Reporter: -
blokBojonegoro.com - Mereka yang memiliki kadar gula darah tinggi, atau bahkan sudah didiagnosa mengalami diabetes, kerap disarankan untuk tak mengonsumsi nasi putih. Pasalnya, nasi putih mengandung kadar indeks glikemik yang tinggi, dan berisiko menimbulkan lonjakan kadar gula darah.
Sebuah riset berjudul White rice consumption and risk of type 2 diabetes: meta-analysis and systematic review yang dipublikasikan dalam British Medical Journal menunjukkan, mereka yang mengonsumsi nasi putih dalam jumlah banyak, bisa lebih berisiko terkena diabetes tipe-2.
Tentu menjadi dilema tersendiri, apalagi bila sudah terbiasa mengonsumsi nasi putih sebagai makanan pokok. Belum kemasukan nasi, perut rasanya belum kenyang.
Bubur Beras Merah
Bila tak bisa lepas dari konsumsi nasi,sejatinya penderita diabetes bisa memilih jenis nasi lainnya yang lebih aman untuk dikonsumsi. Pilihlah nasi yang memiliki indeks glikemik rendah, serta serat tinggi. Salah satunya, adalah nasi merah.
Nasi merah memiliki glikemik indeks yang lebih rendah; yakni sebesar 50. Sehingga, tubuh akan lebih lamban mencernanya, dan tak terjadi lonjakan pada gula darah.
Bukan itu saja, kadar serat yang tinggi pada nasi merah akan mengurangi risiko munculnya komplikasi seperti gangguan saraf.
Serat tersebut juga berperan sebagai komponen penting untuk menjaga kestabilan gula darah. Sebab, serat tak akan diserap oleh tubuh, sehingga tidak terlalu memengaruhi kadar gula darah.
Nasi merah
Fakta ini diperkuat dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Harvard School of Public Health, bahwa mengonsumsi dua porsi atau lebih nasi merah setiap minggu bisa menurunkan risiko terkena diabetes tipe-2.
Selain nasi merah, jenis nasi lainnya yang aman dikonsumsi penderita diabetes adalah nasi basmati. Baik basmati merah maupun basmati putih, keduanya memiliki indeks glikemik yang rendah.
Menurut data dari University of Sydney GI Database, nasi basmati memiliki indeks glikemik dengan rentang 43-60, yang termasuk dalam kategori rendah ke sedang.
Dan, ketika dimasak, butiran-butiran nasi basmati akan tetap utuh, ringan, tak menggumpal satu sama lain. Tekstur tersebut mengindikasikan kalau kadar pati di dalamnya tak berubah jadi seperti agar-agar. Sehingga, kandungan pati akan dilepaskan ke aliran darah secara perlahan, membuat kadar gula darah tetap stabil.
Nasi basmati
Bukan itu saja, nasi basmati juga kaya akan kandungan magnesium yang berfungsi mengatur insulin. Konsumsi magnesium akan membantu mengontrol kadar gula darah pada mereka yang pre-diabetes.
Sama seperti nasi merah, nasi basmati pun kaya akan serat yang dapat menstabilkan gula darah. Kadar serat tersebut akan meningkatkan kesehatan pencernaan, menciptakan rasa puas, dan kenyang pada perut, serta mengurangi risiko timbulnya komplikasi pada penderita diabetes tipe-2.
Untuk mendapatkan manfaatnya secara maksimal, pastikan untuk mengonsumsi nasi basmati berkualitas tinggi. Pilihlah yang satu kemasannya berisi butiran beras basmati utuh, yang tidak rusak dan hancur.
Batasi porsi konsumsi
Meski kedua jenis nasi tersebut tergolong aman untuk dikonsumsi oleh penderita diabetes, namun perlu dicatat untuk tetap memperhatikan jumlah konsumsinya.
Menurut Prof. Dr. dr. Mardi Santoso, DTM&H, SpPD-KEMD, FINASIM, FACE, Ketua Persatuan Diabetes Indonesia Wilayah Jakarta, Bogor, Bekasi, dan Depok, konsumsi nasi tetap tak boleh terlalu banyak. Ukur terlebih dahulu jumlah kalorinya sesuai dengan kebutuhan tubuh.
"Misalnya, tubuh membutuhkan 1.900 kalori per hari, ya untuk nasinya cukup 1,5 gelas saja sekali makan," jelasnya kepada kumparan beberapa waktu lalu.
Selain itu, seimbangkan menu makanan yang disantap. Padukan nasi dengan makanan lain yang lebih sehat; seperti kacang legum, kacang polong, atau sayuran hijau.
Dengan begitu, penderita diabetes tetap bisa menyantap nasi, dan kadar gula darah tetap stabil.
*Sumber: kumparan.com
Loading...
Reporter
Rabu, 16 Februari 2022 07:02 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Bubur memang menu sarapan yang disenangi masyarakat, khususnya bubur ayam. Namun, makanan berbahan dasar nasi ini sayangnya tidak disarankan untuk penderita diabetes mellitus.
Penderita diabetes melitus harus memperhatikan makanan apa yang dikonsumsinya, apalagi makanan yang tinggi kadar gula. Peningkatan kadar gula darah dapat menjadi pemicu utama munculnya diabetes.
Salah satu makanan yang tinggi kadar gula adalah bubur nasi. Bubur yang berupa nasi yang mudah dicerna justru membuatnya mudah diproses jadi gula. Bubur juga memiliki indeks glikemik tinggi, yakni 90.
Pakar nutrisi dan Guru Besar dari IPB, Prof. Dr. Ali Khomsan mengatakan ketimbang nasi, bubur justru lebih cepat diproses tubuh menjadi gula, sehingga tak disarankan untuk mereka yang menderita diabetes. Makanan ini memiliki indeks glikemik tinggi yakni 90.
"Bubur lebih cepat menjadi gula dalam tubuh. Orang diabetes jangan sering-sering makan bubur (ayam)," katanya.
Makanan dengan indeks glikemik tinggi bisa menyebabkan gula darah melonjak secara cepat. Beberapa penelitian juga mengaitkan indeks glikemik tinggi dengan obesitas, penyakit jantung, dan beberapa jenis kanker.
Makanan dengan indeks glikemik tinggi mampu menghasilkan pelonjakan kadar gula darah. Karena itu, penderita diabetes mellitus perlu berhati-hati jika ingin mengonsumsi bubur nasi.
Pengidap diabetes daripada makan bubur ayam, lebih disarankan mengonsumsi makanan yang kaya kandungan gizi, serta memiliki kadar gula dan lemak yang rendah. Jenis karbohidrat selain nasi yang lebih baik dikonsumsi oleh pengidap diabetes adalah gandum, ubi, sereal, biji-biijian, dan nasi merah.
M. IHSAN NURHIDAYAH
Baca: Menu Sarapan Ideal Penderita Diabetes, Omelet atau Smoothie
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik //t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu
Rekomendasi Berita
Makan Mangga Saat Program Diet Turunkan Berat Badan Bukan Ide Bagus, Kenapa?
18 jam lalu
Mangga sebaiknya tidak dikonsumsi untuk beberapa faktor berikut ini, salah satunya saat jalankan program diet turunkan berat badan. Mengapa?
Lupakan Kesegaran Es Teh Manis, Pilih yang Tawar agar Lebih Sehat
23 jam lalu
Dokter memaparkan dampak yang bisa terjadi bila mengonsumsi terlalu banyak gula. Jadi, daripada minum es teh manis, lebih baik pilih yang tawar.
Kuasa Hukum Sebut Lukas Enembe Sudah 4 Kali Stroke, Apa Saja Penyebab dan Gejala Stroke?
1 hari lalu
Kuasa hukum tersangka Gubernur Papua Lukas Enembe menyebut kliennya sudah 4 kali kena stroke. Apa saja gejala stroke?
Mengenal Gula Rafinasi dan Efek Negatifnya jika Dikonsumsi Berlebihan
1 hari lalu
Makanan dan minuman banyak mengandung gula rafinasi. Namun tidak banyak yang mengetahui gula rafinasi punya efek negatif.
Bolehkah Penderita Diabetes Makan Mangga?
1 hari lalu
Kandungan gula alami yang tinggi membuat mangga menjadi buah yang banyak dihindari oleh penderita diabetes. Begini penjelasannya?
4 Manfaat Mangga, Baik untuk Turunkan Risiko Kanker
1 hari lalu
Buah mangga simpan segudang manfaat untuk kesehatan tubuh, antara lain menurunkan risiko kanker dan kesehatan sistem pencernaan.
Pakar Sebut Pentingnya Label Gula Tambahan pada Kemasan Makanan
1 hari lalu
Pakar menyebut label gula tambahan harus dicantumkan produsen makanan dan minuman di kemasan sehingga konsumen terbantu untuk mengecek komposisi gula.
Kompor Tukang Bubur Ayam Diduga Jadi Penyebab Kebakaran Cikini, Kerugian Rp 2,5 Miliar
1 hari lalu
Petugas telah memadamkan kebakaran yang diduga bermula dari kompor tukang bubur ayam di permukiman penduduk di Jalan Cikini Kramat.
Heboh Es Teh Indonesia Somasi Pelanggan yang Kritik Kadar Gula Minuman
3 hari lalu
Perusahaan minuman Es Teh Indonesia layangkan somasi kepada salah satu pelanggannya, pemilik akun @Gandhoyy yang berkicau soal kadar manis minumannya.
Tips Jaga Kesehatan Ginjal, Apa Lagi Selain Kurangi Konsumsi Garam dan Gula?
3 hari lalu
Ginjal sangat penting dijaga kesehatannya. Bagaimana caranya? Antara lain kurangi konsumsi garam dan gula. Mengapa?