Jelaskan pengertian dari Multi tasking dan Multi platform

Sistem operasi dapat dibedakan berdasarkan jumlah pengguna dan program yang dapat dijalankan, juga berdasarkan jenis software, atau jenis hardware yang digunakan.

Berdasarkan jumlah pengguna dan program yang dijalankan, sistem operasi dapat dikategorikan dengan:

1.       Single User – Single Tasking :

Satu komputer hanya bisa digunakan oleh satu user dan hanya bisa menjalankan satu program di satu waktu, contohnya: DOS (Disk Operating System).

2.       Multi User – Single Tasking :

Satu komputer dapat digunakan oleh banyak user namun tiap user hanya bisa menjalankan 1 program (aplikasi) di satu waktu, contohnya: Novell Netware yang menjalankan SO Network berbasis DR-DOS.

3.       Single User – Multi Tasking :

Satu komputer dipakai oleh satu user dan dapat menjalankan banyak program disatu waktu, contohnya: Windows, MacOS, BeOS, JDS, dll.

4.       Multi User – Multi Tasking :

Satu komputer dipakai bersamaan oleh banyak user yang dapat menjalankan banyak program di satu waktu, contohnya: Unix, Linux, FreeBSD (SO turunan Unix) atau Windows dengan aplikasi Citrix Metaframe, dll.

Pengertian

Multitasking

Mengirim email sambil berbicara di telepon adalah contoh multitasking. Ketika Anda melakukan beberapa tugas pada satu waktu, Anda mungkin merasa lebih efektif dan produktif. Namun, sebaliknya adalah benar, menurut sebuah artikel Bisnis Ulasan Harvard. Sementara multitasking, efisiensi berkurang sebanyak 40 persen. Hal ini karena otak membutuhkan waktu - hingga 15 menit - untuk kembali fokus pada tugas setelah gangguan. Today melaporkan psikologi bahwa apa yang orang anggap sebagai multitasking lebih baik digambarkan sebagai "seri tasking," karena Anda benar-benar berubah dengan cepat dari satu tugas yang lain.

Multitasking adalah istilah teknologi informasi dalam bahsa inggris yang mengacu kepada sebuah metode dimana banyak pekerjaan atau dikenal juga sebagai proses diolah dengan menggunakan sumber daya CPU yang sama.

Multitasking juga di sebut Sistem Time Sharing yang sering kita kenal. Sistem Time Sharing atau Multitasking adalah pengembangan dari sistem multiprogram. Beberapa job yang berada pada memory utama dieksekusi oleh CPU secara bergantian. CPU hanya bisa menjalankan program yang berada pada memory utama. Perpindahan antar job terjadi sangat sering sehingga user dapat berinteraksi dengan setiap program pada saat dijalankan. Suatu job akan dipindahkan dari memori ke disk dan sebaliknya. Sistem Time Sharing juga disebut dengan sistem komputasi interaktif, dimana sistem komputer menyediakan komunikasi on-line antara user dengan sistem.

Singletasking

Single-tasking mengacu berfokus pada satu hal sampai selesai. Misalnya, jika Anda menanggapi email, Anda menghalangi waktu untuk berkonsentrasi pada tugas itu saja. Single-tasking bisa tampak tidak efisien jika Anda terbiasa untuk menyulap beberapa tugas. Namun, peningkatan fokus diperlukan untuk single-tugas dapat menyebabkan Anda menyelesaikan tugas lebih cepat dari yang Anda lakukan jika Anda multitasked, menurut Psychology Today "The Power of Prime."

Multiuser

Sistem Multiuser adalah suatu sistem dimana lebih dari satu user menggunakan secara bersama satu atau lebih perangkat keras, piranti lunak dan data atau informasi, orang dan prosedur melalui masing-masing komputer atau workstation.

Singleuser

Apakah yang dimaksud dengan Sistem Operasi Single-User ? Merupakan pemandangan yang biasa ketika Anda duduk di depan sistem komputer dan mengerjakan sesuatu, seperti menulis surat misalnya, pada contoh tersebut hanya ada satu keyboard dan satu monitor yang berinteraksi dengan Anda. Sistem operasi seperti windows 98, windows me, windows xp, windows vista, windows 7 pada dasarkan adalah sistem operasi single user. Sistem operasi yang hanya menyediakan akses layanan terhadap sistem komputer kepada satu user saja pada satu saat. Jika terdapat user lain yang ingin mengakses sistem komputer yang sedang menggunakan komputer tersebut telah selesai menggunakan komputer.

Multiuser, Multitasking dan MultiSharing

I. Multi-User

Sistem Multi-User adalah suatu sistem dimana lebih dari satu user menggunakan secara bersama satu atau lebih perangkat keras, piranti lunak dan data/ informasi , orang dan prosedur melalui masing-masing komputer atau workstation.

Tujuan Sistem Multi-User :

1 Meningkatkan produktivitas dan efektivitas SDM

2 Meningkatkan produktivitas dan efektivitas organisasi

3 Meningkatkan Layanan kepada mereka yang tergantung pada sistem

Multi-User.

II. Multitasking

Multitasking adalah pemrosesan beberapa tugas pada waktu yang bersamaan. Sebagai contoh, jika seseorang sedang menyetir, bertelepon lewat ponsel, dan sambil merokok secara bersamaan, maka orang tersebut melakukan multitasking.

Multitasking merupakan mekanisme kerja komputer. CPU komputer dapat menangani beberapa proses dalam waktu yang sama secara akurat. Proses yang dikerjakan tergantung pada instruksi yang diberikan oleh software komputer. Oleh sebab itu, untuk memanfaatkan kemampuan CPU secara maksimal, software yang digunakan juga harus memiliki kemampuan multitasking. Saat ini, berbagai software sistem operasi sudah memiliki kemampuan multitasking. Itulah sebabnya, saat ini Anda bisa browsing di halaman web SmitDev, chatting, sambil mendengarkan musik secara bersamaan.

III.MultiSharing

Multisharing adalah suatu metode yang dipakai sistem operasai yang memungkinkan sejumlah pemakai dapat berinteraksi dengan proses yang dibuatnya.

Tanya Tugas Sekolah Ke Guru Pintar

Home Forums > Pelajaran > TIK >

Discussion in 'TIK' started by agung parta, Jul 28, 2016.

ads

(You must log in or sign up to reply here.)

ads

Tanya Tugas Sekolah Ke Guru Pintar

Home Forums > Pelajaran > TIK >

Mengenal Istilah Multitasking di Smartphone & Laptop Beserta Contohnya – Dalam pembahasan tentang manfaat RAM besar pada smartphone dan laptop, saya beberapa kali menyebutkan soal multitasking. Dan pada tulisan kali ini, saya akan membahas soal apa itu multitasking, keuntungan apa yang didapat, serta contoh multitasking pada smartphone, laptop, ataupun kehidupan nyata.

Karena disadari atau tidak, sebenarnya dalam hidup ini kita pasti pernah melakukan multitasking. Akan tetapi, di sini saya akan lebih berfokus untuk membahas tentang multitasking pada smartphone dan laptop saja ya. Sementara untuk di kehidupan nyata, saya mungkin hanya akan memberikan sedikit contohnya saja sebagai perumpamaan.

Apa Itu Multitasking?

Pertama-tama, kita akan membahas tentang pengertian multitasking terlebih dahulu. Kata “multi”, itu bisa diartikan sebagai “ganda”, atau “lebih dari satu”. Sedangkan kata “task” (kata dasar dari “tasking”) itu artinya adalah tugas.

Jadi secara harfiah, multitasking artinya adalah menjalankan tugas ganda, atau menjalankan lebih dari satu aktifitas dalam satu waktu yang sama. Contoh multitasking dalam kehidupan manusia sehari-hari adalah “makan sambil membaca”.

Kita pasti tau kan, bahwa “makan” dan “membaca” itu adalah dua aktifitas yang berbeda? Dan kita bisa saja menjalankan kedua aktifitas ini secara bergantian. Makan duluan, baru kemudian membaca setelah selesai makan. Namun jika demikian, waktu yang dibutuhkan pasti akan lebih lama. Maka dari itu, sebagian dari kita akan memilih untuk melakukan keduanya secara bersamaan karena dirasa akan lebih menghemat waktu.

Pada perangkat laptop, kegiatan multitasking adalah ketika kita membuka dua (atau lebih) software secara bersamaan. Tujuannya juga sama, yaitu agar lebih menghemat waktu ketika kita mengerjakan sesuatu. Misalnya, kita membuka software microsoft word, pemutar musik, dan juga browser internet secara bersamaan, ketika kita akan membuat sebuah tulisan.

Ketiga software tersebut kita operasikan secara bersamaan, karena kita butuh untuk mengetik (menggunakan ms.word), mencari referensi di internet (menggunakan browser), dan juga hiburan (menggunakan pemutar musik). Coba bayangkan, bagaimana seandainya jika kita tak bisa melakukan multitasking seperti itu? Pasti kita harus repot untuk menutup salah satu software, agar bisa membuka software yang lainnya. Sangat tidak efisien dan tidak hemat waktu.

Jadi, kemampuan untuk menjalankan beberapa proses atau beberapa program (software) dalam satu waktu yang sama itulah yang disebut sebagai multitasking.

Multitasking pada laptop. Apps dapat ditampilkan secara bersamaan

Sementara pada smartphone (android), multitasking bisa dilakukan dalam hal yang serupa namun sedikit berbeda. Smartphone bisa dikatakan sedang melakukan multitasking jika ia menjalankan lebih dari satu aplikasi. Hanya saja, ia hanya bisa menampilkan satu aplikasi yang berjalan, sementara aplikasi lain akan disembunyikan di background. Dan aplikasi di background itu juga sebenarnya masih berjalan, hanya saja tidak dimunculkan pada layar

Dengan begitu, aplikasi yang berjalan di background tadi dapat kita operasikan lagi dengan cepat, tanpa harus membuka dan loading ulang. Karena tidak seperti PC atau laptop, kita tidak bisa menampilkan dua buah apps sekaligus dalam satu layar smartphone. Ilustrasinya adalah seperti ini.

Ilistrasi multitasking pada smartphone. Hanya apss yang terlihat terang yang akan tampil di layar.

Contoh & Cara Multitasking Pada Smartphone Android

Salah satu contoh multitasking yang paling mudah untuk menggambarkannya adalah ketika kita sedang bermain game. Anggaplah saat ini kita sedang asik bermain game, lalu tiba-tiba ada chat dari gebetan. Kalau smartphone yang kita gunakan memiliki kemampuan multitasking yang baik, maka kita bisa langsung membuka chat tersebut, kemudian membalasnya. Dan setelah selesai membalas, kita bisa kembali membuka dan MELANJUTKAN game yang kita mainkan tadi, tanpa harus loading ulang.

Caranya adalah, setelah selesai membalas chat, kita tinggal sentuh saja tombol recent apps (biasanya disebelah tombol home pada smartphone), lalu kita pilih game yang kita sembunyikan sementara tadi. Chat gebetan bisa terbalas, permainan pun dapat dilanjutkan.

Kuncinya adalah pada tombol recent apps dan juga tombol home. Jika tombol recent apps berfungsi untuk membuka aplikasi yang sebelumnya sudah atau pernah kita buka, maka tombol home akan berfungsi untuk menyembunyikan tampilan aplikasi (alias di-minimize). Dan aplikasi yang disembunyikan (di background) tersebut akan tetap berjalan dan siap untuk dibuka kembali melalui recent apps.

Apa yang terjadi jika ternyata smartphone tidak punya performa multitasking yang baik? Maka, saat kita membuka aplikasi chat, sistem akan menutup paksa aplikasi game yang sedang kita mainkan tadi. Akibatnya, pada saat kita ingin kembali membuka dan melanjutkan game tersebut, kita harus menunggunya melakukan loading ulang. Dan itu pasti bakal nyebelin banget kan?

Kita jadi serba salah karena harus memilih apakah akan melanjutkan game terlebih dahulu dan membiarkan si gebetan menunggu (dengan resiko bakal bikin dia jadi nggak mood), atau memilih untuk membalas chat dari gebetan, tapi kita harus menunggu loading game dan mengulang kembali apa yang sudah kita selesaikan dalam game.

NOTE : Untuk cara multitasking pada laptop, sudah pernah saya jelaskan pada tulisan tentang cara menggunakan laptop untuk pemula part 4.

Tentu saja, skenario multitasking pada smartphone bukan hanya untuk urusan game semata, tapi juga untuk urusan produktifitas. Biasanya, kemampuan multitasking pada smartphone Android akan bergantung pada dua hal. Yang pertama adalah soal kapasitas RAM, dan yang kedua adalah karena sistem pada smartphone itu sendiri.

Multitasking di HP & Laptop Membutuhkan RAM Besar

Smartphone, PC dan juga laptop dengan RAM berkapasitas besar biasanya bakal punya potensi untuk melakukan multitasking dengan lebih lancar. Karena semakin besar kapasitas RAM, maka smartphone dan laptop akan bisa menjalankan lebih banyak apps secara bersamaan. Seperti yang juga sudah pernah saya bahas pada posting berjudul fungsi RAM besar pada smartphone.

Sebaliknya, kapasitas RAM yang kecil bakal membuat perangkat kesulitan untuk ber-multitasking. Terlebih lagi jika ternyata aplikasi yang dijalankan adalah sebuah game berat, yang biasanya akan memakan banyak ruang pada RAM. Jika ternyata kapasitas RAM tidak cukup besar untuk menampung game beserta aplikasi lainnya (seperti misalnya aplikasi chat), maka hal itu akan memaksa sistem untuk menutup paksa aplikasi lain yang sebelumnya berjalan di background. Agar perangkat bisa menjalankan aplikasi game dengan semestinya.

Walau begitu, terkadang smartphone yang punya kapasitas RAM besar pun belum tentu punya performa multitasking yang baik. Karena, kemampuan multitasking pada smartphone ataupun tablet Android akan bergantung pada sistem (software UI bawaan) yang digunakan oleh masing-masing merk smartphone.

Iya, beberapa merk smartphone memiliki sistem software UI yang cukup agresif untuk menutup aplikasi yang berjalan di background walau ia punya kapasitas RAM yang sangat besar. Efeknya adalah, kita jadi kesulitan untuk melakukan multitasking dengan lancar. Hal ini membuat kapasitas RAM besar tersebut terkesan mubazir karena tak dapat dimanfaatkan secara optimal. Dan jujur, saya pribadi tidak suka smartphone yang seperti ini. Karena saya pribadi sangat sering memanfaatkan kemampuan multitasking pada smartphone untuk urusan produktivitas.

Tapi tentu si pembuat smartphone punya alasan mengapa ia membuat sistem yang demikian agresif. Sampai-sampai tidak mengijinkan aplikasi untuk berjalan di background. Salah satunya adalah untuk menghindari efek negatif dari multitasking.

Efek Negatif Multitasking Pada Smartphone

Multitasking bisa menyebabkan beberapa efek negatif bagi smartphone Android. Diantaranya adalah menurunnya performa smartphone, serta baterai yang menjadi lebih boros. Eits, tapi untuk urusan baterai itu hanya terjadi dalam keadaan tertentu saja yaa.

Iya, memang benar bahwa aplikasi yang dibiarkan terlalu lama berjalan di background, akan membuat baterai menjadi lebih boros. Karena smartphone akan membutuhkan sedikit daya ekstra untuk tetap menjaga agar aplikasi yang “disimpan di RAM” tersebut bisa tetap hidup dan standby. Sekali lagi, disana saya menyebut “terlalu lama” dan “sedikit daya ekstra”.

Dan sistem yang terlalu agresif dalam menutup background apps pun sebenarnya juga bisa berpotensi membuat konsumsi baterai menjadi lebih boros saat penggunanya benar-benar ingin melakukan multitasking. Karena daya yang dibutuhkan untuk memuat ulang (loading ulang) aplikasi akan lebih besar jika dibandingkan dengan harus “menjaga” aplikasi tetap standby di background selama beberapa saat.

Saat ini, beberapa pembuat smartphone sudah cukup pintar untuk menyeimbangkan keduanya. Mereka menggunakan sistem yang akan membiarkan background apps tetap standby selama beberapa menit agar pengguna dapat melakukan multitasking dengan lancar. Namun jika ternyata background apps tersebut dibiarkan terlalu lama, maka sistem akan mematikannya untuk lebih menghemat penggunaan daya baterai.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA