Contoh PERTIMBANGAN aktivitas pengendalian transaksi penjualan kredit


Pada bagian berikut ini, akan dibahas 4 dari 5 komponen pengendalian intern untuk siklus pendapatan, yaitu lingkungan pengendalian, perhitungan risiko, informasi dan komunikasi (termasuk didalamnya sistem akuntansi), dan monitorong. Pemahaman mengenai keempat komponen tersebut diperlakukan baik jika auditor menggunakan pendekatan tingkat risiko pengendalian ditetapkan maksimum maupun jika digunakan pendekatan tingkat risiko pengendalian ditetapkan lebih rendah.

            Lingkungan pengendalian terdiri dari beberapa faktor yang dapat mengurangi sejumlah risiko bawaan yang berkaitan dengan siklus pendapatan seperti telah diuraikan diatas. Dipihak lain, faktor-faktor ini juga bisa meningkatkan atau meniadakan efektifitas komponen-komponen pengendalian intern lainnya dalam pengendalian risiko salah saji dalam asersi-asersi sklus pendapatan.

            Faktor lingkungan pengendlian yang merupakan kunci dalam mengurangi risiko kecurangan pelaporan keuangan (misalnya berupa pelaporan pendapatan dan piutang dalam jumlah lebih tinggi dari jumlah sesungguhny) adakah kepatuhan manajemen untuk selalu meningkatkan dan mempertahankan standar integritas dan nilai-nilai etika yang tinggi. Lingkungan pengendalian akan semakin baik apabila penetapan wewenng dan tanggung jawab untuk semua kegiatan dalam siklus pendapatan dikomunikasikan dengan jelas antara lain dengan uraian tugas tertulis. Manajemen senior harus menetapkan tingkat akuntabilitas yang tepat digunakan oleh sumber daya perusahaan dalam upaya memperoleh pendapatan dan laba.

            Perhitungan risiko  manajemen untuk pelaporan keuangan adalah sama dengan menetapkan risiko bawaan yang dilakukan oleh auditor ekstrn. Kesungguhan manajemen untuk mengidentifikasi risiko yang berkaitan dengan transaksi-transaksi siklus pendapatan dan saldo-saldo seperti telh diuraikan diatas, dibarengi dengan komitmen untuk melaksanakan aktifitas pengendalian, akan merugikan terjadinya dalah saji.

Informasi dan komunikasi (sistem akuntansi)

            Hal terpenting yang disoroti dalam komponen ini berkaitan dengan sistem akuntansi yang digunakan untuk mengolah transaksi-transaksi silkus pendapatan dan saldo-saldo. Untuk memahami sistem akuntansi pendapatan diperlukan pengetahuan tentang bagaimana, penjualan diwali, barang dan jasa dikirimkan, piutang dicatat, kas diterima, dan penyesuaian penjualan dilakukan, termasuk metode pengolahan data dan dokumen-dokumen serta catatan yang digunakan.

            Kompenen ini harus memberikan umpan balik kepada manajemen tentang apakah pengendalian intern yang berkaitan dengan transaksi-transaksi dan saldo-saldo siklus pendapatan telah berjalan sebagaimana direncanakan. Informasi bisa diterima dari, para pelanggan tentang adanya kesalahan dalam faktur, badan pengaturan tentang ketidak desuaian dengan kebijakan pengakuan pendapatan atau hal-hal yang berkaitan dengan pengendalian intern, dan auditor ektern tentang kondisi yang dapatdilaporkan dalam kelemahan material dalam pengendalian intern yang relevan yang diperoleh dari audit periode sebelumnya.

Penetapan awal risiko pengendalian dan strategi awal audit

            Dalam pembahasan yang lalu telah disinggung bahwa prosedur yang dilakukan auditor dalam rangka mendapatkan pemahaman 4 komponen pengendalian intern mencakup pula rancangan kebijakan dan prosedur, dan apakah hal-hal tersebut telah dilaksanakan.

            Pengendalian intern kunci biasanya meliputi pengendalian aplikasi komputer, dan strategi audit yang efektif biasanya membutuhkan pemahaan tentang pengendalian umum dan pengendalian aplikasi komputer. Pengendalian aplikasi spesifik dan pengujian pengendalian yang bersangkutan akan dibahas kemudian untuk setiap kelompok transaksi utama dalam siklus pendapatan.

Aktivitas pengendalian-transaksi penjualan kredit

          Order penjualan bisa disampaikan langsung ke perusahaan melalui telepon, pos, pegawai bagian penjualan, fax, atau electronik data interchange. Barang bisa diambil oleh pembeli atau dikirimkan oleh penjual. Transaksi penjualan bisa dicatat secara manual atau dengan bantuan komputer. Dalam hal perusahaan menggunakan sistem komputer, transaksi bisa dicatat secara real time, atau diolah per batch. Aktivitas pengendalian untuk transaksi penjualan harus dirancang dengan mempertahankan berbagai hal diatas.

            Berbagai dokumen dan catatan yang biasanya digunakan perusahaan besar dalam pengolahan transaksi penjualan kredit adalah sebagai berikut :

  • Order dari pembeli
  • Order penjualan
  • Dokumen pengiriman
  • Faktur penjualan
  • Daftar harga
  • File transaksi penjualan
  • Jurnal penjualan
  • File induk pelanggan
  • File induk piutang usaha
  • Laporan piutang bulanan

          Pengolahan transaksi pendapatan melibatkan fungsi-fungsi pendapatan berikut :

    1. Penerimaan order dari pembeli
    2. Pemberian persetujuan kredit
  • Pengiriman barang dan jasa
    1. Pemenuhan pemesanan
    2. Penyerahan order penjualan
    1. Penagihan kepada pembeli
    2. Pencatatan penjualan

Aktivitas pengendalian-transaksi penerimaan kas

          Penerimaan kas berasal dari berbagai aktifitas. Sebagai contoh, kas mungkin diterima dari transaksi pendapatan, pinjaman jangka pendek atau jangka panjang, penertiban saham, penjualan surat berharga, investasi jangka pendek, dan aktiva lainnya.

Dokumen-dokumen dan catatan

          Dokumen-dokumen penting dan catatan-catatan yang digunakan dalam pengolahan penerimaan kas meliputi :

  • Pengantar pembayaran
  • Pradaftar
  • Daftar penghitungan kas
  • Ikhtisar kas harian
  • Slip setoran ke bank
  • File transaksi penerimaan kas
  • Jurnal penerimaan kas

          Fungsi penerimaan kas meliputi pengolahan penerimaan kas dari penjualan tunai dan penjualan kredit, yang terdiri dari beberapa subfungsi berikut :

  • Penerimaan kas
  • Penyetoran kas ke bank
  • Pencatatan penerimaan kas

Mendapatkan pemahaman dan menetapkan risiko pengendalian

            Tanggung jawab auditor dan metodologi untuk memenuhi standar pekerjaan lapangan kedua atas transaksi penerimaan kas tidak berbeda dengan apa yang telah duraikan untuk maksud yang sama pada transaksi penjualan kredit di atas. Kebanyakan prosedur penggalian dalam pengolahan penerimaan kas dilakukan secara manual dibandingkan dengan prosedur penggalian yang dilakukan melalui komputer. Auditor biasanya menggunakan prosedur pengajuan pertanyaan, observasi, dan inspeksi dokumen untuk mendapatkan bukti bahwa prosedur-prosedur pengendalian manual telah barfungsi secara efektif.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Pentingnya Audit Dalam Aktivitas Pengendalian Transaksi Penjualan Kredit

Ali PrastiyoMahasiswa Fakultas EkonomiJurusan D3 Akuntansi

Universitas Islam Sultan Agung Semarang

Aktivitas pengendalian transaksi penjualan kredit adalah aktivitas yang meminimalisir terjadinya fraud atau kecurangan dalam transaksi tersebut. Dokumen dan catatan umum, yang digunakan yaitu pesanan pelanggan, pesanan penjualan, dokumen pengiriman, faktur penjualan, daftar harga yang diotorisasi, file transaksi penjualan, jurnal penjualan, file induk pelenggan dan piutang usaha. Fungsi-fungsi pendapatan:*       Memprakarsai penjualan (penerimaan pesanan & persetujuan kredit)*       Pengiriman barang dan jasa (pemenuhan & pengiriman pesanan penjualan)*       Pencatatan penjualan (penagihan pelanggan & pencatatan penjualan)Untuk merencanakan audit maka auditor harus memperoleh pemahaman terhadap siklus pendapatan agar dapat:1) mengidentifikasi jenis salah saji yang potensial  2) mempetimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi salah saji yang material dan

3) merancang pengujian subtansif.

Pemisahan fungsi PenjualanSebagian besar klien perusahaan dagang dan perusahaan manufaktur mencatat penjualan berdasarkan criteria pengiriman barang. Akan tetapi, ada beberapa perusahaan mencatat faktur pada saat hak atas barang beralih, yang dapat terjadi sebelum pengiriman, pada saat pengiriman, atau setelah pengiriman.Bagian yang paling penting ketika mengevaluasi metode klien untuk memperoleh pemisahan batas penjualan yang dapat diandalkan adalah menentukan prosedur yang akan digunakan. Jika klien mengeluarkan dokumen pengiriman yang telah dipranomori secara berurutan, biasanya mudah untuk mengevaluasi dan menguji pemisahan batas penjualan.

Jika pengendalian internal klien sudah memadai, auditor dapat memverifikasi pemisahan batas dengan memperoleh nomor dokumen pengiriman untuk pengiriman terakhir yang dilakukan pada akhir periode dan membandingkan nomor tersebut dengan penjualan yang dicatat pada periode berjalan atau periode selanjutnya.

Pengujian Rincian Saldo Piutang UsahaDalam merancang pengujian atas rincian saldo untuk piutang usaha, auditor harus memenuhi masing-masing dari delapan tujuan audit yang berkaitan dengan saldo. Kedelapan tujuan umum tersebut sama bagi semua akun. Jika diterapkan secara khusus pada piutang usaha, hal tersebut sebagai tujuan audit yang berkaitan dengan saldo piutang usaha (accounts receivable-related audit objectives) adalah sebagai berikut :  1.     Piutang usaha dalam neraca saldo sama dengan jumlah file induk terkait, dan totalnya telah ditambahkan dengan benar serta sama dengan buku besar umum   2.     Piutang usaha yang dicatat ada (Keberadaan)   3.     Piutang usaha yang ada telah dicantumkan (Kelengkapan)   4.     Piutang usaha sudah akurat (Keakuratan)   5.     Piutang usaha sudah diklasifikasikan dengan benar (Klasifikasi)   6.     Pemisahan batas piutang usaha sudah benar (Pemisahan batas)   7.     Piutang usaha dinyatakan pada nilai realisasi (Nilai realisasi)

   8.     Klien memiliki hak atas piutang usaha (Hak)

Pengujian Substansif Atas Piutang Usaha1.     Prosedur awal, yaitu memperoleh pemahaman tentang bisnis dan usaha klien dan melaksanakan prosedur awal atas saldo dan catatan piutang usaha yang menjadi sasaran lebih lanjut.2.     Prosedur analisis, yaitu melaksanakan prosedur analisis dengan mengembangkan harapan tentang piutang usaha, menghitung rasio piutang dan penjualan serta menganalisinya.3.     Pengujian rincian transaksi, yaitu memvoaching sampel catatan transaksi penjualan dan piutang, dan melaksanakan pengujian pisah batas.4.     Pengujian rincian saldo, yaitu mengkonfirmasikan piutang usaha.5.     Pengujian rincian saldo, estimasi akuntansi (penyisihan piutang)

6.     Prosedur yang dibutuhkan  penyajian dan pengungkapan yaitu mengkonfirmasikan piutang dan membandingkan penyajian laporan dgn SAK.

Tujuan Pengujian Substantive terhadap Piutang Usaha:  1.     Memperoleh tentang keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi  2.     Membuktikan keberadaan piutang usaha dan keterjadian transaksi yang terkait  3.     Membuktikan kelengkapan transaksi yang dicatat

  4.     Membuktikan kewajaran penilaian piutang usaha dan kewajaran penyajian  serta pengungkapan piutang usaha di neraca.

Konfirmasi Piutang UsahaTujuan utama konfirmasi piutang usaha adalah untuk memenuhi tujuan eksistensi, keakuratan serta pisah batas. Standar auditing mengharuskan konfirmasi piutang usaha dalam situasi normal. SAS 67 (AU 330) menyediakan tiga pengecualian terhadap keharusan menggunakan konfirmasi:*       Piutang usaha tidak material*      Auditor mempertimbangkan konfirmasi bukti yang tidak efektif karena tingkat responnya kemungkinan tidak akan memadai atau tidak dapat diandalkan.*      Gabungan tingkat risiko inheren dan risiko pengendalian rendah dan bukti substantif lainnya dapat diakumulasikan untuk menyediakan bukti yang mencukupi.Dalam melakukan prosedur konfirmasi, pertama auditor harus memutuskan jenis konfirmasi yang akan digunakan :   1.     Konfirmasi PositifAdalah komunikasi dengan debitor yang meminta pihak penerima untuk mengkonfirmasi secara langsung apakah saldo yang dinyatakan pada permintaan konfirmasi itu benar atau salah.*       Formulir konfirmasi kosongAdalah jenis konfirmasi positif yang tidak menyatakan jumlah pada konfirmasi tetapi meminta penerimanya untuk mengisi saldo atau melengkapi informasi lainnya.*       Konfirmasi fakturAdalah jenis konfirmasi positif lainnya dimana setiap faktur akan dikonfirmasi, dan bukan saldo piutang usaha pelanggan secara keseluruhan.  2.     Konfirmasi NegatifKonfirmasi negatif juga diajukan kepada debitor tetapi hanya akan meminta respon jika debitor tidak setuju dengan jumlah yang dinyatakan. Penentuan jenis konfirmasi mana yang akan digunakan berada di tangan auditor dan harus berdasarkan fakta dalam audit. SAS 67 menyatakan bahwa penggunaan konfirmasi negatif hanya dapat diterima jika seluruh situasi berikut tersedia :*       Piutang usaha tercipta dari sejumlah besar akun-akun yang kecil.*       Penilaian risiko pengendalian dan risiko inheren gabungan adalah rendah.

*       Tidak ada alasan untuk percaya bahwa penerima konfirmasi tidak mungkin memberikan pertimbangannya.

Daftar Pustaka

Ratna Novita. 2011. Audit Atas Siklus Pendapatan //ratnanovita114.blogspot.com/2011/09/audit-atas-siklus-pendapatan.html (akses 28 Oktober 2013)

Page 2

Pentingnya Audit Dalam Aktivitas Pengendalian Transaksi Penjualan Kredit

Ali Prastiyo
Mahasiswa Fakultas EkonomiJurusan D3 Akuntansi

Universitas Islam Sultan Agung Semarang

Aktivitas pengendalian transaksi penjualan kredit adalah aktivitas yang meminimalisir terjadinya fraud atau kecurangan dalam transaksi tersebut. Dokumen dan catatan umum, yang digunakan yaitu pesanan pelanggan, pesanan penjualan, dokumen pengiriman, faktur penjualan, daftar harga yang diotorisasi, file transaksi penjualan, jurnal penjualan, file induk pelenggan dan piutang usaha. Fungsi-fungsi pendapatan:*       Memprakarsai penjualan (penerimaan pesanan & persetujuan kredit)*       Pengiriman barang dan jasa (pemenuhan & pengiriman pesanan penjualan)*       Pencatatan penjualan (penagihan pelanggan & pencatatan penjualan)Untuk merencanakan audit maka auditor harus memperoleh pemahaman terhadap siklus pendapatan agar dapat:1) mengidentifikasi jenis salah saji yang potensial  2) mempetimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi salah saji yang material dan

3) merancang pengujian subtansif.

Pemisahan fungsi PenjualanSebagian besar klien perusahaan dagang dan perusahaan manufaktur mencatat penjualan berdasarkan criteria pengiriman barang. Akan tetapi, ada beberapa perusahaan mencatat faktur pada saat hak atas barang beralih, yang dapat terjadi sebelum pengiriman, pada saat pengiriman, atau setelah pengiriman.Bagian yang paling penting ketika mengevaluasi metode klien untuk memperoleh pemisahan batas penjualan yang dapat diandalkan adalah menentukan prosedur yang akan digunakan. Jika klien mengeluarkan dokumen pengiriman yang telah dipranomori secara berurutan, biasanya mudah untuk mengevaluasi dan menguji pemisahan batas penjualan.

Jika pengendalian internal klien sudah memadai, auditor dapat memverifikasi pemisahan batas dengan memperoleh nomor dokumen pengiriman untuk pengiriman terakhir yang dilakukan pada akhir periode dan membandingkan nomor tersebut dengan penjualan yang dicatat pada periode berjalan atau periode selanjutnya.

Pengujian Rincian Saldo Piutang UsahaDalam merancang pengujian atas rincian saldo untuk piutang usaha, auditor harus memenuhi masing-masing dari delapan tujuan audit yang berkaitan dengan saldo. Kedelapan tujuan umum tersebut sama bagi semua akun. Jika diterapkan secara khusus pada piutang usaha, hal tersebut sebagai tujuan audit yang berkaitan dengan saldo piutang usaha (accounts receivable-related audit objectives) adalah sebagai berikut :  1.     Piutang usaha dalam neraca saldo sama dengan jumlah file induk terkait, dan totalnya telah ditambahkan dengan benar serta sama dengan buku besar umum   2.     Piutang usaha yang dicatat ada (Keberadaan)   3.     Piutang usaha yang ada telah dicantumkan (Kelengkapan)   4.     Piutang usaha sudah akurat (Keakuratan)   5.     Piutang usaha sudah diklasifikasikan dengan benar (Klasifikasi)   6.     Pemisahan batas piutang usaha sudah benar (Pemisahan batas)   7.     Piutang usaha dinyatakan pada nilai realisasi (Nilai realisasi)

   8.     Klien memiliki hak atas piutang usaha (Hak)

Pengujian Substansif Atas Piutang Usaha1.     Prosedur awal, yaitu memperoleh pemahaman tentang bisnis dan usaha klien dan melaksanakan prosedur awal atas saldo dan catatan piutang usaha yang menjadi sasaran lebih lanjut.2.     Prosedur analisis, yaitu melaksanakan prosedur analisis dengan mengembangkan harapan tentang piutang usaha, menghitung rasio piutang dan penjualan serta menganalisinya.3.     Pengujian rincian transaksi, yaitu memvoaching sampel catatan transaksi penjualan dan piutang, dan melaksanakan pengujian pisah batas.4.     Pengujian rincian saldo, yaitu mengkonfirmasikan piutang usaha.5.     Pengujian rincian saldo, estimasi akuntansi (penyisihan piutang)

6.     Prosedur yang dibutuhkan  penyajian dan pengungkapan yaitu mengkonfirmasikan piutang dan membandingkan penyajian laporan dgn SAK.

Tujuan Pengujian Substantive terhadap Piutang Usaha:  1.     Memperoleh tentang keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi  2.     Membuktikan keberadaan piutang usaha dan keterjadian transaksi yang terkait  3.     Membuktikan kelengkapan transaksi yang dicatat

  4.     Membuktikan kewajaran penilaian piutang usaha dan kewajaran penyajian  serta pengungkapan piutang usaha di neraca.

Konfirmasi Piutang UsahaTujuan utama konfirmasi piutang usaha adalah untuk memenuhi tujuan eksistensi, keakuratan serta pisah batas. Standar auditing mengharuskan konfirmasi piutang usaha dalam situasi normal. SAS 67 (AU 330) menyediakan tiga pengecualian terhadap keharusan menggunakan konfirmasi:*       Piutang usaha tidak material*      Auditor mempertimbangkan konfirmasi bukti yang tidak efektif karena tingkat responnya kemungkinan tidak akan memadai atau tidak dapat diandalkan.*      Gabungan tingkat risiko inheren dan risiko pengendalian rendah dan bukti substantif lainnya dapat diakumulasikan untuk menyediakan bukti yang mencukupi.Dalam melakukan prosedur konfirmasi, pertama auditor harus memutuskan jenis konfirmasi yang akan digunakan :   1.     Konfirmasi PositifAdalah komunikasi dengan debitor yang meminta pihak penerima untuk mengkonfirmasi secara langsung apakah saldo yang dinyatakan pada permintaan konfirmasi itu benar atau salah.*       Formulir konfirmasi kosongAdalah jenis konfirmasi positif yang tidak menyatakan jumlah pada konfirmasi tetapi meminta penerimanya untuk mengisi saldo atau melengkapi informasi lainnya.*       Konfirmasi fakturAdalah jenis konfirmasi positif lainnya dimana setiap faktur akan dikonfirmasi, dan bukan saldo piutang usaha pelanggan secara keseluruhan.  2.     Konfirmasi NegatifKonfirmasi negatif juga diajukan kepada debitor tetapi hanya akan meminta respon jika debitor tidak setuju dengan jumlah yang dinyatakan. Penentuan jenis konfirmasi mana yang akan digunakan berada di tangan auditor dan harus berdasarkan fakta dalam audit. SAS 67 menyatakan bahwa penggunaan konfirmasi negatif hanya dapat diterima jika seluruh situasi berikut tersedia :*       Piutang usaha tercipta dari sejumlah besar akun-akun yang kecil.*       Penilaian risiko pengendalian dan risiko inheren gabungan adalah rendah.

*       Tidak ada alasan untuk percaya bahwa penerima konfirmasi tidak mungkin memberikan pertimbangannya.

Daftar Pustaka

Ratna Novita. 2011. Audit Atas Siklus Pendapatan //ratnanovita114.blogspot.com/2011/09/audit-atas-siklus-pendapatan.html (akses 28 Oktober 2013)


Lihat Ekonomi Selengkapnya

Page 3

Pentingnya Audit Dalam Aktivitas Pengendalian Transaksi Penjualan Kredit

Ali Prastiyo
Mahasiswa Fakultas EkonomiJurusan D3 Akuntansi

Universitas Islam Sultan Agung Semarang

Aktivitas pengendalian transaksi penjualan kredit adalah aktivitas yang meminimalisir terjadinya fraud atau kecurangan dalam transaksi tersebut. Dokumen dan catatan umum, yang digunakan yaitu pesanan pelanggan, pesanan penjualan, dokumen pengiriman, faktur penjualan, daftar harga yang diotorisasi, file transaksi penjualan, jurnal penjualan, file induk pelenggan dan piutang usaha. Fungsi-fungsi pendapatan:*       Memprakarsai penjualan (penerimaan pesanan & persetujuan kredit)*       Pengiriman barang dan jasa (pemenuhan & pengiriman pesanan penjualan)*       Pencatatan penjualan (penagihan pelanggan & pencatatan penjualan)Untuk merencanakan audit maka auditor harus memperoleh pemahaman terhadap siklus pendapatan agar dapat:1) mengidentifikasi jenis salah saji yang potensial  2) mempetimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi salah saji yang material dan

3) merancang pengujian subtansif.

Pemisahan fungsi PenjualanSebagian besar klien perusahaan dagang dan perusahaan manufaktur mencatat penjualan berdasarkan criteria pengiriman barang. Akan tetapi, ada beberapa perusahaan mencatat faktur pada saat hak atas barang beralih, yang dapat terjadi sebelum pengiriman, pada saat pengiriman, atau setelah pengiriman.Bagian yang paling penting ketika mengevaluasi metode klien untuk memperoleh pemisahan batas penjualan yang dapat diandalkan adalah menentukan prosedur yang akan digunakan. Jika klien mengeluarkan dokumen pengiriman yang telah dipranomori secara berurutan, biasanya mudah untuk mengevaluasi dan menguji pemisahan batas penjualan.

Jika pengendalian internal klien sudah memadai, auditor dapat memverifikasi pemisahan batas dengan memperoleh nomor dokumen pengiriman untuk pengiriman terakhir yang dilakukan pada akhir periode dan membandingkan nomor tersebut dengan penjualan yang dicatat pada periode berjalan atau periode selanjutnya.

Pengujian Rincian Saldo Piutang UsahaDalam merancang pengujian atas rincian saldo untuk piutang usaha, auditor harus memenuhi masing-masing dari delapan tujuan audit yang berkaitan dengan saldo. Kedelapan tujuan umum tersebut sama bagi semua akun. Jika diterapkan secara khusus pada piutang usaha, hal tersebut sebagai tujuan audit yang berkaitan dengan saldo piutang usaha (accounts receivable-related audit objectives) adalah sebagai berikut :  1.     Piutang usaha dalam neraca saldo sama dengan jumlah file induk terkait, dan totalnya telah ditambahkan dengan benar serta sama dengan buku besar umum   2.     Piutang usaha yang dicatat ada (Keberadaan)   3.     Piutang usaha yang ada telah dicantumkan (Kelengkapan)   4.     Piutang usaha sudah akurat (Keakuratan)   5.     Piutang usaha sudah diklasifikasikan dengan benar (Klasifikasi)   6.     Pemisahan batas piutang usaha sudah benar (Pemisahan batas)   7.     Piutang usaha dinyatakan pada nilai realisasi (Nilai realisasi)

   8.     Klien memiliki hak atas piutang usaha (Hak)

Pengujian Substansif Atas Piutang Usaha1.     Prosedur awal, yaitu memperoleh pemahaman tentang bisnis dan usaha klien dan melaksanakan prosedur awal atas saldo dan catatan piutang usaha yang menjadi sasaran lebih lanjut.2.     Prosedur analisis, yaitu melaksanakan prosedur analisis dengan mengembangkan harapan tentang piutang usaha, menghitung rasio piutang dan penjualan serta menganalisinya.3.     Pengujian rincian transaksi, yaitu memvoaching sampel catatan transaksi penjualan dan piutang, dan melaksanakan pengujian pisah batas.4.     Pengujian rincian saldo, yaitu mengkonfirmasikan piutang usaha.5.     Pengujian rincian saldo, estimasi akuntansi (penyisihan piutang)

6.     Prosedur yang dibutuhkan  penyajian dan pengungkapan yaitu mengkonfirmasikan piutang dan membandingkan penyajian laporan dgn SAK.

Tujuan Pengujian Substantive terhadap Piutang Usaha:  1.     Memperoleh tentang keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi  2.     Membuktikan keberadaan piutang usaha dan keterjadian transaksi yang terkait  3.     Membuktikan kelengkapan transaksi yang dicatat

  4.     Membuktikan kewajaran penilaian piutang usaha dan kewajaran penyajian  serta pengungkapan piutang usaha di neraca.

Konfirmasi Piutang UsahaTujuan utama konfirmasi piutang usaha adalah untuk memenuhi tujuan eksistensi, keakuratan serta pisah batas. Standar auditing mengharuskan konfirmasi piutang usaha dalam situasi normal. SAS 67 (AU 330) menyediakan tiga pengecualian terhadap keharusan menggunakan konfirmasi:*       Piutang usaha tidak material*      Auditor mempertimbangkan konfirmasi bukti yang tidak efektif karena tingkat responnya kemungkinan tidak akan memadai atau tidak dapat diandalkan.*      Gabungan tingkat risiko inheren dan risiko pengendalian rendah dan bukti substantif lainnya dapat diakumulasikan untuk menyediakan bukti yang mencukupi.Dalam melakukan prosedur konfirmasi, pertama auditor harus memutuskan jenis konfirmasi yang akan digunakan :   1.     Konfirmasi PositifAdalah komunikasi dengan debitor yang meminta pihak penerima untuk mengkonfirmasi secara langsung apakah saldo yang dinyatakan pada permintaan konfirmasi itu benar atau salah.*       Formulir konfirmasi kosongAdalah jenis konfirmasi positif yang tidak menyatakan jumlah pada konfirmasi tetapi meminta penerimanya untuk mengisi saldo atau melengkapi informasi lainnya.*       Konfirmasi fakturAdalah jenis konfirmasi positif lainnya dimana setiap faktur akan dikonfirmasi, dan bukan saldo piutang usaha pelanggan secara keseluruhan.  2.     Konfirmasi NegatifKonfirmasi negatif juga diajukan kepada debitor tetapi hanya akan meminta respon jika debitor tidak setuju dengan jumlah yang dinyatakan. Penentuan jenis konfirmasi mana yang akan digunakan berada di tangan auditor dan harus berdasarkan fakta dalam audit. SAS 67 menyatakan bahwa penggunaan konfirmasi negatif hanya dapat diterima jika seluruh situasi berikut tersedia :*       Piutang usaha tercipta dari sejumlah besar akun-akun yang kecil.*       Penilaian risiko pengendalian dan risiko inheren gabungan adalah rendah.

*       Tidak ada alasan untuk percaya bahwa penerima konfirmasi tidak mungkin memberikan pertimbangannya.

Daftar Pustaka

Ratna Novita. 2011. Audit Atas Siklus Pendapatan //ratnanovita114.blogspot.com/2011/09/audit-atas-siklus-pendapatan.html (akses 28 Oktober 2013)


Lihat Ekonomi Selengkapnya

Page 4

Pentingnya Audit Dalam Aktivitas Pengendalian Transaksi Penjualan Kredit

Ali Prastiyo
Mahasiswa Fakultas EkonomiJurusan D3 Akuntansi

Universitas Islam Sultan Agung Semarang

Aktivitas pengendalian transaksi penjualan kredit adalah aktivitas yang meminimalisir terjadinya fraud atau kecurangan dalam transaksi tersebut. Dokumen dan catatan umum, yang digunakan yaitu pesanan pelanggan, pesanan penjualan, dokumen pengiriman, faktur penjualan, daftar harga yang diotorisasi, file transaksi penjualan, jurnal penjualan, file induk pelenggan dan piutang usaha. Fungsi-fungsi pendapatan:*       Memprakarsai penjualan (penerimaan pesanan & persetujuan kredit)*       Pengiriman barang dan jasa (pemenuhan & pengiriman pesanan penjualan)*       Pencatatan penjualan (penagihan pelanggan & pencatatan penjualan)Untuk merencanakan audit maka auditor harus memperoleh pemahaman terhadap siklus pendapatan agar dapat:1) mengidentifikasi jenis salah saji yang potensial  2) mempetimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi salah saji yang material dan

3) merancang pengujian subtansif.

Pemisahan fungsi PenjualanSebagian besar klien perusahaan dagang dan perusahaan manufaktur mencatat penjualan berdasarkan criteria pengiriman barang. Akan tetapi, ada beberapa perusahaan mencatat faktur pada saat hak atas barang beralih, yang dapat terjadi sebelum pengiriman, pada saat pengiriman, atau setelah pengiriman.Bagian yang paling penting ketika mengevaluasi metode klien untuk memperoleh pemisahan batas penjualan yang dapat diandalkan adalah menentukan prosedur yang akan digunakan. Jika klien mengeluarkan dokumen pengiriman yang telah dipranomori secara berurutan, biasanya mudah untuk mengevaluasi dan menguji pemisahan batas penjualan.

Jika pengendalian internal klien sudah memadai, auditor dapat memverifikasi pemisahan batas dengan memperoleh nomor dokumen pengiriman untuk pengiriman terakhir yang dilakukan pada akhir periode dan membandingkan nomor tersebut dengan penjualan yang dicatat pada periode berjalan atau periode selanjutnya.

Pengujian Rincian Saldo Piutang UsahaDalam merancang pengujian atas rincian saldo untuk piutang usaha, auditor harus memenuhi masing-masing dari delapan tujuan audit yang berkaitan dengan saldo. Kedelapan tujuan umum tersebut sama bagi semua akun. Jika diterapkan secara khusus pada piutang usaha, hal tersebut sebagai tujuan audit yang berkaitan dengan saldo piutang usaha (accounts receivable-related audit objectives) adalah sebagai berikut :  1.     Piutang usaha dalam neraca saldo sama dengan jumlah file induk terkait, dan totalnya telah ditambahkan dengan benar serta sama dengan buku besar umum   2.     Piutang usaha yang dicatat ada (Keberadaan)   3.     Piutang usaha yang ada telah dicantumkan (Kelengkapan)   4.     Piutang usaha sudah akurat (Keakuratan)   5.     Piutang usaha sudah diklasifikasikan dengan benar (Klasifikasi)   6.     Pemisahan batas piutang usaha sudah benar (Pemisahan batas)   7.     Piutang usaha dinyatakan pada nilai realisasi (Nilai realisasi)

   8.     Klien memiliki hak atas piutang usaha (Hak)

Pengujian Substansif Atas Piutang Usaha1.     Prosedur awal, yaitu memperoleh pemahaman tentang bisnis dan usaha klien dan melaksanakan prosedur awal atas saldo dan catatan piutang usaha yang menjadi sasaran lebih lanjut.2.     Prosedur analisis, yaitu melaksanakan prosedur analisis dengan mengembangkan harapan tentang piutang usaha, menghitung rasio piutang dan penjualan serta menganalisinya.3.     Pengujian rincian transaksi, yaitu memvoaching sampel catatan transaksi penjualan dan piutang, dan melaksanakan pengujian pisah batas.4.     Pengujian rincian saldo, yaitu mengkonfirmasikan piutang usaha.5.     Pengujian rincian saldo, estimasi akuntansi (penyisihan piutang)

6.     Prosedur yang dibutuhkan  penyajian dan pengungkapan yaitu mengkonfirmasikan piutang dan membandingkan penyajian laporan dgn SAK.

Tujuan Pengujian Substantive terhadap Piutang Usaha:  1.     Memperoleh tentang keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi  2.     Membuktikan keberadaan piutang usaha dan keterjadian transaksi yang terkait  3.     Membuktikan kelengkapan transaksi yang dicatat

  4.     Membuktikan kewajaran penilaian piutang usaha dan kewajaran penyajian  serta pengungkapan piutang usaha di neraca.

Konfirmasi Piutang UsahaTujuan utama konfirmasi piutang usaha adalah untuk memenuhi tujuan eksistensi, keakuratan serta pisah batas. Standar auditing mengharuskan konfirmasi piutang usaha dalam situasi normal. SAS 67 (AU 330) menyediakan tiga pengecualian terhadap keharusan menggunakan konfirmasi:*       Piutang usaha tidak material*      Auditor mempertimbangkan konfirmasi bukti yang tidak efektif karena tingkat responnya kemungkinan tidak akan memadai atau tidak dapat diandalkan.*      Gabungan tingkat risiko inheren dan risiko pengendalian rendah dan bukti substantif lainnya dapat diakumulasikan untuk menyediakan bukti yang mencukupi.Dalam melakukan prosedur konfirmasi, pertama auditor harus memutuskan jenis konfirmasi yang akan digunakan :   1.     Konfirmasi PositifAdalah komunikasi dengan debitor yang meminta pihak penerima untuk mengkonfirmasi secara langsung apakah saldo yang dinyatakan pada permintaan konfirmasi itu benar atau salah.*       Formulir konfirmasi kosongAdalah jenis konfirmasi positif yang tidak menyatakan jumlah pada konfirmasi tetapi meminta penerimanya untuk mengisi saldo atau melengkapi informasi lainnya.*       Konfirmasi fakturAdalah jenis konfirmasi positif lainnya dimana setiap faktur akan dikonfirmasi, dan bukan saldo piutang usaha pelanggan secara keseluruhan.  2.     Konfirmasi NegatifKonfirmasi negatif juga diajukan kepada debitor tetapi hanya akan meminta respon jika debitor tidak setuju dengan jumlah yang dinyatakan. Penentuan jenis konfirmasi mana yang akan digunakan berada di tangan auditor dan harus berdasarkan fakta dalam audit. SAS 67 menyatakan bahwa penggunaan konfirmasi negatif hanya dapat diterima jika seluruh situasi berikut tersedia :*       Piutang usaha tercipta dari sejumlah besar akun-akun yang kecil.*       Penilaian risiko pengendalian dan risiko inheren gabungan adalah rendah.

*       Tidak ada alasan untuk percaya bahwa penerima konfirmasi tidak mungkin memberikan pertimbangannya.

Daftar Pustaka

Ratna Novita. 2011. Audit Atas Siklus Pendapatan //ratnanovita114.blogspot.com/2011/09/audit-atas-siklus-pendapatan.html (akses 28 Oktober 2013)


Lihat Ekonomi Selengkapnya

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA