Kenapa pendidikan di Indonesia selalu kalah dibandingkan pendidikan di negara lain

Nggak dimungkiri, pendidikan merupakan adalah hal yang sangat berpengaruh terhadap kemajuan ssuatu bangsa. Oleh sebab itu, pendidikan jadi aspek yang harus dijunjung tinggi oleh negara maupun masyarakat itu sendiri. Jika dibandingkan dengan negara lain, pendidikan di Indonesia nampaknya masih kalah bersaing. Nah, di sini kita bakal mengulas tujuh faktor yang membuat pendidikan Indonesia tidak maju. Yuk, kita simak!

BACA JUGA: Sekarang Lo Tau: Asal Usul Mengapa Simbol Cinta Berbentuk Hati (Jantung)

1. UUD Pendidikan

Sumber: dikbud.pulaumorotalkab.go.id

Pada tahun 2003 pemerintah mengeluarkan UUD yang menyatakan bahwa, tamatan non-dik dari perkuliahan atau setara dengan S1 dapat menjadi seorang guru dengan syarat mengambil program A4. Efek dari UUD tersebut berpengaruh terhadap kualitas guru. Guru yang punya basis pendidikan dapat mengetahui dengan tepat bagaimana cara mengajar yang efektif dan maksimal. Sementara guru non-pendidikan biasanya lebih mendalami jurusan yang diambil, bukan mendalami bagaimana cara mengajar murid.

2. Pendidikan Belum Merata

Sumber: nasional.sindonews.com

Di Indonesia, masih banyak anak-anak yang tak sekolah dengan alasan orangtuanya tak sanggup bayar biaya pendidikan. Makannya nggak heran jika pendidikan di negeri ini belum merata sepenuhnya. Pemerintah berupaya dengan berbagai cara untuk meminimalisir bahkan menggratiskan sebagian biaya pendidikan. Tapi dalam praktiknya, tetap saja masih ada kalangan yang masih kesulitan menyekolahkan anaknya.

3. Kesejahteraan Guru Masih Rendah

Sumber: kabarpos.com

Bagaimana pendidikan bisa maju apabila sampai saat ini masih banyak guru honorer yang mendapatkan gaji perbulan jauh dari kata cukup. Banyak lho guru yang setia mengajar bertahun-tahun tapi belum diangkat menjadi pegawai negeri sipil. Hal ini dapat menyebabkan mereka harus mencari sampingan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

4. Kurang Sarana Pendidikan

Sumber: aktual.com

Sarana pendidikan dapat mempengaruhi kenyamanan belajar mengajar. Bayangkan bagaimana pembelajaran dapat berjalan baik apabila sarana dan fasilitasnya tak layak untuk digunakan?

5. Pembelajaran Hanya pada Buku Paket

Sumber: old.solopos.com

Di zaman teknologi sekarang, praktik ini mulai agak berkurang frekuensinya. Tapi tetap saja, mengandalkan kegiatan mengajar hanya lewat buku paket kurang bagus bagi perkembangan siswa. Sudah saatnya para guru mengandalkan bahan ajar yang relevan dengan perkembangan teknologi dan minat siswa.

6. Kesadaran Masayrakat akan Pendidikan masih Tergolong Rendah

Sumber: mediaindonesia.com

Alasan ini bisa dibilang hal paling penting. Bagaimana mungkin para siswa akan berprestasi dan memiliki semangat belajar yang tinggi, jika orangtuanya tak sadar bahwa pendidikan sangatlah penting. Mendidik bukan serta merta tugas guru sepenuhnya, para orangtua dan orang-orang terdekat pun memiliki peran.

BACA JUGA: 7 Wahana Paling Ekstrem di Dunia, Kamu Berani Coba Nggak?

7. Kualitas Guru yang Masih di Bawah Standar

Sumber: tanotofoundation.org

Kualitas seorang guru tentu mempengaruhi kualitas siswa didiknya. Jika kualitas guru kurang, bisa dibayangkan seperti apa jadinya wajah bangsa ini. Itulah yang terjadi di berbagai daerah di Indonesia. Oleh karenanya pendidikan guru dan pemberdayaan guru honorer harus mendapat perhatian lebih dari pemerintah.

Bukan hanya tugas pemerintah untuk membenahi pendidikan di negara tercinta ini, tapi tugas kita semua sebagai bangsa Indonesia. Apa kamu pernah ikut berkontribusi memajukan pendidikan Indonesia? Share pendapatmu di kolom komentar, ya!

Anak kekinian pasti sering banget belajar lewat internet, nih. Boleh dong aktifkan dulu paket data Loop supaya koneksi internetmu makin lancar?

Lihat Foto

freepik.com/ gpointstudio

Ilustrasi pendidikan dalam kelas

KOMPAS.com - Pendidikan menjadi suatu hal penting dan prioritas di berbagai negara. Namun, sebagian negara di dunia masih ada yang mengalami ketertinggalan dalam bidang pendidikan.

Kondisi ketertinggalan ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor, baik internal maupun eksternal. Apabila faktor penyebab ini dapat ditangani dengan baik, kualitas pendidikan suatu negara bisa meningkat ke arah yang lebih baik.

Faktor penyebab

Faktor penyebab sebagian negara-negara di dunia masih tertinggal dalam hal pendidikan antara lain tidak memadainya fasilitas pendidikan, serta keahlian guru atau tenaga pendidik yang tidak sesuai. Berikut penjelasannya:

Faktor internal

Beberapa faktor internal yang menjadi penyebab sebagian negara-negara di dunia masih tertinggal dalam hal pendidikan, yakni:

  • Keahlian guru atau tenaga pendidik yang tidak sesuai

Menurut Zulkarnaen dan Ari Dwi Handoyo dalam jurnal Faktor-Faktor Penyebab Pendidikan Tidak Merata di Indonesia (2019), tidak sesuainya keahlian guru atau tenaga pendidik saat mengajar, dapat menyebabkan kualitas pendidikan menurun.

Contohnya guru IPA mengajar IPS, guru olahraga mengajar matematika, dan lainnya. Ketika guru atau tenaga pendidik mengajar tidak sesuai bidang atau keahliannya, maka apa yang diajarkan guru menjadi kurang mendalam. Akibatnya kualitas pendidikan menurun.

Baca juga: Dampak Ditemukan Komputer dalam Bidang Pendidikan

  • Tidak memadainya fasilitas pendidikan

Dikutip dari buku Mewujudkan Kemandirian Indonesia melalui Inovasi Dunia Pendidikan (2021) karya Arif Ganda Nugroho dan teman-teman, rendah atau tidak memadainya fasilitas (sarana dan prasarana) juga menyebabkan kualitas pendidikan menjadi tertinggal.

Contohnya sarana dan prasarana yang dibutuhkan di sekolah, seperti laboratorium, perpustakaan, buku pelajaran, papan tulis, meja dan kursi, dan masih banyak lagi. Tidak memadainya fasilitas ini bisa disebabkan oleh rendahnya anggaran pendidikan.

  • Tidak meratanya pendidikan

Artinya tidak semua wilayah di sebuah negara dapat dijangkau oleh fasilitas pendidikan, seperti tenaga pengajar dan fasilitas sekolah. 

Faktor eksternal

Beberapa faktor eksternal yang menjadi penyebab sebagian negara-negara di dunia masih tertinggal dalam hal pendidikan, yaitu:

  • Kesadaran masyarakat untuk menempuh pendidikan

Tingkat kesadaran masyarakat untuk menempuh pendidikan juga menjadi faktor penyebab sebagian negara di dunia masih tertinggal dalam bidang pendidikan.

Kesadaran masyarakat berarti kemauan untuk menyekolahkan anak-anaknya atau menempuh pendidikan.

Baca juga: Pengaruh Positif dan Negatif Informasi Pendidikan dari Televisi

  • Kualitas biaya pendidikan yang mahal

Mahalnya biaya pendidikan membuat tidak semua orang mampu dan mau untuk sekolah. Akibatnya orang lebih memilih bekerja dibanding menempuh pendidikan.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link //t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berikutnya

Suara.com - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim mengaku emosional membahas mengenai penyebab pendidikan di Indonesia yang tertinggal dibandingkan negara lainnya.

Penyebabnya lantaran masih banyaknya anggapan di Indonesia yang menyebut sektor pendidikan tak boleh mengambil risiko.

Kekesalan tersebut disampaikan oleh Nadiem saat berbincang bersama artis Maudy Ayunda dalam siaran Instagram Live, Jumat (27/11/2020).

Nadiem menyebut, Indonesia yang memiliki banyak potensi keberagaman di Indonesia seharusnya lebih berani mengambil risiko.

Baca Juga: Waduh, Mendikbud Nadiem Makarim Akui Pernah Jadi Korban Perundungan Guru

"Saya agak emosional nih, Indonesia kayak selalu menilai pendidikan adalah sektor yang enggak boleh ambil risiko. Akhirnya kita ketinggalan dan risikonya sekarang adalah kita diam di tempat," kata Nadiem seperti dikutip Suara.com, Jumat (27/11/2020).

Nadiem Makarim ngobrol bareng Maudy Ayunda (IG/)

Selama ini anak-anak selalu dituntut untuk melakukan inovasi dan berkreasi.

Ketika ada kebijakan yang mendukung hal itu, justru dianggap berisiko alhasil inovasi anak bangsa menjadi terhambat bahkan stagnan.

Menurutnya, anak bangsa tak bisa berinovasi dan berkreasi jika sekolah tak mau mengambil risiko dan bertahan dengan cara pembelajaran yang lama.

Untuk maju dibutuhkan transformasi dengan memberdayakan agen-agen perubahan. Dalam hal ini, guru memiliki peran yang sangat besar.

Baca Juga: Menteri Nadiem Makarim Khawatir PJJ Sebabkan Dampak Psikososial Pada Anak

"Guru punya peran mendorong anak-anak untuk berinovasi dan berkembang. Kalau kita tak memberi kesempatan guru untuk menentukan cara belajar, enggak akan ada diferensiasi apalagi sesuai kearifan lokal," ungkap Nadiem.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA