Menurut Niftrik dan Boland Apa yang dimaksud dengan kelahiran baru?

Karya Allah dalam Kepelbagaian

Pembahasan mengenai karunia Allah dalam kepelbagaian amat penting, karena bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk yang terdiri dari berbagai suku, budaya, daerah, agama maupun kelas sosial. Masih banyak orang yang berpikir hanya dirinya atau kelompok sukunya, kelompok agamanya maupun kelompok bangsanya yang merupakan kelompok terbaik dibandingkan dengan yang lainnya. Pemahaman seperti ini berpotensi merusak kerukunan hidup antarmasyarakat maupun individu. Manusia diciptakan Allah dalam berbagai keunikan, antara lain warna kulit, dan ciri-ciri fisik. Berbagai keunikan ini menjadi bukti bahwa Allah mengasihi semua manusia tanpa kecuali. Oleh karena itu, tiap orang patut menghargai sesamanya dalam berbagai perbedaan dan keunikan yang ada. Bukan hanya menghargai namun dapat membangun hubungan pertemanan dan persahabatan tanpa memandang berbagai perbedaan yang ada. Bangsa Indonesia disebut sebagai bangsa yang majemuk atau beragam. Keberagaman itu meliputi suku bangsa, agama, budaya, daerah dan sebagainya. Keberagaman ini kemudian dipersatukan oleh budaya gotong royong dan semboyan bangsa yaitu Bhinneka Tunggal Ika yang hendak mempersatukan berbagai perbedaan tersebut dalam satu kesatuan sebagai bangsa Indonesia. Namun demikian, budaya dan semboyan tersebut takkan terwujud jika tidak dilakukan dalam praksis atau tindakan nyata. 

Manusia diciptakan dalam berbagai keunikan dan perbedaan, berbagai keunikan serta perbedaan itu merupakan ciri khas dan identitasnya. Manusia sebagai makhluk mulia ciptaan Allah memiliki harkat dan martabat yang sama. Berbagai perbedaan yang ada tidak mengurangi harkat dan martabat seseorang. Tuhan Yesus sering berdialog dengan orang-orang dari berbagai tingkatan sosial. Contohnya: Nikodemus, Zakheus dan perempuan Samaria. Demikian juga Rasul Paulus, ketika dia berada di Atena berdialog dengan para pengikut penyembah berhala, Stoa dan Epikuros. Rasul-rasul lain juga berbuat serupa. Dalam berbagai cerita mengenai interaksi Tuhan Yesus dengan manusia, nampak bahwa kasih dan keadilan yang ditunjukkan-Nya berlaku untuk semua orang tanpa kecuali. Ia membiarkan diri-Nya diminyaki oleh seorang perempuan yang dikenal sebagai perempuan pendosa, Ia makan bersama para pemungut cukai, Ia minta air minum dari seorang perempuan Samaria, Ia menyembuhkan orang tanpa melihat dari mana asal mereka. Bahkan, Ia memperluas makna keselamatan yang berasal dari Allah yang tadinya hanya untuk orang Yahudi menjadi keselamatan untuk segala bangsa. Berbagai kenyataan ini dapat kita jadikan sebagai acuan untuk mewujudkan kehidupan damai dan berkeadilan dalam kepelbagaian manusia. Petrus berkata: “Kuduskanlah Kristus di dalam hatimu sebagai Tuhan! Dan siap sedialah pada segala waktu untuk memberi pertanggungan jawab kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungan jawab dari kamu tentang pengharapan yang ada padamu, tetapi hendaklah dengan lemah lembut dan hormat, dan dengan hati nurani yang murni” (1 Ptr. 3:15). Membaca kutipan dari bagian Alkitab tersebut, jika dikaitkan dengan topik pembahasan pada pelajaran ini, ada beberapa makna yang dalam:

1. Kuduskanlah Kristus di dalam hatimu. Semua ajaran Yesus dan kekudusannya harus dihayati, dijalankan, dan dipelihara. Orang Kristen tidak mungkin melakukan ajaran imannya jika tidak menguduskan Tuhan. 

2. Mempertanggungjawabkan iman. Tiap orang dipanggil untuk selalu siap mempertanggungjawabkan imannya termasuk di dalamnya identitas kamu sebagai remaja Kristen. Jadi, menjadi remaja Kristen bukanlah sekadar identitas seperti yang tertulis dalam KTP, melainkan menyangkut seluruh sikap hidup yang harus kamu tunjukkan pada orang lain. Dengan cara itu, orang-orang menyaksikan kehidupan kristiani yang sesungguhnya. 

3. Dengan lemah lembut dan hormat serta hati yang murni. Salah satu ciri khas remaja Kristen yang dapat ditampakkan adalah sikap lemah lembut, ketulusan hati serta menghormati mereka yang pantas untuk dihormati. Dalam pergaulan dengan orang lain yang berbeda, kamu dapat melakukan apa yang dikatakan oleh Petrus. Kamu dapat menguduskan Tuhan, mempertanggungjawabkan iman serta bersikap lemah lembut ketika bergaul dengan mereka yang berbeda denganmu. Identitas sebagai orang Kristen bukanlah sekadar sebuah identitas, melainkan harus dibuktikan melalui tindakan. Itulah yang akan menunjukkan identitas kamu sebagai remaja Kristen. 

Kepelbagaian manusia sebenarnya merupakan karunia Allah yang patut disyukuri karena dari berbagai kepelbagaian itu, hidup manusia menjadi amat kaya laksana pelangi yang warna-warni. Dalam kepelbagaian warnanya, pelangi menjadi indah dipandang mata, tiap warna memberikan kontribusi bagi keindahan itu. Umat manusia dapat saling memperkaya diri dengan mempelajari berbagai tradisi, adat, kebudayaan serta kebiasaan dari berbagai daerah, negara, suku, bangsa maupun ras, etnis dan agama. Menurut Shiao Chong (2008), perbedaan dan keragaman adalah karunia dari Allah Pencipta yang dinyatakan dalam Yesus Kristus melalui karya penebusanNya. Ia memulihkan dan memperbarui kesatuan yang sudah ada pada awal penciptaan, kesatuan yang kemudian menjadi rusak oleh dosa. Jika Allah Pencipta, Pemelihara dan Penyelamat di dalam Yesus Kristus mengaruniakan kepelbagaian pada manusia, mengapa manusia masih melakukan berbagai tindakan yang menunjukkan diskriminasi terhadap warna kulit, suku bangsa, budaya maupun agama tertentu? Mengapa keragaman agama, budaya dan etnis manusia sering menjadi sumber perpecahan dan bahkan kekerasan satu sama lain? Menurut Shiao Chong, karena dosa dan pemberontakan manusia menyebabkan perpecahan dan sikap yang merendahkan sesama manusia menurut perbedaan ras, etnis, agama, dan gender. Sikap ini telah menyebabkan penderitaan yang luar biasa bagi mereka yang mengalami diskriminasi itu. Sebagai contoh, pembantaian yang dilakukan oleh Adolf Hitler terhadap etnis Yahudi yang dilandasi oleh kebencian ras serta pemahaman yang keliru mengenai keunggulan bangsa sendiri. Sikap seperti ini cenderung memecah-belah komunitas manusia. Dalam Perjanjian Lama, rencana penebusan Allah sudah mencakup segala bangsa dari berbagai ras dan etnis melalui Abraham, ketika dikatakan bahwa oleh karena dia (Abraham) segala bangsa di muka bumi akan memperoleh berkat (Kej. 18:18, 26:4), dan “rumah-Ku akan menjadi “rumah doa bagi segala bangsa” (Yes. 56:7). Di antara semua keragaman ciptaan Tuhan, keragaman budaya manusia - perbedaan etnis dan bahasa - juga merupakan bagian dari ciptaan Allah yang baik. Kadang-kadang, orang Kristen melihat keragaman budaya sebagai bagian dari dunia yang jatuh, sebagai kutukan. Narasi Alkitab tentang Menara Babel (Kejadian 11:1-9) sering digunakan untuk membenarkan pandangan yang negatif itu. Padahal dalam cerita mengenai menara Babel, campur tangan Tuhan dan penciptaan beragam bahasa benar-benar memaksa orang-orang Babel untuk memenuhi perintah Allah yang semula (Kejadian 1:28) yaitu untuk "memenuhi bumi dan menaklukkannya," sesuatu yang ingin dihindari oleh orang-orang Babel dengan mendirikan menara sampai ke langit. Mereka tidak ingin tersebar ke segala penjuru bumi, mengenai hal ini diulang sampai tiga kali pada ayat 4, 8, dan 9. Jika Allah Pencipta, Pemelihara dan Penyelamat di dalam Yesus Kristus mengaruniakan kepelbagaian pada manusia, itu merupakan bukti bahwa semua manusia dari berbagai ras, etnis dan gender diberkati tanpa kecuali. Kepelbagaian juga memperoleh tempat ketika pada hari Pentakosta para rasul dan orang percaya dimungkinkan berbicara dalam berbagai bahasa. Melalui kejadian ini, jangkauan budaya diperluas menjadi lintas budaya termasuk bahasa dipakai dalam kesaksian dan pemberitaan. Dengannya gereja membuka diri terhadap berbagai bahasa dan budaya sebagai sarana pemberitaan. Dalam surat Galatia 3:28 dikatakan, "Tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada hamba atau orang merdeka, laki-laki atau perempuan, karena kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus". Dengan demikian, semua orang dari berbagai bangsa, budaya, warna kulit adalah satu komunitas yang berada dalam jangkauan keselamatan yang dianugerahkan Allah melalui Yesus Kristus.

ALLAH SEBAGAI PEMBAHARU

Apakah kamu semua telah dibaptis? Apakah kamu mengerti mengapa kamu dibaptis? Dalam pelajaran PAK di SMP kelas VII makna baptisan diajarkan dalam pelajaran tersebut. Baptisan menjadi pertanda bahwa kamu hidup di dalam Kristus melalui kematian-Nya. Manusia lama yang takluk kepada dosa telah digantikan oleh manusia baru yang hidup di dalam Kristus. Menurut Niftrik dan Boland, melalui baptisan, orang percaya telah dijadikan satu dengan Kristus dalam kematian-Nya dan “manusia lama” telah dipakukan di kayu salib agar manusia bangkit bersama-sama dengan Kristus sebagai “manusia baru” (Roma 6:3). Sejajar dengan itu, 2 Korintus 5:17 menulis “Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang”. Menurut Niftrik dan Boland, kelahiran kembali memberikan kepastian iman bahwa Kristus telah mati untuk menebus dosa manusia dan Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati dan bersama-sama dengan Kristus, semua orang percaya telah mati dan bangkit bersama Kristus menjadi manusia baru yang dosanya telah diampuni. Kepastian ini penting bagi orang percaya sehingga memberikan tanggung jawab untuk hidup sebagaimana layaknya orang yang telah ditebus, diselamatkan dan dibaharui. Bagaimana Allah membaharui kehidupan? Allah membaharui kehidupan melalui Roh Kudus. Kelahiran kembali serta pembaharuan manusia adalah pekerjaan Roh Kudus. Orang-orang yang beriman kepada Yesus Kristus dikaruniakan Roh Kudus dan menjadi anak-anak Allah dan memanggil Allah sebagai Bapa. Roh Kudus membuat manusia menjadi milik Allah di dalam Yesus Kristus . Namun demikian, manusia terus berjuang melawan dirinya sendiri di dalam keinginan “daging” yang takluk pada dosa. Jadi, karunia Roh Kudus tidak membebaskan manusia dari penjajahan dosa yang disebabkan oleh keinginan daging. 

Rasul Paulus dapat dijadikan contoh dalam membahas mengenai “manusia baru”. Semula, ia termasuk dalam kelompok orang yang menolak Tuhan Yesus dan para pengikut-Nya. Ia selalu mencari para pengikut Yesus untuk dihukum (Lihat Kisah Para Rasul 8:1b-3). Suatu ketika Saulus (nama Paulus sebelum bertobat) menghadap Imam Besar dan meminta surat kuasa untuk dibawa ke Damsyik supaya ia dapat menangkap tiap orang yang menjadi pengikut Yesus untuk dibawa ke Yerusalem supaya dihukum. Dalam perjalanan ke Damsyik, ada cahaya memancar dari langit mengelilinginya, kemudian ada suara yang berkata: “Saulus, Saulus, mengapa engkau menganiaya Aku?”. Sauluspun menyahut: “Siapakah Engkau Tuhan?”. Suara itu menjawab Saulus: “Akulah Yesus yang kau aniaya itu. Tetapi sekarang, bangunlah dan pergilah ke kota dan Aku akan memberitahukan apa yang harus kau perbuat”. Ketika suara itu hilang, Sauluspun menjadi buta, ia tidak dapat melihat. Saulus menuruti perintah itu, ia masuk ke kota Damsyik, ia tidak dapat melihat selama tiga hari. Tuhan memerintahkan Ananias salah seorang pengikut-Nya untuk pergi menjumpai Saulus. Mulanya Ananias takut karena reputasi buruk Saulus yang menganiaya para pengikut Yesus. Namun, Tuhan meyakinkannya untuk pergi menjumpai Saulus. Ananias menjumpai Saulus, menumpangkan tangan ke atas kepalanya serta membaptisnya dalam nama Yesus, seketika itu juga Saulus dapat melihat lagi. Saulus dipenuhi oleh Roh Kudus, namanya bukan lagi saulus melainkan Paulus, hatinya berkobar-kobar oleh kuasa Roh dan ia memberitakan tentang Tuhan Yesus tanpa rasa takut. Orang-orang yahudi yang mengetahui Paulus telah menjadi pengikut Yesus, mencari dan ingin membunuhnya (Kisah Para Rasul 9:1-31). Paulus menjadi salah seorang Rasul terkemuka yang memberitakan Injil ke berbagai tempat, ia memberitakan Injil kepada orang-orang nonYahudi, ia dipenuhi oleh kuasa Roh Kudus yang membaharui hidupnya. Rasul Paulus mengalami “hidup baru” di dalam Yesus Kritus. 

Dalam kaitannya dengan pembaharuan hidup, Rasul Paulus mengatakan bahwa kalau hidup oleh Roh, maka kita tak akan menuruti keinginan daging (bandingkan Galatia 5:16). Sebagai ganti perbuatan daging (Galatia 5:19-21), maka kita akan menghasilkan buah Roh yakni “kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri” (Galatia 5 :22-23). Sifat atau ciri-ciri ini adalah buah atau karya Roh Kudus dalam kehidupan orang percaya. Walaupun demikian, kita harus mengatakan bahwa karya Roh Kudus ini merupakan suatu proses yang tidak sekali jadi, karena kita masih terus melawan kemanusiaan kita yang lama yang dikuasai 148 Kelas X SMA/SMK oleh keinginan daging. Orang percaya membutuhkan pembaharuan hidup secara terus menerus karena setiap saat manusia dapat jatuh ke dalam dosa dan karena itu membutuhkan pembaharuan. 

Kita bertumbuh menjadi orang “beriman” karena karya pembaharuanNya. Bacalah Kitab Kisah Para Rasul 2 dimana setelah khotbah Petrus banyak orang menjadi percaya dan dibaptiskan. Mengacu pada Kitab 2 Korintus 5:17, pembaharuan itu merupakan pembaharuan total mencakup sifat dan karakter maupun kepercayaan kita kepada Allah. Menurut Niftrik dan Boland, manusia yang percaya haruslah menunjukkan tanda-tanda hidup baru dalam seluruh kehidupannya. 

Sebelum Yesus naik ke surga, Ia telah menjanjikan datangnya Roh Kudus yang akan mendampingi para rasul dan orang percaya supaya mereka selalu dibimbing dalam kebenaran. Janji itu dipenuhi pada hari Pentakosta dimana Roh Kudus turun kepada para rasul dan orang-orang percaya. 

Dampak dari kepercayaan kepada Allah yang membaharui hidupmu melalui Roh Kudus, yaitu: 

a. Yakin bahwa Allah berkuasa atas hidupmu dan bahwa kekuasaan-Nya tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Kepercayaan ini melahirkan pengharapan bahwa kamu pasti memiliki kehidupan yang lebih baik, mencakup kehidupan sekarang maupun di masa depan. Pengharapan itu juga membuat kamu mampu untuk mengubah semua sifat buruk yang ada dalam dirimu, keraguan akan kuasa Allah menjadi percaya kepada Allah yang berkarya dalam Yesus Kristus dan Roh Kudus. 

b. Kuasa Allah melalui Roh Kudus juga dapat memperbaharui cara berpikir dan bertindak kamu yang lebih banyak mengacu pada keinginan daging menjadi mengacu pada keinginan Roh Kudus sebagaimana tercantum dalam buah Roh.

c. Kamu percaya bahwa Allah sedang bekerja dalam sejarah umat manusia. Pekerjaan itu tidak hanya membaharui, namun mentransformasi dan memulihkan semua hubungan yang telah rusak oleh dosa. Hubungan antara manusia dengan Allah, manusia dengan sesama, dengan alam dan lingkungan hidup. Khusus untuk hubungan antara manusia dengan alam, hubungan yang tadinya telah dirusak oleh manusia yang bersifat serakah mengeksploitasi dan merusak alam, kini dibaharui. Manusia dimungkinkan untuk memiliki perspektif baru dalam memandang alam dan lingkungan hidup. Yaitu, jika sebelumnya manusia cenderung merusak alam, kini berkomitmen untuk memelihara alam lingkungan hidup. Bahwa manusia dan alam saling membutuhkan, manusia membutuhkan alam dalam memenuhi kebutuhan hidupnya dan alam membutuhkan manusia untuk menjaga serta memelihara kelestariannya. Dalam keyakinan penuh terhadap pembaharuan Allah, tiap orang percaya terpanggil untuk merestorasi alam yang telah dirusak dan dieksploitasi supaya generasi yang akan datang dapat hidup dengan layak di bumi ini.

c. Kamu percaya bahwa Allah sedang bekerja dalam sejarah umat manusia. Pekerjaan itu tidak hanya membaharui, namun mentransformasi dan memulihkan semua hubungan yang telah rusak oleh dosa. Hubungan antara manusia dengan Allah, manusia dengan sesama, dengan alam dan lingkungan hidup. Khusus untuk hubungan antara manusia dengan alam, hubungan yang tadinya telah dirusak oleh manusia yang bersifat serakah mengeksploitasi dan merusak alam, kini dibaharui. Manusia dimungkinkan untuk memiliki perspektif baru dalam memandang alam dan lingkungan hidup. Yaitu, jika sebelumnya manusia cenderung merusak alam, kini berkomitmen untuk memelihara alam lingkungan hidup. Bahwa manusia dan alam saling membutuhkan, manusia membutuhkan alam dalam memenuhi kebutuhan hidupnya dan alam membutuhkan manusia untuk menjaga serta memelihara kelestariannya. Dalam keyakinan penuh terhadap pembaharuan Allah, tiap orang percaya terpanggil untuk merestorasi alam yang telah dirusak dan dieksploitasi supaya generasi yang akan datang dapat hidup dengan layak di bumi ini.

Menurut Van Niftrik dan Boland pembaharuan hidup manusia tidak terlepas dari keselamatan yang telah dikerjakan Allah di dalam Yesus Kristus. Pembaharuan hidup tidak boleh terlepas dari aspek percaya. Hanya orang yang percaya kepada Allah di dalam Yesus Kristus sajalah yang akan mengalami pembaharuan hidup. Terkadang dalam diri kamu muncul berbagai pertanyaan dan keraguan mengenai kuasa Allah di dalam Yesus Kristus, pertanyaan dan keraguan mengenai Roh Kudus, bagaimana caranya kamu dapat menjawab berbagai pertanyaan serta keraguan itu? Ada beberapa cara yang dapat kamu lakukan: bergaul akrab dengan Allah melalui kesetiaan berdoa dan membaca Alkitab, kesetiaan dalam beribadah dan mengikuti berbagai pertemuan di kalangan remaja dan jemaat sehingga kamu tidak menjauhkan diri dari persekutuan. Membangun iman dalam persekutuan amat penting, melalui persekutuan kamu bertemu dengan sesama saudara seiman, mengekspresikan iman kamu bersama-sama dengan mereka, kamupun dapat belajar dari pengalaman sesama saudara seiman. Ada orang yang mengatakan jika tidak sempat pergi ke persekutuan ibadah ataupun di gereja, tidak apa-apa cukup mendengarkan mimbar agama Kristen di radio maupun televisi sudah cukup. Benarkah pendapat tersebut? Ketika mendengar radio dan menonton tv kamu hanya pasif mengikutinya dan tidak ada persekutuan di sana, sedangkan dalam persekutuan umat, kamu merespons anugerah Allah melalui ibadah dan kamu berkomunikasi dengan saudara-saudara seiman. Tiap orang percaya membutuhkan persekutuan dalam mengekpresikan iman dan percayanya.

Page 2

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA