Kerugian mengajak ngobrol murid yang sedang membaca di PERPUSTAKAAN

Perpustakaan adalah ruang budaya, tempat yang menawarkan pengguna berbagai macam buku tentang berbagai topik, film, dan musik. Selain itu, pelajar, profesional, dan anak-anak juga mendapatkan tempat yang nyaman dan nyaman untuk membaca. Setiap hari mereka pergi ke perpustakaan banyak orang untuk terus maju dalam proyek mereka masing-masing. Ruang ini menawarkan banyak keuntungan, tetapi juga menimbulkan beberapa kerugian yang dapat kita pertimbangkan dalam contoh konkret mempersiapkan oposisi.

Pada beberapa kesempatan, mungkin saja jumlah kursi terisi lebih awal jika siswa datang tepat waktu di awal kelas. perjalanan. Situasi yang sering terjadi pada periode di mana lawan sedang mempersiapkan ujian oposisi berikutnya atau selama tanggal ujian akademik.

Oleh karena itu, ketidaknyamanan yang mungkin terjadi adalah tiba di tempat belajar tetapi tidak menemukan tempat karena semua kursi sudah terisi.

Beberapa siswa sangat nyaman belajar di perpustakaan, mereka terbiasa dengan rutinitas ruang ini. Dengan cara ini, kemungkinan gangguan tidak memusatkan perhatian Anda.

Namun, mereka yang telah belajar di rumah untuk sebagian besar waktuAnda melangkah keluar dari zona nyaman Anda sebelumnya saat bepergian ke perpustakaan untuk belajar. Jika seseorang tidak terbiasa belajar di perpustakaan, mereka mungkin tidak dapat berkonsentrasi penuh pada tujuan jangka pendeknya.

3. Diam tidak konstan

Perpustakaan adalah ruang keheningan, tetapi juga merupakan tempat pertemuan di mana orang yang berbeda, dengan keadaan yang berbeda, datang ke tempat ini untuk sementara waktu atau sepanjang sore. Keheningan memfasilitasi konsentrasi dan belajar, namun, setiap hari berbeda dan gangguan juga muncul yang merupakan bagian dari pemandangan itu sendiri. Perpustakaan.

Bahwa keheningan tidak permanen adalah ketidaknyamanan yang mungkin bagi mereka yang mencari looking ruang karakteristik ini.

Perpustakaan menawarkan jadwal yang luas setiap hari, namun mungkin saja tidak terlalu sesuai dengan waktu yang tersedia bagi mereka yang mempertimbangkan kemungkinan untuk pergi ke tempat ini untuk belajar. Perpustakaan membuka pintu mereka pada sore hari sepanjang kursus akademik, sementara di musim panas mereka memperbarui kalender ini untuk menawarkan layanan di pagi hari. Jika seseorang bekerja di sore hari, misalnya, mereka harus menemukan ruang yang membuka pintunya di pagi hari untuk mempelajari oposisi mereka.

Di luar fitur umum, setiap perpustakaan berbeda. Untuk alasan ini, bisa juga terjadi bahwa Anda merasa lebih nyaman di tempat yang biasanya sunyi, sementara, misalnya, Anda lebih terganggu di tempat lain di mana Anda bertemu dengan seorang teman.

5. Belajar dengan keras

Ada berbagai teknik dan rutinitas belajar yang membantu Anda mempersiapkan konten oposisi. Meninjau dengan keras adalah contoh yang mungkin tentang bagaimana meningkatkan memori pendengaran dari pengalaman ini. Anda tidak dapat melakukan ini di perpustakaan tanpa mengganggu orang lain.

Apa, berdasarkan pengalaman Anda sendiri, keuntungan dan kemungkinan kerugian mempelajari oposisi di perpustakaan? Keuntungan belajar di perpustakaan sangat banyak. Mereka adalah ruang untuk menemukan yang mengundang membaca dan keheningan. Namun, terkadang, karena keadaan yang berbeda, bisa juga terjadi bahwa orang tersebut lebih berkonsentrasi di rumah. Waktu belajar di rumah dan di perpustakaan saling melengkapi karena Anda dapat mengintegrasikan kedua konteks dalam kalender Anda. Formula yang akan membantu Anda menghentikan rutinitas.

Dunia Perpustakaan | Masyarakat di Indonesia memiliki karakter yang berbeda-beda di setiap daerah begitu juga dengan karakter pelajar di sekolah. Dalam bidang budaya membaca seringkali media dalam mempublikasikan selalu di dominasi dengan pemberitaan yang menyatakan bahwa minat baca pelajar di Indonesia Rendah. Padahal secara fakta pasti ada (mungkin banyak) sekolah yang pelajarnya banyak yang suka membaca tapi hampir tidak pernah (sangat jarang) di publikasikan.

Berdasarkan pengalaman penulis yang sering berkunjung di beberapa sekolah dan mendengarkan curhatan dari pengelola perpustakaan sekolah melalui jejaring social menyatakan jika sebenarnya minat baca pelajar tinggi. Melalui tulisan ini penulis ingin berbagi tips bagaimana supaya minat baca siswa di sekolah meningkat.

#1. Manajemen yang Baik

Bicara terkait dengan budaya baca tidak lepas dengan adanya peran penting sebuah perpustakaan terlebih di lingkungan sekolah. Sebuah perpustakaan sekolah harus dikelola dengan baik. Dikatakan baik dari sisi manajemen tentunya bisa dimulai dari manajemen administrasinya, Job Desk antar pengelola perpustakaan, manajemen keuangan, manajemen dari sisi penataan rak buku, manajemen penataan buku, dan sejenisnya, termasuk dalam menyediakan koleksi buku harus yang disukai oleh para siswa, serta berbagai program yang menarik agar siswa betah dan menjadikan perpustakaan sekolah sebagai tempat terfavorit di sekolah.

Jika sebuah perpustakaan sudah dikelola dengan baik secara internal timnya, maka saat perpustakaan sekolah tersebut menghadapi berbagai kendala dan masalah, maka akan mudah untuk mencari solusi atas berbagai persoalan yang memang masih banyak dihadapi oleh pihak perpustakaan sekolah.

#2. Pelayanan Terbaik

Kita tentunya tahu dan faham bahwa LAYANAN menjadi garda terdepan dalam menciptakan sebuah branding atau “image” perpustakaan itu baik atau buruk. Tentunya manajemen perpustakaan sekolah sebaik apapun, tapi saat di pelayanan tidak didukung dengan layanan yang baik, maka citra dari perpustakaan sekolah tersebut akan dianggap kurang baik.

Jika perpustakaan sudah memiliki manajemen perpustakaan sekolah yang baik, lalu dilanjutkan dengan pelayanan yang baik, maka dua point ini akan bisa menopang dan mempengaruhi siswa untuk rajin dan betah di perpustakaan sekolah.

#3. Promosi

Jika anda belajar dari perusahaan produk-produk yang mendunia, anda akan tahu betapa faktor penentu laku tidaknya sebuah produk adalah ditentukan faktor promosi (iklan), Tentunya poin pertama dan kedua diatas (kwalitas) harus diutamakan. Jika poin pertama dan kedua (manajemen dan layanan yang baik) sudah terpenuhi, maka saat dilakukan promosi, siswa tidak akan merasa “tertipu” dengan promosi yang dilakukan pihak pengelola perpustakaan sekolah.

Cara untuk melakukan promosi ini bisa bekerjasama dengan pihak kepala sekolah bersama jajaranya. Akan lebih baik lagi jika Kepala Sekolah, Guru, dan staff sekolah menjadi orang pertama yang mengawali gerakan gemar membaca di sekolahnya dengan cara sering baca buku di perpustakaan sekolah. Bisa juga membuat baliho atau spanduk di sekitar sekolah yang berisi seruan rajin membaca misalnya “Kami Ingin Pintar makanya Kami Suka Membaca” , Ingin jadi Juara dan Berprestasi ? Rajinlah Membaca” begitu dan sejenisnya.

Cara lain bisa juga dengan cara kebijakan sekolah yang mewajibkan semua siswa pada seminggu sekali atau dua kali diwajibkan membaca sebuah buku diperpustakaan yang kemudian disuruh merangkum buku yang dipinjam serta menjelaskan apa point penting dari buku yang sudah mereka baca.

Jangan terlalu sering menyalahkan para siswa malas membaca jika para guru di sekolah sendiri tidak pernah memberikan contoh bahwa para guru juga gemar membaca.

Khusus terkait promosi ini, belajarlah dari “iklan rokok”. Sebagaimana kita tahu, rokok itu adalah produk yang berbahaya untuk tubuh, namun karena PROMOSI dan iklan rokok yang dilakukan terus menerus dengan visual yang bagus dan menarik, maka hingga detik ini rokok masih tetap laku dan diminati, padahal di setiap promosi mereka diwajibkan menyertakan bahaya rokok.

Sedangkan perpustakaan sekolah jika diibaratkan sebuah produk, maka perpustakaan sekolah tidak memiliki dampak buruk apapun kecuali berjuta kebaikan ada di perpustakaan sekolah, sehingga ini sewajibnya jadi pemicu untuk para pengelola perpustakaan agar semakin semangat, KREATIF, dan CERDAS dalam mempromosikan perpustakaan sekolah

#4. Penghargaan dan Hadiah

Setelah poin pertama, kedua, dan ketiga sudah dilakukan, langkah selanjutnya berikanlah hadiah untuk mereka yang rajin membaca. Caranya bisa dilakukan dengan kerjasama antara pihak perpustakaan dan kepala sekolah melalui kebijakan. Hadiah tersebut bisa diberikan misalnya untuk siswa paling sering meminjam buku di perpustakaan. Namun perlu dicatat bahwa pemberian hadiah ini juga harus dilihat bukan hanya pelajar yang hanya suka meminjam buku perpustakaan saja tapi harus dilihat prestasinya.

Ini penting supaya pelajar tidak hanya mengejar supaya dapat hadiah kemudian mereka hanya sering pinjam buku tapi tidak pernah membacanya. Jadi ada semacam ketentuan berlaku disini bahwa yang mendapatkan hadiah adalah mereka yang rajin meminjam buku yang kemudian diikuti dengan peningkatan prestasi setelah rajin membaca. Jenis hadiah sendiri bisa dalam bentuk pulsa (yang disukai pelajar), Uang saku, dan sejenisnya yang pasti disukai siswa.

#5. Program Menarik dan Kreatif

Setelah keempat poin diatas dilakukan, untuk membuat daya tarik para siswa agar rajin datang ke perpustakaan, buatlah program-program yang menarik di perpustakaan sekolah. Yang harus dicatat, jangan terfokus membuat program yang formal saja, tapi buatlah juga program yang bersifat hiburan, misalnya diselenggarakan nonton film bareng, pentas seni dan kreasi siswa, dan berbagai program menarik lain yang memang diminati para siswa.

UPDATE (4/8/2021)

Saat Pandemi covid-19 seperti sekarang ini, pihak sekolah melalui perpustakaan sekolah bisa mengadakan program pelatihan softskill yang diadakan secara virtual melalui zoom, google meet, dan yang lain yang penting tetap bisa berkontribusi supaya para siswa tetap mendapatkan informasi dan pengetahuan melalui layanan virtual tersebut.

Contoh lain misalnya karena dunia siswa rata-rata masih pelajar, yang kebiasaan mereka masih suka lihat content hiburan seperti main game, medsos (youtube, facebook, twitter, tiktok, dll), maka pihak sekolah melalui program perpustakaan sekolah bisa mengadakan edukasi agar siswa tidak hanya menjadi konsumen di media sosial tersebut tapi bisa diajarkan bagaimana mereka bisa mengatur waktu, membatasi, bahkan diarahkan untuk bisa menghasilkan uang dari memanfaatkan medsos tersebut.

Misalnya pengelola perpustakaan bisa memberikan banyak referensi agar siswa bisa belajar mencari uang dengan membuat content yang positif di youtube, tik-tok, instagram, dan sejenisnya karena dalam kondisi saat ini, tidak ada salahnya siswa diajari hal tersebut sehingga bisa membantu perekonomian keluarga mereka, minimal untuk diri mereka sendiri sebagai siswa bisa melatih mandiri dari sisi ekonomi.

Mungkin sebenarnya di setiap sekolah yang paling tahu terkait dengan kondisi di sekolah adalah diri anda sendiri dan ketiga tips ini merupakan hanya sebagian kecil tips yang diharapkan bisa membantu untuk meningkatkan minat baca pelajar di seluruh Indonesia.

Yang pasti, jangan terus salahkan pelajar bahwa minat baca mereka rendah tapi teruslah berfikir dan berfikir serta lakukan inovasi dan strategi bagaimana supaya minat baca pelajar di negeri ini meningkat

Semoga bermanfaat

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA