Faktor yang memicu munculnya gerakan nasional di indonesia dari dalam internal adalah



KONTAN.CO.ID -  Pergerakan nasional di Indonesia pada masa penjajahan didorong oleh beberapa faktor baik dari dalam negeri maupun luar negeri.  Perlawanan terhadap kolonialisme sebenarnya sudah dilakukan sebelum era pergerakan nasional, di berbagai daerah di Nusantara. Pahlawan-pahlawan seperti Sultan Hasanuddin di Makassar, Teuku Umar di Aceh, Sultan Agung Tirtayasa di Banten, Pattimura di Maluku, dan lain-lain, melakukan perlawanan terhadap penindasan Belanda.  Perlawanan para pejuang tersebut bisa dikatakan masih belum kuat mengusir penjajah karena masih terpecah belah.  Bersumber dari Direktorat SMP Kemendikbud Ristek, faktor perjuangan yang hanya berpusat di daerah serta politik adu domba dari pemerintah Hindia-Belanda membuat persatuan pejuang Nusantara belum kuat.  Baca Juga: Sejarah lagu Indonesia Raya yang sempat dianggap berbahaya dan dilarang Belanda

Berdirinya organisasi pergerakan nasional Boedi Oetomo

Penindasan dan perlakuan buruk pemerintah Hindia-Belanda berangsur-angsur mulai berkurang. Adanya Kebijakan Politik Etis atau Politik Balas Budi yang dilakukan oleh pemerintah Hindia-Belanda, banyak lahir anak-anak bumiputera yang memiliki wawasan dan pemikiran untuk mempersatukan bangsa ini. Melansir laman Direktorat SMP Kemendikbud Ristek, pada tahun 1908 berdirilah organisasi yang menjadi pelopor pergerakan nasional bernama Boedi Oetomo.  Organisasi tersebut menjadi wadah bagi pemuda STOVIA untuk saling bertukar pikiran dan ide.  Boedi Oetomo didirikan oleh dr. Soetomo bersama dengan mahasiswa STOVIA di Jakarta, 20 Mei 1908. Sebenarnya organisasi ini lebih bersifat sosial, ekonomi, kebudayaan, dan pendidikan, dibandingkan dengan politik.  Namun lahirnya Boedi Oetomo menjadi pemantik semangat perjuangan kemerdekaan anak-anak bangsa dan pelopor terbentuknya organisasi-organisasi lainnya.  Organisasi yang lahir setelah Boedi Oetomi banyak yang terjun di bidang politik seperti Sarekat Islam, Indische Partij, Muhammadiyah dan masih banyak lagi. Lahirnya Boedi Oetomo juga menjadi titik balik perjuangan rakyat Indonesia yang awalnya bersifat kedaerahan menjadi perjuangan yang bersifat nasional.  Perjuangan yang semula mengandalkan perlawanan fisik perlahan berubah menjadi perjuangan menggunakan cara diplomatis.  Baca Juga: Proklamasi Kemerdekaan Indonesia: Isi teks serta maknanya bagi bangsa Indonesia

Faktor pendorong lahirnya pergerakan nasional

Ada dua faktor yang menjadi pendorong terbentuknya pergerakan nasional. Dikutip dari laman Direktorat SMP Kemendikbud Ristek, faktor tersebut datang dari dalam negeri dan luar negeri.  Faktor dalam negeri Faktor dalam negeri yang menjadi pendorong terbentuknya pergerakan nasional berasal dari hati dan sanubari rakyat Indonesia.  Keinginan dan usaha membebaskan diri dari belenggu kolonialisme para penjajah menjadi faktor para pemuda mulai mendirikan organisasi pergerakan nasional.  Contoh faktor dalam negeri diantaranya adalah:
  • Tekanan dan penderitaan yang terus-menerus akibat penjajahan.
  • Rasa kesadaran nasional dan harga diri bangsa
  • Rasa senasib-sepenanggungan yang dirasakan bersama sehingga timbul semangat bersatu membentuk negara.
Faktor luar negeri Faktor dari luar negeri sebenarnya tidak memiliki pengaruh yang kuat dibandingkan faktor dari dalam negeri. Meskipun demikian faktor tersebut tetap mendorong rakyat untuk mendirikan organisasi pergerakan nasional. Beberapa faktor tersebut contohnya diantaranya:
  • Kebijakan Politik Etis yang membuat anak-anak bumiputera mengenyam pendidikan.
  • Munculnya paham liberalisme dan hak asasi manusia pascakemerdekaan Amerika dan Revolusi Prancis.
  • Kemenangan Jepang atas Rusia di tahun 1905 yang membangkitkan rasa percaya diri bangsa Asia-Afrika untuk lepas dari penjajahan bangsa Barat, dan masih banyak lagi.
Lahirnya era pergerakan nasional menjadi bahan bakar untuk membakar semangat juang putra dan putri bangsa untuk meraih kemerdekaan Indonesia. 

Selanjutnya: Ini lirik lagu Indonesia Raya 3 stanza, makna serta doa dibaliknya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Faktor internal munculnya rasa kebangsaan di Indonesia. Dok. Unsplash

Meski hidup sebagai warga negara Indonesia, bukan berarti hal itu membuat rasa kebangsaan dan nasionalisme muncul dengan sendirinya.

Untuk memunculkan rasa tersebut, diperlukan tekad yang kuat dan semangat juang tinggi. Dengan begitu, rasa kebangsaan itu bisa dirasakan sekaligus juga tertanam di dalam diri sendiri.

Melihat hal tersebut, tentunya tidak bisa dipungkiri bahwa memang ada beberapa faktor baik internal dan eksternal yang memicu munculnya rasa kebangsaan tersebut.

Melansir jurnal Nasionalisme dari Pusat dan Pelatihan Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2019, beberapa unsur yang mempengaruhi munculnya rasa kebangsaan adalah perasaan nasional, bahasa, dan agama.

1. Lahirnya kaum terpelajar

Di tahun 1908 hingga 1928 banyak pemuda Indonesia yang memiliki visi meningkatkan kesadaran nasional. Salah satunya adalah kelompok pelajar STOVIA yaitu, dr. Soetomo yang kompak mendirikan organisasi pergerakan nasional, yakni Boedi Oetomo.

Berdirinya Boedi Oetomo menjadi tonggak rakyat Indonesia untuk bangkit menumbuhkan rasa kebangsaan. Hal ini yang menjadi sebab mengapa kaum terpelajar menjadi salah satu faktor internal dari rasa kebangsaan.

2. Adanya penderitaan yang dialami oleh seluruh rakyat Indonesia

Ilustrasi rakyat Indonesia melakukan romusha. Dok. flickr.com

Di masa penjajahan Jepang, rakyat Indonesia mengalami penderitaan dan kesengsaraan yang cukup panjang karena gerakan romusha. Romusha adalah sistem yang membuat rakyat Indonesia, seperti petani harus bekerja secara paksa di tahun 1942 hingga 1945.

Kenangan dari penderitaan yang dialami rakyat Indonesia ini otomatis membangun rasa kebangsaan di dalam dirinya. Tujuannya agar rakyat Indonesia bisa mengerti arti dari rasa bela negara.

3. Pengaruh golongan peranakan

Selain masyarakat Indonesia, ada juga pengaruh dari golongan peranakan atau ras campuran seperti Tionghoa-Indonesia atau Indonesia-Melayu.

Di Pemalang saat awal revolusi, berdiri Laskar Pemuda Tionghoa (LPT) yang diketuai oleh Tan Jiem Kwan. Peran LPT sendiri sangat penting untuk memerdekakan Indonesia. Salah satunya berhasil merebut beberapa senjata Jepang yakni 2 pistol, 2 karaben, dan beberapa granat.

Bahkan, beberapa orang dari LPT juga ikut memasok makanan serta senjata untuk para tentara Indonesia di masa penjajahan. Hal ini membuktikan bahwa pengaruh golongan peranakan juga penting dalam memunculkan rasa kebangsaan.

4. Adanya keinginan melepaskan diri dari imperialisme

Imperialisme adalah perluasan kekuasaan suatu negara. Saat masa penjajahan, ada berbagai dampak yang dirasakan akibat dari imperialisme.

Salah satu dampak yang cukup dirasakan, yaitu di bidang sosial. Misalnya saja perubahan pelapisan sosial dalam masyarakat pada masa kolonial, munculnya golongan buruh dan majikan, hingga terjadinya pemerasan serta penindasan di masyarakat.

Dampak-dampak tersebut yang membuat masyarakat Indonesia ingin melepaskan diri dari imperialisme. Selain bisa menciptakan kedamaian di antara masyarakat, hal ini juga menumbuhkan rasa kebangsaan.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA