Hadits tentang Mujahadah anNafs husnudzan dan Ukhuwah

Ilustrasi Mujahadah an Nafs. Foto: Shutter Stock

Mujahadah an nafs merupakan sikap terpuji yang sepatutnya dimiliki setiap Muslim. Secara bahasa, mujahadah berasal dari Bahasa Arab yang artinya berjuang. Mujahadah juga bisa diartikan sebagai perjuangan batiniah dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Sedangkan an-nafs artinya nafsu. Mengutip Al-Qur’an dan Hadist Sebagai Pedoman Hidup yang disusun Irpan, S.Pdi dkk, mujahadah an nafs adalah pengendalian diri sebagai upaya untuk tetap berada dalam kebaikan dan terhindar dari sifat-sifat yang dapat membinasakan dirinya, orang lain, maupun lingkungan.

Dalil tentang Mujahadah an Nafs

Ilustrasi membaca Al Quran. Foto: Shutterstock

Adapun dalil yang membahas tentang mujahadah an-nafs terdapat dalam Alquran Surat Al-Anfal ayat 72 yang artinya:

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad dengan harta dan jiwanya pada jalan Allah dan orang-orang yang memberikan tempat kediaman dan memberi pertolongan (kepada Muhajirin), mereka itu satu sama lain saling melindungi. Dan (terhadap) orang-orang yang beriman tetapi belum berhijrah, maka tidak ada kewajiban sedikit pun bagimu melindungi mereka, sampai mereka berhijrah. (Tetapi) jika mereka meminta pertolongan kepadamu dalam (urusan pembelaan) agama, maka kamu wajib memberikan pertolongan kecuali terhadap kaum yang telah terikat perjanjian antara kamu dengan mereka. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.”

Anjuran kontrol diri juga tertuang dalam hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah ra. Rasulullah SAW bersabda: “Orang yang perkasa bukanlah orang yang menang dalam perkelahian, tetapi orang yang perkasa adalah orang yang mengendalikan dirinya ketika marah." (HR. Bukhari).

Adapun makna yang terkandung dalam hadits tersebut menurut Hasrul Hamdani dalam Pengaruh Pemahaman Materi Tentang Mujahadatun Nafs dan Husnuzzan Terhadap Sikap Belajar Siswa (2019) adalah:

  • Kuat dalam Islam bukan mereka yang selalu menang saat bertarung, berkelahi atau bergulat.

  • Pentingnya kontrol diri dalam kehidupan.

  • Kemenangan dan keberhasilan hanya dapat diraih oleh orang-orang yang mampu mengendalikan dirinya, meredam hawa nafsunya saat marah, dan selalu meningkatkan kesabaran saat ditimpa musibah, masalah, dan duka.

Sejumlah warga korban gempa bumi memindahkan bantuan logistik dari helikopter Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang mendarat di Kecamatan Malunda, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, Rabu (20/1). Foto: Abriawan Abhe/ANTARA FOTO

Perilaku yang mencerminkan sikap mujahadah an nafs adalah sebagai berikut:

  • Rela berkorban demi membela tegaknya syariat Islam meski harus mengorbankan jiwa, harta, dan tenaga.

  • Lebih mementingkan kepentingan umum dari pada kepentingan pribadi.

  • Tolong-menolong. Seperti memberi tempat tinggal kepada korban bencana, memberikan bantuan berupa harta maupun tenaga, serta memberikan sedekah kepada fakir miskin.

Manfaat Mujahadah an Nafs

Pengendalian diri merupakan aspek penting dalam kecerdasan emosi. Manfaat mujahadah an nafs melansir dari dikbud.ntbprov.go.id dan cendikia.kemenag.go.id antara lain:

  • Meningkatkan kesabaran, tidak cepat bereaksi terhadap permasalahan yang timbul.

  • Dapat mempertimbangkan pemenuhan kebutuhan hidup sesuai kemampuan diri.

  • Meningkatkan rasa syukur atas nikmat yang dikaruniakan Allah SWT.

  • Menghindarkan seorang Muslim dari perbuatan maksiat.

  • Mendapatkan penilaian yang positif dari lingkungan.

  • Menghindari perpecahan dan timbulnya perselishan

  • Mengurangi rasa gelisah, cemas, iri, dan tidak puas.

  • Meningkatkan keimanan kepada Allah SWT.

  • Terbinanya hubungan baik dengan sesama.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA