Kegiatan apa saja yang dapat memperbaiki keanekaragaman makhluk hidup dalam suatu habitat

Lihat Foto

FREEPIK/BRGFX

Ilustrasi.

KOMPAS.com - Program Belajar dari Rumah TVRI pada Rabu, 16 September 2020 membahas mengenai Keanekaragaman Hayati Indonesia untuk siswa SMP dan sederajat.

Dalam tayangan tersebut, terdapat tiga pertanyaan. Berikut soal kedua dan jawabannya:

Soal: Kita mendapat informasi bahwa Indonesia memiliki kekayaan hayati yang amat tinggi, seperti mikroba, tumbuhan, dan hewan. Namun, tidak sedikit hewan dan tumbuhan di Indonesia yang terancam punah. Jelaskan langkah-langkah yang bisa kita lakukan untuk melestarikan hewan dan tumbuhan yang terdapat di Indonesia!

Jawaban:

Dilansir dari Encyclopaedia Britannica (2015), berikut beberapa cara dalam melestarikan tumbuhan di hutan dan hewan.

Cara melestarikan hutan, yaitu:

  • Melakukan penghijauan atau reboisasi
  • Melindungi dan menjaga habitat di hutan
  • Menerapkan sistem tebang pilih
  • Menerapkan sistem tebang-tanam
  • Melakukan penebangan secara konservatif
  • Mencegah kebakaran hutan
  • Tidak mencoret-coret pohon di hutan
  • Tidak membuang sampah di hutan
  • Menghemat penggunaan kertas
  • Melakukan daur ulang kertas
  • Melakukan seminar pelestarian hutan.

Cara menjaga hewan, yakni:

  • Memperhatikan alam
  • Mempelajari hewan
  • Membangun tempat perlindungan
  • Membangun tempat rehabilitasi
  • Melalui program pembangunan berkelanjutan
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link //t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berikutnya

Berbagai Usaha Pelestarian Keanekaragaman Makhluk Hidup – Bumi merupakan satu-satunya planet di tata surya yang terdapat kehidupan dengan keanekaragaman jenis makhluk hidup di dalamnya. Keragaman makhluk hidup tersebut terjadi dikarenakan adanya perbedaan sifat yang mencakup bentuk, warna, ukuran, serta berbagai hal kompleks lainnya. Keanekaragaman makhluk hidup menjadi sangat penting untuk dilestarikan demi berlangsungnya proses alamiah dalam lingkungan biotik yang secara tidak langsung juga berpengaruh pada aspek abiotik. Karenanya diperlukan beberapa upaya khusus dalam rangka menjaga kelestarian keragaman makhluk hidup demi terwujudnya keseimbangan lingkungan hidup. Beberapa upaya yang dapat dilakukan dalam rangka melestarikan keanekaragaman makhluk hidup mencakup beberapa hal, diantaranya ialah :

1. Penanaman Kembali Hutan yang Telah Rusak (Reboisasi)

Hutan merupakan sumber utama penghasil oksigen yang sangat penting bagi makhluk hidup. Hutan juga memiliki fungsi sebagai penyimpan cadangan air di dalam tanah. Selain itu beberapa jenis hewan juga menjadikan hutan sebagai tempat tinggal / habitat mereka. Jika hutan rusak, maka dampak yang diakibatkan olehnya sangatlah luar biasa. Selain produksi oksigen terhambat dan menipisnya cadangan air, berbagai macam bencana alam sangat potensial untuk terjadi akibat kerusakan hutan. Belum lagi dampak pemanasan global (global warming) yang akan terjadi. Dengan demikian, kerusakan hutan akan menimbulkan banyak sekali masalah bagi lingkungan, terutama makhluk hidup dan terlebih lagi terhadap keanekaragamannya.

Karenanya diperlukan adanya upaya untuk menanggulangi persoalan kerusakan hutan secara aktif dan masif. Fokus permasalahan bukan lagi terletak pada bagaimana mencegah kerusakan hutan, melainkan lebih kepada upaya penanggulangan. Salah satu upaya yang paling nyata adalah dengan menanami kembali hutan yang telah rusak akibat berbagai macam aktivitas penebangan. Area perhutanan yang gundul sebaiknya ditanami kembali dengan bibit pepohonan yang baru. Dengan demikian diaharapkan akan kembali fungsi hutan sebagai sumber utama penghasil oksigen, penyimpan cadangan air, dan habitat berbagai macam satwa.

2. Pemanfaatan bahan organik yang lebih ramah lingkungan

Di dalam kehidupan sehari-hari kita mengenal adanya benda-benda yang terbuat dari bahan organik dan anorganik. Bahan organik dicirikan dengan kemampuannya untuk dapat hancur dalam waktu yang singkat melalui bantuan organisme pembusuk sedangkan bahan anorganik umumnya memakan waktu yang cukup lama serta membutuhkan bantuan manusia dalam proses penghancurannya. Selain itu, bahan-bahan anorganik ditandai dengan kandungan kimiawi yang tinggi. Seperti kita ketahui bahwa penggunaan bahan-bahan kimia dalam jumlah besar dalam waktu yang lama jelas akan berdampak buruk bagi kehidupan seperti menimbulkan kerusakan habitat sebuah makhluk hidup, mengurangi ketersediaan makanan karena sumber makanan tidak dapat berproduksi secara optimal, dan lain sebagainya. Oleh karenanya penggunaan bahan anorganik meskipun tergolong hemat biaya namun dianggap kurang tepat dalam upaya pelestarian lingkungan sekitar. Sebagai alternatif maka pemanfaatan bahan organik menjadi solusi tepat dalam upaya untuk menekan kerusakan lingkungan dan melestarikan keanekaragaman makhluk hidup

3. Pemanfaatan Hewan Pemangsa sebagai Pengganti Peptisida

Dalam dunia pertanian kita mengenal adanya hama sebagai penganggu dari kelangsungan hidup suatu tumbuhan. Keberadaan hama ini menjadi musuh besar bagi para petani sehingga petani harus mencari cara sedemekian rupa untuk melindungi hasil tanamnya. Salah satu cara yang dianggap efektif adalah penggunaan peptisida. Peptisida merupakan bahan atau zat kimia yang dimanfaatkan untuk membunuh hama baik berupa tumbuhan maupun hewan. Oleh karena dibuat dari zat kimia tentu peptisida akan menjadi pembasmi serangga yang sangat efektif, namun sayangnya peptisida akan mengancam keberlangsungan hidup makhluk sawah lainnya. Seperti kita ketahui bahwa kehidupan di sawah membentuk sebuah sistem yang disebut sebagai ekosistem sawah. mereka saling bergantung untuk keberlangsungan hidupnya. Ketika padi di sawah dilindungi dengan pemberian peptisida maka serangga pemakan padi akan mati setelah mengonsumsinya. Tidak berhenti disitu, predator pemakan serangga seperti burung pun akan kehilangan sumber makanannya. Dampak kelaparan ini akan berlanjut hingga ke tingkatan predator selanjutnya. Sehingga bisa dibayangkan ada berapa banyak hewan yang mati kelaparan.

[sc:ads]

Selanjutnya, alasan mengapa penggunaan peptisida akan merugikan adalah senyawa yang terkandung di dalamnya yang terserap oleh padi pada akhirnya akan masuk ke tubuh manusia sebagi konsumen dari produk hasil pengolahan sawah tersebut. Hal ini jelas menjadi sebuah permasalahan di mana senyawa yang bersifat racun turut masuk dan meracuni tubuh manusia. Fenomena tersebut akan menjadi sebuah siklus yang berlangsung terus menerus dan mengancam pelestarian keanekaragaman makhluk hidup. Oleh karena itu, pemanfaatan hewan pemangsa sebagai pengusir hewan pengganggu dan pengganti peptisida diyakini mampu menjadi alternatif meski tetap memiliki berbagai kekurangan dimana peningkatan jumlah predator alami dalam sebuah ekosistem akan mengakibatkan semua hama dimagsa oleh predatornya tanpa sempat bereproduksi. Pada akhirnya hama yang juga merupakan makhluk hidup tidak mampu menjaga keberlangsungan hidupnya dan berdampak pada terhalangnya pelestarian keanekaragaman makhluk hidup.

3. Pengolahan Limbah Indutri dengan Tepat

Keberadaan pabrik-pabrik untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia memang tidak dapat dipandang sebelah mata saat ini. Mereka bak jamur yang terus tumbuh baru meski ada saja yang menghilang. Kondisi ini membantu bagi keberlangsungan hidup meski tidak selamanya mendatangkan keuntungan. Ada saja dampak buruk yang harus ditanggung oleh alam akibat dari aktivitas pabrik yang tidak bertanggung jawab. Bayangkan saja dengan banyaknya jumlah produksi barang yang dilakukan oleh sebuah pabrik tentu meninggalkan limbah yang bnayak perharinya. Jika penanganan limbah ini tidak dilakukan dengan benar maka hal ini akan menjadi masalah. Sebagi contoh, limbah yang langsung dibuang ke sungai atau lautan tanpa melalui tahapan proses yang benar terlebih dahulu sudah pasti akan membunuh organisme-organisme di sekitar pembuangan limbah tersebut.

Dampak lainnya yang secara tidak langsung akan dirasakan oleh manusia adalah ketika ikan-ikan yang dikonsumsi berasal dari nelayan yang menangkap ikan di perairan tercemar limbah. Sudah bisa dipastikan bahwa ikan-ikan tersebut sebetulnya sudah teracuni oleh limbah-limbah yang ada. Pada akhirnya ketika manusia mengonsumsi ikan-ikan tersebut sama artinya ia memasukkan makhluk beracun ke dalam tubuhnya sendiri. Oleh karena itu pengolahan limbah dengan tepat merupakan sebuah keharusan guna menjaga keanekaragaman makhluk hidup.

4. Penangkaran dan Perlindungan terhadap Hewan Langka.

Hewan langka pada umumnya memiliki nilai ekonomi yang tinggi sehingga tidak heran banyak oknum yang menghalalkan segala cara untuk mendapatkannya. Para kolektor hewan langka seringkali menjadikan mereka sebagai peliharaan ataupun diambil bagian tubuhnya untuk sebuah nilai kebanggaan. Perburuan hewan langka sebenarnya merupakan kegiatan ilegal di mata pemerintah karena ini akan menghentikan keberlangsungan hidup sebuah makhluk. Padahal hewan-hewan tersebut punya peran penting di dalam suatu ekosistem, sebagai contoh adalah harimau yang menduduki posisi predator tertinggi. Perburuan harimau yang tidak dicegah akan mengakibatkan populasinya terus berkurang sehingga populasi kijang sebagai makanannya menjadi tak terkendali. Jumlah kijang yang tak terkendali sementara jumlah makanan yang terbatas akan menimbulkan masalah baru dimana para kijang akan kekurangan makanan dan akhirnya mati kelaparan. Oleh karena itu penangkaran dan perlindungan terhadap hewan langka seperti harimu adalah sebuah keharusan guna menjaga keberlangsungan pelestarian keanekaragaman makhluk hidup.

Baca JUga:

Kingdom Monera – Penjelasan, Klasifikasi, Jenis, dan Contoh
Klasifikasi Makhluk Hidup Sistem 6 Kingdom
10 Metode Pemisahan Campuran & Uraian Lengkap

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA