Infaq akan diterima allah subhanahu wa ta'ala dengan syarat harus

Oleh sebab itu, hokum menunaikan zakat adalah wajib bagi setiap muslim dan muslimah yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu. Bila rukun Islam, seperti membaca syahadat, sholat, puasadan haji memiliki hubungan langsung dengan Allah SWT.

Menurut bahasa, kata “zakat” berarti tumbuh, berkembang, subur atau bertambah. Adapun kata infak dan sedekah, sebagian ahli fikih berpendapat bahwa infak adalah segala macam bentuk pengeluaran (pembelanjaan), baik untuk kepentingan pribadi, keluarga, maupun yang lainnya. Sementara kata sedekah adalah segala bentuk pembelanjaan (infak) di jalan Allah. Sedekah, selain bisa dalam bentuk harta, dapat juga berupa sumbangan tenaga atau pemikiran, dan bahkan sekedar senyuman. Oleh sebab itu, hukum menunaikan zakat adalah wajib bagi setiap muslim dam muslimah yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu. Allah SWT berfirman, “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat.

Rasulullah Saw bersabda, “Islam dibangun di atas lima perkara: bersaksi bahwa tidak ada tuhan kecuali Allah dan Muhammad adalahutusan-Nya; mendirikan shalat; melaksanakan puasa (di bulan Ramadhan); menunaikan zakat; dan berhaji ke Baitullah (bagi yang mampu)” (HR. Harta yang wajib dikeluarkan pada bulan Dan sebelum pelaksanaan sholat Idul fitri. Telah mencapai haul, yaitu jika harta tersebut telah berlalu satu tahun hijriyyah, kecuali untuk harta berupa hasil pertanian dimana waktu wajib zakatnya adalah saat Haul jadi syarat bagi harta yang sudah mencapai nishab untuk dikeluarkan zakatnya. Fuqara’ (faqir) adalah orang yang tidak memiliki harta benda untuk bias mencukupi kebutuhan hidupnya Masakin (miskin) adalah orang yang memiliki harta benda atau pekerjaan namun tidak bias mencukupi Amilin (amil) adalah orang-orang yang bekerja mengurus zakat dan tidak diupah selain dari zakat. Riqab (budakMukatab) adalah budak yang di janjikan merdeka oleh tuannya setelah melunasi sejumlah tebusan yang sudah disepakati bersama dan juga dibayar secara Gharimin, orang memiliki tanggungan Sabilillah, adalah orang yang berperang di jalan Allah dan tidak mendapatkan Ibnu Sabil, adalah orang yang memulai bepergian dari daerah tempat zakat (baladuzzakat) atau melewati daerah tempat zakat. Para jumhur mufasir dan ulama kontemporer juga menyepakati suatu kondisi sosial yang mewajibkan orang untuk peduli.

Infak berarti mengeluarkan sebagian harta untuk kepentingan yang diperintahkan ajaran Islam. Jika zakat ada nisabnya, Infak tak mengenal nishab.Infak dikeluarkan oleh setiap orang yang beriman baik dalam keadaan lapang maupun dalam keadaan sempit (Qs. Infak boleh diberikan kepada siapapun, misalnya untuk kedua orang tua, anak yatim dan sebagainya.

Hadits Imam Muslim dari Abu Dzar, Rasulullah menyatakan bahwa jika tak mampu bersedekah dengan harta maka membaca tasbih, takbir, tahmid, tahlil dan melakukan amar ma’ruf nahi munkar adalah sedekah. Sebagaimana kita yakini bahwa semua rizki dan harta yang diberikan Allah SWT kepada kita adalah amanah yang harus dijaga sekaligus merupakan ujian (Q.S. Salah satu jalan mensyukuri rizki adalah dengan mengeluarkan infak. Infak adalah suatu kewajiban yang harus tetap dilakukan dalam keadaan apapun. Jika umat Islam sudah melaksanakan kewajiban infak serta dana yang terhimpun dikelola secara baik dan bertanggungjawab, maka banyak persoalan sosial dan keummatan bias diatasi. Tujuan Baitul Maal TAMZIS adalah untuk mengangkat derajat dan martabat kaum dhuafa sebagaimana diperintahkan oleh syariah Islam.

Imam Bazzar danBaihaqi) Jika keengganan itu telah memasal, maka Allah SWT akan menurunkan azab-Nya dalam bentuk kemarau panjang (HR. Menolong, membantu dan membina kaum dhuafa maupun mustahik ke arah kehidupan lebih sejahtera, sehingga mereka dapat memenuhi kebutuhan hidupnya, terhindar dari kekufuran, memberantas sifat iri, dengki dan terjaga dari martabatnya ketika melihat orang kaya yang berkecukupan tidak Perwujudan keimanan kepada Allah SWT, mensyukuri nikmat, menumbuhkan akhlak mulia, ketenangan hidup sekaligus mengembangkan harta yang dimilikinya. “Apabila anak Adam meninggal dunia, maka putuslah amalanya kecuali tiga perkara: shodaqoh jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak sholeh yang mendo’akan orang tuanya”. Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga membolehkan wakaf uang (2003:86).

Nilai pokok wakaf harus dijamin kelestariannya, tidak boleh dijual, dihibahkan dan atau diwariskan. Kata Wakaf berasal dari bahasa Arab Waqf yang berarti menahan, berhenti, atau diam. Jika dihubungkan dengan harta seperti tanah, binatang dan yang lain, ia berarti pembekuan hak milik untuk kegunaan tertentu (Ibnu Manzhur:9/359). Secara terminologi, wakaf diartikan sebagai penahan hak milik atas materi benda (al-‘ain) untuk tujuan menyedekahkan manfaat (al-manfa’ah) (al-Jurjani:328). Wakaf uang (cash waqf) baru dipraktekan sejak awal abad kedua Hijriyah. Keuntungan dari hasil investasi tersebut digunakan kepada segala sesuatu yang bermanfaat secara social keagamaan.

Kedepan, akan dikembangkan pada lembaga ata institusi yang senafas dan kepada masyarakat secara umum. Justru sebaliknya, uang tersebut akan berkembang melalui investasi yang dijamin aman, dengan pengelolaan secara amanah, yakni bertanggungjawab, professional dan transparan.

Hasil dari pengelolaan dari wakaf uang tersebut akan diserahkan pada Baitul Maal TAMZIS untuk disalurkan kepada masyarakat yang berhak dalam bentuk program-program pendidikan, kesehatan, sosial umum dan pemberdayaan ekonomi. Hal tersebut disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat di masa depan yang lebih produktif dan optimal dalam pengelolaan wakaf.

Masyarakat Mandiri merupakan program pendampingan bagi pengusaha kecil yang akan mengembangkan usahanya. Misi utamanya adalah menyelenggarakan program pemberdayaan masyarakat yang berbasis kewirausahaan social secara terintegrasi dan berkelanjutan hingga menjadi pengusaha mandiri. Makmur masjidku merupakan wakaf sarana untuk menunjang kekhusukan jamaah dalam beribadah di masjid.

Agar Sedekah Diterima, Ini Kuncinya

Ini seperti yang ditegaskan di surah al-Baqarah ayat 261. Karena itu, bila Anda bersedekah, jangan menyertainya dengan mengumbar-umbar atau mengungkit-ungkit sedekah yang Anda berikan. Bila sedekah disertai riya, misalnya, maka seketika itu pula akan menggugurkan pahala bersedekah.

Pastikan, harta yang Anda gunakan untuk bersedekah bagi sesama berasal dari sumber yang halal. Sedekah tidak akan diterima bila diperoleh dari cara dan jalan yang haram. Sekalipun niatnya baik untuk membantu sesama, tetapi cara negatif yang ditempuh tidak bisa dibenarkan. Hadis riwayat Muslim menyebutkan, Allah SWT Mahasuci dan hanya akan menerima apa pun yang suci pula.

Akan datang suatu masa, saat tak satu pun orang siap menerima sedekah. Dan terakhir kali, untuk menekan potensi riya saat bersedekah sunat maka usahakan bersedekah tanpa publikasi apa pun dan jauh dari penglihatan publik.

Syarat Diterima Ibadah

Secara istilah adalah ketundukan dan kepatuhan kepada Allah Swt, mencintai-Nya, menyembah-Nya serta menaati-Nya. Bila halnya demikian, maka ibadah kita tidak akan diterima sehingga menjadi sia-sia, karena tidak sesuai dengan ketentuan syariat. Sebaliknya ibadah yang bertentangan atau tidak sesuai dengan Alquran dan Sunnah, maka tentu tidak akan diterima. Agar ibadah kita diterima Allah Swt.

kita perlu mengetahui ketentuan beribadah yang benar yaitu sesuai dengan petunjuk Alquran dan Assunnah, karena syariat ini milik dan bersumber dari Allah dan Rasul-Nya. Syarat Diterima Ibadah.

Bila hanya ikhlas saja, namun tidak sesuai petunjuk Rasul Saw, maka ibadah kita tidak akan diterima. Begitu pula sebaliknya bila ibadah yang kita kerjakan sesuai dengan petunjuk Rasul Saw, namun tidak ikhlas, maka tidak akan diterima.

Suatu ibadah baru akan diterima bila dikerjakan secara ikhlas dan sesuai dengan Sunnah Rasul Saw. Di dalam ayat tersebut Allah Swt memerintahkan agar amal itu berupa amal shalih, yang maknanya adalah sesuai dengan apa yang ditetapkan di dalam agama, lalu Allah Swt memerintahkan kepada pelaku amal tersebut untuk mengikhlaskan karena-Nya dengan tidak mengharap selain-Nya.

* S1 Fakultas Syariah, Universitas Islam Madinah, Arab Saudi, tahun 1997-2002. * Komite Penguatan Aqidah dan Peningkatan Amalan Islam (KPA-PAI) Kota Banda Aceh, tahun 2011 - sekarang.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Nashih Nashrullah

Bersedekah tak terbatas jumlahnya, walau sedikit sekalipun.

Kekuatan sedekah sangat dahsyat. Ibadah ringan ini sekilas memang sederhana dan mungkin sepele di mata orang. Tetapi, sentuhan sedekah begitu menakjubkan. Sedekah, seperti penegasan Umar bin Khatab, akan menghapuskan dosa kecil yang dilakukan. Aktivitas berbagi ini pula pahalanya akan dilipatgandakan. Ini seperti yang ditegaskan di surah al-Baqarah ayat 261.

“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki.” (QS al-Baqarah [2]: 261).

Dan, ingatlah sedekah pada hakikatnya tidak akan mengikis kekayaan. Malah tiap harinya, sebagaimana penegasan hadis Abu Hurairah Hurairah, bahwa malaikat akan mendoakan bagi para pesedekah agar harta mereka bertambah berkah dan melimpah.

Bersedekah bukan sebatas aktivitas memindah tangankan harta kepada orang lain, lalu selesailah urusan. Sedekah memiliki nilai dan filosofi yang dalam. Termasuk soal bagaimana aktivitas bersedekah sukses dan diterima oleh Allah SWT. 

Atas dasar inilah perlu menyusun strategi agar sedekah membawa berkah dan bernilai ibadah. Tak cuma berisikan kegiatan memberi dan menerima. Supaya sedekah kian berkah, seperti diungkapkan oleh Syekh Imad Hasan Abu al-Ainaini dalam esainya berjudul “Jumal Mukhtasharat fi Fawaid wa Adab as-Shadaqat”, ada rententan hal yang penting diperhatikan.

Maka pertama kali, kata Syekh Imad, tekankan niat dan motif bersedekah. Sedekah bukan untuk mencari kepentingan duniawi, melainkan bersedekah untuk mendapatkan rida Ilahi. Keikhlasan bisa menentukan diterima atau tidaknya amal sedekah seseorang.

Karena itu, bila Anda bersedekah, jangan menyertainya dengan mengumbar-umbar atau mengungkit-ungkit sedekah yang Anda berikan. “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima).” (QS al-Baqarah [2]: 264). Bila sedekah disertai riya, misalnya, maka seketika itu pula akan menggugurkan pahala bersedekah. Laksana air yang menyapu bersih pasir di atas bebatuan.

Pastikan, harta yang Anda gunakan untuk bersedekah bagi sesama berasal dari sumber yang halal. Sedekah tidak akan diterima bila diperoleh dari cara dan jalan yang haram. Sekalipun niatnya baik untuk membantu sesama, tetapi cara negatif yang ditempuh tidak bisa dibenarkan. Hadis riwayat Muslim menyebutkan, Allah SWT Mahasuci dan hanya akan menerima apa pun yang suci pula.

Bila terbesit sedekah, jangan ditunda-tunda. Tak ada bisa memastikan nasib dan kondisi keuangan seseorang pada kemudian hari. Bisa jadi, hari ini Anda diberi kecukupun, tetapi kondisi ini bisa berubah dalam sekejap. Peluang emas itu janganlah disia-siakan.

Di riwayat Bukhari Muslim, Rasulullah menyerukan agar menyegarakan sedekah saat muncul keinginan. Akan datang suatu masa, saat tak satu pun orang siap menerima sedekah. Yang tersisa hanyalah ucapan, seandainya sedekah itu diberikan kemarin, pasti akan diterima. Sementara sekarang, tak lagi diperlukan, sabda Nabi SAW.

Ibnu Bathal mengatakan, kebaikan sebaiknya disegerakan. Pasalnya, halangan akan datang tiap waktu, tanpa terduga. Kematian tak akan menunggu siap atau tidakkah seseorang. Dengan menyegerakan sedekah, akan sangat membantu para dhuafa, menjauhkan sifat kikir, menghapus dosa, dan mendekatkan rida-Nya.

Bersedekahlah, meski hanya dengan sebutir kurma, sabda Rasul dalam hadis riwayat Bukhari Muslim. Tak harus menunggu Anda kaya untuk bersedekah harta. Seberapa pun jumlah harta yang Anda miliki maka seyogianya kesempatan meraup pahala dari sedekah, masih terbuka lebar.

Dan terakhir kali, untuk menekan potensi riya saat bersedekah sunat maka usahakan bersedekah tanpa publikasi apa pun dan jauh dari penglihatan publik. Publikasi sedekah sunat rentan dengan unsur riya yang bisa menghapus pahala bersedekah.

Maka, bila Anda lakukan hal itu, persiapkan diri Anda menjadi satu dari ketujuh golongan yang akan mendapatkan perlindungan Allah pada hari kiamat, ketika tak pertolongan apa pun kecuali dari-Nya. Karena, tangan kanan Anda telah bersedekah sementara tangan sebelah kiri tidak mendeteksi aktivitas mulia tersebut. 

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA