamu mengalami pendarahan hebat pada vagina, sakit yang menetap, atau jika air ketuban pecah. 

Selain itu, pastikan pasangan saling berbicara terkait hal ini. Beritahu pasangan bagaimana perasaanmu, terutama jika kamu memiliki perasaan campur aduk tentang seks selama kehamilan. Minta pasangan juga berkomunikasi, terutama jika kamu melihat perubahan dalam respon pasangan. Berkomunikasi dengan pasangan membantu lebih memahami perasaan dan keinginanmu.

Jika dokter memintamu untuk membatasi aktivitas seksual, atau jika kamu tidak berminat untuk melakukan hubungan seksual, luangkan waktu untuk membangun keintiman dengan pasangan. Menjadi intim tidak perlu harus melakukan hubungan seksual karena cinta dan kasih sayang dapat diungkapkan dengan banyak cara. Ingatkan dirimu betapa bahagianya proses kehamilan ini. Nikmati waktu bersama, bisa berjalan-jalan, atau hal-hal lain yang kalian sukai. 

Referensi:Cleveland Clinic. Diakses pada 2019. Pregnancy: Sex During Pregnancy.Fatherly. Diakses pada 2019. Sex During Pregnancy: All Your Questions, Answered.

Kenapa hamil 5 bulan berhubungan terasa sakit?

Darah yang lebih banyak mengalir ke panggul selama kehamilan menyebabkan sensitivitas lebih tinggi yang membuat seks tidak nyaman. Itu lah kenapa pada saat hamil berhubungan terasa sakit.

Apakah hamil 5 bulan boleh berhubungan keluar di dalam?

Menurut American Congress of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), berhubungan seks adalah hal yang aman untuk dilakukan pada usia kehamilan berapapun.

Bagaimana cara berhubungan intim saat hamil 5 bulan?

Melansir dari Healthline, berikut posisi hubungan intim yang dapat kamu dan pasangan praktikan saat kondisi hamil tua..
Side by Side. Posisi side by side dilakukan dengan posisi suami istri berbaring berdampingan dan saling berhadapan. ... .
Edge of the Bed. ... .
Woman On Top. ... .
Spoon. ... .
Reverse Cowgirl. ... .
On The Chair..

Kenapa nyeri saat berhubungan saat hamil?

Kram dan kontraksi setelah berhubungan seks dapat terjadi karena beberapa alasan, yaitu: - Tubuh Mums melepaskan hormon oksitosin ketika orgasme. Hormon ini dapat membuat otot mengalami kontraksi. - Air mani mengandung prostaglandin yang dapat memicu kontraksi rahim.