DAN KUALITAS MEDIA PEMBELAJARAN
TERHADAP PRESTASI BELAJAR FIQH SISWA
MTs DARUL HIKAM KOTA CIREBON
TESIS
Dibuat guna memenuhi salah satu persyaratan
Untuk memperoleh gelar Magister Manajemen Pendidikan Islam
Oleh
HASAN HUSEN AL JUFRI
NIM 142610000151
PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSISTAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA (UNISNU)
JEPARA
2017
i
PENGARUH KUALITAS FASILITAS PERPUSTAKAAN
DAN KUALITAS MEDIA PEMBELAJARAN
TERHADAP PRESTASI BELAJAR FIQH SISWA
MTs DARUL HIKAM KOTA CIREBON
TESIS
Dibuat guna memenuhi salah satu persyaratan
Untuk memperoleh gelar Magister Manajemen Pendidikan Islam
Oleh
HASAN HUSEN AL JUFRI
NIM 142610000151
PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSISTAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA (UNISNU)
JEPARA
2017
ii
PENGESAHAN TESIS
Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa tesis mahasiswa :
Nama : HASAN HUSEN AL JUFRI
NIM/NIRM : 142610000151
Program Studi : Manajemen Pendidikan Islam
Kosentrasi :
Judul : Pengaruh Kualitas Fasilitas Perpustakaan dan Kualitas Media
Pembelajaran terhadap Prestasi Belajar Fiqh Siswa MTs Darul
Hikam Kota Cirebon
Telah diujikan dan dinyatakan LULUS dalam ujian tesis Program Magister.
Nama Tanggal Tanda Tangan
.
......................................
Ketua Penguji
...........................
....................................
......................................
Sekertaris Penguji
...........................
....................................
........................................
Pembimbing Penguji
...........................
....................................
.......................................
Penguji
...........................
....................................
PERSETUJUAN PEMBIMBING TESIS
Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan telah menyutujui proposal tesis
mahasiswa:
Nama : HASAN HUSEN ALJUFRI
NIM/NIRM : 142610000151
Program Studi : Manajemen Pendidikan Islam
Kosentrasi :
Judul : Pengaruh Kualitas Fasilitas Perpustakaan dan Kualitas Media
Pembelajaran terhadap Prestasi Belajar Fiqh Siswa MTs Darul
Hikam Kota Cirebon
Untuk diujikan dalam Ujian Proposal Tesis Program Magister.
NAMA
Dr.Sa'dullah Assa'idi,M.Ag
Tanggal
.........................
Tanda Tangan
..............................
Dr.H.Masyhudi,M.Ag,
.........................
.............................
iii
PERNYATAAN KEASLIAN TESIS
Dengan penuh kejujuran dan tanggungjawab, saya HASAN HUSEN AL JUFRI,
NIM : 14261000151, menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis ini :
1. Seluruhnya merupakan karya sendiri dan belum pernah diterbitkan dalam
bentuk dan untuk keperluan apapun.
2. Tidak berisi material yang pernah ditulis oleh orang lain kecuai informasi
yang terdapat dalam referensi yang dijadikan rujukan dalam penulisan
karya tulis ini.
Saya bersedia menerima sanksi dari Program Pascasarjana UNISNU Jepara,
apabila di kemudian hari ditemukan ketidakbenaran dari pernyataan saya ini.
Cirebon, 01 April 2017
iv
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh: (1) kualitas fasilitas
perpustakaan (2) kualitas media pembelajaran terhadap prestasi belajar fiqh siswa
MTs Darul Hikam kota Cirebon. (3) Kualitas Fasilitas Perpustakaan dan kualitas
media pembelajaran terhadap prestasi belajar fiqh siswa kelas IX MTs Darul
Hikam kota Cirebon.
Penelitian ini merupakan penelitian ex post facto dengan pendekatan kuantitatif.
Responden dalam penelitian ini adalah siswa MTs Darul Hikam Kota Cirebon
tahun pelajaran 2016/2017 yang berjumlah 50 siswa. Teknik pengumpulan data
yang digunakan adalah angket dan dokumentasi. Uji coba instrumen penelitian
dilakukan pada siswa MTs Darul Hikam Kota Cirebon yang berjumlah 34 siswa.
Uji validitas instrumen menggunakan teknik analisis korelasi Product Moment
dan uji reliabilitas instrumen menggunakan Cronbach Alpha. Uji prasyarat
analisis menggunakan uji linieritas dan uji multikolinieritas. Teknik analisis data
yang digunakan yaitu analisis regresi sederhana dan analisis regresi ganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan
antara: (1) Fasilitas perpustakaan terhadap prestasi belajar Korespondensi sebesar
50,4% ditunjukkan dengan harga koefisien determinasi (r2x1y) sebesar 0,504; (2)
kualiatas media pembelajaran terhadap prestasi belajar Korespondensi sebesar
45,4% ditunjukkan dengan harga koefisien determinasi (r2x2y) sebesar 0,454; dan
(3) Fasilitas perpustakaan dan perpustakaan secara bersama-sama terhadap
prestasi belajar Korespondensi sebesar 56,6% ditunjukkan dengan harga koefisien
determinasi r2y(1,2) sebesar 0,566 .
Kata Kunci: Fasilitas perpustakaan, kualiatas media pembelajaran, prestasi
belajar
v
ABSTRACT
This study aims to determine the effect of: (1) the quality of library facilities (2)
the quality of learning media on learning achievements fiqh students MTs Daru'l
Hikam Cirebon city. (3) The Quality of Library Facilities and the quality of
instructional media on the learning achievement of fiqh students of class IX MTs
Daru'l Hikam Cirebon city.
This research is an ex post facto research with quantitative approach.
Respondents in this study were students of MTs Daru'l Hikam City Cirebon
academic year 2016/2017 which amounted to 50 students. Data collection
techniques used are questionnaires and documentation. The experiment was
conducted on the students of MTs Daru'l Hikam Kota Cirebon, which amounted to
34 students. Instrument validity test using Product Moment correlation analysis
technique and instrument reliability test using Cronbach Alpha. Test prerequisite
analysis using linearity test and multicollinearity test. Data analysis techniques
used are simple regression analysis and multiple regression analysis.
The results showed that there is a positive and significant influence between: (1)
Library facilities on learning achievement Correspondence of 50.4% indicated by
the coefficient of determination (r2x1y) of 0,504; (2) kualiatas learning media to
learning achievement Correspondence of 45.4% indicated by the coefficient of
determination (r2x2y) of 0.454; And (3) Library and library facilities together to
the learning achievement Correspondence of 56.6% is shown by the coefficient of
determination r2y (1,2) of 0,566.
Keywords: Library facilities, learning media quality, learning achievement
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah wassholatu wasalamu ala rosulilllah Sayyidina Muhammad ibni
Abdillah waala alihi washohbihi waman waalah wala haula wala quwwata illa
billah,. Ammabadu
Segala puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala nikmat
yang telah Allah limpahkan kepada kita semua, baik nikmat sehat, jasmani dan
rohani juga kenikmatan yang sangat agung yang harus selalu kita pelihara dan
jaga adalah nikmat iman, islam dan dijadikannya kita semua sebagai umatnya
Nabi Muhammad SAW.
Manusia diciptakan dalam kondisi lemah tak berdaya, tidak memiliki
pengetahuan, kemampuan sedikitpun juga, kemudian Allah SWT. berikan
kekuatan untuk menopang raganya agar dapat berdiri tegak, memberikannya akal
untuk mencerna ilmu pengetahuan juga yang tak kalah penting Allah
memberikannya hati nurani dengan keimanan yang benar agar dapat hidup
bermasyarakat dengan baik dan mengabdi kepada umat juga memperjuangkan
hak-haknya, sesuai dengan tuntunanNya yang telah disampaikan melalui
Rosulnya Nabi Muhammad SAW. Agar kita dapat selamat dari segala bentuk
pendangkalan aqidah yang dihembuskan oleh musuh-musuh Islam, Alhamdulillah
dengan ridho Allah SWT penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan baik.
Kemudian penulis banyak mengucapkan terimakasih kepada:
1. Prof. Habib Abdullah Muhammad Baharun, MA rector Universitas Al-
Ahgaff Yaman, guru Penulis yang telah mendidik membimbing dan
mengarahkan dengan penuh kasih sayang.
2. Bapak Dr. Sadullah Assaidi, M.Ag. selaku rector UNISNU Jepara.
3. Bapak Dr. H. Barowi, M.Ag. selaku direktur pascasarjana UNISNU Jepara
4. Bapak Dr. H. Subaidi, M.Pd. selaku kaprodi Manajemen Pendidikan Islam
pascasarjana UNISNU Jepara.
vii
5. Bapak Dr. Sadullah Assaidi, M.Ag selaku pembimbing yang telah
mengarahkan dan membimbing dalam penulisan tesis ini
6. Bapak Dr. H. Masyhudi, M.Ag. selaku pembimbing yang selalu
mengarahkan dan memotivasi dalam menyelesaikan tesis ini.
7. Istri tercinta yang selalu mendukung dan mendorong untuk menyelesaikan
studi pasca dan selalu memotivasi dalam penulisan karya ilmiyah ini.
8. Segenap family dan sahabat-sahabat tercinta yang tidak bisa penulis sebut
satu persatu yang telah banyak mensupport dan mendorong penulis untuk
menyelesaikan karya ilmiyah ini, sehingga bisa terselesaikan dengan baik.
Kendatipun demikian peneliti menyadari bahwa penelitian tesis ini sangat jauh
dari sempurna. Oleh karena itu peneliti mengharapkan saran dan kritik yang
konstruktif dari para pembaca yang budiman. Akhirnya, peneliti berharap agar
tesis ini mendatangkan manfaat dunia akhirat. Amin.
Cirebon, 01 April 2017
Penulis
viii
PERSEMBAHAN
Seiring rasa syukur kepada Allah SWT, atas segala kenikmatan yang tak terhingga hamdalah penulis ucapkan, dan penulis persembahkan karya berupa tesis ini untuk:
Putra-putri ku
(Ya Allah jadikanlah mereka sebagai sebab dari segala
kebaikan dimuka bumi ini, jadikanlah mereka muslim yang taat dan tunduk kepada syariat Agama, jadikanlah mereka sebagai para penjaga risalah yang mulia ini, jadikanlah mereka orang-orang yang dapat membahagiakan Nabi
Muhammad SAW, hambalah saksi ketulusan mereka, maka lindungi dan sayangilah mereka di dunia hingga akhirat
kelak karena hanya Engkau ya Allah yang maha Penyayang dan hanya kepada Engkaulah kami meminta
( HASAN HUSEN AL JUFRI )
ix
MOTTO
Dunia adalah perlintasan, dimana setiap orang singgah untuk
berlomba-lomba mendepositokan amal sholehnya.
Harta benda, jabatan, keluarga adalah amanat yang berharga
yang harus kita jaga dan perhatikan.
Jangan sampai ia rusak atau merusak tujuan kita dalam
perlintasan kehidupan ini.
x
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL/JUDUL ........................................................... i
PERSETUJUAN/PENGESAHAN........................................................ ii
PERNYATAAN KEASLIAN .............................................................. iii
ABSTRAK ............................................................................................ iv
KATA PENGANTAR .......................................................................... vi
PERSEMBAHAN ............................................................................. .... viii
MOTTO ................................................................................................. ix
DAFTAR ISI ..................................................................................... .... x
BAB 1 PENDAHULUAN..................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1 B. Rumusan Masalah ................................................................ 13 C. Tujuan Penelitian ................................................................. 13 D. Manfaat Penelitian ............................................................... 14
BAB II LANDASAN TEORI............................................................... 15
A. Kualitas Fasilitas Perpustakaan ...................................... .... 15 1. Pengertian Fasilitas ....................................................... 15 2. Pengertian Perpustakaan ............................................... 17 3. Fungsi Perpustakaan Sekolah ....................................... 21 4. Tujuan Perpustakaan Sekolah ....................................... 24
B. Kualitas Media Pembelajaran.............................................. 26 1. Pengertian Kualitas ....................................................... 26 2. Indikator kualitas ........................................................... 28 3. Prinsip-prinsip Kualitas ................................................. 31 4. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas ................... 34
C. Prestasi Belajar Siswa ......................................................... 37 1. Pengertian Prestasi Belajar ............................................. 37
2. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ................. 39
3. Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar ........................... 44
D. Penelitian Terkait ............................................................... 46 E. Kerangka Berfikir .............................................................. 48 F. Hipotesis ............................................................................ 50
BAB III TEKNIK PENELITIAN....................................................... 51
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ........................................ 51 B. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel........... 51
1. Populasi ......................................................................... 51
2. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ..................... 53
C. Variabel dan Indikator Penelitian ....................................... 55 D. Teknik Pengumpulan Data ................................................. 56
1. Teknik Angket ............................................................... 56 2. Teknik Dokumentasi ...................................................... 57
E. Uji Kualitas Angket Penelitian ........................................... 58 1. Uji Validitas ................................................................... 59
2. Uji Reliabilitas................................................................. 61
F. Teknik Analisis Data ........................................................... 62
xi
1. Teknik Analisis Deskripsi Persentase............................. 62 2. Uji Asumsi Klasik.......................................................... 64 3. Analisis Regresi Berganda............................................. 66 4. Uji Hipotesis Penelitian.................................................. 67
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA................... 69
A. Analisis Deskripsi Variabel Penelitian ............................... 69 1. Deskripsi objek penelitian ............................................. 69
a. Sejarah Singkat Berdirinya MTs Darul Hikam ......... 69 b. Struktur Organisasi MTs Darul Hikam..................... 72 c. Data Tenaga Kependidikan........................................ 72 d. Sarana dan Prasarana.................................................. 73
B. Analisis Deskripsi Variabel Penelitian ............................... 79 1. Fasilitas perpustakaan..................................................... 80 2. Kualiatas media pembelajaran........................................ 84 3. Prestasi Belajar Korespondensi...................................... 88
C. Uji Prasyarat Analisis.......................................................... 92 1. Uji Linearitas.................................................................. 92 2. Uji Multikolinieritas........................................................ 93
D. Uji Hipotesis........................................................................ 94 1. Uji Hipotesis Pertama..................................................... 94 2. Uji Hipotesis Kedua....................................................... 96 3. Uji Hipotesis Ketiga....................................................... 98
E. Pembahasan Hasil Penelitian............................................... 102 1. Pengaruh Fasilitas perpustakaan terhadap Prestasi Belajar
Korespondensi................................................................ 102
2. Pengaruh Kualiatas media pembelajaran terhadap Prestasi Belajar Korespondensi................................................... 105
3. Pengaruh Fasilitas perpustakaan dan Perpustakaan secara bersamasama terhadap Prestasi Belajar Korespondensi.. 109
F. Keterbatasan Penelitian........................................................ 110 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN................................................ 112
A. Kesimpulan........................................................................... 112 B. Implikasi............................................................................... 113 C. Saran..................................................................................... 114
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia
yang dinamis dan sarat perkembangan. Hal tersebut terjadi sejalan dengan
perubahan kebudayaan kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan
telah lama diupayakan di Indonesia. Dalam setiap GBHN (garis besar haluan
Negara), selalu tercantum bahwa peningkatan mutu pendidikan merupakan salah
satu prioritas pembangunan dibidang pendidikan yang dilakukan secara
berkelanjutan, berlandaskan kemampuan nasional dengan memanfaatkan
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta memperhatikan tantangan
perkembangan jaman yang mengarah pada persaingan dunia yang tajam.
Dalam Undang-undang Republik Indonesia nomor, 20 Tahun 2003 tentang
sistem Pendidikan Nasional Bab I pasal 1 dinyatakan bahwa:
Pendidikan didefinisikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaraan agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, Bangsa dan Negara1.
Berdasarkan pandangan hidup atau falsafah hidupnya suatu Negara
menentukan dasar dan tujuan pendidikannya, sedangkan dasar dan tujuan
pendidikan tersebut akan menentukan corak dan isi pendidikan suatu negara. Isi
pendidikan tersebut dijabarkan dalam kurikulum, dan melalui kurikulum inilah
1 Undang-undang Republik Indonesia nomor, 20 tahun 2003 tentang, Sistem pendidikan
Nasional, (Jakarta: CV. Eka Jaya, 2003), Cet 1, h. 4
1
2
pendidik berusaha membawa peserta didik pada tujuan pendidikan. Dalam
Undang-Undang Sikdiknas juga disebutkan fungsi pendidikan nasional sebagai
berikut:
Pedidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga Negara yang demokratis dan bertanggung jawab2.
Dengan demikian, kebahagiaan menjadi tujuan dalam pendidikan, namun
tujuan tersebut tidak hanya didunia tetapi juga kebahagiaan di akhirat. Untuk
memperoleh kebahagiaan ini kuncinya adalah ilmu. Hal ini sebagaimana yang
disabdakan oleh Rasulullah saw:
( )
Barangsiapa yang menghendaki kebaikan didunia maka dengan ilmu,
barangsiapa yang menghendaki kebahagiaan di akhirat maka dengan ilmu,
barangsiapa yang menghendaki keduanya maka dengan ilmu. (HR.Bukhori-
muslim)3.
:
" :
Kami diberi berita oleh Mahmud bin Ghailan, kami diberi berita oleh Abu
Usamah dari Amasy dari Abi Shahih, dari Abu Hurairah, beliau
2 Zuhairini& Abdul Ghofir, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Malang: UM Press,
2004), hal. 1 3 Hasbiyallah & Moh.Sulhan, 2015, Hadist Tarbawi, Bandung: Remaja Rosdakarya
, Hlm. 12.
3
bersabda:Rasulullah Saw bersabda: Barang siapa yang menempuh jalan untuk
mencari ilmu maka Allah akan memudahkan jalan baginya ke surga.
Telah dikatakan didepan bahwa pendidikan merupakan suatu usaha dan
kegiatan yang sarat dengan tujuan. Kedudukan tujuan dalam pendidikan cukup
menentukan, karena selain memberikan panduan tentang karakteristik manusia
yang ingin dihasilkan pendidikan, sekaligus pula memberikan arah dan langkah-
langkah dalam melakukan seluruh kegiatan pendidikan. Tujuan ialah apa yang
dicanangkan manusia. Letaknya sebagai pusat perhatian, dan demi
merealisasikannyalah dia menata tingkah lakunya dalam kehidupan sosial
kemasyarakatan.
Berbicara tentang tujuan pendidikan, tidak dapat melepaskan dari tujuan
hidup, yaitu tujuan hidup manusia. Sebab pendidikan hanyalah suatu alat yang
digunakan oleh manusia untuk memelihara kelanjutan hidupnya, baik sebagai
individu maupun sebagai makhluk sosial4.
Salah satu prioritas pembangunan dibidang pendidikan dengan
pemanfaatan perpustakaan siswa secara berkelanjutan sangat erat kaitannya
dengan proses pembelajaraan yang diselenggarakan oleh instansi pendidikan
sekolah. Upaya penyelengaraan perpustakaan sekolah merupakan upaya untuk
memelihara dan meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses belajar proses
belajar mengajar5.
4 Falah, Ahmad, 2009, Hadits Tarbawi, Kudus: Stain Kudus, hlm. 26 5 Dian Sinaga, Mengelola Perpustakaan Sekolah, (Bandung: Bejana, 2009), Cet IV, h. 15
4
Hal ini karena pola pengajaran yang disebut sebagai keterbukaan informasi
untuk memperoleh sebanyak-banyaknya ilmu pengetahuan hanya akan terlaksana
jika siswa dapat memanfaatkan perpustakaan, guru memberikan pelajaran-
pelajaran hanya garis besarnya saja, sedangkan untuk mendetailnya siswa diminta
untuk mengolah buku-buku yang ada di perpustakaan dan kemudian mata
pelajaran itu didiskusikan.
Dengan sistem ini, siswa harus memanfaatkan untuk mencari dan menelaah
buku-buku yang ada di perpustakaan dalam proses belajarnya. Namun ada juga
dikalangan siswa yang tidak memanfaatkan perpustakaan dalam proses belajarnya
karena merasa bahwa bahan pelajaran yang diberikan oleh guru sudah mencukupi.
Selain itu, kurangnya tugas pengembangan bahan pelajaraan dan tugas mandiri dari
guru menyebabkan siswa tidak termotivasi untuk pergi menelaah dan mencari bahan
ke perpustakaan.
Penyelenggaraan perpustakaan sekolah bukan hanya untuk mengumpulkan
dan menyimpan bahan pustaka, tetapi dengan adanya perpustakaan sekolah
diharapkan siswa secara lambat laun memiliki kesenangan membaca yang merupakan
alat fundamental untuk belajar baik di sekolah maupun diluar sekolah6.
Perpustakaan sekolah sebagai salah satu sarana pendidikan penunjang
kegiatan belajar siswa memegang peran yang sangat penting dalam memacu
tercapainya tujuan pendidikan di sekolah7. Menurut Abdul hakim Sudarnoto untuk
memanfaatan perpustakaan dalam kegiatan belajar mengajar akan mendapatkan
6Ibrahim Bafadal, Pengolahan Perpustakaan Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006),Cet V, h.
189
7Darmono, Perpustakaan Sekolah Pendekatan Aspek Manajemen dan Tata Kerja,
(Jakarta: PT.Grasindo, 2007), Cet 1, h. 1
5
prestasi akademik yang baik atau dengan kata lain keberhasilan prestasi akademiknya
sangat dipengaruhi oleh pemanfaatan perpustakaan sebagai sumber primer yang dapat
memenuhi kebutuhan informasi belajarnya8.
Pada era globalisasi ini informasi berperan penting dalam kehidupan. Salah
satu pusat informasi yang mempunyai peran penting dalam proses penyebaran
informasi adalah perpustakan. Hal ini karena perpustakaan mencakup berbagai aspek
ilmu pengetahuan dan ketrampilan. Selain itu perpustakaan juga sebagai pusat
dokumentasi, informasi dan pelestarian budaya bangsa. Dengan ini dapat dikatakan
bahwa perpustakaan merupakan jantung dari pendidikan9.
Perpustakaan sebagai wadah dan gudang ilmu pengetahuan, agar selayaknya
dimanfaatkan secara efektif dan efisien. Maka perpustakaan harus berusaha dan bisa
menyediakan buku-buku yang dapat menunjang pelajaran sekolah maupun buku-
buku bacaan yang bersifat umum agar siswa dapat mengakses berbagai macam
informasi dengan memanfaatkan media pustaka di sekolah. Karena perpustakaan para
siswa dapat memperoleh berbagai keterangan dan informasi dari semua bidang ilmu
pengetahuan.
Perpustakaan memuat koleksi yang terdiri dari bahan-bahan tulis, atau grafis
lainnya seperti film, slide, piringan hitam dalam ruangan atau gudang yang diatur dan
diorganisasikan dengan system tertentu agar dapat digunakan untuk studi penelitian,
ruang baca, dan tempat pengembangan ilmu pengetahuan10
.
8Abdul Hakim Sudarnoto, Perpustakaan dan Pendidikan Pemetaan Peran Serta
Perpustakaan dalam Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Fakultas Adab dan Humaniora UINJakarta, 2007), h. 3.
9 M. Habib Masturi Pengaruh Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah Terhadap Prestasi Belajar Skripsi, UIN, 2011, hlm. 3
10 Sumardji, Perpustakaan, Organisasi dan Tata Kerjanya, (yogyakarta: Kanisius, 1991),
6
Perpustakaan mempunyai fungsi sebagai pelayanan yang diharapkan mampu
menyediakan bahan pustaka atau refrensi yang memadai sesuai dengan tuntutan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kebutuhan pemakai
perpustakaan, baik jumlah maupun ragam disiplin keilmuannya.
Menurut supriyadi, tujuan perpustakaan secara umum adalah menyimpan,
mengelola, melestarikan dan menyebarkan informasi kepada pemakai perpustakaan.
Sedangkan tujuan perpustakaan sekolah adalah menimbulkan kecintaan terhadap
membaca dan menanamkan kebiasaan membaca, membimbing dan mempercepat
penguasaan tehnik membaca sehingga perhatian siswa dalam membaca lebih
ditekankan pada penangkapan isi arti bacaan11
.
"Prestasi adalah apa yang telah diciptakan hasil pekerjaan yang
menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan" (Qohar dalam Djamarah).
Sementara Harahap dan kawan-kawan memberikan batasan, bahwa prestasi adalah
penilaian pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan murid yang berkenaan
penguasaan bahan siswa yang disajikan kepada mereka serta nilai-nilai yang terdapat
dalam kurikulum12
.
Adapun permasalahan yang muncul berdasarkan studi pendahuluan di
MTs Darul Hikam kota Cirebon pada tanggal 24 Januari 2017 dan pengamatan
saat observasi penulis melihat kualitas fasilitas perpustakaan sudah bagus dari
ruangan sejuk yang dilengkapi AC, tertata rapi, bersih, dan sekolahan sudah
memasang Wifi sebagai bentuk lain untuk mengakses ilmu pengetahuan lewat
11 Supriyadi, Modul Pengelolaan Perpustakaan Sekolah (Malang: IKIP,1998), hal. 9 12 Syaiful Bhari Djamarah, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru (Surabaya: Usaha
Nasional, 1994), hlm.21
7
jaringan internet. Namun, yang menjadi keganjalan dari fasilitas disana salah
satunya mengenai penataan ruangan yang kurang sesuai, pencahayaan yang
kurang, dan ruangan yang belum dilengkapi dengan ruang audiovisual.
Penulis mendapatkan data dari wawancara dengan salah satu pegawai
perpustakaan MTs Darul Hikam kota Cirebon yaitu Bapak Bahauddin, SHI
Beliau mengatakan bahwa rata-rata siswa memiliki prestasi belajar yang rendah.
Jumlah koleksi buku yang terbatas dan hanya beberapa penambahan jumlah
koleksi buku saja membuat siswa kurang tertarik keperpustakaan untuk sekedar
meminjam atau membaca buku. Siswa lebih memilih menggunakan komputer di
perpustakaan untuk mencari referensi pengetahuan tersendiri dibadingkan
membaca buku. Hal ini tidak sebanding, karena jumlah komputer yang ada di
perpustakaan MTs Darul Hikam kota Cirebon dan biasa di gunakan untuk
mengakses ilmu pengetahuan lewat jaringan internet hanya terdapat 20 buah
komputer dengan daya siswa 40 orang Sesuai dengan observasi awal, peneliti
menemukan data-data mengenai pengelolaan bahan pustaka di perpustakaan MTs
Darul Hikam kota Cirebon. Data-data tersebut yaitu koleksi buku di perpustakaan
sekolah sebagai berikut:
Tabel 1.1
Data Jumlah Buku di Perpustakaan
MTs Darul Hikam kota Cirebon Tahun 2017
No Bahan Pustaka Jul Ags Sep Okt Nop Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun
1 Buku paket
pelajaran 322 322 322 322 322 322 322 322 322 322 322 322
2 Buku penunjang
pel 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000
3 Buku pegangan 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45
8
guru
4 Buku klasifikasi 800 800 800 800 800 800 800 800 800 800 800 800
5 Buku fiksi 650 650 650 650 650 650 650 650 650 650 650 650
Jumlah 2817 2817 2817 2817 2817 2817 2817 2817 2817 2817 2817 2817
Sumber: Arsip perpustakaan MTs Darul Hikam kota Cirebon tahun 2017
Berdasarkan data di atas, diketahui bahwa bahan pustaka yang tersedia di
perpustakaan MTs Darul Hikam kota Cirebon pada bulan Juli jumlah dari buku
paket pelajaran, buku penunjang pelajaran, buku pegangan guru, buku klasifikasi
dan buku fiksi adalah 2817. Pada bulan juni 2017 dari semua koleksi mendapati
jumlah sebesar 2817. Total keseluruhan yaitu sejumlah 2817 koleksi. Selanjutnya
peneliti menemukan data mengenai ruang perpustakaan MTs Darul Hikam kota
Cirebon. Luas ruang perpustakaan MTs Darul Hikam kota Cirebon yaitu 96 m2.
Di dalam ruang perpustakaan terdapat beberapa perabot dan perlengkapan sebagai
berikut:
Tabel 1.2
Data Perlengkapan Perpustakaan
MTs Darul Hikam kota Cirebon Tahun 2017
NO NAMA PERLENGKAPAN KETERANGAN
1 Rak Buku 3 Buah 2 Rak Majalah 1 Buah
3 Rak Surat Kabar 2 Buah
4 Almari Katalog 1 Buah
5 Almari Elite 1 Buah
6 Meja Baca Besar 2 Buah
7 Meja Kerja 3 Buah
8 Tata Tertib Perpustakaan 1 Buah
9 Struktur Organisasi Perpustakaan 1 Buah
10 Jam Dinding 1 Buah
11 Kipas Angin 2 Buah
12 Lampu Penerang 4 Buah
13 Gambar Presiden dan Wakil Presiden 1 Pasang
9
14 Grafik Pengunjung dan Peminjaman 3 Buah
15 Kata-kata Mutiara 3 Buah
16 Gambar Pahlawan Revolusi 7 Buah
17 Gambar Tentang Lingkungan Hidup 3 Buah
18 Kaca Hias 1 Buah
19 Printer 1 Buah
20 Komputer 3 Buah
21 LCD 1 Buah
22 Alat Pemotong Kertas 1 Buah
23 Kursi Baca 18 Buah
24 Korden 9 Buah
25 Peta Sekolah kota Cirebon 1 Buah
Sumber: Arsip perpustakaan MTs Darul Hikam kota Cirebon tahun 2017
Berdasarkan tabel 1.2 di atas, diketahui bahwa perlengkapan di ruang
perpustakaan MTs Darul Hikam kota Cirebon sudah cukup lengkap dan
memadai. Namun, pencahayaan yang kurang yang mana terdapat 4 buah lampu
penerang di ruangan perpustakaan. Terdapat pula beberapa perlengkapan
perpustakaan yang kurang tertata dengan rapi, seperti meja dan kursi baca.
Selanjutnya, berdasarkan wawancara dan observasi awal peneliti
menemukan permasalahan pada siswa MTs Darul Hikam kota Cirebon. Masalah
tersebut adalah kurangnya minat baca pada siswa. lain yang penulis dapatkan dari
hasil wawancara dengan bapak Muarifin Darsono, Lc selaku koordinator
pendidikan Yayasan Darul Hikam bahwa pada mata pelajaran tertentu salah
satunya adalah mata pelajaran Fiqih. Ketika ada ulangan harian berlangsung, guru
mengarahkan kepada sebagian siswa yang belum ulangan untuk ke perpustakaan.
Hal ini mendorong untuk meningkatkan prestasi belajar siswa tersebut ke
perpustakaan. Akan tetapi, hanya ada beberapa siswa saja yang memanfaatkan hal
tersebut dan rata-rata siswa lainya lebih memilih untuk ke kantin dan bergurau
dengan temannya. Tempat perpustakaan yang berada di atas Koperasi dan jalan
10
menuju kantin merupakan tempat strategis dan sering di lalui siswa saat istirahat.
Namun, siswa tidak memanfaatkan keadaan tersebut sehingga mengakibatkan
prestasi belajar siswa ke perpustakaan rendah bahkan mengalami penurunan. Dari
data wawancara awal, diperoleh data pengunjung perpustakaan sebagai berikut:
Tabel 1.3.
Data Pengunjung Perpustakaan
MTs Darul Hikam kota Cirebon Selama 3 Tahun
Berturut-Turut
B
ulan 2014/2015 2015/2016 2016/2017
Juli 76 60
Agustus 67 131
September 150 116
Oktober 132 112
Nopember 144 143
Desember 153 162
Januari 120 123 112
Februari 128 125 118
Maret 127 118
April 136 145 113
Mei 190 110
Juni 187 87
Jumlah 1610 1432 343
Jumlah
Siswa 233 233 233
Rata-rata
per bulan 134 119 114
Rata-rata
per hari 6 5 4
Presentase 2,6 % 2,2 % 1,7 %
Sumber: Arsip pengunjung perpustakaan MTs Darul Hikam kota Cirebon tahun
ajaran 2014/2015-2016/2017
11
Berdasarkan tabel 1.3, menunjukan bahwa terjadi penurunan jumlah
pengunjung perpustakaan pada tahun ajaran 2014/2015-2016/2017. Rata-rata
pengunjung perpustakaan perhari pada tahun ajaran 2014/2015 sebesar 6 siswa
tahun ajaran 2015/2016 sebesar 5 siswa, dan tahun ajaran 2016/2017 sebesar 4
siswa. Jika diambil persentasenya, maka persentase pengunjung perpustakaan
pada tahun ajaran 2014/2015 sebesar 2,6% dari 233 siswa dalam sehari, tahun
ajaran 2015/2016 sebesar 2,2% dari 233 siswa perhari, tahun ajaran 2016/2017
sebesar 1,7% dari 233 siswa perhari, dan hal ini menunjukan rendahnya
kunjungan siswa di perpustakaan. Rendahnya kunjungan siswa di perpustakaan
mengindikasikan salah satu bahwa prestasi belajar siswa di perpustakaan MTs
Darul Hikam kota Cirebon masih tergolong rendah.
Rendahnya prestasi belajar siswa di MTs Darul Hikam kota Cirebon
diduga karena kurang berfungsinya perpustakaan sekolah sebagaimana mestinya.
Kurang berfungsinya sebuah perpustakaan sekolah disebabkan oleh beberapa
faktor, antara lain kurangnya perhatian pihak-pihak yang berwenang terhadap
perkembangan perpustakaan sekolah. Baik pihak sekolah maupun pengelola
perpustakaan sendiri.
Keterbatasan jumlah dan koleksi literatur di perpustakaan yang kurang
memadai juga membuat siswa enggan membaca dan meminjam buku di
perpustakaan karena buku yang siswa butuhkan itu tidak terpenuhi. Tata ruang di
perpustakaan juga dapat mempengaruhi pengunjung perpustakaan seperti yang di
ungkapkan Utami dan Bakhtaruddin (2012) dalam jurnalnya bahwa Tata ruang
perpustakaan yang memberikan ketenangan dan kenyamanan bagi pengunjung
12
dengan memperhatikan kenyamanan suara, warna, udara dan cahaya. Ruangan
yang kurang kondusif dan jauh dari ketenangan juga akan membuat siswa kurang
nyaman untuk berkunjung ke perpustakaan.
Pelayanan diperpustakaan MTs Darul Hikam kota Cirebon sudah baik,
salah satunya pelayanan sirkulasi dan administrasi pembukuan mengenai
peminjaman dan pengembalian buku. Selain pelayanan sirkulasi ada pelayanan
informasi yang kurang maksimal, yaitu mengenai menginformasian koleksi buku
baru. Hal ini berdasarkan wawancara dengan petugas perpustakaan yang
memberikan jawaban bahwa: ya paling saya beritahukan saat siswa ke
perpustakaan pak, diberitahukan saja siswa jarang membaca bukunya kok. Ya
kadang saya membiarkan saja tergantung kalau siswa nanya sama saya pak.
Pegawai perpustakaan akan memberikan informasi saat siswa berkunjung
keperpustakaan saja dan kurang memberikan informasi lewat mading maupun
papan informasi lain.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut peneliti tertarik untuk meneliti kembali
tentang minat baca siswa dengan menambahkan satu variabel yaitu pemanfaatan
perpustakaan sekolah. Antara pemanfaatan perpustakaan sekolah dan minat baca ini
saling berkaitan, sebagaimana yang dikatakan Sukarman bahwa Peningkatan
prestasi belajar siswa bisa dipengaruhi oleh minat baca yang tinggi oleh siswa
tersebut dan dengan memanfaatkan perpustakaan secara optimal, maka prestasi
belajar siswa akan meningkat. Dari pemaparan tersebut maka peneliti mengambil
judul pengaruh kualitas fasilitas perpustakaan dan kualitas media pembelajaran
terhadap prestasi belajar Fiqh siswa MTs Darul Hikam kota Cirebon).
13
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana pengaruh kualitas fasilitas perpustakaan terhadap prestasi
belajar fiqh siswa MTs Darul Hikam kota Cirebon?
2. Bagaimana pengaruh kualitas media pembelajaran terhadap prestasi
belajar fiqh siswa MTs Darul Hikam kota Cirebon?
3. Bagaimana pengaruh kualitas fasilitas perpustakaan dan kualitas media
pembelajaran terhadap prestasi belajar fiqh siswa MTs Darul Hikam kota
Cirebon?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas dapat diketahui tujuan dari
penelitian yaitu :
1. Untuk mengetahui kondisi kualitas fasilitas perpustakaan dan kualitas
media pembelajaran terhadap prestasi belajar fiqh siswa MTs Darul
Hikam kota Cirebon.
2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kualitas fasilitas perpustakaan
dan kualitas media pembelajaran terhadap prestasi belajar fiqh siswa MTs
Darul Hikam kota Cirebon.
3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh fasilitas terhadap prestasi
belajar fiqh siswa MTs Darul Hikam kota Cirebon.
4. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kualitas media pembelajaran
terhadap prestasi belajar fiqh siswa MTs Darul Hikam kota Cirebon.
14
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan bagi
pembaca.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi peneliti, dapat memberikan wawasan dan ilmu pengetahuan
mengenai karya ilmiah.
b. Bagi guru, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan untuk
lebih mengetahui prestasi belajar siswa dan dapat memotivasi siswa untuk
lebih gemar membaca dengan adanya fasilitas di perpustakaan.
c. Bagi pustakawan, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan
koreksi memenejemen perpustakaan ke arah yang lebih baik.
d. Bagi sekolah, penelitian ini diharapan dapat digunakan sebagai bahan
untuk mengembangkan prestasi belajar siswa ke perpustakaan dan
pengelolaan perpustakaan sekolah dengan baik.
e. Bagi Siswa, diharapkan siswa mempunyai prestasi belajar di perpustakaan
sekolah yang tinggi agar menambah wawasan dan ilmu pengetahuan.
15
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kualitas Fasilitas Perpustakaan
1. Pengertian Fasilitas
Untuk mengemukakan pengertian tentang fasilitas, penulis dapat sajikan
beberapa batasan dari para ahli. Menurut Zakiah Daradjat fasilitas adalah segala
sesuatu yang dapat mempermudah upaya dan memperlancar kerja dalam rangka
mencapai suatu tujuan.
Sedangkan menurut Suryo Subroto fasilitas adalah segala sesuatu yang
dapat memudahkan dan memperlancar pelaksanaan suatu usaha dapat berupa
benda-benda maupun uang.
Lebih luas lagi tentang pengertian failitas Suhairsimi irikonto berpendapat,
fasilitas dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat memudahkan dan
memperlancar pelaksanaan segala sesuatu usaha. Adapun yang dapat
memudahkan dan melancarkan usaha ini dapat berupa benda-benda maupun uang,
jadi dalam hal ini fasilitas dapat disamakan dengan sarana yang ada di sekolah23
.
Secara umum fasilitas merupakan alat atau segala sesuatu yang
dipergunakan untuk mempermudah dan memperlancar suatu usaha atau pekerjaan.
Fasilitas disekolah memiliki peran yang sangat penting dalam membantu siswa
memahami materi pelajaran. Oleh sebab itu hendaknya pihak sekolah tidak
mengabaikan peranan fasilitas belajar disekolah yang sangat penting artinya bagi
siswa, dengan begitu pihak sekolah yang memegang peranan utama dalam
13
-fasilitas
, diunduh bulan Februari 2017
15
16
pengadaan fasilitas belajar di sekolah telah membantu siswa dalam meningkatkan
prestasi belajar yang baik, karena secara langsung keberadaan fasilitas merupakan
salah satu cara mempermudah siswa memahami pelajaran dengan baik.
Menurut The Liang Gie (2006:22) Fasilitas adalah segenap kebutuhan
yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan dalam suatu usaha
kerja sama manusia.
Lebih lanjut Suyanto (2008) menyatakan bahwa, Fasilitas adalah segala
sesuatu yang dapat memudahkan dan memperlancar pelaksanaan suatu usaha
dapat berupa benda-benda maupun uang.
Selain itu Mulyarto dalam artikelnya menjelaskan bahwa dengan adanya
perlengkapan yang memadai pasti akan membantu kelancaran belajar dan
sekaligus akan mendorong siswa agar lebih rajin dan lebih bersungguh-sungguh
belajar.14
Fasilitas adalah segala sesuatu yang dapat memudahkan dan melancarkan
pelaksanaan suatu usaha. Sesuatu yang dapat memudahkan dan melancarkan suatu
usaha tersebut biasanya berupa benda benda atau uang.
Fasilitas dapat dibedakan menjadi dua yaitu fasilitas fisik dan fasilitas
uang.
Fasilitas fisik adalah segala sesuatu yang berupa benda atau yang dapat
dibendakan, yang mempunyai peranan dapat memudahkan dan
melancarkan suatu usaha. Fasilitas fisik dapat disebut juga dengan fasilitas
materiil. Karena fasilitas ini dapat memberi kemudahan dan kelancaran
14
(//sobatbaru.blogspot.com/2008/10/pengertian-fasilitas-belajar.html).
17
bagi suatu usaha dan biasanya diperlukan sebelum suatu kegiatan
berlangsung maka dapat pula disebut sebagai saran materiil. Apabila
dikaitkan dengan pendidikan maka fasilitas materiil meliputi: perabot
ruang kelas, perabot kantor TU, perabot laboratorium, perpustakaan dan
ruang praktek, alat pelajaran, media pendidikan, dll.
Fasilitas uang adalah segala sesuatu yang dapat memberi kemudahan suatu
kegiatan sebagai akibat dari nilai uang. Fasilitas uang akan dibicarakan
dalam bab tersendiri yaitu manajemen keuangan atau manajemen sumber
dana.
Dari beberapa pendapat yang dirumuskan oleh para ahli mengenai
pengertian fasilitas dapat dirumuskan bahwa fasilitas berarti segala sesuatu yang
bersifat fisik maupun material, yang dapat memudahkan terselenggaranya dalam
proses belajar mengajar, misalnya dengan tersedianya tempat perlengkapan
belajar di kelas, alat-alat peraga pengajaran, buku pelajaran, perpustakaan,
berbagai perlengkapan pratikum loboratorium dan segala sesuatu yang menunjang
terlaksananya proses belajar mengajar.
1.1. Pengertian Perpustakaan
Pengertian perpustakaan Sekolah Perpustakaan berasal dari kata dasar
Pustaka yang berarti buku atau kitab. Perpustakaan berarti segala sesuatu yang
berhubungan atau berkaitan dengan pustaka, atau lembaga yang pekerjaannya
menghimpun pustaka dan menyediakan sarana agar orang dapat memanfaatkan
pustaka yang dihimpunnya15
.
15 Surayin, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Bandung: Yrama Widya, 2001), hal. 467
18
Sebenarnya pengertian perpustakaan itu sudah ada sejak lama, hanya saja
pengertian perpustakaan yang dulu tidak sama dengan pengertian perpustakaan
zaman sekarang. Kalau dulu perpustakaan hanya sebagai kumpulan buku semata.
Pengertian perpustakaan berkembang sejajar dengan perkembangan manusia
sendiri. Menurut Supriyadi, pengertian perpustakaan sesuai dengan perkembangan
masa kini adalah unit kerja berupa tempat mengumpulkan, menyimpan dan
memelihara koleksi bahan pustaka yang dikelola dan diatur secara sistematis
dengan cara tertentu, untuk digunakan secara kontinyu oleh pemakainya sebagai
sumber informasi16
.
Perpustakaan memuat koleksi yang terdiri dari bahan-bahan tulis, atau
grafis lainnya seperti film, slide, piringan hitam dalam ruangan atau gudang yang
diatur dan diorganisasikan dengan system tertentu agar dapat digunakan untuk
studi penelitian, ruang baca, dan tempat pengembangan ilmu pengetahuan17
.
Pengertian lain mengenai perpustakaan diungkapkan oleh Basuki,
menjelaskan perpustakaan sebagai sebuah ruang, bagian sebuah gedung, ataupun
gedung itu sendiri yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya
yang biasanya yang disimpan menurut tata susunan tertentu untuk digunakan
pembaca, bukan untuk dijual. Dalam pengertian buku dan terbitan lainnya,
termasuk didalamnya semua bahan cetak, buku, majalah, laporan, pamphlet,
manuskrip (naskah), lembaran musik, berbagai karya audio visual serta film, slide,
kaset piringan hitam, bentuk mikro seperti mikro film18
.
16 Supriyadi, Modul Pengelolaan Perpustakaan Sekolah, (Malang: IKIP, 1998), hal. 3 17 Sumardji, Perpustakaan Organisasi dan Tata Kerjanya, (Yogyakarta: Kanisius, 1991), hal. 3 18 Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka, 1991), hal. 3
19
Lebih jauh, menurut Basuki, secara umum definisi perpustakaan selalu
mencakup unsure koleksi, menyimpan dan memakai. Perpustakaan yang efektif
adalah suatu lembaga yang mendukung pendidikan dan secara implisit ataupun
eksplisit memiliki tujuan budaya, seperti minat baca19
.
Paparan di atas adalah pengertian perpustakaan secara umum, sedangkan
pengertian perpustakaan sekolah menurut Supriyadi, adalah perpustakaan yang
diselenggarakan di sekolah untuk menunjang kegiatan belajar mengajar dilembaga
formal dari tingkat sekolah dasar, tingkat lanjutan pertama, lanjutan atas, baik
umum maupun kejuruan20
. Sedangkan Carter (dalam Bafadal), menjelaskan
bahwa perpustakaan sekolah merupakan koleksi yang diorganisasikan di dalam
suatu ruang agar dapat digunakan oleh murid-murid dan guru-guru. didalam
penyelenggaraannya, perpustakaan sekolah tersebut diperlukan seorang
pustakawan yang bisa diambil dari salah seorang guru21
.
Perpustakaan sekolah menyediakan informasi dan ide-ide agar siswa bisa
eksis di dalam masyarakat yang berbasis informasi dan teknologi, seperti yang
terjadi sekarang ini. Perpustakaan sekolah membekali siswa dengan keterampilan
belajar seumur hidup (life long learning) dan membangun imajinasi,
mempersiapkan siswa agar bisa menjadi warga Negara yang bertanggung jawab22
.
Perpustakaan sebagai pusat informasi,. Dalam Al-Quran surat Al-Baqoroh ayat 2
juga menegaskan hal tersebut:
19
Dewi, Hanifah Dwi Ratna, Coursepack on School/Teacher Librarieanship, (Yogyakarta: UIN
Sunan Kalijogo, 2006), hal. 58 20 Supriyadi, Modul Pengelolaan Perpustakaan Sekolah, (Malang: IKIP, 1998), hal. 5 21 Bafadal, Ibrahim, Pengelolaan Perpustakaan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), hal. 4 22 Dewi, Hanifah Dwi Ratna, Coursepack on School/Teacher Librarieanship, (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijogo, 2006), hal. 9
20
Artinya: Kitab (Al Quran) Ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka
yang bertaqwa23
.
Dan dalam surat Al-Qoshos ayat 43 yang berbunyi:
Artinya: Dan Sesungguhnya Telah kami berikan kepada Musa Al-Kitab (Taurat)
sesudah kami binasakan generasi-generasi yang terdahulu, untuk menjadi Pelita
bagi manusia dan petunjuk dan rahmat, agar mereka ingat24
.
Dari ayat-ayat tersebut dijelaskan bahwa kitab adalah sebagai petunjuk
bagi si pembaca, dari membaca tersebut maka seseorang akan mengetahui apa-apa
yang tidak diketahuinya. Dikaitkan dengan adanya perpustakaan sebagai pusat
informasi, karena di perpustakaan terdapat berbagai macam buku, kitab, majalah
dan lain sebagainya, yang dapat diakses bagi si pengguna.
Definisi menurut International Association of School (IAS) bahwa
Perpustakaan sekolah adalah hal utama untuk memenuhi tujuan pembelajaran
dan tujuan sekolah. Dan perpustakaan sekolah mencapai tujuan ini dengan
program terencana untuk mengadakan dan mengelola teknologi informasi dan
persebaran informasi untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif bagi
23 Depag, Al Quran dan Tarjamah, (Bandung: CV. Penerbit J-ART, 2005), hal. 2 24 Ibid hal. 39
21
siswa. Program pembelajaran yang melibatkan guru kelas dan pendidik lain
merupakan bagian penting program perpustakaan sekolah. Perpustakaan
menyediakan berbagai sumber, baik cetak maupun non cetak, termasuk media
elektronik dan akses terhadap data yang memungkinkan siswa bisa memahami
kebudayaan lain25
.
1.2. Fungsi Perpustakaan Sekolah
Perpustakaan mempunyai fungsi sebagai pelayanan yang diharapkan
mampu menyediakan bahan pustaka atau referensi yang memadai sesuai dengan
tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kebutuhan pemakai
perpustakaan, baik jumlah maupun ragam disiplin keilmuannya. Dalam kamus
umum bahasa indonesia fungsi berarti kegunaan atau manfaat26
. Menurut
Soatminah (dalam Suryobroto) bahwa fungsi pelayanan informasi perpustakaan
menghasilkan empat macam manfaat, yaitu:
a) Sebagai sumber belajar
Perpustakaan menyediakan tempat untuk belajar dan membaca bahan
pustaka. Dengan menggunakan perpustakaan secara tepat guna siswa
dapat memperdalam pemilikan dan penghayatan pengetahuan yang
telah disampaikan.
b) Sebagai sumber informasi
lewat perpustakaan, siswa maupun guru dapat memperoleh tambahan
ilmu pengetahuan dan keterampilan dari bahan pustaka yang tersedia.
25 Dewi, Hanifah Dwi Ratna, Coursepack on School/Teacher Librarieanship, (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijogo, 2006) hal. 40 26 Surayin, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Bandung: Yrama Widya, 2001), hal. 142
22
c) Sebagai Sumber Ilmu Pengetahuan
lewat perpustakaan, siswa maupun guru dapat memperoleh tambahan
ilmu pengetahuan dan keterampilan dari bahan pustaka yang tersedia.
d) Sumber Rekreasi
Hal ini nampak dalam fungsinya memberikan koleksi ringan dan segar,
sehingga memberikan keselarasan, keserasian dan keseimbangan
perkembangan pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap hidup baik
guru maupun siswa27
.
Pemaparan Soeatminah juga termanifestasikan dalam fungsi perpustakaan
menurut Supriyadi, yang meliputi 3 hal, yaitu:
a) Fungsi Edukatif.
Fungsi ini merupakan gabungan antara fungsi sebagai pusat belajar dan
pusat ilmu pengetahuan karena perpustakaan merupakan fungsi edukatif
bila mampu menyediakan koleksi yang sesuai dengan ruang lingkup
kurikulum, mampu mengembangkan interes, dan apresiasi siswa.
Memberikan bimbingan cara menggunakan dan memelihara koleksi secara
efektif dan menyediakan ruang baca dengan cukup.
b) Fungsi Informatif.
Fungsi ini tampak dalam kemampuan mengadakan koleksi secara cukup
memadai, berkualitas, menarik, serta penempatan koleksi secara terbuka
mudah ditemukan kembali untuk digunakakan siswa dan guru.
c) Fungsi administrative.
27 Suryosubroto, Proses Belajar-Mengajar di Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), hal
23
d) Fungsi ini tampak dalam tugas sehari-hari dari perpustakaan dengan
kegiatan pencatatan dan penyelesaian koleksi serta penyelenggaraan tata
laksana pengembalian buku kepada siswa maupun guru28
.
Perpustakaan sekolah tak terpisahkan dengan proses pendidikan. Hal-hal
berikut ini penting untuk mengembangkan keberaksaraan (baca dan tulis29
),
information literacy, pembelajaran, dan budaya yang merupakan inti dari layanan
perpustakaan sekolah, seperti:
a) Meningkatkan dan mendukung tercapainya tujuan pendidikan, seperti
disebutkan dalam misi kurikulum sekolah.
b) Menanamkan dan mengembangkan dalam diri anak-anak kebiasaan dan
kesenangan membaca dan belajar, dan menggunakan perpustakaan
sepanjang hayat.
c) Memberikan kesempatan untuk memperoleh pengalaman dalam
menciptakan dan menggunakan informasi dalam segala bentuk, format
atau media, termasuk kepekaan terhadap perkembangan komunikasi di
dalam masyarakat.
d) Menyediakan akses kepada sumber-sumber informasi dunia, nasional,
regional, maupun lokal, dan memberikan kesempatan bagi siswa untuk
bisa mengekspresikan ide, pengalaman, dan opini yang berbeda.
e) Mengadakan kegiatan yang membangkitkan kesadaran dan kepekaan
sosial dan budaya.
28 Supriyadi. Pengantar Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah, (Malang: IKIP, 1985), hal. 7 29 Surayin, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Bandung: Yrama Widya, 2001), hal. 8
24
f) Bekerjasama dengan para siswa, guru, staf administrasi dan orang tua
siswa untuk mencapai misi sekolah.
g) Memperkenalkan konsep kebebasan intelektual dan akses ke informasi
yang penting untuk mempersiapkan warga negara yang bertanggung jawab
dan partisipasi dalam demokrasi.
h) Mempromosikan budaya membaca, bahan pustaka dan layanan
perpustakaan sekolah kepada anggota sekolah dan masyarakat30
.
Perpustakaan sekolah menjalankan fungsi tersebut diatas dengan membuat
kebijakan dan memberikan layanan, menyeleksi dan mengadakan bahan pustaka,
menyediakan akses secara fisik maupun intelektual kesumber-sumber informasi
yang tepat, menyediakan fasilitas pengajaran, dan mempekerjakan staf yang
terlatih. Untuk menyelenggarakan fungsi-fungsi tersebut perpustakaan
menyediakan, memelihara, mengelola, memberi pelayanan dan pendayagunaan
bahan pustaka atau referensi. Selain itu juga melaksanakan urusan tata usaha
perpustakaan.
1.3. Tujuan Perpustakaan Sekolah
Siswa mempunyai banyak kesempatan untuk aktif berusaha
mengembangkan daya fikir dan kreasinya, mengembangkan semua jenis bakat
yang ada dan membiasakan siswa memperkaya pengetahuan serta memperluas
informasi secara mandiri dengan memanfaatkan alternative sumber belajar yang
tersedia. Menurut Supriyadi, tujuan perpustakaan secara umum adalah untuk
30
Dewi, Hanifah Dwi Ratna, Coursepack on School/Teacher Librarieanship, (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijogo, 2006), hal. 10-11
25
menyimpan, mengelola, melestarikan, dan menyebarkan informasi kepada
pemakai perpustakaan31
. Sedangkan tujuan perpustakaan sekolah adalah:
a) menimbulkan kecintaan terhadap membaca dan menanamkan kebiasaan
membaca.
b) membimbing dan mempercepat proses penguasaan teknik membaca
sehingga perhatian siswa dalam membaca lebih ditekankan pada
penangkapan isi arti bacaan. Hal tersebut secara berangsur-angsur akan
merubah kebiasaan dari learning to read menjadi reading to learn.
c) memperluas, memperdalam dan memperkaya pengalaman belajar siswa.
d) membantu mengembangkan kecakapan bahasa, daya fikir siswa
e) membimbing siswa agar dapat menggunakan dan memelihara bahan
pustaka secara efektif dan efisien.
f) memberikan dasar-dasar kemampuan penelusuran informasi. memberikan
dasar-dasar studi mandiri32
.
Penyelenggaraan perpustakaan sekolah bukan hanya untuk mengumpulkan
dan menyimpan bahan-bahan pustaka, tetapi dengan adanya penyelenggaraan
perpustakaan sekolah diharapkan dapat membantu murid-murid dan guru.
Disamping itu, perpustakaan juga bertujuan untuk memenuhi kegiatan kurikuler
dan ekstrakurikuler, merangsang keinginan dan membangkitkan minat, serta
kebiasaan membaca guna memperkaya ilmu pengetahuan dan membantu
mengembangkan bakat. Perpustakaan sekolah dinegara berkembang memiliki
31 Ibid 78 32 Ibid. Hal. 9
26
berbagai tujuan, yaitu menggalakkan keberaksaraan, mendukung kurikulum,
pendidikan secara umum dan pengembangan minat baca33
.
Dari berbagai pendapat diatas ditegaskan bahwa perpustakaan memiliki
tujuan untuk menyimpan, mengelola, melestarikan dan meningkatkan kebiasaan
membaca untuk pengembangan pendidikan dan ilmu pengetahuan.
B. Kualitas Media Pembelajaran
1. Pengertian Kualitas
Menurut istilah, kata kualitas berarti mutu, yaitu tingkat baik buruknya
sesuatu34
. Akan tetapi banyak pakar dan organisasi yang mencoba mendefinisikan
kualitas (mutu) berdasarkan sudut pandangnya masing-masing seperti yang terurai
di bawah ini:
a) Menurut Joseph Juran, kualitas adalah kesesuaian untuk penggunaan
(fitness for use), ini berarti bahwa suatu produk atau jasa hendaklah sesuai
dengan apa yang diperlukan atau diharapkan oleh pengguna.
b) Menurut Edward Deming, suatu tingkat yang dapat diprediksi dari
keseragaman dan kebergantungan pada biaya rendah dan sesuai dengan
pasar35
.
c) Welch Jr mengatakan bahwa kualitas adalah jaminan kesetiaan pelanggan,
pertahanan terbaik melawan saingan dari luar, dan satu- satunya jalan
menuju pertumbuhan dan pendapatan yang langgeng.
33 Dewi, Hanifah Dwi Ratna, Coursepack on School/Teacher Librarieanship, (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijogo, 2006), hal. 15 2
1 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), 603 35 Uhar Suharsaputra, Administrasi Pendidikan, (Bandung: Refika Aditama, 2010), 226-227
27
d) Menurut ISO 2000, kualitas adalah totalitas kerakteristik suatu produk
(barang dan jasa) yang menunjang kemampuannya untuk memuaskan
kebutuhan yang dispesifikan atau ditetapkan.
e) Menurut Soewarso Hardjosudarmo, bahwa yang dimaksud kualitas adalah
penilaian subyektif daripada costumer penentuan ini ditentukan oleh
persepsi costumer terhadap produk dan jasa.
Dari beberapa pendapat tokoh di atas, terdapat beberapa kesamaan yaitu
dalam elemen-elemen sebagai berikut:
1. Kualitas meliputi usaha memenuhi atau melebihi harapan pelanggan.
2. Kualitas menyangkut produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan.
3. Kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah (misalnya apa yang
dianggap kualitas saat ini, mungkin dianggap kurang berkualitas pada
masa mendatang).
Akan tetapi Menurut Permadi, mutu jasa pendidikan bersifat relative
(sesuai dengan kebutuhan pelanggan), dan bukan bersifat absolute. Dengan kata
lain, mutu pendidikan akan baik dan memuaskan jika sesuai atau melebihi
kebutuhan para pelanggan yang bersangkutan. Dalam pendidikan, yang dimaksud
dengan pelanggan atau klien (client) dibagi menjadi dua, yakni pelanggan internal
dan pelanggan eksternal.
a. Pelanggan internal (internal custeomer) adalah orang-orang yang berada
dalam organisasi sekolah, yaitu guru, staf tata usaha, pesuruh (office boys)
cleaning service, pelayan teknis dan komponen lainnya.
28
b. Pelanggan eksternal (eksternal costumer) adalah orang-orang yang berada
di luar organisasi sekolah yang memperoleh layanan dari sekolah.
Pelayanan eksternal dibagi menjadi dua macam, yakni:
1) Pelanggan primer (primary costumer) adalah pelanggan utama, yakni
orang-orang yang langsung bersentuhan dengan jasa-jasa pendidikan yang
diberikan oleh sekolah, seperti peserta didik.
2) Pelanggan sekunder (secondary costumer) adalah pihak-pihak lain yang
secara tidak langsung terimbas dari layanan pendidikan yang diberikan
oleh sekolah, yaitu orang tua siswa, masyarakat, pemerintah dan dunia
usaha dan industri sebagai pengguna tenaga kerja36
.
2. Indikator kualitas
Seperti jelaskan di atas, bahwa para pakar telah mendefinisikan kualitas
secara beragam menurut pendapatnya masing-masing, begitu juga dengan
indikator kualitas. David A Gavin mengemukakan delapan dimensi atau ketegori
kritis dari kualitas, yaitu:
a) Performance (kinerja). Karakteristik kenerja utama produk.
b) Feature (profil). Aspek sekunder dari kinerja, atau kinerja tambahan dari
suatu produk.
c) Reliability (dapat dipercaya). Kemungkinan produk malfungsi atau tidak
berfungsi dengan baik, dengan konteks ini produk atau jasa dapat
dipercaya dalam menjalankan fungsinya.
36
Nanang Hanafiah Dan Cucu Suhana, Konsep Strategi Pembelajaran, (Bandung: Rafia
Aditama, 2009), 81-83
29
d) Conformance (kesesuaian). Kesesuaian atau cocok dengan keinginan atau
kebutuhan konsumen.
e) Durability (daya tahan). Daya tahan produk atau masa hidup produk, baik
secara ekonomis maupun teknis.
f) Serviceability (kepelayanan). Kecepatan, kesopanan, kompetensi, mudah
diperbaiki.
g) Aesthetics (keindahan). Keindahan produk dalam desain, rasa, suara atau
bau dari produk, dan ini bersifat subyektif.
h) Perceived quality (kualitas yang dipersepsi). Kualitas dalalm pandangan
pelangan atau konsumen37
.
Menurut Nanang Hanifah dan Cucu Suhana dalam bukunya konsep
strategi pembelajaran, bahwa indikator dalam suatu pendidikan adalah mencakup
input, proses dan output pendidikan. Input pendidikan adalah segala sesuatu yang
harus tersedia karena dibutuhkan untuk berlangsungnya proses. Sesuatu yang
dimaksud berupa sumber daya dan perangkat lunak serta harapan-harapan sebagai
pemandu bagi berlangsungnya proses. Seperti terurai berikut ini:
1) Input sumber daya, meliputi sumber daya manusia (kepala sekolah, guru
termasuk guru BP, karyawan, siswa) dan sumber daya lainnya (peralatan,
perlengkapan, uang dan bahan).
2) Input perangkat lunak, meliputi struktur organisasi sekolah, peraturan
perundang-undagan, deskripsi tugas, rencana dan program.
37 Uhar Suharsaputra, Administrasi Pendidikan., 228
30
3) Input harapan-harapan, berupa visi, misi, tujuan, dan sasaran-saran yang
ingin dicapai oleh sekolah.
Kesiapan input sangat diperlukan agar proses dapat berlangsung dengan
baik. Oleh karena itu tinggi rendahnya suatu input dapat diukur dari tingkat
kesiapan. Proses dapat dikatakan bermutu tinggi jika pengkoordinasian dan
penyerasian serta pemaduan input sekolah (guru, siswa, kurikulum, uang dan
peralatan) dilakukan secara harmonis sehingga mampu menciptakan situasi
pembelajaran yang menyenangkan (enjoyable learning), mampu mendorong
motivasi dan minat belajar dan benar-benar mampu memberdayakan peserta
didik.
Evaluasi pun harus menjadi proses yang berkelanjutan dan tidak boleh
ditinggal sampai akhir studi. Hasilnya harus dibicarakan dengan murid dengan
tujuan untuk melengkapi hasil evaluasi. Sifat melibatkan seluruh elemen akan
sangat membantu dalam membangun kecakapan analitis para pelajar. Kualitas
dalam kontek pendidikan adalah mengacu pada prestasi yang dicapai oleh anak
didik atau sekolah pada setiap kurun waktu tertentu. Prestasi yang dicapai atau
hasil pendidikan (student achievement) dapat berupa hasil tes kemampuan
akademis, (misalnya ulangan umum, UAS, EBTA dan UNAS). Dapat pula
prestasi dibidang lain, seperti prestasi disuatu cabang olahraga, seni atau
ketrampilan tanbahan tertentu38
.
Sedangkan menurut PP No. 19 tahun 2005 disebutkan bahwa pendidikan
di Indonesia mengunakan delapan standar yang menjadi acuan dalam membangun
38 Nanang Hanifah Dan Cucu Suhana, Konsep Strategi Pembelajaran..., 83-86
31
dan meningkatkan kualitas pendidikan. Standar Nasional Pendidikan merupakan
kriteria minimal setelah sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara
Kesatuan Republik Indonesia, adapun delapan standar yang menjadi kriteria
minimal tersebut yaiut:
a. Standar isi,
b. Standar proses,
c. Standar kompetensi lulusan,
d. Standar pendidik dan tenaga kependidikan,
e. Standar sarana prasarana,
f. Standar pengelolaan,
g. Standar pembiayaan,
h. Standar penilaian pendidikan.
Standar Nasional Pendidikan bertujuan menjamin kualitas pendidikan
nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak
serta peradaban bangsa yang bermartabat (PP 19/2005 Pasal 4)39
.
3. Prinsip-prinsip Kualitas
Pinsip kualitas adalah sejumlah asumsi yang dinilai dan diyakini memiliki
kekuatan untuk mewujudkan mutu. Akan hal ini, beberapa ahli dan organisasi
mencoba merumuskan prinsip-prinsip yang paling tepat untuk mewujudkan
kualitas dalam organisasi atau kelembagaan.
Menurut Deming ada empat belas prinsip kualitas yang harus dilakukan jika
menghendaki tercapainya suatu kualitas, yaitu:
39 Uhar Suharsaputra, Administrasi Pendidikan..., 232-233
32
a) Menciptakan konsistensi tujuan untuk pengembangan produk dan jasa
dengan adanya tujuan suasana bisnis yang kompetentif.
b) Adopsi filosofi baru.
c) Menghentikan ketergantungan pada adanya dengan upaya pencapaian
kualitas.
d) Menghentikan anggapan bahwa penghargaan dalam bisnis adalah terletak
pada harga.
e) Peningkatan sistem produksi dan layanan secara terus menerus guna
peningkatan kualitas dan produktivitas.
f) Pelatihan dalam pekerjaan.
g) Kepemimpinan kelembagaan.
h) Menghilangkan rasa takut
i) Menghilangkan penghalang antar departemen.
j) Mengurangi slogan peringatan-peringatan dan terget, dan menganti dengan
pemantapan metode-metode yang dapat meningkatkan kualitas kerja.
k) Kurangi standar kerja yang menentukan kuota berdasarkan jumlah.
l) Hilangkan penghambat yang dapat menghilangkan hak asasi manusia
untuk merasa bangga terhadap kecakapan kerjanya.
m) Lembagakan suatu program pendidikan dan peningkatan diri yang penuh
semangat.
n) Setiap orang dalam perusahaan bekerja sama dalam mendukung proses
transformasi.
33
Josep Juran berpendapat bahwa ada 10 prisip dalam suatu kualitas, yaitu:
1) Build awarenes of opportunites to improve (membangun kepedulian untuk
perbaikan atau peningkatan).
2) Set goals for improvement (menentukan tujuan-tujuan untuk peningkatan).
3) Organizw to reach goals (mengorganisasi untuk pencapaian tujuan).
4) Provide training (menyelengarakan pelatihan).
5) Carry out projects to solve problems (mendorong pembangunan
pemecahan masalah)
6) Report progress (melaporkan perkembangan)
7) Give recognition (memberikan pengakuan)
8) Communicate result (mengkonsumsikan hasil-hasilnya)
9) Keep score
10) Maintain momentum by making improvement part of the regular systems
and processes of the company (menjaga momentum dengan membuat
peningkatan tahunan sebagai bagian dari sistem dan proses regular
perusahaan).
Sedangkan menurut philip crosby, ada empat prinsip kualitas, yaitu:
a. Kesesuaian dengan tuntutan
b. Pencegahan terhadap mutu rendah dengan pengawasan, bukan penilaian
atau koreksi.
c. Standar performa adalah tidak ada kesalahan, bukan hal itu hamper
mendekati
d. Pengukuran kualitas
34
Akan tetapi menurut versi ISO,terdapat delapan prisip kualitas yaitu:
1) Costumer focused organisation (orientasi pelanggan).
2) Leadership (kepemimpinan),
3) Involvement of people (keterlibatan orang-orang),
4) Process aproach (pendekatan proses),
5) System aproach to management (penggunaan pendekatan sistem pada
manajemen),
6) Continual improvement (perbaikan secara berkelanjutan),
7) Factual Aproach to decision making (pendekatan faktual dalam
pembuatan keputusan).
8) Matually beneficial supplier relationship (hubungan yang saling
menguntungkan dengan supplier)40
.
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas
Kualitas yang dicapai oleh siswa atau suatu pendidikan dipengaruhi oleh
faktor-faktor yang datang dari dalam maupun dari luar, faktor-faktor tersebut
antara lain:
a) Sumber daya; sekolah harus mempunyai fleksibilitas dalam mengatur
semua sumber daya sesuai dengan kebutuhan setempat. Selain pembiayaan
operasional atau administrasi, pengelelolaan keuangan harus ditujukan
untuk:
40 Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI, Manajemen Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2009), 296-302
35
1. Memperkuat sekolah dalam menentukan dan mengisolasikan dana
sesuai dengan skala prioritas yang telah ditetapkan untuk proses
peningkatan kualitas.
2. Pemisahan antara biaya yang bersifat akademis dari proses
pengadaannya.
3. Pengurangan kebutuhan birokrasi pusat.
b) Pertanggung jawaban (accuantability); sekolah dituntut memiliki
akuntabilitas baik kepada masyarakat maupun pemerintah. Hal ini
merupakan perpaduan antara komitmen terhadap standar keberhasilan dan
harapan atau tuntutan orang tua atau masyarakat. Pertanggung jawaban ini
bertujuan untuk meyakinkan bahwa dana masyarakat digunakan sesuai
dengan kebijakan yang telah ditentukan dalam rangka meningkatkan
kualitas pendidikan dan jika mungkin untuk menyajikan informasi
mengenai apa yang sudah dikerjakan. Untuk itu setiap sekolah harus
memberikan laporan pertanggung jawaban dan mengomunikasikannya
dengan orang tua atau masyarakat dan pemerintah, dan melaksanakan kaji
ulang secara komprehensif terhadap pelaksanaan program prioritas sekolah
dalam proses peningkatan kualitas pendidikan.
c) Kurikulum; berdasarkan standar kurikulum yang telah ditentukan secara
nasional, sekolah bertanggung jawab untuk mengembangkan kurikulum
baik dari standar materi (content) dan proses penyampaiannya. Melalui
penjelasan bahwa materi tersebut ada manfaat dan relevansinya terhadap
siswa, sekolah harus menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan
36
melibatkan semua indra dan lapisan otak serta menciptakan tantangan agar
siswa tumbuh dan berkembang secara intelektual dengan menguasai ilmu
pengetahuan, ketrampilan, memiliki sikap arif dan bijaksana, karakter dan
memiliki kematangan emosional. Ada tiga yang harus diperhatikan dalam
hal ini yaitu:
1. Pengembangan kurikulum tersebut harus memenuhi kebutuhan siswa.
2. Bagaimana mengembangkan ketrampilan pengelolaan untuk
menyajikan kurikulum tersebut kepada siswa sedapat mungkin secara
efektif dan efisien dengan memperhatikan sumber daya yang ada.
3. Mengembangkan berbagai pendekatan yang mampu mengatur
perubahan sebagai fenomena alamiah di sekolah.
c. Personil sekolah; sekolah bertanggung jawab dan terlibat dalam proses
perekrutan (dalam arti menentukan jenis guru yang diperlukan) dan
pembinaan struktural staf sekolah (kepala sekolah, wakil kepala sekolah,
guru dan staf lainnya). Sementara itu pembinaan profesional dalam rangka
pembangunan kapasitas atau kemampuan kepala sekolah dan pembinaan
ketrampilan guru dalam pengimplementasian kurikulum termasuk staf
kependidikan lainnya dilakukan secara terus menerus atas inisiatif sekolah.
Untuk itu birokrasi diluar sekolah berperan untuk menyediakan wadah dan
instrumen pendukung. Dalam konteks ini pengembangan profesional harus
menunjang peningkatan mutu dan penghargaan terhadap prestasi perlu
dikembangkan41
.
41 Ibid., 306-307
37
C. Prestasi Belajar Siswa
1. Pengertian Prestasi
Dalam pengertian yang umum atau lebih popular, belajar adalah
mengumpulkan sejumlah pengetahuan. Pengetahuan tersebut diperoleh dari
seseorang yang lebih tahu atau sekarang ini dikenal dengan guru, dalam belajar
pengetahuan tersebut dikumpulkan sedikit demi sedikit hingga akhirnya menjadi
banyak. Orang yang banyak pengetahuannya diidentifikasi sebagai orang yang
banyak belajar, sementara orang yang sedikit pengetahuannya diidentifikasi
sebagai orang yang sedikit belajar, dan orang yang tidak berpengetahuan
dipandang sebagai orang yang tidak belajar.
Adapun tujuan inti dalam proses belajar mengajar adalah untuk
mengetahui sejauh mana kemajuan peserta didik. Oleh karena itu, evaluasi sangat
penting. Evaluasi dapat diartikan penilaian terhadap tingkat keberhasilan siswa
mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah program42
. Jadi fungsi dari
evaluasi adalah agar guru dapat mengetahui sampai sejauh mana kemampuan para
siswa dan siswi dalam menerima ilmu pengetahuan yang disampaikan oleh guru.
Dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah, proses kegiatan belajar dan
mengajar merupakan suatu kegiatan yang paling pokok, karena berhasil tidaknya
pencapaian tujuan pendidikan tergantung pada proses belajar mengajar yang
dialami oleh siswa. Oleh karena itu, prestasi erat kaitannya dengan belajar.
Pada dasarnya belajar merupakan proses yang mengakibatkan perubahan-
perubahan. Proses tersebut dilakukan baik secara formal maupun informal. Secara
42 Muhibbin Syam, Pisikologi Pendidikan dengan Pendekataan Baru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), Cet 15, h. 139
38
formal, berarti seseorang melalui tahapan belajar pada suatu lembaga tertentu
yang secara resmi dikelola oleh manusia tertentu dan mengikuti suatu model
pembelajaran tertentu pula.
Menurut S. Nasution prestasi belajar adalah suatu perubahan individu yang
belajar, perubahan tidak hanya mengenai pengetahuan juga membentuk
kecakapan, kebiasaan diri pribadi individu yang belajar43
.
Dari beberapa pengertian diatas dapatlah disimpulkan bahwa prestasi belajar
adalah suatu hasil yang diperoleh setelah proses belajar berlangsung, yaitu dengan
cara penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang dibuktikan dalam tes belajar
dan hasil akhirnya dalam bentuk nilai.
Adapun pengertian belajar adalah yang berproses dan merupakan unsur
yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang
pendidikan. sebagian orang beranggapan bahwa belajar adalah semata-mata
mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk
informasi atau materi pelajaran. Menurut beberapa ahli mendefinisikan belajar
ialah:
Alisuf Sabri mengemukakan bahwa, belajar adalah Proses perubahan
tingkah laku sebagai akibat pengalaman atau latihan44
.
M. Dalyono, berpendapat belajar adalah perubahan-perubahan lahir dan
batin, tidak hanya perubahan-perubahan yang tidak dapat diamati, perubahan yang
positif, yaitu perubahan yang menuju ke arah kemajuan atau kearah perbaikan45
.
43 S. Nasution, Didaktik Dasar-dasar Mengajar, (Bandung: Jemmars, 1995), h. 25. 44 M. Alisuf Sabri, Pisikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996), Cet II, h. 55
39
Menurut Syaiful Bahri Djamarah belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman
individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kongnitif,
afektif, dan pisikomotorik46
.
Menurut Ngalimi Purwanto belajar merupakan suatu perubahan dalam
tingkah laku, dimana perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang
lebih baik, tetapi juga ada kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih
buruk47
.
Menurut Chalidjah Hasan belajar ialah suatu aktivitas mental/psikis yang
berlangsung dalam interaksi aktif dalam lingkungan yang menghasilkan
perubahan dalam pengetahuan, sikap dan keterampilan48
.
Sedangkan menurut Zikri Neni Iska belajar adalah proses perubahan dari belum
mampu menjadi sudah mampu, terjadi dalam jangka waktu tertentu49
.
Jadi dapat disimpulkan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baik secara
keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri maupun dalam interaksi dengan
lingkungan.
2. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Prestasi belajar yang dicapai seorang individu merupakan hasil interaksi
antara berbagai faktor yang mempengaruhi baik dari dalam diri (factor internal)
45 M. Dalyono, Pisikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), Cet IV, h. 210. 46 Syaiful Bahri Djamarah, Pisikologi Belajar, edisi II, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h.13 47 Ngalimi Purwanto, Pisikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), Cet 23, h. 85 48 Chalidjah Hasan, Pisikologi Pendidikan, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1994), Cet 1, h. 84. 49 Zikri Neni Iska, Pisikologi:Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan, (Jakarta: Kizi Brothers, 2008), Cet II, h. 82
40
maupun dari luar individu (faktor eksternal). Pengenalan terhadap faktor-faktor
yang mempengaruhi prestasi belajar penting sekali artinya dalam rangka
membantu murid dalam mencapai prestasi belajar yang sebaik-baiknya.
Prestasi belajar merupakan suatu hasil dari proses belajar mengajar,
dimana didalamnya terdapat beberapa faktor yang saling mempengaruhi.
selajutnya tinggi rendahnya, besar kecilnya prestasi belajar dipengaruhi oleh
faktor-faktor tersebut.
Faktor yang mempengaruhi belajar menurut H.M.Alisuf Sabri mengatakan
bahwa ada berbagai faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa yang secara
garis besar dibagi menjadi dua, yaitu faktor internal dan eksternal.
a. Faktor Internal Siswa (yang berasal dari dalam diri)
1) Faktor fisikologis siswa, seperti kondisi kesehatan dan kebugaran fisik,
serta kondisi panca indranya terutama penglihatan dan pendengaran.
2) Faktor psikologis siswa, seperti minat, bakat, intelegensi, motivasi, dan
kemampuan-kemapuan kognitif seperti kemampuan kemampuan
kognitif seperti kemampuan pengetahuan (bahan apersepasi) yang
dimiliki siswa.
b. Faktor Eksternal Siswa (yang berasal dari luar diri)
Faktor lingkungan siswa, Faktor ini terbagi dua, yaitu pertama factor
lingkungan alam atau non sosial seperti keadaan suhu, kelembaban udara,
waktu, letak sekolah, dan sebagainya. kedua faktor lingkungan sosial
seperti, manusia dan budayanya50
.
50 M. Alisuf Sabri, Pisikologi Pendidikan, h. 59-60
41
Untuk melengkapi rumusan di atas tentang faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi prestasi belajar siswa, disini penulis mengutip rumusan dari
Sumandi Suryabrata dalam bukunya Psikologi Pendidikan, dan Muhibbin Syam
dalam bukunya Psikologi Pendidikan dengan pendekatan baru.
1. Faktor Internal (yang berasal dari dalam diri siswa) Faktor internal adalah
faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar mencakup faktor
fisikologis dan psikologis.
a. Faktor fisikologis yang terdiri dari kondisi jasmani pada umumnya
terutama fungsi-fungsi panca indra.
1) Jasmani pada umumnya ini dapat dikatakan melatar belakangi
aktifitas belajar; keadaan jasmani yang segar akan lain
pengaruhnya dengan keadaan jasmani yang kurang segar. Jika
fisiknya tidak sehat maka belajarnyapun akan terganggu karena
tidak konsentrasi.
2) Panca indra adalah bagian-bagian tubuh yang berfungsi untuk
menerima rangsangan sesuai dengan modalitas masing-masing.
Jika panca indranya terdapat kekurangan maka itu akan
mempengaruhi dirinya dalam belajar karena akan mengalami
kesulitan51
.
51 Sumandi Suryabrata, Pisikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Garafindo, 1998), Cet IX, h. 235-236
42
b. Faktor psikologis menurut muhibbin syam, yang terdiri dari
kecerdasan siswa, sikap siswa, bakat siswa, minat siswa, dan motivasi
siswa.
1) Kecerdasan atau intelegensi adalah suatu kemampuan mental yang
melibatkan proses berfikir secara rasional, oleh karena itu
kecerdasan tidak dapat di amati secara langsung melainkan harus
disimpulkan dari berbagai tindakan nyata yang merupakan
menifestasi dari proses berfikir rasional.
2) Sikap siswa adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa
kecendrungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara yang
relative tetap terhadap objek orang, barang dan sebagainya, baik
secara positif maupun negative.
3) Bakat adalah kemampuan yang spesifik yang diberikan pada
individu pada suatu kondisi yang memungkinkan tercapainya
pengetahuan, kecakapan atau keterampilan tertentu melalui suatu
latihan.
4) Minat adalah keinginan atau kegairahan yang tinggi terhadap
sesuatu, faktor ini muncul biasanya dari sesuatu yang digemari atau
disukai.
5) Motivasi adalah keadaan dalam diri individu atau organisme yang
mendorong prilaku kerah tujuan. Oleh karena itu motivasi
mempunyai dua aspek yaitu: (1) motivasi intristik ialah hal dan
keadaan yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang dapat
43
mendorongnya melakukan tindakan belajar , (2) motivasi ekstrinsik
ialah hal dan keadaan yang datang dari luar individu siswa yang
juga mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar. Contohnya
pujian dan hadiah52
.
2. Faktor Eksternal Siswa (yang berasal dari luar diri siswa). Seperti faktor
internal siswa, faktor eksternal siswa juga terdiri atas dua macam, yakni:
faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan nonsosial.
a. Lingkungan yang terdiri dari alam dan social
1) Lingkungan alam
Maksudnya adalah keadaan cuaca yang mempengaruhi minat
belajar anak misalnya pada musim hujan anak-anak malas untuk
pergi ke sekolah karena jalan menuju sekolah mereka banjir.
2) Lingkungan nonsosial
3) Muhibbin Syah merumuskan bahwa yang dimaksud factor
lingkungan non sosial terdiri dari tiga, yaitu: lingkungan sekolah,
masyarakat, dan lingkungan keluarga.
Lingkungan masyarakat dan teman-teman sepermainan disekitar tempat
tinggal siswa. kondisi gedung sekolah, dan letaknya, rumah tempat tinggal
keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar
siswa yang digunakan siswa. Menurut syam Faktor-faktor ini turut menentukan
tingkat keberhasilan belajar siswa. Lingkungan yang sangat mempengaruhi
kegiatan belajar adalah orang tua dan keluarga-keluarga siswa itu sendiri, sifat-
52
Muhibbin Syam, Pisikologi Pendidikan dengan Pendekataan Baru, h. 132-136
44
sifat orang tua, praktek pengelolaan keluarga, ketegangan keluarga dan letak
demograsi keluarga (letak rumah) semua akan memberikan dampak baik atau
buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil yang dicapai siswa53
.
Secara singkat penulis dapat menyimpulkan bahwa factor yang
mempengaruhi prestasi belajar yaitu faktor diri sendiri dan faktor yang berasal
dari lingkungan.
3. Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar
Prestasi belajar siswa merupakan kelanjutan dari pembahasan tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa. Karena keberhasilan
belajar siswa sangat tergantung pada bagaimana keadaan atau kondisi faktor-
faktor itu meliputi dirinya. Apakah faktor-faktor itu berada pada kondisi yang
positif (cukup, baik atau tepat) ataukah dalam kondisi yang negatif. Menurut
mulyana dalam upaya meningkatkan prestasi belajar, keadaan jasmani, keadaan
sosial emosional, lingkungan, memulai pelajaran, membagi pekerjaan, control,
sikap optimis, mengunakan waktu, cara mempelajari buku, dan mempertinggi
kecepatan membaca peserta didik54
.
Kondisi faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yang baik,
diperlukan jasmani yang sehat, dalam keadaan jasmani yang sehat apabila jasmani
dalam keadaan sakit, kurang gizi, kurang istirahat maka tidak dapat belajar dengan
efektif. Keadaan sosial emosional, peserta didik yang mengalami kegoncangan
emosi yang kuat, atau mendapat tekanan jiwa, demikian pula anak yang tidak
53
Muhibbin Syam, Pisikologi Pendidikan dengan Pendekataan Baru, h. 135. 54
Mulyasa, Implemntasi Kurikulum 2004 Panduan Pembelajaran KBK, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2006), Cet IV, h.