Kapan waktu yang tepat menyapih anak menurut islam?

Bagi setiap Ibu, momen menyusui merupakan pengalaman yang menantang sekaligus membahagiakan. Tak hanya menyusui, menyapih juga menjadi salah satu tantangan tersendiri yang harus dilakukan para Ibu pada anaknya.

Kapan waktu yang tepat menyapih anak menurut islam?
image: unsplash

Menyapih sendiri merupakan fase alami yang akan dihadapi anak ketika sudah siap mengenal makanan padat dan anak tidak lagi menyusui langsung kepada ibunya.  Dalam prosesnya, menyapih biasanya akan membuat si kecil mudah rewel bahkan tantrum karena tak lagi mendapatkan ASI.

Oleh karena itu, banyak Ibu yang berusaha mencari cara agar proses menyapih anak bisa berjalan dengan lancar. Dalam Islam sendiri ternyata proses menyapih juga sudah diatur lho. Seperti apa cara menyapih menurut ajaran Islam? Dikutip dari berbagai sumber, berikut informasinya!

Niat dan berdoa

Anda bisa ucapkan niat di dalam hati kalau Anda ingin menyapih si kecil. Selanjutnya, Anda bisa berdoa agar proses menyapih si kecil dilancarkan. Tidak ada doa khusus, namun Anda bisa memanjatkan doa untuk kelancaran menyapih setiap hari setelah salat wajib.

Perhatikan usia yang pas untuk menyapih

Umumnya, waktu ideal untuk mulai menyapih adalah saat si kecil berusia 6 bulan sampai sekitar 24 bulan (2 tahun) atau sesuai dengan kondisi. 

Di dalam Al Qur’an sendiri aturan menyapih tercantum dalam surah Al-Baqarah ayat 233, bahwasanya Allah telah berfirman:

“Para ibu harus memberi ASI mereka kepada anak-anak selama dua tahun. Namun, apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya.” (Q.S Al-Baqarah: 233)

Bersikap sabar dan bijaksana

Menyapih anak memang membutuhkan proses yang panjang. Anda mungkin seringkali diliputi rasa tak tega, namun kesabaran dan kebijaksanaan Anda dibutuhkan agar proses menyapih berjalan lancar.

Menyiapkan MPASI yang baik dan bergizi

Sejalan dengan ajaran Islam, WHO juga merekomendasikan pemberian ASI eksklusif hingga usia enam bulan. Setelahnya, Anda bisa langsung memberikan makanan pendamping ASI-nya (MPASI) hingga berusia dua tahun.

Jangan lupa untuk perhatikan kadar halal dan toyyib serta kebaikan makanan bagi anak. Selain itu pahami tekstur, bahan, dan kandungan makanan dan minuman yang cocok untuk usia anak Anda.

Melakukan perlahan tanpa memaksa

Dalam proses menyapih, jangan terlalu memaksa apalagi membandingkan si kecil dengan anak yang lain. Cobalah lakukan komunikasi yang baik dengan bahwa anak sudah cukup besar untuk tidak lagi menyusu. Jelaskan dengan bahasa yang logis dan mudah dimengerti oleh si kecil ya, Scarflover!

(CD)

loading...

Menyapih anak menjadi momen penting dalam pola asuh anak kita. Bila dilakukan dengan tepat, asupan zat gizi si kecil bisa tetap terjaga. Secara psikis pun ia tak akan trauma. Dan ternyata, Islam sudah mengatur dalam aspek yang terlihat sederhana ini. Bagaimana praktiknya?

Dalam Islam dibolehkan untuk menyusuianakhingga berumur lebih dari dua tahun, sebagaimana dibolehkan untuk menyapihnya kurang dari dua tahun, dengan dua syarat. Pertama, tidak membahayakan kesehatan anak maupun ibu. Kedua, disepakati kedua orang tuanya.

Allah Ta'ala berfirman,

وَالْوَالِدَاتُ يُرْضِعْنَ أَوْلَادَهُنَّ حَوْلَيْنِ كَامِلَيْنِ لِمَنْ أَرَادَ أَنْ يُتِمَّ الرَّضَاعَةَ

“Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan.”(QS. Al-Baqarah: 233).

Baca juga: Meniru Cara Menasehati Anak Berdasarkan Al-Qur'an Surat Luqman

Al-Qurthubi mengatakan dalam tafsirnya, “Kalimat ‘bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan‘ dalil bahwa menyusui selama dua tahun tidak wajib. Boleh menyapih sebelum dua tahun. Batasan dua tahun ini tujuannya adalah untuk memutus perselisihan antara suami istri dalam menentukan masa menyusui.

Sehingga jika bapaknya menginginkan agar anaknya disapih sebelum dua tahun, sementara ibu tidak rela, maka bapak tidak boleh memaksakan. Dengan demikian, lebih atau kurang dari dua tahun hanya boleh dilakukan selama tak membahayakan anak atau ibu dan sesuai kesepakatan kedua orang tua. (Al-Jami’ li Ahkam Al-Qur'an, 3:162).

Lalu bagaimana cara menyapih menurut syariat Islam ini? Dirangkum dari berbagai sumber, berikut cara menyapih anak dalam Islam:

1. Niat dan doa

Cara menyapih anak menurut islam yang paling penting ialah niat dan doa dalam setiap prosesnya. Kita diajarkan untuk selalu membaca “Bismillah” sebelum memulai aktivitas baik, begitupun ketika hendak menyapih.

Tidak ada doa khusus untuk mempersiapkan si kecil agar tak lagi ketergantungan ASI. Namun Bunda bisa memanjatkan doa untuk kelancaran setiap hari setelah salat wajib.

2. Perhatikan usianya

Dari segi usia, Islam menyarankan bagi setiap orang tua untuk memberikan ASI hingga usia si kecil menginjak 2 tahun. Bukan tanpa dasar, Allah SWT telah berfirman mengenai hal ini dalam Alquran.

وَالْوَالِدَاتُ يُرْضِعْنَ أَوْلَادَهُنَّ حَوْلَيْنِ كَامِلَيْنِ ۖ لِمَنْ أَرَادَ أَنْ يُتِمَّ الرَّضَاعَةَ

“Para ibu harus memberi ASI mereka kepada anak-anak selama dua tahun.” (Q.S. Al-Baqarah : 233)

Jika sang ibu harus menyapih anak lebih awal dari dua tahun, orang tua diizinkan melakukannya. “Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya.” (QS al-Baqarah: 233)

Ada pendapat lainnya mengenai usia spesifik, yakni sebaiknya menyapih tidak lebih dari dua puluh satu bulan menyusui. Sebagaimana yang dikatakan oleh Imam as-Shadiq. “Periode ibu menyusui anak harus minimal dua puluh satu bulan. Jika seseorang memberi makan anak untuk periode yang lebih sedikit, itu akan menyebabkan kesulitan bagi anak tersebut.”

Baca juga: Bacaan Doa untuk Anak Sakit seperti Dicontohkan Rasulullah SAW

3. Sabar dan bijaksana

Menyapih anak bukanlah hal yang mudah, seringkali Bunda diliputi rasa tak tega setiap kali melihat si kecil ingin minum ASI. Tetaplah sabar dalam menjalaninya, Bun. Konsisten hati bahwa ini dilakukan untuk kebaikan si kecil.

Tak apa untuk menggunakan trik tertentu yang dinilai aman. Ada ibu yang mencoba untuk menerapkan beberapa bahan pahit pada puting susu mereka atau mewarnai payudara dengan warna hitam yang membuat anak enggan untuk menyusuinya.

Apa pun cara yang dilakukan, sebaiknya Bunda tetap perhatikan psikologis si kecil. Proses menyapih sebaiknya terhindar dari berbagai hal yang membuat si kecil trauma secara psikologis.

4. Mengetahui informasi MPASI yang baik

Dalam ajaran agama Islam, kadar halal dan toyyib atau halal serta kebaikan makanan menjadi hal yang perlu untuk diperhatikan. Hal ini tentunya juga berlaku untuk pemberian MPASI pada si kecil.

Tak hanya halal, seorang ibu pun sebaiknya memerhatikan kadar kebaikan makanan tersebut bagi si kecil. Perluas pengetahuan dengan mengetahui tekstur, bahan, dan kandungan makanan dan minuman yang cocok untuk usia anak.

“Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, Yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan”4. “Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam Keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun.

Bagaimana cara menyapih anak agar tidak rewel Menurut islam?

Cara menyapih anak menurut islam yang paling penting ialah niat dan doa dalam setiap prosesnya. Kita diajarkan untuk selalu membaca “Bismillah” sebelum memulai aktivitas baik, begitupun ketika hendak menyapih. Tidak ada doa khusus untuk mempersiapkan si kecil agar tak lagi ketergantungan ASI.

Kapan waktu terbaik menyapih anak?

Namun, WHO merekomendasikan waktu terbaik untuk menyapih anak adalah saat usianya menginjak 2 tahun. Alasannya, karena pemberian ASI eksklusif pada 2 tahun pertama kehidupan anak, sangat baik untuk menunjang dan mengoptimalkan pertumbuhannya.

Bolehkah menyapih anak lebih dari 2 tahun menurut islam?

Dalam islam, menyusui bayi hingga usianya lebih dari dua tahun memang diperbolehkan. Ketika Mama ingin menyapih si Kecil, lakukanlah penuh cinta sehingga proses menyapih menjadi aktivitas yang menyenangkan bagi bayi.