Hal tersebut menunjukkan adanya kemajemukan masyarakat Indonesia yang disebabkan oleh

Negara Indonesia dikenal dengan negara yang sangat kaya sekali akan keanekaragaman dan sumber daya alamnya. Keanekaragaman ini menjadi salah satu faktor penyebab adanya kemajemukan masyarakat di Indonesia. Kemajemukan masyarakat Indonesia sendiri berarti bahwa adanya perbedaan warga masyarakat ke dalam kelompok-kelompok  secara horizontal. Walaupun adanya masyarakat yang majemuk ini, sesuai dengan semboyan negara Indonesia yaitu “ Bhinneka Tunggal Ika “ yang artinya walaupun berbeda beda tetapi tetap satu jua. Semboyan ini merupakan fondasi kita agar tetap menjaga toleransi dan juga persatuan dan kesatuan di tengah perbedaan yang ada.

Tahukah kamu apa saja yang membuat Indonesia ini memiliki masyarakat yang majemuk? Dapat kita ketahui bahwa Indonesia memiliki banyak sekali pulau-pulau. Baik pulau besar maupun pulau kecil. Hal ini dapat berkembang melahirkan sebuah budaya. Kemudian dilihat dari letak Indonesia yang strategis pada posisi silang, sehingga memungkinkan terjadinya kontak dengan bangsa-bangsa lain yang dapat mengakibatkan adanya pertemuan dengan pendatang yang dapat menyebabkan terciptanya proses asimilasi melalui perkawinan campuran ( amalgamasi) sehingga terbentuk ras dan etnis. Perbedaan iklim dan topografi juga mengakibatkan terbentuknya aneka budaya kelompok masyarakat. Nah, kemajemukan masyarakat Indonesia ini juga disebabkan oleh beberapa hal yang dapat dilihat antara lain berdasarkan ras, etnis, dan agama.

Kemajemukan masyarakat berdasarkan ras. Ras sendiri memiliki arti yaitu segolongan manusia yang memiliki persamaan dalam ciri-ciri fisik dan sifat-sifatnya yang diwariskan secara turun temurun. Setiap manusia memiliki fisik yang berbeda beda pastinya. Mulai dari warna kulit, bentuk, warna rambut, bentuk hidung, dan mata. Dengan adanya perbedaan ras ini seringkali timbul adanya “ streotipe”. Streotipe adalah pikiran yang berprasangka yang didasarkan pada kesan umum yang dipercayai tentang sifat-sifat dan karakter suatu kelompok ras tertentu. Contoh dari permasalahan ini seperti, politik “ Aparthied” di Afrika Selatan yang membatasi secara hokum dan politik warga negara kulit hitam oleh kelompok minoritas kulit putih. Nenek moyang Indonesia pun juga merupakan campuran penduduk asli dengan bangsa asing seperti ; bangsa Melayu Mongoloid, bangsa Papua Melanosoid, dan bangsa Vedoid.

Lalu, kemajemukan masyarakat berdasarkan suku bangsa. Suku bangsa merupakan penggolongan manusia berdasarkan tempat asal, asal-usul  (nenek moyang) dan kebudayaan yang sama. Suku bangsa yang tersebar di seluruh wilayah Nusantara ini mempengaruhi keragaman budaya bangsa Indonesia. Misalnya terlihat dalam system kekerabatan, yang dimana masing-masing suku bangsa menganut klem (garis keturunan). Contohnya seperti : a.Marga (Batak) : Marpaung, Lubis, Sihotang, dll. b.Suku (Minang) : Cianogo, Koto, Tanjung, dll. c.Fam (Minahasa) : Supit, Lasut, Manadagi, dll. d.Fam (Maluku) :  Manahutu, Guslaw, Pattinasarani, dll

Terakhir yaitu, kemajemukan masyarakat berdasarkan agama. Agama adalah kepercayaan kepada alam gaib yang telah mengenal berbagai kepercayaan kepada alam gaib tanpa dituntun oleh kitab suci. Di Indonesia sendiri terdapat lima agama, yaitu islam, Kristen, khatolik, budha, dan hindu. Beberapa dari masyarakat Indonesia juga percaya akan kepercayaan yang dibawa oleh nenek moyang terdahulu. Berikut beberapa jenis kepercayaan yang masih diyakini oleh beberapa masyarakat Indonesia, seperti animisme dan dinamisme. Animisme yaitu kepercayaan kepada roh-roh nenek moyang dan roh lainnya dari makhluk dan benda alam. Sedangkan dinamisme yaitu kepercayaan kepada semua benda hidup maupun mati yang dianggap mempunyai kekuatan gaib dan luar biasa.

Adanya keberagaman masyarakat Indonesia juga dapat memberikan pengaruh dalam berbagai kehidupan bangsa Indonesia. Hal ini menjadi tantangan bagi kita untuk tetap mempertahankan adanya persatuan dan kesatuan dan meningkatkan sikap saling menghargai di tengah perbedaan yang ada. Hal-hal yang dapat terpengaruh dengan adanya kemajemukan ini, yaitu konflik sosial dan integrasi sosial.

Dalam konflik social telah memperlihatkan bahwa bangsa Indonesia yang majemuk seringkali menghadapi masalah dalam mewujudkan persatuan dan kesatuan. Oleh karena itu, hal ini merupakan tantangan bagi kita semua sebagai masyarakat Indonesia untuk tetap mempertahankan persatuan dan kesatuan. Contoh permasalahan yang terjadi dalam kehidupan social seperti adanya SARA (suku,agama,ras, dan antar golongan). Hal ini biasanya disebabkan karena kurangnya toleransi yang terjadi di antara beberapa golongan masyarakat, adanya perbedaan pendirian dan perasaan antar individu, dan adanya perbedaan kebudayaan yang berkaitan dengan tata nilai. Adanya konflik sosial juga memberikan dampak positif dan negatif, yaitu seperti berikut. Untuk dampak positifnya seperti ; bertambahnya solidaritas yang merasa senasib dan sepenanggungan, perubahan kepribadian para individu dengan sadar akan kekurangan dirinya, dan dapat menyelesaikan suatu masalah. Sedangkan untuk dampak negatifnya yaitu : goyah dan retaknya persatuan kelompok, hancurnya harta benda dan jatuhnya korban manusia, dan perubahan kepribadian yang tidak menyenangkan, merasa cemas, dan trauma.

Pengaruh lainnya yaitu adanya integrasi sosial. Integrase adalah penyatuan secara terencana dari bagian-bagian yang berbeda menjadi satu kesatuan yang serasi. Hal ini menyebabkan masyarakat menjadi suatu keseluruhan yang bulat. Dalam integrasi sosial ini membutuhkan adanya proses yang harus berjalan dengan baik agar menjadi satu kesatuan yang serasi.

Jadi, di tengah arus modern saat ini membuat kita sebagai warga negara yang baik, untuk tetap mempertahankan dan menjaga persatuan dan kesatuan di tengah adanya berbagai perbedaan. Tentu saja kita membutuhkan sebuah landasan agar tetap menjadi bangsa yang satu, yaitu Bhinneka Tunggal Ika. Sekali pun berada dalam satu kesatuan, tetapi tetap selalu ingat bahwa sesungguhnya bangsa Indonesia berbeda-beda dalam satu kemajemukan. Dan akan selalu menjadi indah jika kita menghargai adanya perbedaan tersebut.


Lihat Humaniora Selengkapnya

Elin Rachmawati

Bahasa Indonesia

Rabu, 7 Desember 2016

Perbedaan sekelompok masyarakat dengan kelompok-kelompok tertentu secara horizontal dan menimbulkan keberagaman disebut kemajemukan masyarakat. Perbedaan yang ditimbulkan mempengaruhi kestabilan masyarakat Indonesia. Faktor dominan yang menunjukkan kemajemukan masyarakat Indonesia yaitu ras, suku bangsa, budaya, serta agama atau kepercayaan. Terbentuknya kemajemukan masyarakat di Indonesia disebabkan oleh letak wilayah Indonesia yang memungkinkan terjadinya kontak dengan bangsa lain, kondisi wilayah Indonesia yang berbentuk kepulauan serta perbedaan iklim dan topografi antara satu daerah dengan daerah lain yang menyebabkan munculnya aneka budaya kelompok masyarakat serta sumber daya alam yang beragam. Kemajemukan masyarakat Indonesia dapat dilihat pada keberagaman agama, ras dan budaya, serta agama atau kepercayaan masyarakat Indonesia.

Keberagaman dalam bidang agama yang disebabkan oleh faktor internal dan eksternal di Indonesia. Faktor internal yang berasal dari masyarakat Indonesia sendiri yaitu nenek moyang Indonesia telah memiliki kepercayaan yang mereka yakini sebelum masuknya para pedagang dari luar negeri. Kepercayaan tersebut dibagi menjadi dua, yaitu Animisme dan Dinamisme. Animisme yaitu kepercayaan kepada roh-roh nenek moyang dari makhluk serta benda alam. Dinamisme yaitu kepercayaan kepada semua benda hidup maupun benda mati yang dianggap mempunyai kekuatan gaib. 

Sedangkan faktor eksternal yang menyebabkan keberagaman agama yaitu datangnya orang-orang dari negara lain yang dengan sengaja atupun tidak sengaja telah menyebarkan agama di Indoesia. Seiring berkembangnya jaman, kepercayaan nenek moyang Indonesia mulai tergantikan dengan agama yang berasal dari luar negeri, seperti Islam, Kristen, Katolik, Budha, Hindhu. Agama merupakan salah satu kemajemukan masyarakat Indonesia. Persamaan agama dapat menyebabkan solidaritas antar penganutnya, namun juga dapat menyebabkan konflik horizontal antar agama. Dengan kata lain, faktor internal disebabkan karena kondisi wilayah Indonesia dan faktor eksternal disebabkan oleh letak geografis Indonesia.

Tidak dapat dipungkiri lagi, masyarakat Indonesia merupakan negara yang terdiri dari beberapa ras dan dengan lebih dari 300 kelompok suku bangsa. Letak geografis Indonesia dengan kepulauan yang begitu banyaknya serta iklim dan topografi yang beragam menciptakan berbagai suku bangsa atau sekelompok manusia berdasarkan tempat asal, asal-usul atau nenek moyang, dan persamaan kebudayaan. Iklim dan topografi yang berbeda dapat mempengaruhi ciri fisik seperti warna kulit. Ras merupakan segolongan manusia yang mempunyai persamaan dalam ciri-ciri fisik yang diwariskan secara turun-temurun, seperti berdasarkan pada warna kulit, bentuk dan warna rambut, bentuk hidung dan mata, dll. 

Nenek moyang Indonesia merupakan campuran asli dengan bangsa asing atau pendatang sehingga terbentuklah beberapa ras di Indonesia seperti Bangsa Melayu Mongoloid, Bangsa Papua Melanesoid, Bangsa Vedoid, dll. Suku bangsa merupakan bagian kecil dari ras yang dibatasi oleh tempat asal dan kebudayaan masyarakatnya. Suku bangsa yang tersebar luas di Indonesia mempengaruhi keragaman budaya bangsa Indonesia. Misalnya, dalam sistem kekerabatan, seseorang dari papua akan cenderung lebih dekat dengan orang yang berasal dari tempat yang sama pula karena terikat oleh kesadaran akan kesatuan budaya seperti bahasa. Maka, beragamnya suku bangsa yang terbentuk di Indonesia tidak dapat dipisahkan dengan pengaruh letak geografis di Indonesia serta iklim dan topografi yang berbeda disetiap daerahnya.

Kemajemukan masyarakat Indonesia juga terlihat dalam keragaman budaya masyarakat Indonesia yang telah menjadi ciri khas suatu suku yang disebabkan oleh letak geografis Indonesia serta iklim dan topografi yang berbeda disetiap daerah yang menyebabkan munculnya berbagai suku dengan kebudayaannya. Iklim dan topografi yang berbeda akan menyebabkan kebergamana sumber daya alam. Masyarakat Indonesia memiliki keragaman dalam bidang bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi, adat istiadat yang unik disetiap suku, kesenian daerah dengan menggunakna alat musik tradisional, serta makanan khas daerah. 

Setiap suku bangsa memiliki bahasa daerah yang khas, yang menandakan daerah asal seseorang, seperti bahasa jawa berasal dari Jawa Timur, bahasa sunda berasal dari Jawa Barat, bahasa Madura dari pulau Madura, dll. Setiap suku memiliki adat istiadat yang berbeda-beda. Hal tersebut seringkali disangkut-pautkan dengan kepercayaan pada zaman dahulu, dan terkadang adat istiadat dari beberapa daerah dipadukan dengan agama yang dianut masyarakat. 

Contoh dari adat istiadat yaitu upacara adat saat pernikahan, adat saat terdapat orang melahirkan dan meninggal, dll. Kesenian daerah dari setiap suku juga beragam, hal ini menunjukkan pada dasarnya masyarakat Indonesia memiliki pemikiran yang kreatif dan inovatif. Kesenian daerah yaitu seperti alat musik, tari, lagu, seni pertunjukkan. Indonesia merupakan negeri yang mempunyai banyak makanan yang beragam dari setiap daerah. Beragamnya makanan khas dari setiap daerah disesuaikan dengan sumber daya alam yang tersedia di masing-masing daerah. Budaya dan adat istiadat daerah dapat dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Maka terbentuklah bermacam-macam adat istiadat dan budaya yang menunjukkan identitas seseorang.


Lihat Hiburan Selengkapnya

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA