Wilayah Kabupaten Bogor memiliki luas ± 2.664 km². Secara geografis terletak di antara 6?18'0" – 6?47'10" Lintang Selatan dan 106?23'45" – 107?13'30" Bujur Timur, dengan tipe morfologi wilayah yang bervariasi, dari dataran yang relative rendah di bagian utara hingga dataran tinggi di bagian selatan, dataran rendah sekitar 29,28% berada pada ketinggian 15 – 100 meter di atas permukaan laut (dpl), merupakan kategori ekologi hilir. Dataran bergelombang sekitar 43,62% berada pada ketinggian 100 – 500 meter dpl, merupakan kategori ekologi tengah. Sekitar 19,53% daerah pegunungan berada pada ketinggian 500 - 1.000 meter dpl, merupakan kategori ekologi hulu. Daerah penggunungan tinggi sekitar 8,43% berada pada ketinggian 1.000 – 2.000 meter dpl, merupakan kategori ekologi hulu dan0,22% berada pada ketinggian 2.000 – 2.500 meter dpl, merupakan kategori hulu.
Batas-batas wilayah Kabupaten Bogor adalah sebagai berikut :
• Sebelah Utara, berbatasan dengan Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang Selatan, Kota Depok, Kabupaten/Kota Bekasi;• Sebelah Barat, berbatasan dengan Kabupaten Lebak;• Sebelah Timur, berbatasan dengan Kabupaten Karawang, Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Purwakarta;• Sebelah Selatan, berbatasan dengan Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Cianjur;• Bagian Tengah berbatasan dengan Kota Bogor.Selain itu, kondisi morfologi Kabupaten Bogor sebagian besar berupa dataran tinggi, perbukitan dan pegunungan dengan batuan penyusunnya didominasi oleh hasil letusan gunung, yang terdiri dari andesit, tufa dan basalt. Gabungan batu tersebut termasuk dalam sifat jenis batuan relatif lulus air dimana kemampuannya meresapkan air hujan tergolong besar. Jenis pelapukan batuan ini relative rawan terhadap gerakan tanah bila mendapatkan siraman curah hujan yang tinggi. Selanjutnya, jenis tanah penutup didominasi oleh material vulkanik lepas agak peka dan sangat peka terhadap erosi, antara lain Latosol, Aluvial, Regosol, Podsolik dan Andosol. Oleh karena itu, beberapa wilayah rawan terhadap tanah longsor. Secara klimatalogi, wilayah Kabupaten Bogor termasuk iklim tropis sangat basah di bagian Selatan dan iklim tropis basah di bagian Utara, dengan rata -rata curah tahunan 2.500 – 5.00 mm/tahun, kecuali di wilayah bagian utara dan sebagian kecil wilayah timur curah hujan kurang dari 2.500 mm/tahun. Suhu rata-rata di wilayah Kabupaten Bogor adalah 20º - 30ºC, dengan suhu rata-rata tahunan sebesar 25º. Kelembaban udara 70% dan kecepatan angin cukup rendah, dengan rata -rata 1,2 m/detik dengan evaporasi di daerah terbuka rata-rata sebesar 146,2 mm/bulan.Sedangkan secara hidrologis, wilayah Kabupaten Bogor terbagi kedalam 7 (tujuh) buah Daerah Aliran Sungai (DAS) yaitu: (1) DAS Cidurian; (2) DAS Cimanceuri; (3) DAS Cisadane; (4) DAS Ciliwung; (5) Sub DAS Kali Bekasi; (6) Sub DAS Cipamingkis; dan (7) DAS Cibeet. Selain itu juga terdapat 32 jaringan irigasi pemerintah, 794 jaringan irigasi pedesaan, 93 situ dan 96 mata air.Letak Geografis
Koordinat : 6º18' 6º47'10 LS dan 106º23'45- 107º 13'30 BT
Luas Wilayah : ± 2.664 km²
Batas Administrasi :
- Utara : Kab. Tangerang Kab / Kota Bekasi, Kota Depok
- Timur : Kab. Cianjur dan Kab. Karawang
- Selatan : Kab. Sukabumi dan Cianjur
- Barat : Kab. Lebak ( Prov. Banten)
- Tengah : Kota Bogor
GENERAL DESCRIPTION OF BOGOR REGENCY
Geographical Site
Coordinate : 6º18' 6º47'10 LS (Southward) dan 106º23'45- 107º 13'30 BT (westward)
Area Vastness (size) : 268.838.304 ha
Administrative Borders :
- North :Kab. Bekasi, Kota Depok, Tangerang (Prop. Banten)
- East : Kab. Karawang
- South : Kab. Cianjur, Sukabumi
- West : Kab. Lebak (Prop. Banten)
- Middle : Kota Bogor
PETA KABUPATEN BOGOR
Papua adalah sebuah provinsi di Indonesia yang terletak di pulau Nugini bagian barat atau west New Guinea. Papua juga sering disebut sebagai Papua Barat karena Papua bisa merujuk kepada seluruh pulau Nugini termasuk belahan timur negara tetangga, east New Guinea atau Papua Nugini. Papua Barat adalah sebutan yang lebih disukai para nasionalis yang ingin memisahkan diri dari Indonesia dan membentuk negara sendiri. Provinsi ini dulu dikenal dengan panggilan Irian Barat sejak tahun 1969 hingga 1973, namanya kemudian diganti menjadi Irian Jaya oleh Soeharto pada saat meresmikan tambang tembaga dan emas Freeport, nama yang tetap digunakan secara resmi hingga tahun 2002. Nama provinsi ini diganti menjadi Papua sesuai UU No 21/2001 Otonomi Khusus Papua. Pada masa era kolonial Belanda, daerah ini disebut Nugini Belanda (Dutch New Guinea).
Asal kata Irian adalah Ikut Republik Indonesia Anti-Netherland. Kata Papua sendiri berasal dari bahasa melayu yang berarti rambut keriting, sebuah gambaran yang mengacu pada penampilan fisik suku-suku asli.
Pada tahun 2004, disertai oleh berbagai protes, Papua dibagi menjadi dua provinsi oleh pemerintah Indonesia bagian timur tetap memakai nama Papua sedangkan bagian baratnya menjadi Irian Jaya Barat yang sekarang menjadi Provinsi Papua Barat .
Geografi
- Luas wilayah
- Luas 420.540 km
- Iklim
- Curah hujan 1.800 3.000 mm
- Suhu udara 19-28 C
- Kelembapan 80 %
Kelompok suku asli di Papua
Kelompok suku asli di Papua terdiri dari 255 suku, dengan bahasa yang masing-masing berbeda. Suku-suku tersebut antara lain :
- Ansus
- Amungme
- Asmat
- Ayamaru, mendiami daerah Sorong
- Bauzi
- Biak
- Dani
- Empur, mendiami daerah Kebar dan Amberbaken
- Hatam, mendiami daerah Ransiki dan Oransbari
- Iha
- Komoro
- Mee, mendiami daerah pegunungan Paniai
- Meyakh, mendiami Kota Manokwari
- Moskona, mendiami daerah Merdei
- Nafri
- Sentani, mendiami sekitar danau Sentani
- Souk, mendiami daerah Anggi dan Manyambouw
- Waropen
- Wamesa mendiami daerah sebelah selatan Teluk Wondawa ( wandamen )
- Muyu
- Tobati
- Enggros
- Korowai
- Fuyu
Negara Indonesia Timur adalah negara bagian RIS yang meliputi wilayah Sulawesi, Sunda Kecil (Bali & Nusa Tenggara) dan Kepulauan Maluku, ibu kotanya Makassar. Negara ini dibentuk setelah dilaksanakan Konferensi Malino pada tanggal 16-22 Juli 1946 dan Konferensi Denpasar dari tanggal 7-24 Desember 1946 yang bertujuan untuk membahas gagasan berdirinya negara bagian tersendiri di wilayah Indonesia bagian timur oleh Belanda. Pada akhir Konferensi Denpasar 24 Desember 1946, negara baru ini dinamakan Negara Timur Raya, tetapi kemudian diganti menjadi Negara Indonesia Timur pada tanggal 27 Desember 1946.[1]
Panji daerah
Coat of arms
Wilayah N.I.T ditunjukkan pada warna merahIbu kotaMakassarLuas
• 1946
349.088 km2 (134.784 sq mi)Populasi• 1946
10290000 Pemerintahan • JenisNegara bagianPresiden• 1946–1950
Tjokorda Gde Raka Soekawati Perdana Menteri• 1947
Nadjamuddin Daeng Malewa• 1947
Semuel Jusof Warouw• 1947–1949
Ida Anak Agung Gde Agung• 1949–1950
J.E. Tatengkeng• 1950
D.P. Diapari• 1950
Martinus Putuhena LegislaturParlemen Indonesia TimurEra sejarahPerang Dingin• Didirikan
24 Desember 1946• Dibubarkan
17 Agustus 1950Didahului oleh | Digantikan oleh | ||||
|
|
Negara Indonesia Timur terbagi menjadi 13 daerah otonomi:
- Daerah Sulawesi Selatan
- Daerah Minahassa
- Daerah Kepulauan Sangihe dan Talaud
- Daerah Sulawesi Utara
- Daerah Sulawesi Tengah
- Daerah Bali
- Daerah Lombok
- Daerah Sumbawa
- Daerah Flores
- Daerah Sumba
- Daerah Timor dan kepulauan
- Daerah Maluku Selatan
- Daerah Maluku Utara
Menurut hasil Konferensi Denpasar, wilayah Negara Indonesia Timur meliputi Keresidenan berikut, seperti termaktub dalam Staatsblad 1938 nomor 68 jo Staatsblad nomor 264, kecuali Irian Barat, yang akan ditetapkan kemudian hari.[2]
- Keresidenan Sulawesi Selatan
- Keresidenan Sulawesi Utara
- Keresidenan Bali
- Keresidenan Lombok
- Keresidenan Maluku
Negara Indonesia Timur didirikan untuk menyaingi dan memaksa Republik Indonesia untuk menerima bentuk negara federasi; dengan tujuan mengecilkan wilayah Republik Indonesia sehingga hanya menjadi salah satu negara bagian dari Republik Indonesia Serikat. Negara Indonesia Timur bubar dan semua wilayahnya melebur ke dalam Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1950.
Presiden Soekawati dari Negara Indonesia Timur bersama istri (orang Prancis) dalam kunjungan ke Minahasa (1948)
Tjokorda Gde Raka Soekawati | 24 Desember 1946 | 17 Agustus 1950 |
1 | Nadjamuddin Daeng Malewa | Kabinet Malewa I | 13 Januari 1947 | 2 Juni 1947 |
Kabinet Malewa II | 2 Juni 1947 | 11 Oktober 1947 | ||
2 | Semuel Jusof Warouw | Kabinet Warouw | 11 Oktober 1947 | 15 Desember 1947 |
3 | Ida Anak Agung Gde Agung | Kabinet Gde Agung I | 15 Desember 1947 | 12 Januari 1949 |
Kabinet Gde Agung II | 12 Januari 1949 | 27 Desember 1949 | ||
4 | J.E. Tatengkeng | Kabinet Tatengkeng | 27 Desember 1949 | 14 Maret 1950 |
5 | D.P. Diapari | Kabinet Diapari | 14 Maret 1950 | 10 Mei 1950 |
6 | Martinus Putuhena | Kabinet Putuhena | 10 Mei 1950 | 17 Agustus 1950 |
27 Mei 1947 | Pengunduran diri ketua DPRS Tadjoeddin Noer |
3 Desember 1947 | DPRS mengirim misi persaudaraan ke Republik Indonesia di Yogyakarta |
30 Desember 1947 | Pihak oposisi mendirikan Gabungan Perjuangan Kemerdekaan Indonesia (GAPKI) di Makassar, dipimpin oleh A. Mononutu |
22 Januari 1948 | RI mengakui NIT sebagai negara bagian dari RIS yang akan dibentuk |
18 Februari 1948 | Misi persaudaraan dari GAPKI tiba di Yogyakarta |
Oktober 1948 | RI mengirim misi persaudaraan ke NIT yang diketuai Mr. Sartono |
Desember 1948 | Kabinet NIT memprotes keras Agresi Militer II ke wilayah RI |
6 Februari 1949 | PM Ide Anak Agung Gde Agung selaku penghubung BFO menemui Wapres Bung Hatta yang ditawan Belanda di Bangka |
Wikimedia Commons memiliki media mengenai State of East Indonesia. |
- ^ Yayasan Masyarakat Sejarawan Indonesia, Jurnal sejarah: pemikiran, rekonstruksi, persepsi, Yayasan Obor Indonesia, ISSN 1858-2117 (Indonesia)
- ^ Ensiklopedi Umum, Penerbit Kanisius, Edisi Kedua dengan EYD, 1977, hal.586, ISBN 978-979-413-522-8
- ^ Ensiklopedi Umum, Penerbit Kanisius, Edisi Kedua dengan EYD, 1977, hal.587, ISBN 978-979-413-522-8
Artikel bertopik sejarah Indonesia ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya. |
- l
- b
- s
Diperoleh dari "//id.wikipedia.org/w/index.php?title=Negara_Indonesia_Timur&oldid=21050495"