Mengapa pemerintahan masa Muawiyah dikatakan pemerintahan yang menggunakan sistem dinasti

Apakah simbol Nazi dilarang di Indonesia? Atau cuman negara² di Eropa?

nyatakan tiga faktor utama pemilihan petempatan masyarakat Zaman Prasejarah​

ini Pertanyaan buatan saya Sendiri, siapa yang dapat menjawab pertama akan mendapatkan 50 Poin dan menjadi Jawaban tercerdas (jikalau benar)1. Menurut … UU 45. Kementerian apa yang tidak dapat diubah, dihapus. (ada 3)2. Ada berapa Kementerian di Indonesia dan sebutkan. (Minimal 10)3. Kementerian yang ada di luar Negeri, tetapi tak ada di Indonesia. (minimal 2)​

Berapa tahun yang diperlukan untuk kitab alquran terkumpul dan dibukukan

Salahuddin Al Ayyubi lahir di Tikrit,Irak pada tahun 1138 M, selain mendapat Pendidikan agama Islam dari Ayahnya, Salahuddin Al Ayyubi juga menerima P … endidikan ketrampilan Militer dari pamannya yang bernama ………​

Nama sebenarnya Salahuddin Al ayyubi adalah...​

Khalifah terakhir Dinasti Fathimiyyah adalah ?​

Dalam Al-Qur'an maupun hadis dinyatakan bahwa tidak ada kelebihan bangsa arab 'ajamí (Mawali), terkecuali dengan ....​TOLONG BANTUrules:gak mencuri po … ingak asal asalanGAK COPAS

Kenapa bendera Indonesia sama dengan negara Monako?

apakah kesannya apabila golongan pemerintah ini menerima pendidikan?

Jawaban:

Sistem pemerintahan yang digunakan dinasti Bani Umayyah adalah sistem pemerintahan monarki heridetis (kerajaan turun temurun)

Penjelasan:

Sistem pemerintahan monarki heridetis (kerajaan turun temurun) yang digunakan dinasti Bani Umayyah merupakan pengganti sistem pemerintahan demokrasi atau dengan suara terbanyak yang digunakan pada masa Khulafaur Rasyidin.  

Karena menggunakan sistem pemerintahan monarki heridetis, Muawiyah kemudian mewajibkan seluruh rakyatnya untuk menyatakan sumpah setia terhadap anaknya, Yazid. Sistem pemerintahan monarki tersebut digunakan oleh Muawiyah bin Abu Sufyan berdasarkan pengaruh sistem monarki yang berlaku di Persia dan Bizantium saat itu.  

Muawiyah bin Abu Sufyan merupakan khalifah pertama Dinasti Umayyah. Sebelum menjadi khalifah, Muawiyah menjabat sebagai gubernur di Syiria. Selain mengganti sistem pemerintahan, Muawiyah bin Abu Sufyan juga memindahkan ibukota negaranya dari Madinah ke Damaskus.

 Masa ke-Khilafahan Bani Umayyah hanya berumur 90 tahun. Kekhalifahan Bani Umayyah dimulai pada pemerintahan Muawiyah I bin Abu Sufyan yang memerintah pada tahun 41 hingga tahun 61 Hijriah atau pada tahun 661 hingga hingga 680 Masehi. Sedangkan khalifah terakhir dari ke-Khilafahan Bani Umayyah adalah Marwan II bin Muhammad, yang memerintah anatara tahun 127 hingga tahun 133 Hijriah atau tahun 744 hingga tahun 750 Masehi.

 Berikut ini adalah nama-nama khalifah dinasti Bani Umayyah yang menjadikan pusat pemerintahan kekuasaannya di Damaskus, antara lain:

1.      Muawiyah I bin Abu Sufyan

2.      Yazid I bin Muawiyah

3.      Muawiyah II bin Yazid

4.      Marwan I bin al-Hakam

5.      Abdul-Malik bin Marwan

6.      Al-Walid I bin Abdul-Malik

7.      Sulaiman bin Abdul-Malik

8.      Umar II bin Abdul-Aziz

9.      Yazid II bin Abdul-Malik

10.   Hisyam bin Abdul-Malik

11.  Al-Walid II bin Yazid II

12.  Yazid III bin al-Walid

13.  Ibrahim bin al-Walid

14.  Marwan II bin Muhammad

 Selama berkuasa, Dinasti Bani Umayyah terus melakukan perluasan wilayah hingga ke Afrika Utara, Syria, Palestina, Jazirah Arabia, Irak, sebagian Asia kecil, Persia, Afganistan, Pakistan, Purkmenia, Uzbek dan Kirgis di Asia Tengah.Pada masa Muawiyah bin Abu Sufyan perluasan wilayah yang terhenti pada masa khalifah Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib dilanjutkan kembali, dimulai dengan menaklukan Tunisia, kemudian ekspansi ke sebelah timur, dengan menguasai daerah Khurasan sampai ke sungai Oxus dan Afganistan sampai ke Kabul. Sementara angkatan lautnya juga melakukan serangan ke ibu kota Bizantium dan Konstantinopel.

 Ekspansi ke timur ini kemudian terus dilanjutkan kembali pada masa khalifah Abdul Malik bin Marwan. Abdul Malik bin Marwan berhasil menundukkan Balkanabad, Bukhara, Khawarizm, Ferghana dan Samarkand. Tentaranya juga sampai ke India dan menguasai Balukhistan, Sind dan daerah Punjab sampai ke Maltan.

 Ekspansi ke barat secara besar-besaran dilanjutkan di zaman Al-Walid bin Abdul-Malik. Pada masa pemerintahannya tahun 711 Masehi dia mengirimkan ekspedisi militer dari Afrika Utara menuju benua Eropa.

 Banyak bangunan hasil rekayasa umat islam yang diambil dari arsitektur Romawi, Persia dan Arab pada masa Dinasti Umayyah. Salah satu bangunan tersebut adalah Masjid Damaskus yang dibangun pada masa pemerintahan Walid bin abdul Malik dengan hiasan dinding dan ukiran yang sangat indah serta bangunan masjid di Cordova yang terbuat dari batu Pualam.

Kemajuan Dinasti Bani Umayyah dalam bidang ilmu pengetahuan juga dapat ditemukan dalam ilmu agama, kedokteran, ilmu pasti, filsafat, astronomi, geografi, sejarah, keuangan, bahasa, militer, sistem peradilan, dan sebagainya.

Home Internasional Timur Tengah

JEJAK PERADABAN ISLAM

CNN Indonesia

Selasa, 04 Mei 2021 20:01 WIB

Reruntuhan ruang pertemuan Istana Dinasti Umayyah di Yordania. (iStockphoto/Joel Carillet)

Jakarta, CNN Indonesia --

Kekhalifahan Umayyah merupakan kekhalifahan Islam pertama setelah masa Khulafaur Rasyidin atau empat sahabat Nabi Muhammad S.A.W. (Abu Bakar Ash Shiddiq, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib).

Kerajaan ini hanya berdiri selama 89 tahun, dari 661 sampai 750 Masehi di Suriah dan 756 sampai 1031 Masehi di Cordoba, Iberia (Spanyol).

Pemerintahan Bani Umayyah terbagi menjadi dua periode. Pertama dinasti yang dirintis Muawiyah bin Abu Sofyan yang berpusat di Damaskus, Suriah. Kedua, era kejayaan dinasti tersebut di Andalusia, yang berpusat di Cordoba.


Nama dinasti ini berasal dari Umayyah bin Abd asy-Syams atau Muawiyah bin Abu Sufyan alias Muawiyah I, seorang pemimpin di zaman jahiliah. Ia adalah seorang sahabat nabi yang menjadi khalifah pada 661 sampai 680 Masehi.

Pada masa Nabi Muhammad S.A.W., Bani Umayyah disebut sebagai penentang dakwah. Ia memiliki keinginan menduduki jabatan khalifah setelah Rasul wafat.

Berdirinya Dinasti Umayyah bermula dari perang Shiffin. Pertempuran itu merupakan perang saudara antara kubu Muawiyah I dan Ali bin Abi Thalib.

Perang itu terjadi setelah Utsman Bin Affan terbunuh. Sehingga membuka kesempatan bagi Ali untuk memimpin.

Pihak Muawiyah menginginkan kasus pembunuhan Utsman diadili secara hukum. Namun, dia menilai Ali tidak berniat menyelesaikan kasus tersebut hingga memantik peperangan.

Setelah Ali wafat, orang-orang Madinah membaiat Hasan bin Ali. Otomatis kekuasaan bergulir ke dirinya.

Tak disangka, selama beberapa bulan memimpin Hasan justru menyerahkan tahtanya ke Muawiyah bin Abu Sufyan. Penyerahan itu dengan tujuan agar Muawiyah dapat mendamaikan kaum Muslim yang saat itu, dilanda beragam fitnah.

Muawiyah lantas memindahkan pusat pemerintahan dari Madinah ke Damaskus.

Menurut Munir Subarman dalam buku Sejarah Kelahiran, Perkembangan dan Masa Keemasan Peradaban Islam, Muawiyah tak hanya memindahkan sistem pemerintahan tetapi juga mengubah sistem politik.

"Sistem politik dan pemerintahan juga diganti dari sistem politik pemerintahan yang semula demokratis menjadi sistem politik dan pemerintahan yang bersifat monarki absolut."

Perubahan sistem itu terpengaruh dari sistem monarki yang ada di Persia dan Bizantium. Meski istilah khilafah tetap digunakan, tetapi Muawiyah menafsirkan khilafah sebagai penguasa yang diangkat oleh Tuhan.

Sementara di Alquran dan hadis tak ada satu dalil pun yang membenarkan interpretasi Muawiyah.

Ia juga dianggap tak mematuhi isi perjanjiannya dengan Hasan saat naik takhta. Dalam perjanjian itu disebutkan persoalan penggantian kepemimpinan diserahkan kepada umat Islam, bukan berdasarkan keturunan keluarga.

Muawiyah lantas menyatakan penerus kekuasaannya adalah san anak, Yazid bin Muawiyah. Ia juga meminta rakyatnya setia pada anak laki-lakinya itu.

Keputusan itu memantik gerakan-gerakan oposisi di kalangan rakyat. Pada masa Muawiyah, kehidupan masyarakat Arab seperti dibedakan menjadi dua kelas. Pertama adalah bangsa Arab Quraisy keturunan Bani Umayyah yang mendapat banyak keistimewaan.

Kedua golongan ahluz zimah, yakni penduduk non-Muslim yang harus patuh dengan pemerintahan Islam.

Meski di masa Muawiyah I banyak kebobrokan, ekspansi wilayah terus digalakkan dimulai dengan menaklukkan Tunisia. Mereka terus bergerak ke arah Timur dan menguasai Khurasan, Afghanistan sampai Kabul.

Ekspansi ke Timur ini dilanjutkan oleh Abdul Malik bin Marwan hingga mampu menaklukkan Balkanabad, Bukhara, Khwarezmia, Ferghana dan Samarkand. Mereka bahkan sampai ke India menduduki wilayah Baluchistan, Sin, Punjab hingga Multan.

Sementara ekspansi ke Barat dilakukan saat kekuasaan Umayyah dipegang Al Walid bin Abdul Malik. Ia berhasil menundukkan Aljazair dan Maroko. Pasukan Umayyah terus bergerak menjelajah Eropa hingga ke Spanyol.

Tentara Islam mendapat dukungan dari rakyat setempat lantaran mereka jenuh dengan penderitaan akibat kekejaman penguasa. Kemudian di masa kepemimpinan Umar II, masyarakat dilaporkan hidup damai, makmur dan tertib.

(isa/ayp/ayp)

Saksikan Video di Bawah Ini:

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA