Jelaskan apa saja yang menjadi pembelajaran IPS

admin 07.50

Jejak PendidikanIPS merupakan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan lingkungan sosial, cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku manusia sebagai anggota masyarakat. Tingkah laku manusia dalam masyarakat memiliki berbagai aspek seperti aspek ekonomi, aspek mental, aspek budaya, aspek hubungan sosial. Pembelajaran IPS berperan merealisasikan ilmu sosial yang hubungan sosial. Pembelajaran IPS berperan merealisasikan ilmu sosial yang bersifat teoritis kehidupan nyata di masyarakat. 

Oleh karenanya secara substansi materi IPS di tingkat persekolahan mengintegrasikan berbagai ilmu sosial dalam pembelajarannya. Pengintegrasian berbagai ilmu sosial tersebut disesuaikan dengan kebutuhan dan tahap perkembangan siswa. Sehingga melalui pembelajaran IPS diharapkan siswa tidak hanya mampu menguasai teori-teori IPS di kehidupan masyarakat, tapi juga mampu menjalani kehidupan nyata di masyarakat sebagai insan sosial secara dewasa dan bijak. 

Menurut Sapriya (2006: 7) menyatakan bahwa, IPS merupakan ilmu pengetahuan yang memadukan sejumlah konsep pilihan dari cabang-cabang ilmu sosial dan ilmu lainnya kemudian diolah berdasarkan prinsip pendidikan dan didaktik untuk dijadikan program pengajaran pada tingkat persekolahan.

Menurut Susanto (2013: 137) IPS adalah ilmu pengetahuan yang mengkaji berbagai disiplin ilmu sosial dan humaniora serta kegiatan dasar manusia yang dikemas secara ilmiah dalam rangka memberi wawasan dan pemahaman yang mendalam kepada peserta didik, khususnya di tingkat sekolah dasar.

Sedangkan Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang standar isi menyatakan bahwa:

IPS merupakan salah satu mata pelajaan yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai.

Berdasarkan pendapat di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa IPS merupakan sebagai ilmu yang mewujudkan satu pendekatan interdisipliner aspek dan cabang-cabang ilmu pengetahuan sosial berupa hasil kombinasi atau hasil pemfusian atau perpaduan dari sejumlah mata pelajaran seperti aspek dan cabang-cabang ilmu pengetahuan sosial berupa hasil kombinasi atau hasil pemfusian atau perpaduan dari sejumlah mata pelajaran seperti geografi, politik, hokum, ekonomi, sejarah, dan sosiologi. 

Mata pelajaran tersebut disederhanakan untuk tujuan-tujuan pendidikan dan pengajaran di sekolah dasar dan menengah semata-mata untuk membina peserta didik menjadi warga masyarakat dan warga Negara yang bertanggung jawab serta mempunyai ciri yang sama, yaitu mengkaji fakta dan isu-isu sosial yang berhubungan dengan lingkungan sekitar.

Related Posts :

Oleh Liputan6.com pada 23 Jan 2019, 23:37 WIB

Diperbarui 23 Jan 2019, 23:37 WIB

Perbesar

Tujuan Pembelajaran IPS (sumber: Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta Ada banyak mitos-mitos yang berseliweran di luar sana tentang anak jurusan IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) dan IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial). Anak jurusan IPA dipandang sebagai anak pintar, rajin belajar, banyak menghabiskan waktu di tempat bimbel, sementara anak IPS dipandang sebelah mata, mulai dari nakal hingga level kepintarannya dibawah anak jurusan IPA.

Miskonsepsi seperti ini seolah memang sudah mendarah daging, nggak cuma di kalangan pelajar sekolah tapi juga orang tua dan guru. Miskonsepsi di atas malah sudah jadi mitos yang berkembang luas di masyarakat. Pada dasarnya tujuan pembelajaran baik yang jurusan IPA maupun IPS adalah semata mata untuk memberikan pemahaman pelajaran yang dirasa cocok oleh siswa.

Penyebab miskonsepsi ini beragam, mulai dari tingkat kesulitan pelajaran, kualitas guru yang berbeda, gengsi kalangan orangtua dan lain-lain. Hal ini berlangsung simultan hingga menyebabkan pandangan terhadap kedua jurusan. Sehingga tujuan pembelajaran yang sebenarnya tidak bisa terpenuhi dan hanya bisa menimbulkan kerugian tertentu pada siswa.

Tujuan pembelajaran itu berbeda-beda setiap jurusannya. Tidak terkecuali tujuan pembelajaran IPS dan tujuan pembelajaran IPA. Namun, pada kesempatan kali ini Liputan6.com akan membahas lebih rinci tujuan pembelajaran IPS.

Pelajaran IPS di Sekolah Dasar merupakan nama mata pelajaran yang berdiri sendiri sebagai integrasi dari sejumlah konsep disiplin ilmu sosial, humaniora, sains bahkan berbagai isu dan masalah sosial kehidupan (Menurut Sapriya, 2009).

Sedangkan menurut Somantri (Sapriya:2008:9) menyatakan IPS adalah penyederhanaan atau disiplin ilmu ilmu sosial humaniora serta kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan pedagogis/psikologis untuk tujuan pendidikan. Adapun yang menjadi ruang lingkup pelajaran IPS menurut Taneo (2009:36) adalah manusia sebagai anggota masyarakat atau manusia dalam konteks sosial.

Tujuan pembelajaran IPS tidak hanya menekankan pada aspek pengetahuan saja, melainkan juga pembinaan peserta didik untuk mengembangkan dan menerapkan nilai-nilai pengetahuan tersebut di tengah masyarakat. Nilai-nilai tersebut misalnya tenggang rasa dan tepo sliro, kepedulian terhadap sesama dan lingkungan, disiplin, ketaatan, keteraturan, etos kerja, dan lain-lain.

Selain itu tujuan pembelajaran IPS adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik atau siswa agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat.

Anak IPA pintar berhitung, IPS pintar menghafal. Mitos ini adalah stigma yang selama ini menempel kuat di kalangan masyarakat. Seolah tujuan pembelajaran IPS dan IPA hanya dinilai dari tingkat kecerdasan seorang siswa melalui tolak ukur yaitu berhitung dan hafalan. Kalau diperhatikan lebih jelas lagi sebenarnya konsep berhitung lebih dekat dengan pelajaran Akuntansi di jurusan IPS. Tujuan pembelajaran IPS tidak hanya sebatas untuk menghafal melainkan lebih banyak membutuhkan pemahaman konseptual yang komprehensif.

Bloom's Taxonomy menjelaskan bahwa kemampuan manusia dalam domain kognitif tak hanya berhitung dan menghafal saja, ada 3 aspek yang mempengaruhinya.

Level 1: Knowledge, tujuan pembelajaran adalah pengetahuan kita mengenai fakta-fakta atau terminologi yang spesifik meliputi pengetahuan mengenai metode-metode tertentu, dan pengetahuan mengenai prinsip-prinsip dan teori-teori universal.

Level 2: Comprehension,tujuan pembelajaran merupakan kemampuan kognitif yang melibatkan kemampuan untuk memahami konsep, membandingkan konsep, menginterpretasikan suatu fenomena atau abstraksi tertentu, dan dapat menyimpulkan ide inti dari pembahasan-pembahasan tertentu.

Level 3: Critical Thinking, tujuan pembelajaran terdiri dari beberapa dimensi, yaitu: analysis, evaluation, synthesis. Analysis: menguji dan menguraikan informasi dan/atau pengetahuan dengan cara mengidentifikasi komponen-komponen dari informasi tersebut, misalnya: penyebab, efek, dan prevalensi.

Evaluation: mengajukan dan mempertahankan opini dengan cara membuat penilaian mengenai informasi dari gagasan berdasarkan dengan kriteria-kriteria tertentu. Synthesis: mengumpulkan informasi-informasi terkait suatu gagasan tertentu untuk membuat suatu kesimpulan dan menghasilkan gagasan alternatif.

Program-program pembelajaran IPS di sekolah dapat dicapai jika diorganisasikan secara baik dan tepat. Dari rumusan tujuan tersebut dapat dirinci sebagai berikut (Awan Mutakin, 1998).

1. Memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat atau lingkungannya, melalui pemahaman terhadap nilai-nilai sejarah dan kebudayaan masyarakat.

2. Mengetahui dan memahami konsep dasar dan mampu menggunakan metode yang diadaptasi dari ilmu-ilmu sosial yang kemudian dapat digunakan untuk memecahkan masalah-masalah sosial.

3. Mampu menggunakan model-model dan proses berpikir serta membuat keputusan untuk menyelesaikan isu dan masalah yang berkembang di masyarakat.

4. Menaruh perhatian terhadap isu-isu dan masalah-masalah sosial, serta mampu membuat analisis yang kritis, selanjutnya mampu mengambil tindakan yang tepat.

5. Mampu mengembangkan berbagai potensi sehingga mampu membangun diri sendiri agar survive yang kemudian bertanggung jawab membangun masyarakat. pengembangan keterampilan pembuatan keputusan.

6. Memotivasi seseorang untuk bertindak berdasarkan moral.

7. Fasilitator di dalam suatu lingkungan yang terbuka dan tidak bersifat menghakimi.

8. Mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang baik dalam kehidupan-nya “to prepare students to be well-functioning citizens in a democratic society’ dan mengembangkan kemampuan siswa mengunakan penalaran dalam mengambil keputusan pada setiap persoalan yang dihadapinya.

9. Menekankan perasaan, emosi, dan derajat penerimaan atau penolakan siswa terhadap materi Pembelajaran IPS yang diberikan.

Reporter: Heri Setiawan

Lanjutkan Membaca ↓

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA