Masyarakat Indonesia selalu menghargai warisan leluhur atau nenek moyang dengan cara

Prof. Dr. Agus Aris Munandar M.Hum., salah satu pembicara Simposium Sehari bertema  “Getaran Muara Jambi – Borobudur Hingga Kini” memberikan penjelasan mengenai perkembangan candi-candi Buddha di Pulau Jawa dari masa ke masa.

Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia menjadi salah satu partisipan yang memeriahkan acara Festival Waisak Indonesia yang digelar oleh Badan Koordinasi Pendidikan Buddhis (BKPB) Jakarta di Pasar Seni, Taman Impian Jaya Ancol sejak 28 April hingga 29 Mei 2016 mendatang. Partisipasi Tzu Chi dalam festival ini ditandai dengan berdirinya stand Tzu Chi di antara puluhan stand lainnya yang ada di sekitar Pasar Seni.

Festival Waisak Indonesia yang diadakan selama satu bulan ini juga diisi dengan berbagai event menarik yang terbuka untuk umum setiap harinya. Salah satu kegiatannya adalah Simposium Sehari yang diberi tema, “Getaran Muara Jambi – Borobudur Hingga Kini” yang diadakan pada Sabtu 14 Mei 2016 di Gedung NAS, Pasar Seni. Diskusi ilmiah ini diisi oleh para akademisi sekaligus arkeolog yang bertujuan untuk membagi wawasan kepada peserta akan situs peninggalan Buddhisme yang merupakan pembentuk peradaban dan karakter Indonesia. Mereka antara lain: Prof. Dr. Nurhadi Magetsari, Prof. Dr. Agus Aris Munandar, Dr. Agus Widiatmoko, dan Upa. Salim Lee.

Ketua panitia Festival Waisak Indonesia, Tjan Sie Tek pun mengungkapkan bahwa simposium ini  adalah salah satu event yang penting dalam rangkaian festival Waisak. “Hal ini karena tema kita berkaitan dengan kebudayaan, spirit, dan toleransi masyarakat Indonesia dari masa ke masa,” ucapnya. Melalui event ini, ia berharap nantinya masyarakat lebih paham bagaimana seharusnya menjadi generasi yang bangga akan sejarah dan memperlakukan warisan leluhur dengan semestinya.

Simposium sehari yang diselenggarakan dalam rangkaian kegiatan Festival Waisak Indonesia ini diadakan di lantai 2 Gedung NAS, Pasar Seni Ancol. Event ini menyajikan berbagai informasi mengenai situs-situs peninggalan Buddhisme dan benda-benda peninggalan sejarah lainnya.


Selain berbagi wawasan, peserta seminar seakan diajak untuk melakukan napak tilas perkembangan Buddhisme di Nusantara melalui materi-materi yang dibawakan oleh pembicara yang merupakan para akademisi dan arkeolog.

Sementara itu, Prof. Dr. Agus Aris Munandar, salah satu pembicara dalam simposium menilai bahwa event ini memberikan nuansa berbeda dalam menyambut hari raya keagamaan. “Biasanya kan hanya bersifat religi, nah sekarang ada sisipan akademisnya. Ini menarik,” tuturnya. Hal lain yang membuatnya tertarik adalah antusias dari para peserta simposium. “Kalau saya perhatikan, para peserta seperti berwisata religi, napak tilas situs peninggalan Buddhisme, dan itu salah satu hal yang menjadikan diskusi ilmiah ini hidup,” tambah salah satu dosen Universitas Indonesia ini.

Dalam materi yang ia bawakan mengenai “Sejarah Bangunan Candi Buddha di Nusantara”, Prof. Aris juga menjelaskan bahwa semua situs peninggalan merupakan temuan yang penting, termasuk situs-situs peninggalan Buddhisme. “Dari sana kami dapat merekonstruksi perkembangan sejarah kebudayaan Indonesia, jejak leluhur, dan nenek moyang. Ini penting untuk diketahui oleh generasi penerus bangsa sehingga mereka tahu bahwa jati diri bangsa ini sudah terbentuk sejak masa silam.”

Namun untuk mewujudkan hal tersebut tentunya bukan perkara yang mudah karena belum semua orang terkesan peduli akan cagar budaya dan warisan Nusantara. “Banyak benda-benda arkeologi yang kami temukan namun kemudian hilang karena masyarakat tahu bahwa benda tersebut bernilai. Itu yang selalu kami khawatirkan.” Dari sana ia mengimbau, sebagai generasi penerus bangsa sudah selayaknya untuk ikut menjaga warisan leluhur dan mau tahu sejarah. “Dari tahu, kemudian bisa aware, dan besar harapannya bahwa selanjutnya akan timbul rasa bangga dan menghargai situs peninggalan sejarah,” tegasnya.

Inilah Kunci Jawaban Tema 6 Kelas 5 SD MI Halaman 157, 158, 161, 162, baca di sini. /Pixabay/ Gábor Adonyi.

PortalJember.com - Halo adik-adik, kali ini kita akan mempelajari Tema 6 kelas 5 SD dan MI subtema 3 Pengaruh Kalor terhadap Kehidupan, Pembelajaran 3. Simak baik-baik ya.

Adapun kunci jawaban yang menjadi fokus belajar bersama di artikel ini termuat pada halaman 157, 158, 161, 162 sesuai Buku Tema 6 kelas 5 SD MI Kurikulum 2013, edisi terbaru tahun 2018.

Namun perlu diingat, sebelum melihat kunci jawaban ini, alangkah baiknya adik-adik cobalah mengerjakan sendiri terlebih dahulu.

Baca Juga: Kunci Jawaban Tema 6 Kelas 5 SD Halaman 15, 16, 21, 25 dan 26, Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013

Jika sudah selesai, mintalah bantuan orang tua untuk mengoreksi ataupun mencocokkan dengan kunci jawaban yang tertera di artikel ini.

Seperti dirujuk PortalJember.com dari penjelasan alumnus Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Jember, Lubis Muzaki, S.Pd, berikut adalah kunci jawaban Tema 6 Kelas 5 SD MI Halaman 157, 158, 161, 162.

Kunci Jawaban Tema 6 Kelas 5 Halaman 157 dan 158

Sebelum menjawab bacalah terlebih dahulu, Peran Masyarakat terhadap Lingkungan Sosial Budaya ya.

Baca Juga: Kunci Jawaban Tema 6 Kelas 5 SD MI Subtema 2 Halaman 74, 75, Perpindahan Kalor Secara Konduksi

Sumber: Buku Tematik SD Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2018

ada berapa ras/warna kulit di dunia​

contoh pesan dan kesan untuk Kaka OSIS ​

buatlah 5 soal mengenai lokasi relatif

buatlah 3 soal mengenai lokasi absolut!

sebutkan sumber daya alam yang langka minimal 5!​

contoh pesan dan kesan untuk Kaka OSIS ​

Untuk menciptakan ASEAN yang aman dan damai, negara-negara ASEAN menandatangani Perjanjian SEANWFZ (Southeast Asian Nuclear Weapon Free Zone) pada 15 … Desember 1997 di Bangkok, Thailand. Tujuan perjanjian ini adalah .... A. menciptakan ASEAN yang bebas dari narkoba B. menciptakan ASEAN yang bebas dari nuklir C. menciptakan ASEAN yang bebas dari pelanggara HAM D. menciptakan ASEAN yang demokrasi Alasan:. nesia HOTS (Highyg jawaban ku doain jerawat nya hilang​

Berikut ini adalah bentuk kerja sama ASEAN. 1. Pemerataan kesejahteraan sosial masyarakat 2. Mendirikan universitas ASEAN 3. Pembentukan Elang Malindo … 4. Membangun proyek industri bersama Kerja sama ASEAN dalam bidang sosial-budaya ditunjukkan oleh nomor .... A. 1 dan 2 B. 1 dan 3 C. 2 dan 4 D. 3 dan 4​

Untuk menciptakan ASEAN yang aman dan damai, negara-negara ASEAN menandatangani Perjanjian SEANWFZ (Southeast Asian Nuclear Weapon Free Zone) pada 15 … Desember 1997 di Bangkok, Thailand. Tujuan perjanjian ini adalah .... A. menciptakan ASEAN yang bebas dari narkoba B. menciptakan ASEAN yang bebas dari nuklir C. menciptakan ASEAN yang bebas dari pelanggara HAM D. menciptakan ASEAN yang demokrasi Alasan:. nesia HOTS (High​

sebutkan negara Asean beserta luas Wilayah nya​

Simak inilah kunci jawaban Buku Tematik Tema 6 Kelas 5 SD halaman 157, 158, 161, 162, 163, dan 164 Subtema 3 Pembelajaran 3.

TRIBUNNEWS.COM - Simak kunci jawaban Buku Tematik Tema 6 Kelas 5 SD halaman 157, 158, 161, 162, 163, dan 164.

Buku Tematik Tema 6 untuk SD kelas 5 edisi revisi 2017 ini berjudul Panas dan Perpindahannya.

Subtema 3 dalam Buku Tematik ini berjudul Pengaruh Kalor terhadap Kehidupan.

Dalam artikel ini, berisi kunci jawaban soal yang ada dalam pembelajaran 3 di halaman 157, 158, 161, 162, 163, dan 164.

Kunci jawaban Buku Tematik Tema 6 kelas 5 SD ini ditujukan kepada orang tua atau wali sebagai pedoman dalam mengoreksi hasil belajar anak.

Sebelum melihat kunci jawaban, siswa harus terlebih dahulu menjawab soal sendiri.

Setelah itu, gunakan artikel ini untuk mengoreksi hasil pekerjaan siswa.

Berikut Kunci Jawaban Tema 6 Kelas 5 SD Halaman 157 158 161 162 163 164 Tematik Subtema 3 Pembelajaran 3 yang Tribunnews kutip dari Buku Guru dan Siswa serta beberapa sumber lainnya:

Baca juga: Apa Fungsi Sebuah Termos? Kunci Jawaban Tema 6 Kelas 5 SD Tematik Panas dan Perpindahannya Subtema 3

Baca juga: Apa Saja Media Reklame? Kunci Jawaban Tema 6 Kelas 6 Halaman 121 Tematik SD Pembelajaran 6 Subtema 3

Kunci Jawaban Halaman 157

Ayo Membaca

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA