Mengapa Jepang banyak membentuk organisasi militer dan semimiliter di Indonesia

Dilansir dari laman Youtube Geogerhana dan berbagai sumber lainya, berikut beberapa organisasi militer bentukan Jepang di Indonesia:

Jepang membentuk organisasi militer dan semimilitet di Indonesia. (pixabay)

adjar.id – Selama di Indonesia, Jepang membentuk organisasi militer dan semimiliter.

Dalam buku Sejarah Indonesia Kelas 11 SMA edisi revisi 2017, terdapat satu soal dalam Latih Uji Kompetensi di halaman 39.

Pada soal tersebut kita diminta menjelaskan mengapa Jepang begitu semangat membentuk organisasi militer dan semimiliter di Indonesia?

Nah,kali ini kita akan membahas soal materi sejarahkelas 11 SMA tersebut.

Jepang masuk ke Indonesia pada 8 Maret 1942 dan berakhir pada 17 Agustus 1945 berbarengan dengan Indonesia yang memproklamasikan kemerdekaannya.

Selama masa pendudukannya ini, Jepang banyak membentuk berbagai organisasi pergerakan, baik militer dan semimiliter.

Pembentukan organisasi tersebut memiliki beberapa alasan yang menguntungkan Jepang.

Pada saat itu, Jepang sedang melakukan perang Pasifik yang sudah membuka jalan bagi Jepang untuk bisa masuk ke negara-negara di Asia, termasuk Indonesia.

Yuk, kita cari tahu jawaban dari soal Latih Uji Kompetensi di Halaman 39 berikut ini!

Organisasi Pergerakan Zaman Jepang

Masuknya Jepang ke Indonesia membawa perkembangan organisasi pergerakan yang berbeda dari zaman kolonial Belanda.

Pada masa kolonial Belanda, oragnisasi pergerakan yang muncul dan berkembang diprakarsai oleh para pejuang Indonesia. Namun,pada zaman Jepang banyak oragnisasi atau perkumpulan yang berdiri dengan diprakarsai oleh Jepang.

Sementara para pejuang Indonesia mencoba memanfaatkan organisasi itu untuk kepentingan perjuangan Indonesia.

Hal ini berhubungan dengan perkembangan pandangan sikap dari para tokoh Indonesia dalam menghadapi pendudukan Jepang.

Banyak para tokoh Indonesia yang mencoba memanfaatkan masa pendudukan Jepang untuk melanjutkan perjuangan menuju kemerdekaan Indonesia.

Sikap dan strategi yang diambil para tokoh Indonesia ini yaitu dengan berkerja sama dengan Jepang.

Oragnisasi-organisasi pada zaman pendudukan Jepang ada yang bersifat kemasyarakat, ada yang bersifat militer, dan ada yang bersifat semimilter.

Pembentukan organisasi tersebut oleh Jepang sebenarnya demi keberlangsungan Jepang dalam perang Pasifik, Adjarian.

Jepang Membentuk Organisasi Militer dan Semimiliter

Pada tahun 1942, terdapat pemikir dari Markas Besar Tentara Jepang agar penduduk di daerah dilibatkan dalam aktivitas pertahanan dan kemiliteran.

Tujuan dari dibentuknya aktivitas pertahanan dan kemiliteran berupa organisasi militer dan semimiliter agar bisa dipergunakan untuk kepentingan perang Pasifik.

Hal itulah yang membuat Jepang semangat dalam membentuk organisasi militer dan semimiliter di Indonesia.

Pembentukan ini didukung dengan pembentukan pemerintahan militer dengan membagi wilayah Indonesia menjadi tiga wilayah, yaitu:

1. Pemerintahan militer Angkatan Darat di wilayah Sumatra dengan pusatnya di Bukittinggi.

2. Pemerintahan militer Angkatan Darat di Jawa dan Madura.

3. Pemerintahan militer Angkatan Laut di daerah Sulawesi, Kalimantan, dan Maluku.

Pembagian administrasi ini berkaitan dengan perbedaan kepentingan Jepan terhadap tiap-tiap daerah di Indonesia, baik dari segi militer maupun politik.

Nah, itulahalasan Jepang semangat membentuk organisasi militer dan semimiliter di Indonesia yang bisa Adjarian jadikan bahan untuk menjawab Latih Uji Kompetensi di halaman 39.

Tonton juga video ini, yuk!

ASTALOG.COM – Pada tanggal 8 Maret 1942, telah terjadi kesepakatan antara Jepang dan Belanda mengenai penyerahan wilayah Indonesia yang tidak lagi menjadi milik Belanda melainkan beralih kepada Jepang. Setelah perubahan tersebut dilakukan, jepang akhirnya melakukan sedikit perubahan di Indonesia. Perubahan tersebut disambut baik oleh masyarakat Indonesia bahkan parahnya berhasil membius rakyatyang bersedia untuk membantu Jepang.

Japang yang dikenal dengan kelihaiannya memberikan harapan palsu kepada Indonesia. Sayangnya kejahatan yang dilakukan oleh jepang saat itu tidak bertahan lama karena  pada tahun 1943 terjadi perubahan politik dunia, di mana blok As (Jerman, dkk.) telah menderita kekakalahan di mana-mana. Jepang mulai cemas terhadap serangan balasan sekutu yang semakin ofensif dalam perang pasifik.

Kondisi ini membuat Jepang mulai bersikap lunak terhadap negeri-negeri jajahannya. Kepada bangsa Indonesia diberi kesempatan untuk ambil bagian dalam uruasan pemerintahan. Untuk itulah dibentuk Tjihio Sangi Kai (semacam Dewan Daerah) dan Tjuai Sangi In (semacam Dewan Rakyat) dengan Ir. Soekarno sebagai ketua dan RMAA Kusumoutoyo dan dr. Buntaran sebagai wakil ketua.

Perang Pasifik yang semakin mendesak kekuatan Jepang membuat Jepang mulai kembali memutar otak dan menemukan cara yaitu dengan meminta bantuan dari rakyat untuk menahan laju ofensif tentara Sekutu. Akhirnya pemerintah Jepang mulai memikirkan pengerahan pemuda-pemuda Indonesia guna membantu usaha peperangannya. Jepang mulai beralih ke strategi defensif di mana Indonesia menjadi front depan (Nugroho: 1993).

 

Berdasarkan keputusan sidang parlemen ke-82 di Tokyo, Perdana Menteri Tojo mengemukakan perlunya dibentuk barisan semi militer dan militer di Indonesia. Pada bulan Januari 1943 dibukalah sebuah pusat latihan militer untuk pemuda-pemuda Indonesia yang dikenal dengan ”Sainen Dojo” di Tanggerang. Seinen Dojo ini dipimpin oleh perwira pelatih Jepang Yanagawa, dibantu oleh M.Nakajima seorang Jepang yang besar di Indonesia dan pro terhadap Kemerdekaan Indonesia.

Di Seinen Dojo ini pemuda Indonesia diberi latihan militer yang sangat berat. Di tempat ini juga dibentuk karakter pemuda semangat dan keberanian berkorban tentara Jepang yaitu ”Seisin” . Karakter-karakter ”Seisin” seperti ”Tai atari”, ”Jibaku”, ”Harakiri” inilah yang kelak amat berguna dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Di Sainen Dojo ini juga kelak lahir pahlawan-pahlawan kemerdekaan seperti Letnan Jenderal A. Kemal Idris, Letnan Jenderal A. Kosasih, dan Mayor Daan Mogot.

Keberhasilan Seinen Dojo dalam melatih pemuda-pemuda Indonesia membuat Jepang membentuk organisasi-organisasi semi militer lain dalam rangka membantu tentara Jepang dalam peperangannya. Dalam bulan April 1943 dibentuklah organisasi-organisasi pemuda yang diberi latihan militer, yaitu

1. Organisasi yang bersifat semi militer :

  • Seinendan (Barisan Pemuda)
  • Organisasi ini dimaksudkan untuk melatih dan mendidik pemuda agar mampu menjaga dan memepertahankan tanah airnya dengan kekuatannya sendiri, sedangkan tujuan sesungguhnya adalah agar Jepang mempunyai kekuatan cadangan dalam menghadapi Sekutu dalam perang pasifik yang semakin ofensif. Pada awal pembentukannya jumlah anggota Seinendan tercatat 3.500 orang dan kemudian berkembang mencapai jumlah sekitar 500.000 orang pada akhir pemerintahan Jepang.
  • Keibondan (Barisan pembantu Polisi)
  • Keiboidan adalah organisasi pemuda (20-35 tahun) yang mempunyai tugas kepolisian berupa penjagaan lalu lintas, keamanan desa, memelihara keamanan dan ketertiban,dan lain-lain. 
  • Fujinkai (Himpunan Wanita)

Fujinkai dibentuk pada bulan Agustus 1943 dan anggotanya terdiri dari para wanita yang berumur 15 tahun keatas.

 

2. Organisasi yang bersifat militer :

  • Heiho ( Pembantu Prajurit Jepang)
  • Perhimpunan ini dibentuk oleh panglima tentara Jepang di Jawa pada tahun 1944, dan merupakan organisasi resmi pemerintah yang berada dibawah pengawasan pejabat-pejabat Jepang. Tujuan dibentuknya Jawa Hokakai ini untuk mengerahkan rakyat agar berbakti sepenuhnya terhadap Jepang untuk tercapainya kemenangan dalam perang Asia Timur Raya. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan organisasi ini meliputi pengumpulan padi, permata, besi-besi tua, dan barang-barang lainnya yang diserahkan kepada Jepang. 
  • PETA (Pembela Tanah Air)

Pembentukan PETA atau yang lebih dikenal dengan Tentara Pembela Tanah Air lahir atas prakarsa salah seorang tokoh pergerakan nasional Indonesia yaitu R. Gatot Mangkuprojo melalui suratnya yang ditujukan kepada Saiko Shikan (Panglima Tentara Kenambelas) dan kepada Gunsekan (Kepala Pemerintahan Pendudukan Tentara Jepang).

Jadi sudah sangat jelas, alasan pembentukan dari organisasi militer dan semi militer adalah upaya Jepang untuk menarik simpati dan dukungan rakyat Indonesia, hal ini karena Jepang terdesak akan kehadiran Sekutu di Inonesia dan kekalahan Jepang dibeberapa tempat di Asia dan Pasifik. Tenaga Heiho banyak dikirim ke negara-negara yang telah dikuasai Jepang dengan tujuan mempertahankanya dari serangan sekutu.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA