Mengapa daksina harus dipersembahkan kepada pandita/pemimpin upacara

Begini Alasan Setiap Upakara Umat Hindu di Bali Wajib Ada Daksina

BALI EXPRESS, SINGARAJA – Ketika melaksanakan upacara yadnya, daksina wajib ada sebagai sarana upakara. Daksina berasal dari Bahasa Sansekerta yang berarti upah atau juga bisa diartikan sebagai arah selatan. Namun, dalam pengertian luas, Daksina merupakan sebuah sarana upakara yang dibuat dari jejahitan slepan (daun kelapa) yang berbentuk silinder dengan isian di dalamnya.

Daksina adalah sesajen yang dibuat untuk tujuan kesaksian spiritual. Daksina adalah lambang Hyang Guru (Dewa Siwa),  dan karena itu digunakan sebagai saksi Dewata. Di samping juga dijadikan sebagai simbol penghormatan dalam
bentuk upacara dan harta benda  kepada pendeta atau pemimpin upacara.

Seperti diungkapkan oleh Dosen Upakara STAHN Mpu Kuturan Singaraja, Dra. Ni Wayan Murniti, M.Ag,  Bahwasannya Daksina memiliki peran yang sangat vital dalam upacara yadnya. Bahkan, tanpa Daksina sebesar apa pun upacara yadnya tidak akan ada artinya. Sehingga, dalam Lontar Yadnya Prakerti, Daksina disebut sebagai lambang dari Hyang Guru, Hyang

Tunggal, dan Hyang Wisnu, yang mana semuanya nama lain dari Dewa Siva.

Hal itu juga disebutkan dalam mantram Daksina: Om, Bhetara Wisnu malingga malinggih haneng sesantun, ing hulun kayogyan, Bhetara Guru asung wara nugraha, asing pinuja dening ingsun purnajati dan pamarisuddha. Om, Dasa Dasi Daksina tattwa yajñanam suddha ya namah swaha.Om Siddhirastu tad astu ya namah swaha Om.

“Oleh karena itu, sebesar apa pun upacara Yadnyanya, namun jika tidak ada Daksina bisa dikatakan tidak ada artinya. Yadnya tersebut akan menjadi sia-sia,” ujar Wayan  Murniti kepada Bali Express (Jawa Pos Group), Kamis (8/6/2017).

Peran Daksina di setiap yadnya tidak hanya tersurat dalam Lontar
Yadnya Prakerti, namun lebih lanjut Murniti menegaskan jika di Dalam Bhagawad Gita, Bab XVII. Sloka 11 juga tersirat tentang peran Daksina yang menjelaskan: Aphalākāòkṣibhir yajòo vidhi-dṛṣtho ya ijyate, yaṣthavyam eveti manaá samādhāya sa sāttvikaá” (Yajña menurut petunjuk kitab-kitab suci, yang dilakukan oleh orang tanpa mengharap pahala dan percaya sepenuhnya bahwa upacara ini sebagai tugas kewajiban, adalah sattvika).

Menurutnya, yadnya yang satwika harus berdasarkan sastra, yang
bersumber dari Weda.  Dilakukan dengan sraddha, yaitu yajña harus dengan keyakinan. Dilandasi atas rasa lascarya, atau ketulusikhlasan menjadi dasar utama yajña. Daksina memberikan dana kepada pandita. Melantunkan mantra, puja, dan gita, yang dilakukan oleh pandita atau pinandita serta bersikap nasmita atau tidak untuk pamer.

Jadi, jangan sampai melaksanakan yajña hanya untuk menunjukkan kesuksesan dan kekayaan dan anna sevanam, yaitu memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan cara mengundang makan bersama.

“Jadi, sangat jelas bahwa Daksina merupakan salah satu syarat dari upacara yang bersifat satwika,” kata Wayan Murniti.

BALI EXPRESS, SINGARAJA – Ketika melaksanakan upacara yadnya, daksina wajib ada sebagai sarana upakara. Daksina berasal dari Bahasa Sansekerta yang berarti upah atau juga bisa diartikan sebagai arah selatan. Namun, dalam pengertian luas, Daksina merupakan sebuah sarana upakara yang dibuat dari jejahitan slepan (daun kelapa) yang berbentuk silinder dengan isian di dalamnya.

Daksina adalah sesajen yang dibuat untuk tujuan kesaksian spiritual. Daksina adalah lambang Hyang Guru (Dewa Siwa),  dan karena itu digunakan sebagai saksi Dewata. Di samping juga dijadikan sebagai simbol penghormatan dalam
bentuk upacara dan harta benda  kepada pendeta atau pemimpin upacara.

Seperti diungkapkan oleh Dosen Upakara STAHN Mpu Kuturan Singaraja, Dra. Ni Wayan Murniti, M.Ag,  Bahwasannya Daksina memiliki peran yang sangat vital dalam upacara yadnya. Bahkan, tanpa Daksina sebesar apa pun upacara yadnya tidak akan ada artinya. Sehingga, dalam Lontar Yadnya Prakerti, Daksina disebut sebagai lambang dari Hyang Guru, Hyang

Tunggal, dan Hyang Wisnu, yang mana semuanya nama lain dari Dewa Siva.

Hal itu juga disebutkan dalam mantram Daksina: Om, Bhetara Wisnu malingga malinggih haneng sesantun, ing hulun kayogyan, Bhetara Guru asung wara nugraha, asing pinuja dening ingsun purnajati dan pamarisuddha. Om, Dasa Dasi Daksina tattwa yajñanam suddha ya namah swaha.Om Siddhirastu tad astu ya namah swaha Om.

“Oleh karena itu, sebesar apa pun upacara Yadnyanya, namun jika tidak ada Daksina bisa dikatakan tidak ada artinya. Yadnya tersebut akan menjadi sia-sia,” ujar Wayan  Murniti kepada Bali Express (Jawa Pos Group), Kamis (8/6/2017).

Peran Daksina di setiap yadnya tidak hanya tersurat dalam Lontar
Yadnya Prakerti, namun lebih lanjut Murniti menegaskan jika di Dalam Bhagawad Gita, Bab XVII. Sloka 11 juga tersirat tentang peran Daksina yang menjelaskan: Aphalākāòkṣibhir yajòo vidhi-dṛṣtho ya ijyate, yaṣthavyam eveti manaá samādhāya sa sāttvikaá” (Yajña menurut petunjuk kitab-kitab suci, yang dilakukan oleh orang tanpa mengharap pahala dan percaya sepenuhnya bahwa upacara ini sebagai tugas kewajiban, adalah sattvika).

Menurutnya, yadnya yang satwika harus berdasarkan sastra, yang
bersumber dari Weda.  Dilakukan dengan sraddha, yaitu yajña harus dengan keyakinan. Dilandasi atas rasa lascarya, atau ketulusikhlasan menjadi dasar utama yajña. Daksina memberikan dana kepada pandita. Melantunkan mantra, puja, dan gita, yang dilakukan oleh pandita atau pinandita serta bersikap nasmita atau tidak untuk pamer.

Jadi, jangan sampai melaksanakan yajña hanya untuk menunjukkan kesuksesan dan kekayaan dan anna sevanam, yaitu memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan cara mengundang makan bersama.

“Jadi, sangat jelas bahwa Daksina merupakan salah satu syarat dari upacara yang bersifat satwika,” kata Wayan Murniti.

Gawea tembung andhahan sing: a. ngandhut ater-ater hanuswara cacah 2 b. ngandhut ater-ater tripurusa cacah 2 c. ngandhut panambang cacah 2 d. ngandhut … seselan cacah 2 Boleh bantu gak gaes

Panambang iso uga diarani

1. naon téma Carita tadi?2.bade naon abdi mios ka ciporéat?3.ku naon abdi bet ngéndong di bumi nini?4.sok Aya kejadian naon cenah lamun nyanghereupan … usum ngijih5. waktos Aya hujan ku naon Nini bet luh-lah baé?6.kumaha kaayaan abdi waktos Aya hujan ageung?7.kumaha kaayaan bumi nini?8.kumaha kaayaan walungan Harita?9.naha bet tiasa Aya kajantenan caah?10. naon amanat nu Aya Dina Carita di luhur?​

Tolong dong kak ubah aksara Jawa ini jadi b. Indonesia

nanti aku kasih hadiah spesial no php, pokoknya spesial​

Sarina lagi............!. Ikut kolak minggu kepungkur

Priangan kui gun gunadi-eddy d iskandar. tuh tuh di langit warna warni katumbiri endah duh endah matak malak asri nu ninggali tuh tuh di gunung keur … ngempur sariak layung endah duh endah priangan lemah no endah di lamping pasir no subur nu Subur di lembur Singkur patani jongjon tatanen atanen ngawelah sawah parabu maju tuh maju Slung lambak udag-udagan pamayang ngang kleung di laut di laut angkleung angkleungan ll juru rumpaka : 12loba pada dina kawih! 13 lobana padalisan dina unggal pada 14Kacindekan eusi kawih! 15 jentrekeur cara miara kasehatan awak upamana tina virus Covid 19?​

Amun nyawa tulak ka pagat,rugi amun kada manukar

tuliskeun opat kaulinan tradisional anu make pakakas​

ngaran-ngaran tokoh anu Aya Dina Carita atawa dongeng disebut​

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA