Jelaskan tujuan tercapainya kesehatan mental

Kesehatan mental merupakan salah satu hal yang sama pentingnya dengan kesehatan fisik. Individu yang dinilai sehat secara mental tidak semata-mata orang yang bebas dari gangguan jiwa. Menurut World Health Organization (WHO), menyatakan bahwa individu yang sehat secara mental adalah individu yang dapat menyadari setiap potensi yang ia miliki, mampu mengelola stres yang wajar, dapat bekerja secara produktif, serta mampu berperan dalam komunitasnya. Oleh karena itu, kesehatan mental merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Sayangnya saat ini kesadaran akan pentingnya kesehatan mental di Indonesia masih kurang. Hal ini dapat terlihat dari data Kemenkes hingga Juni 2020 terdapat setidaknya 277 ribu kasus kesehatan jiwa di Indonesia. Angka tersebut meningkat pesat pada saat pandemi Covid-19 berlangsung di Indonesia.

Tidak dipungkiri bahwa pandemi Covid-19 telah membawa sejumlah perubahan besar dalam kehidupan manusia, salah satunya pada aspek kesehatan mental. Banyaknya perusahaan yang gulung tikar dan menyebabkan PHK massal sehingga banyak orang yang kehilangan pekerjaan di situasi pandemi menjadi titik awal terjadinya mental illness. Tidak hanya di dunia pekerjaan namun di dunia pendidikan banyak anak-anak yang juga tertekan dengan sekolah online. Percepatan vaksinasi Covid-19 dan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Indonesia menjadi sebuah titik terang menuju the New Normal. Proses adaptasi yang terus menerus dilakukan dapat mengguncangkan mental seseorang. Tak peduli usia, gender, profesi, maupun jabatan, penyakit mental dapat menyerang siapa saja. Oleh karena itu, perlunya membangun mental health awareness harus terus dilakukan di era pandemi dan new normal dengan berbagai cara.

Sustainable Development Goals (SDGs) atau tujuan pembangunan berkelanjutan yang berisi 17 tujuan dan 169 target, dengan tujuan ke 3 yang menyebutkan bahwa tujuan yang ingin dicapai adalah kehidupan yang sehat pada semua usia. Hal tersebut berlaku juga terhadap kehidupan yang sehat mental pada semua usia. Demi tercapainya tujuan ini, diperlukan pembangunan kesadaran kesehatan mental secara menyeluruh di Indonesia. Hal pertama yang dapat dilakukan adalah merubah stigma bahwa mental health merupakan hal yang tabu. Tanamkan bahwa kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik, sehingga ketika ada masalah kesehatan mental masyarakat bisa langsung mengunjungi pihak professional seperti psikolog ataupun psikiater supaya dapat ditangani dengan baik.

Bagaimana caranya mengubah stigma yang sudah melekat di masyarakat? Tentunya hal tersebut dapat dimulai dari diri sendiri, mengubah mindset bahwa mental health adalah hal yang penting dan bukanlah hal yang tabu. Selanjutnya dapat dilakukan dengan memberi pengertian kepada orang-orang terdekat mengenai hal tersebut. Berikutnya melakukan kampanye mental health awareness yang sekarang sudah sering dijumpai di berbagai platform media sosial berupa poster, video kreatif (di tiktok atau reels instagram), atau edukasi dalam bentuk cerita komik yang dapat menarik perhatian masyarakat. Penggunaan platform media sosial dapat menjangkau lebih banyak kalangan khususnya anak-anak muda sebagai pengguna utama media sosial. Dengan tersebarnya informasi ini di masyarakat secara terus menerus, maka diharapkan masyarakat dapat membuka mata terhadap pentingnya kesehatan mental.

Membuat berbagai komunitas peduli kesehatan mental juga merupakan suatu cara membangun mental health awareness. Bersama dengan komunitas yang ada, dapat dimulai berbagai gerakan pencegahan maupun penanganan. Para penyintas juga dapat dikumpulkan dalam suatu komunitas untuk memberi edukasi kepada masyarakat luas. Selanjutnya dapat dilakukan pengenalan gejala-gejala penyakit mental kepada masyarakat luas, supaya masyarakat dapat waspada dan mendapatkan penanganan dengan tepat dan cepat. Berikan pemahaman juga kepada masyarakat untuk tidak melakukan self-diagnosed, supaya jangan sampai masyarakat asal mendiagnosa gangguan mental yang dialami hanya dengan membaca ciri-ciri gangguan tertentu di media sosial yang tidak dapat dipertanggungjawabkan sumbernya. Hal tersebut dapat membuktikan kepada dunia betapa pentingnya kesehatan mental itu dan memberikan pengertian bagaimana cara menangani hal tersebut. Mengalami masalah kesehatan mental adalah hal yang wajar, namun bagaimana cara kita menanganinya adalah hal yang penting.

Penyediaan layanan kesehatan mental yang bermutu, tanggap, efisien, dan terjangkau di Indonesia juga harus terus ditingkatkan. Pasalnya masih ada beberapa daerah di Indonesia yang belum memiliki layanan kesehatan mental yang memadai. Penyedia jasa pelayanan psikologis secara daring juga harus terus dipromosikan, karena hal tersebut merupakan cara termudah seseorang mendapatkan pelayanan psikologis. Perkembangan teknologi juga memiliki peran penting dalam pemerataan pelayanan kesehatan, namun seringkali lansia mengalami kesulitan dalam pengaksesan teknologi sehingga pentingnya diadakan sosialisasi mengenai layanan psikologis secara daring. Bagi masyarakat pelosok yang mungkin masih kesulitan mencari sinyal ataupun tidak melek teknologi, dapat dilakukan penyuluhan secara langsung dan penyediaan layanan screening secara gratis.

Hal-hal tersebut harus dilakukan secara merata ke seluruh Indonesia, tidak hanya dilakukan di kota-kota namun dilakukan hingga ke pelosok desa. Dengan tercapainya tujuan ini maka akan tercipta generasi yang sehat mental pada semua usia. Terutama kepada generasi-generasi muda yang selanjutnya akan menjadi penerus bangsa. Kesadaran akan pentingnya kesehatan mental di Indonesia harus terus ditingkatkan dengan berbagai inovasi yang ada. Terbangunnya kesadaran akan pentingnya kesehatan mental akan mengantarkan Indonesia mencapai generasi emas 2045 yang sehat jiwa dan jasmaninya supaya dapat membangun Indonesia yang lebih baik di masa depan.

Oleh : Ficky Florensia Handoyo – Mahasiswi Program Studi Psikologi Universitas Nasional Karangturi

Kesehatan merupakan kebutuhan dasar bagi individu. Kesehatan tidak hanya terkait dengan kesehatan fisik semata, namun juga kesehatan jiwa. Kesehatan jiwa menurut Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) merupakan keadaan sejahtera secara fisik, mental, dan sosial, bukan hanya ketidakhadiran suatu penyakit, yang meliputi penilaian subjektif terhadap kesejahteraan psikologis, efikasi diri, otonomi, dan aktualisasi diri seorang individu (World Health Organization, 2014). WHO juga memperjelas hal tersebut dengan menyebutkan empat kriteria utama seseorang dapat dinyatakan sehat jiwa, yaitu mengenali potensi diri, mampu mengatasi stres sehari-hari, produktif, dan bermanfaat untuk orang lain.

Kesehatan mental merupakan komponen esensial untuk membentuk relasi sosial, menjaga produktivitas, keseimbangan hidup sehari-hari, dan hubungan seimbang dengan lingkungan. Jika individu sehat secara mental, individu akan dapat terus berkembang dan berkontribusi sebagai masyarakat. Sayangnya, banyak masyarakat yang masih awam dengan isu kesehatan mental seperti pengelolaan stres maupun berbagai jenis gangguan jiwa dan cara penanganannya. 

Berdasarkan data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, penderita gangguan jiwa di Indonesia tercatat mengalami peningkatan. Peningkatan ini terungkap dari kenaikan prevalensi rumah tangga yang memiliki orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) di Indonesia dengan indikator keluarga sehat secara nasional untuk penderita gangguan jiwa berat diobati dan tidak ditelantarkan sebesar 17,08%. Hal ini diperparah dengan adanya stigma terhadap ODGJ di kalangan masyarakat yang cukup tinggi. Stigma ini muncul karena kurangnya pengetahuan masyarakat tentang kondisi ODGJ. Kuatnya pengaruh stigma ini kerap menyebabkan masyarakat enggan mengakses layanan kesehatan mental. Dari berbagai faktor yang mempengaruhi kondisi kesehatan mental di masyarakat tersebut, salah satu faktor yang signifikan adalah rendahnya literasi kesehatan mental.

Literasi kesehatan mental merupakan pengetahuan dan keyakinan mengenai gangguan-gangguan mental yang membantu rekognisi, manajemen, dan prevensi. Pengetahuan akan pentingnya kesehatan mental akan berdampak pada peningkatan pengetahuan umum diantaranya:

  1. Pengetahuan tentang bagaimana mencegah gangguan mental;
  2. Pengetahuan tentang kondisi gangguan mental dasar;
  3. Pengetahuan tentang opsi pencarian pertolongan dan perawatan yang tersedia;
  4. Pengetahuan tentang strategi pertolongan mandiri yang efektif untuk masalah yang lebih ringan; dan 
  5. Keterampilan pertolongan pertama untuk mendukung orang lain yang mengalami gangguan mental atau berada dalam krisis kesehatan mental (Kutcher, Wei, & Coniglio, 2016). 

Jika masyarakat terus dilatih kepekaan dan ditingkatkan ilmu pengetahuannya berkaitan dengan hal-hal tersebut, maka isu kesehatan mental akan semakin terbiasa didengar oleh masyarakat dan dapat menjadi bagian pembicaraan sehari-hari. Hal ini akan membantu masyarakat dalam mengakses bantuan yang dibutuhkan sehingga keterampilannya dalam mencari bantuan (help-seeking behavior) akan meningkat. Tidak hanya itu, individu akan lebih mudah dan tanggap dalam mengenali tanda-tanda stres yang berdampak buruk pada dirinya dan mempercepat akses pertolongan sesuai gejala yang dialami. Dengan meningkatnya literasi kesehatan mental, stigma dan diskriminasi terhadap orang dengan gangguan/masalah mental akan berkurang sehingga kesejahteraan masyarakat secara psikologis dapat tercapai.

Referensi:

Handayani, T., Ayubi, D., & Anshari, D. (2020). Literasi Kesehatan Mental Orang Dewasa dan Penggunaan Pelayanan Kesehatan Mental. Perilaku dan Promosi Kesehatan: Indonesian Journal of Health Promotion and Behavior, 2(1), 9-17.

Kutcher S., Wei Y., & Coniglio C. 2016. Mental health literacy: Past, present, and future. Can J Psychiatry. 61(3).

Praharso, N. F., Pols, H., & Tiliopoulos, N. (2020). Mental Health Literacy of Indonesian Health Practitioners and Implications for Mental Health System Development. Asian Journal of Psychiatry, 102168.

Riskesdas, T. (2018). Profil Kesehatan Indonesia 2018.

World Health Organization. (2020, September 25). Mental health: a state of well-being. Diakses dari: //www.who.int/

//www.mentalhealth.org.uk/a-to-z/m/mental-health-literacy

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA