Mengapa dari berjuta juta sel sperma hanya satu sperma yang dapat membuahi sebuah sel telur

“Sperma yang banyak belum tentu bisa membuat pembuahan berhasil. Pasalnya, kemampuan gerak dan struktur sperma juga penting.”

Halodoc, Jakarta – Salah satu penentu keberhasilan program hamil adalah sel sperma dari pria. Dalam hal ini, sperma harus memiliki kualitas dan kuantitas yang cukup. Namun, apakah berarti sperma yang banyak jadi kunci sukses pembuahan?

Selain itu, apakah semakin banyak sperma yang dikeluarkan suami berarti semakin bagus? Yuk cari tahu jawabannya!

Sperma yang Banyak Bukan Kunci Keberhasilan Pembuahan

Faktanya, hanya dibutuhkan hanya satu sperma untuk membuahi sel telur wanita. Setiap kali pria ejakulasi, rata-rata mereka mampu melepaskan hampir 100 juta sel sperma. Lantas, mengapa begitu banyak sperma yang dikeluarkan jika hanya dibutuhkan satu untuk menghasilkan kehamilan? 

Untuk membuahi sel telur yang menunggu, sperma harus melakukan perjalanan dari  vagina  ke saluran tuba atau tuba falopi. Perjalanan sulit ini menyebabkan hanya sedikit sperma yang bertahan. 

Proses ini merupakan cara alami yang memungkinkan hanya sperma yang paling sehat yang nantinya bisa membuahi sel telur. Alhasil, peluang untuk memiliki  bayi yang sehat menjadi lebih besar.

Nah, sperma yang banyak memang merupakan salah satu faktor penentu berhasilnya pembuahan. Peluang pembuahan bisa meningkat jika air mani yang dikeluarkan dalam satu kali ejakulasi mengandung setidaknya 15 juta sperma per mililiter. 

Terlalu sedikit sperma saat pria ejakulasi mungkin membuat lebih sulit untuk hamil. Sebab, ini berarti ada lebih sedikit “kandidat” sperma yang tersedia untuk membuahi sel telur.

Namun, tentu saja sperma yang banyak tidak jadi penentu utama. Ada beberapa faktor lain yang juga menentukan, yaitu:

  • Pergerakan Sperma. Untuk mencapai dan membuahi sel telur, sperma harus bergerak melalui serviks, rahim, dan saluran tuba wanita. Ini dikenal sebagai motilitas. 
  • Struktur (Morfologi) Sperma. Sperma normal memiliki kepala oval dan ekor panjang, yang bekerja sama untuk membantu pergerakan. Struktur atau bentuk sperma abnormal, meskipun banyak, bisa memengaruhi keberhasilan pembuahan.

Terlalu Banyak Sperma Juga Tidak Baik

Sperma yang baik adalah yang cukup dari segi kuantitas dan kualitas. Terlalu banyak sperma juga bukan berarti hal yang bagus. Dalam medis, kondisi ini disebut hiperspermia. 

Memiliki kondisi hiperspermia memang tidak berdampak negatif pada kesehatan pria. Namun, kondisi ini bisa mengurangi kesuburan. Gejala utama hiperspermia adalah memproduksi jumlah cairan yang lebih banyak dari biasanya saat ejakulasi.

Studi pada 1995 yang diterbitkan di jurnal Human Reproduction mendefinisikan hiperspermia sebagai kondisi ketika volume air mani lebih dari 6,3 mililiter (0,21 ons). 

Pria dengan hiperspermia mungkin jadi lebih sulit untuk membuat pasangannya hamil. Bahkan jika pasangannya benar-benar hamil, ada sedikit peningkatan risiko keguguran. Beberapa pria dengan hiperspermia memiliki dorongan seks yang lebih tinggi daripada pria tanpa kondisi tersebut.

Meski sperma yang terlalu banyak dapat memengaruhi kesuburan, hal ini tidak selalu terjadi. Beberapa pria yang memiliki volume air mani yang sangat banyak memiliki sperma yang lebih sedikit dari biasanya dalam cairan ejakulasi mereka. Ini membuat cairan lebih encer.

Memiliki jumlah sperma yang rendah mengurangi kemungkinan pria untuk membuahi sel telur pasangannya. Meskipun masih bisa membuat pasangan hamil, ini mungkin memakan waktu lebih lama dari biasanya.

Jika volume air mani sangat banyak tetapi kamu masih memiliki jumlah sperma normal, hiperspermia seharusnya tidak memengaruhi kesuburan.

Jadi, intinya agar kehamilan terjadi, ada banyak sekali faktor yang memengaruhi. Sperma yang banyak tidak jadi jaminan pembuahan bisa berhasil, karena harus dilihat juga kemampuan gerak dan bentuk sperma. 

Jika kamu dan pasangan memiliki pertanyaan lebih lanjut mengenai sperma dan kesuburan, download Halodoc saja. Di aplikasi Halodoc, kamu bisa bertanya pada dokter berpengalaman dengan mudah dan cepat.

Referensi: Human Reproduction. Diakses pada 2022. Hyperspermia: The Forgotten Condition? Mayo Clinic. Diakses pada 2022. Healthy Sperm: Improving Your Fertility. WebMD. Diakses pada 2022. Sperm FAQ. Healthline. Diakses pada 2022. What You Should Know About Hyperspermia.

Proses pembuahan dimulai ketika sel sperma bertemu dengan sel telur di dalam rahim. Proses ini merupakal cikal bakal terjadinya kehamilan. Meski begitu, tidak ada yang tahu pasti kapan pembuahan terjadi hingga tanda-tanda kehamilan muncul.

Sel telur dalam tubuh wanita akan matang pada periode tertentu setiap bulannya, sedangkan tubuh pria selalu memproduksi jutaan sperma. Namun, dari sekitar 350 juta sperma yang diproduksi saat ejakulasi, paling tidak hanya 1 sperma yang berhasil membuahi sel telur.

Seperti Ini Proses Pembuahan

Saat mencapai orgasme, pria mengeluarkan cairan mani yang kaya akan sperma. Cairan ini bergerak ke dalam rahim mencari jalan untuk bertemu dengan sel telur.

Kontraksi lembut pada rahim membantu sperma mencapai sel telur di dalam saluran reproduksi wanita. Sperma akan melakukan perjalanan sepanjang kurang lebih 18 cm dari leher rahim ke tuba falopi, yaitu lokasi sel telur berada.

Sperma pertama yang bertemu dengan sel telur akan berusaha menembus cangkang sel telur agar terjadi pembuahan.

Umumnya, sperma-sperma ini dapat berenang dengan kecepatan 2,5 cm tiap 15 menit. Sebagian sperma dapat menghabiskan waktu setengah hari untuk mencapai tujuan. Waktu paling cepat sperma mencapai sel telur adalah sekitar 45 menit.

Pembuahan biasanya terjadi dalam waktu 24 jam setelah sel telur dihasilkan. Setelah salah satu sperma berhasil menembus sel telur, sel telur akan berubah bentuk dan membentuk lapisan sehingga sperma lain tidak bisa menembus masuk. Inilah yang disebut sebagai proses pembuahan.

Jika sperma tidak juga menemukan sel telur untuk dibuahi, mereka dapat tetap bertahan dalam tuba falopi hingga 7 hari setelah hubungan seksual. Jika dalam kurun waktu tersebut wanita mengalami ovulasi, masih ada kemungkinan akan terjadi pembuahan dan kehamilan.

Setelah Sel Telur Dibuahi

Setelah proses pembuahan, materi genetik dalam sperma dan sel telur yang telah dibuahi atau zigot akan membentuk sel-sel baru. Sel-sel yang terbentuk kemudian akan bergerak turun ke tuba falopi menuju rahim.

Dalam perjalanan menuju rahim, sel-sel tersebut akan terus membelah diri hingga menjadi lebih dari 100 sel. Sel ini disebut sebagai embrio blaskokista. Nah, kehamilan baru akan terjadi ketika embrio blaskokista ini tertanam di dinding rahim untuk kemudian berkembang. Prosesnya ini disebut sebagai implantasi.

Saat implantasi terjadi, sebagian wanita biasanya akan mengalami perdarahan ringan selama 1–2 hari. Selanjutnya, dinding rahim akan menguat dan leher rahim akan tertutup dengan cairan sehingga menjadi tempat yang layak untuk janin berkembang.

Ada kalanya terjadi kehamilan ektopik, yaitu ketika sel telur yang telah dibuahi tertanam di luar rahim, misalnya di tuba falopi. Kondisi ini memerlukan penanganan medis segera. Kehamilan ektopik sering ditandai dengan nyeri perut, pendarahan dan nyeri pada bahu.

Proses pembuahan adalah awal dari kehamilan. Meski Anda tidak dapat merasakan proses tersebut, segeralah periksakan diri ke dokter bila telah muncul tanda-tanda kehamilan dan pemeriksaan dengan test pack memberikan hasil positif.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA