Jelaskan bahaya gunung berapi dan cara penanggulangannya sebelum terjadi letusan

JATENG | 3 Maret 2020 18:06 Reporter : Shani Rasyid

Merdeka.com - Selasa (3/3) telah terjadi erupsi Merapi dan mengeluarkan awan panas setinggi 6.000 meter dari puncak. Namun, walau aktivitasnya meningkat, keseharian warga di sekitar gunung berjalan normal dan tidak ada peningkatan status dari gunung api itu.

Walau begitu, langkah-langkah mitigasi perlu dilakukan demi mencegah adanya korban dalam bencana yang tidak diinginkan. Ada beberapa langkah dan imbauan yang telah diberikan oleh BNPB untuk menyelamatkan diri dari bencana erupsi Merapi yang tidak diinginkan.

Berikut 5 langkah mitigasi bencana yang wajib dilakukan saat gunung api meletus dilansir dari BNPB:

2 dari 6 halaman

2020 antaranews.com

Saat gunung berapi meletus, pemerintah akan menentukan radius aman dari puncak. Penetapan radius aman ini dilakukan agar masyarakat mengosongkan daerah yang dianggap tidak aman. Pada saat Gunung Agung Meletus pada 2017 silam misalnya, radius amannya mencapai 12 km. Sementara untuk Gunung Merapi kali ini, radius aman yang berlaku adalah 3 km.

Penetapan radius aman ini berguna untuk antisipasi guna mencegah adanya korban jiwa dari bencana erupsi gunung api. Pada saat letusan freatik Merapi pada tahun 2018, BNPB Sleman menginstruksikan warganya yang rumahnya berada kurang dari 5 km dari puncak, untuk mengungsi ke barak-barak yang sudah disediakan. Warga kemudian melakukan evakuasi secara mandiri.

3 dari 6 halaman

2017 merdeka.com/arie basuki

Selain mengosongkan zona bahaya, masyarakat juga diinstruksikan untuk menjauhi daerah aliran sungai. Hal ini dilakukan guna menjauh dari ancaman banjir lahar yang kerap terjadi di musim hujan. Banjir lahar itu berisi material vulkanik yang tercampur dengan air. Material itu kemudian ikut hanyut melalui sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi.

Dilansir dari MGM Sleman, pada Minggu, 9 Januari 2011, banjir lahar terjadi di Kali Gendol. Peristiwa itu menyebabkan tiga rumah hanyut dan 13 rumah lainnya terendam. Selain itu di Kali Gendol juga terdapat material-material vilkanik Merapi yang masih panas. Sehingga jika terjadi banjir lahar, material ini akan meletup-letup.

4 dari 6 halaman

2014 merdeka.com/parwito

Dilansir dari Liputan6.com, menjauhkan diri dari tempat terbuka perlu dilakukan saat terjadi letusan gunung api. Ini berguna untuk melindungi tubuh dari abu letusan gunung api.

Selain itu selama gunung berapi meletus ancaman material vulkanik yang lebih besar masih bisa terjadi. Misalnya hujan kerikil yang terjadi pada letusan besar di tahun 2010. Akan lebih baik berada di dalam rumah selama kondisi di luar ruangan masih kurang kondusif.

5 dari 6 halaman

2014 merdeka.com/parwito

Dilansir dari Sains.me, penggunaan masker berguna agar saat bernafas tidak terhirup abu hasil letusan gunung berapi. Abu gunung berapi memiliki partikel yang kecil sehingga mudah terhirup manusia saat bernafas. Jika masuk ke paru-paru, abu vulkanik bisa menyebabkan gangguan pernafasan.

Selain itu abu tersebut juga memiliki kandungan yang berbahaya, seperti sulfat, karbondioksida, dan asam klorida.

6 dari 6 halaman

2020 REUTERS/Eloisa Lopez

Langkah mitigasi bencana erupsi gunung selanjutnya ialah soal pakaian. Mengenakan pakaian tertutup berguna untuk melindungi tubuh dari abu vulkanik. Abu vulkanik memiliki partikel tajam yang bisa menyebabkan iritasi kulit dan iritasi mata.

Efek kesehatan seperti itu biasanya hanya bersifat ringan. Namun jika terpapar abu vulkanik secara terus menerus, maka dampaknya bisa menjadi serius.

(mdk/shr)

Sekilas Pengertian :

Gunung meletus merupakan peristiwa yang terjadi akibat endapan magma di dalam perut bumi yang didorong keluar oleh gas yang bertekanan tinggi. Magma adalah cairan pijar yang terdapat di dalam lapisan bumi dengan suhu yang sangat tinggi, yakni diperkirakan lebih dari 1.000 °C. Cairan magma yang keluar dari dalam bumi disebut lava. Suhu lava yang dikeluarkan bisa mencapai 700-1.200 °C. Letusan gunung berapi yang membawa batu dan abu dapat menyembur sampai sejauh radius 18 km atau lebih, sedangkan lavanya bisa membanjiri sampai sejauh radius 90 km. Tidak semua gunung berapi sering meletus. Gunung berapi yang sering meletus disebut gunung berapi aktif.

Ciri - ciri Gunung Akan Meletus :

Gunung berapi yang akan meletus dapat diketahui melalui beberapa tanda, antara lain

  • Suhu di sekitar gunung naik.
  • Mata air menjadi kering
  • Sering mengeluarkan suara gemuruh, kadang disertai getaran (gempa)
  • Tumbuhan di sekitar gunung layu
  • Binatang di sekitar gunung bermigrasi

Hasil Letusan Gunung Berapi

Berikut adalah hasil dari letusan gunung berapi, antara lain :

Gas vulkanikGas yang dikeluarkan gunung berapi pada saat meletus. Gas tersebut antara lain Karbon monoksida (CO),Karbon dioksida (CO2), Hidrogen Sulfida (H2S), Sulfur dioksida (S02), dan Nitrogen (NO2) yang dapat membahayakan manusia.Lava dan aliran pasir serta batu panasLava adalah cairan magma dengan suhu tinggi yang mengalir dari dalam Bumi ke permukaan melalui kawah. Lava encer akan mengalir mengikuti aliran sungai sedangkan lava kental akan membeku dekat dengan sumbernya. Lava yang membeku akan membentuk bermacam-macam batuan.LaharLahar adalah lava yang telah bercampur dengan batuan, air, dan material lainnya. Lahar sangat berbahaya bagi penduduk di lereng gunung berapi.Hujan AbuYakni material yang sangat halus yang disemburkan ke udara saat terjadi letusan. Karena sangat halus, abu letusan dapat terbawa angin dan dirasakan sampai ratusan kilometer jauhnya. Abu letusan ini bisa menganggu pernapasan.Awan panasYakni hasil letusan yang mengalir bergulung seperti awan. Di dalam gulungan ini terdapat batuan pijar yang panas dan material vulkanik padat dengan suhu lebih besar dari 600 °C. Awan panas dapat mengakibatkan luka bakar pada tubuh yang terbuka seperti kepala, lengan, leher atau kaki dan juga dapat menyebabkan sesak napas.

Antispisai dan Evakuasi Bahaya Gunung Meletus

Persiapan Dalam Menghadapi Letusan Gunung Berapi

  • Mengenali daerah setempat dalam menentukan tempat yang aman untuk mengungsi.
  • Membuat perencanaan penanganan bencana.
  • Mempersiapkan pengungsian jika diperlukan.
  • Mempersiapkan kebutuhan dasar

Jika Terjadi Letusan Gunung Berapi

  • Hindari daerah rawan bencana seperti lereng gunung, lembah dan daerah aliran lahar.
  • Ditempat terbuka, lindungi diri dari abu letusan dan awan panas. Persiapkan diri untuk kemungkinan bencana susulan.
  • Kenakan pakaian yang bisa melindungi tubuh seperti: baju lengan panjang, celana panjang, topi dan lainnya.
  • Jangan memakai lensa kontak.
  • Pakai masker atau kain untuk menutupi mulut dan hidung
  • Saat turunnya awan panas usahakan untuk menutup wajah dengan kedua belah tangan.

Setelah Terjadi Letusan Gunung Berapi

  • Jauhi wilayah yang terkena hujan abu
  • Bersihkan atap dari timbunan abu. Karena beratnya, bisa merusak atau meruntuhkan atap bangunan.
  • Hindari mengendarai mobil di daerah yang terkena hujan abu sebab bisa merusak mesin

MITIGASI BENCANA GUNUNG BERAPI
Upaya memperkecil jumlah korban jiwa dan kerugian harta benda akibat letusan gunung berapi, tindakan yang perlu dilakukan :

  1. Pemantauan, aktivitas gunung api dipantau selama 24 jam menggunakan alat pencatat gempa (seismograf). Data harian hasil pemantauan dilaporkan ke kantor Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (DVMBG) di Bandung dengan menggunakan radio komunikasi SSB. Petugas pos pengamatan Gunung berapi menyampaikan laporan bulanan ke pemda setempat.
  2. Tanggap Darurat, tindakan yang dilakukan oleh DVMBG ketika terjadi peningkatan aktivitas gunung berapi, antara lain mengevaluasi laporan dan data, membentuk tim Tanggap Darurat, mengirimkan tim ke lokasi, melakukan pemeriksaan secara terpadu.
  3. Pemetaan, Peta Kawasan Rawan Bencana Gunung berapi dapat menjelaskan jenis dan sifat bahaya gunung berapi, daerah rawan bencana, arah penyelamatan diri, lokasi pengungsian, dan pos penanggulangan bencana.
  4. Penyelidikan gunung berapi menggunakan metoda Geologi, Geofisika, dan Geokimia. Hasil penyelidikan ditampilkan dalam bentuk buku, peta dan dokumen lainya.
  5. Sosialisasi, petugas melakukan sosialisasi kepada Pemerintah Daerah serta masyarakat terutama yang tinggal di sekitar gunung berapi. Bentuk sosialisasi dapat berupa pengiriman informasi kepada Pemda dan penyuluhan langsung kepada masyarakat.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA