Berapa lama rasul berdakwah secara rahsia

Nabi Muhammad SAW (9), Mulai Berdakwah

Oleh: Yunahar Ilyas

Ada beberapa tugas yang dibebankan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW dalam Surat Al-Mudatsir ini: 1. Tugas untuk menyampaikan dakwah dan memberi peringatan (bangunlah, lalu beri peringatan!); 2. Tugas untuk melaksanakan segala perintah Allah (dan Tuhanmu agungkanlah); 3. Tugas membersihkan diri lahir dan batin (dan pakaianmu bersihkanlah); 4. Tugas menjauhi segala hal yang menyebabkan datangnya murka Allah (dan perbuatan dosa tinggalkanlah). (Ar-Rahiq al-Makhtum, hal. 84-85)

Setelah turun Surat Al-Mudatir ini Rasulullah SAW bangkit berdiri. Terhitung sejak itu sampai lebih dari 20 tahun berikutnya, tidak ada lagi kata istirahat bagi beliau. Hidupnya bukan lagi untuk dirinya sendiri dan keluarganya. Beliau menapaki jalan dakwah tiada ujung. Memikul beban berat yang meletihkan.Sedikitpun tiada goyah. Mengemban misi kemanusian, beban akidah, beban perang. Hidup dalam suasana konflik terus menerus selama hamir seperempat abad. (Ar-Rahiq al-Makhtum, hal. 85)

Nabi Muhammad Dakwah Secara Rahasia

Setelah turunnya Surat Al-Mudatsir, mulailah Rasulullah berdakwah di jalan Allah. Pertama sekali Rasulullah SAW mengajak orang terdekat beliau, yaitu Khadijah Radhiallahu’anha, isteri setia yang sudah mendampingi beliau selama lebih 15 tahun. Khadijah sangat mengenal Nabi Muhammad SAW, dan Nabi Muhammad SAW pun sangat mengenal Khadijah sebagai penyuka kebenaran dan kebaikan. Benar saja, Khadijah segera menyambut seruan Nabi. Perempuan mulia itulah orang pertama yang menerima seruan Nabi. Di susul kemudian oleh Zaid ibn Haritsah, mantan budak yang sudah beliau perlakukan sebagai anak sendiri. Nabi sangat menyayangi Zaid, apalagi anak laki-laki Nabi semua meninggal pada waktu balita.

Zaid juga sangat menyayangi abi Muhammad SAW dan tatkala disuruh memilih kembali kepada kedua orang tuanya dan sanak familinya atau tetap bersama Nabi Muhammad SAW, Zaid memilih yang kedua. Oleh sebab itu tidak ada keraguan sedikitpun bagi Zaid untuk menerima ajakan Nabi. Setelah Zaid, Nabi juga mengajak Ali ibn Abi Thalib, putera pamannya yang selama ini hidup di bawah asuhan Nabi sendiri. Waktu itu Ali masih kanak-kanak. Ali lah kanak-kanak yang pertama masuk Islam. Tentu saja Nabi juga mengajak puteri-puteri beliau tercinta. Setelah keluarga dekat, Nabi kemudian mengajak sahabat terdekat beliau, Abu Bakar ash-Shiddiq. Sahabat karib Nabi ini segera menerima ajakan Nabi.

Abu Bakar adalah pribadi yang menyenangkan. Orangnya lemah lembut, simpatik, luwes dalam pergaulan, suka menolong orang yang kesulitan. Para pemuka kaumnya sering mendatanginya. Mereka menyukai Abu Bakar karena pengetahuannya, kemampuannya berdagang dan pergaulannya yang baik. Abu Bakar mengajak masuk Islam teman-temannya seperti Utsman ibn Affan, Zubair ibn ‘Awwam, Abdurrahman ibn ‘Auf, Sa’ad ibn Abi Waqas dan Thalhah ibn Ubaidillah. Mereka inilah kelompok pertama dari generasi awal yang masuk Islam.

Setelah kelompok pertama ini, masuk Islamlah puluhan orang lainnya baik laki-laki maupun perempuan dari suku Quraisy, seperti Abu Ubaidah ibn Jarrah, Abu Salamah al-Makhzumi beseta isterinya Ummu Salamah, Arqam ibn Abi al-Arqam al-Makhzumi, Utsman ibn Mazhum al-Jumahi, Ja’far ibn Abi Thalib berserta isterinya Asma’ binti Umais, Ummu Aiman,Ummul Fadhl Lubabah binti Harits, isteri Abbas ibn Abdul Muthallib, Asma’ binti Abi Bakar dan lain-lain.

Dari luar Quraisy masuk Islamlah Abdullah ibnmMas’ud al-Hadzali,Mas’ud ibn Rabi’ah al-Qari, Abdullah ibn Jahasy al-Asadi, Bilal ibn Rabbah al-Habsyi, Shuhaib ibn Sinan ar-Rumi, Ammar ibn Yasir al-Ansi dan ayahnya Yasir serta ibunya Sumayah, Amir ibn Fuhairah dan lain-lain.

Mereka yang awal-awal masuk Islam ini lah yang isebut as-Sabiqun al-Awwalun.

Selama 3 tahun pertama, Nabi Muhammad SAW berdakwah secara sembunyi-sembunyi, belum secara terbuka. Ibadah yang sudah diperintahkan pada pariode ini adalah shalat dua kali sehari, yaitu sebelum matahari terbit dan setelah matahari terbenam. Generasi awal ini melaksanakan shalat secara sembunyi-sembunyi di tempat-tempat terpencil agar tidak diketahui oleh masyarakat umum. Walaupun demikian, gelagat ini tercium juga oleh beberapa orang kafir Quraisy. Mereka mulai membicarakan tentang agama baru yang dibawa Muhammad. Sebagian sudah mulai menampakkan ketidaksukaannya, tetapi mereka belum memberikan perhatian serius, karena Nabi belum menyerang keyakinan dan ritual-ritual kemusyrikan mereka.

Nabi Muhammad Dakwah Secara Terbuka

Walupun belum dalam jumlah besar, tapi komunitas Muslim sudah mulai terbentuk. Mereka mulai bahu membahu dan tolong menolong. Generasi awal ini sudah digembleng dan disiapkan untuk mengemban tugas dakwah yang penuh tantangan. Maka turunlah firman Allah SWT memerintahkan kepada Nabi Muhammad SAW untuk mulai berdakwah secara terang-terangan. Tidak lagi sembunyi-sembunyi sebagaimana sudah berlangsung selama tiga tahun. Allah SWT berfirman:

وَأَنذِرۡ عَشِيرَتَكَ ٱلۡأَقۡرَبِينَ

“dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat… “ (Q.S. Asy-Syu’ara 26: 214)

Surat as-Syu’ara diturunkan di Mekkah. Dalam Surat ini dikisahkan perjuangan dakwah Nabi Musa AS menghadapi Fir’aun, do’a-doa Nabi Ibrahim AS, perjalanan panjang Nabi Nuh AS berdakwah dan hanya sedikit sekali yang mengikuti beliau. Dikisahkan juga tentang kedurhakaan kaum ‘Ad memghadapi Nabi Hud AS, pembangkangan Tsamud terhadap Nabi Shalih AS. Juga dikisahkan tentang kaum Luth AS, tentang Nabi Syu’aib AS dan ashhabul aikah. Semua kisah itu dimaksudkan untuk menguatkan hati Nabi dan para pengikutnya generasi awal dalam melaksanakan tugas risalah yang akan mendapatkan tantangan berat dari kuam musyrikan Quraisy.

Perjalanan dan perjuangan Musa membawa Bani Israil keluar dari Mesir, bagaimana mereka dikejar oleh Fir’aun dan balatentaranya, bagaimana Allah menyelamatkan Musa dan Bani Israil dengan menenggelamkan Fir’aun dan balatentaranya di laut merah… tentu memberikan inspirasi dan semangat kepada Nabi dan as-sabiqun al-awwalaun untuk siap menerima resiko dakwah dan optimis pada akhirnya Allah SWT akan memberikan kemenangan kepada orang-orang yang beriman.

Setelah turun ayat ini Nabi Muhammad SAW mengumpulkan keluarganya, Bani Hasyim. Jumlahnya sekitar 45 orang. Tapi belum lagi Nabi mulai bicara Abu Lahab sudah angkat bicara mengingatkan Nabi untuk tidak menyampaikan keyakinannya, pakailah untuk dirimu sendiri, agar kamu tidak menghadapi suku Quraisy, kata Abu Lahab. Pada pertemuan pertama itu Nabi tidak jadi menyampaikan sepatah katapun. Beliau kembali mengundang mereka untuk kali kedua pada kesempatan lain. Pada kesempatan kedua ini Nabi Muhammad SAW berkata:

“Segala puji bagi Allah. Aku senantiasa memuji-Nya dan memohon pertolonngan-Nya. Aku beriman kepada-Nya, berserah diri kepada-Nya. Aku bersaksi tiada Tuhan selain Allah, tiada sekutu bagi-Nya.” Rasulullah melanjutkan: “Sungguh seorang pemimpin tidak akan mendustakan keluaganya sendiri. Demi Allah yang tiada Tuhan selain Dia, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepada kalian dan kepada seluruh umat manusa. Demi Allah, kalian benar-benar akan mati sebagaimana kalian tidur nyenyak. Dan kalian benar-benar akan dibangkitkan sebagaimana kalian bangun dari tidur. Kalian pasti akan diminta pertanggungjawaban atas segala yang kalian perbuat sedangkan pilihannyya hanya surga abadi atau neraka abadi “ (besambung)

Sumber: Majalah SM Edisi 20 Tahun 2018

"Muhammad" dilencongkan ke sini. Untuk kegunaan lain, lihat Muhammad (nyahkekaburan).

Muhammad bin Abdullah (Arab/Jawi: مُحَمَّد بِن عَبْد الله; disebut [mʊħɑmmæd]  (

dengar)) (570 M-8 Jun 632 M)[1] merupakan pemimpin agama, sosial, dan politik Arab serta pengasas agama Islam.[2] Baginda merupakan nabi dan rasul yang dipemat Islam.[3] Lebih dikenali sebagai Muhammad (Arab/Jawi: محمد) atau Nabi Muhammad (Arab/Jawi: نَبِي مُحَمَّد), baginda juga adalah pemimpin yang menyatukan Semenanjung Arab kepada satu tatanegara di bawah pemerintahan Islam.[4] Muhammad dianggap oleh umat Islam sebagai pemulih keimanan monoteistik ajaran nabi-nabi terdahulu yang dibawa oleh Nabi Adam, Nuh, Ibrahim, Musa, Isa dan nabi-nabi yang lain.[5][6][7][8]

Muhammad Bin Abdullāh
مُحَمَّد بِن عَبْد الله

Nama Muhammad dalam seni khat.

Kelahiran

Muhammad bin Abdullah


12 Rabiulawal Tahun Gajah (20 April 571)

Mekkah, Semenanjung Arab (kini Arab Saudi)

Meninggal dunia8 Jun 632

Madinah, Semenanjung Arab (kini Arab Saudi)

Sebab kematianSakit (demam panas)DikebumikanMakam محمد كان آخر نبي di Masjid Nabawi, MadinahNama lainAl-Amin, As-Saadiq, Rasul Allāh dan Abu al-QasimTerkenal keranaIslamPasangan
  • Khadijah binti Khuwailid (555-619)
  • Saudah binti Zam'ah (619-632)
  • Aisyah binti Abu Bakar Al-Siddiq (619-632)
  • Hafsah binti Umar Al-Khattab (624-632)
  • Zainab binti Khuzaimah (625-627)
  • Zainab binti Jansyin (627-632)
  • Juwairiah binti Al-Harith (628-632)
  • Ramlah binti Abu Sufian (628-632)
  • Hindun binti Abi Umaiyah (629-632)
  • Raihanah binti Zaid (629-631)
  • Safiyah binti Huyay (629-632)
  • Maimunah binti Al-Harith (630-632)
  • Maria al-Qibtiyyah (630-632)
Ibu bapaAyah: Abdullah bin Abdul Muttalib
Ibu: Āminah bt WahabSaudaraAhlul Bait

Keberkecualian rencana ini telah dipertikaikan. Perbincangan yang berkaitan boleh didapati di the talk page. Perbincangan yang berkenaan mungkin boleh didapati di dalam laman perbincangan. Jangan padam pesanan ini sehingga pertikaian tersebut diselesaikan.

Mohor Muhammad

Dilahirkan di Makkah, Semenanjung Arab,[9][10] baginda adalah anak yatim piatu sejak kecil lagi dimana baginda dijaga oleh datuknya, Abdul Muttalib bin Hasyim dan seterusnya bapa saudara baginda, Abu Talib bin Abdul Muttalib. Baginda juga pernah bekerja sebagai pengembala kambing dan saudagar serta perkahwinan pertamanya adalah ketika berusia 25 tahun dimana baginda telah bernikah dengan Khadijah binti Khuwailid (40 tahun). Keluarga baginda mengamalkan ajaran Nabi Ibrahim AS. Ketika Muhammad berumur 40 tahun, baginda telah menerima wahyu yang pertama daripada Tuhan melalui malaikat Jibril (malaikat yang sama menyampaikan wahyu Allah kepada 5 orang Rasul Ulul Azmi) ketika sedang berada di Gua Hira. Tiga tahun setelah kejadian itu, baginda mula berdakwah secara terbuka kepada penduduk Makkah dengan mengatakan "Tuhan itu Esa" dan hendaklah menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah (secara harfiahnya membawa maksud Islam) dan ia adalah satu cara hidup (الدين ad-Din) yang diterima Allah sahaja.

Muhammad menerima beberapa orang pengikut pada awalnya yang terdiri daripada pelbagai golongan. Ajaran yang dibawa oleh baginda mendapat tentangan yang hebat dalam kalangan penduduk Makkah malahan mereka dilayan dengan teruk dan zalim. Oleh itu, Muhammad telah menghantar beberapa orang pengikutnya ke Habsyah pada 614 M sebelum baginda dan pengikutnya lain di Makkah Hijrah#Hijrah ke محمد كان آخر نبي ke Madinah (dahulu dikenali sebagai Yathrib) pada tahun 622 M. Peristiwa penghijrahan Muhammad itu menandakan permulaan bagi kalendar Islam atau takwim Hijrah. Di Madinah, Muhammad telah menyatukan semua suku kaum dibawah Piagam Madinah. Setelah bersengketa dengan penduduk Makkah selama 8 tahun, baginda membawa 10,000 pengikutnya ke Makkah serta membukanya. Muhammad dan para pengikutnya telah memusnahkan patung berhala yang terdapat di Makkah.[11] Pada tahun 632 M, beberapa bulan selepas محمد كان آخر نبي Haji Wida atau Haji Perpisahan, Muhammad telah jatuh sakit lalu wafat. Ketika kematiannya, hampir seluruh Semenanjung Arab berada di bawah naungan Islam dan bersatu dengan utuhnya (6 Mei 570M atau pun 20 April/26 April 571M). Ibu baginda, iaitu Aminah binti Wahab, adalah anak perempuan kepada Wahab bin Abdul Manaf dari keluarga Zahrah. Ayahnya, Abdullah, ialah anak kepada Abdul Muthalib. Keturunannya dikatakan bersusur galur dari Nabi Ismail, anak kepada Nabi Ibrahim kira-kira dalam keturunan keempat puluh.

Ayahnya telah meninggal sebelum kelahiran baginda. Sementara ibunya meninggal ketika baginda berusia kira-kira enam tahun, menjadikannya seorang anak yatim piatu. Menurut tradisi keluarga atasan Mekah, baginda telah dipelihara oleh seorang ibu angkat(ibu susu:-wanita yang menyusukan baginda) yang bernama Halimahtus Sa'adiah حلمة السعديه di kampung halamannya di pergunungan selama beberapa tahun. Dalam tahun-tahun itu, baginda telah dibawa ke Makkah untuk mengunjungi ibunya. Setelah ibunya meninggal, baginda dijaga oleh datuknya, Abdul Muthalib. Apabila datuknya meninggal, baginda dijaga oleh bapa saudaranya, Abu Talib. Ketika inilah baginda sering kali membantu mengembala kambing-kambing bapa saudaranya di sekitar Mekah dan kerap menemani bapa saudaranya dalam urusan perdagangan ke Syam (Syria).

 

Tempat kelahiran Nabi Muhammad. Rumah itu dijadikan masjid, yang kemudiannya dirobohkan, dan kemudian Perpustakaan Makkah Al-Mukarramah dibina di atas runtuhannya pada tahun 1951. [12]

Muhammad[13] dilahirkan di kota Mekah[14] kira-kira tahun 570[15] dan hari lahirnya dipercayai pada bulan Rabi' al-awwal.[16] Baginda tergolong dalam puak Bani Hasyim, sebahagian daripada suku Quraisy, yang merupakan salah satu keluarga terkemuka Mekah.[17][18] Tahun kelahiran Muhammad adalah bersamaan dengan Tahun Gajah, yang dinamakan sempena percubaan pemusnahan kota Mekah yang gagal pada tahun itu oleh Abrahah, raja Yaman, dimana tenteranya menggunakan gajah sebagai senjata.[19][20][21] Beberapa sarjana abad ke-20 telah mencadangkan tahun yang berbeza, seperti 568 atau 569.[22]

Bapa Muhammad, Abdullah, meninggal hampir enam bulan sebelum Muhammad dilahirkan.[23] Sejurus selepas kelahiran, baginda dihantar untuk tinggal bersama keluarga Badwi di padang pasir, kerana kehidupan padang pasir dianggap lebih sihat untuk bayi.[24] Muhammad tinggal bersama ibu angkatnya, Halimah binti Abi Dhuayb, dan suaminya sehingga dia berumur dua tahun. Pada usia enam tahun, Muhammad kehilangan ibu kandungnya Amina kerana sakit dan menjadi yatim piatu.[24][25] Bagi dua tahun berikutnya sehingga dia berumur lapan tahun, Muhammad berada di bawah jagaan datuk sebelah bapanya Abd al-Muttalib, dari puak Bani Hasyim sehingga kematiannya. Dia kemudian berada di bawah jagaan bapa saudaranya Abu Talib, pemimpin baru Bani Hasyim.[26]

 

Biara Bahira di Bushra, Syam.

Pada masa remajanya, Muhammad menemani bapa saudaranya dalam perjalanan perdagangan ke Syria untuk menimba pengalaman dalam perdagangan komersial.[27] Ketika Muhammad berusia sama ada 9 atau 12 tahun semasa mengiringi kafilah orang Mekah ke Syria, mereka melewati seorang pendeta bernama Buhaira (turut dikenali dengan nama Bahira), [28] yang merupakan seorang ahli kitab Injil. Buhaira dikatakan telah meramalkan kenabian Muhammad. [29] Dia melihat dan merenung pada Muhammad lalu dia berkata kepada Abu Talib:

Kembalilah anak saudaramu ke negerimu dan waspadalah terhadapnya terhadap orang-orang Yahudi, kerana demi Allah, jika mereka melihatnya atau mengetahui orang yang Saya tahu, mereka akan membuatnya menderita, kerana dia akan mempunyai hubungan yang besar dengan anak saudaramu, yang kami dapati dalam buku kami dan apa yang kami warisi daripada nenek moyang kami.

—Buhaira

Sedikit yang diketahui tentang Muhammad semasa zaman mudanya kerana maklumat yang ada adalah berpecah-belah, menjadikannya sukar untuk memisahkan sejarah daripada legenda.[30] Adalah diketahui bahawa baginda menjadi seorang pedagang dan "terlibat dalam perdagangan antara Lautan Hindi dan Laut Mediterranean." [31] Disebabkan oleh akhlaknya, baginda mendapat gelaran "al-Amin" (Bahasa Arab: الامين), yang bermaksud "setia, amanah" dan "al-Sadiq" yang bermaksud "jujur" [32] dan dicari sebagai penimbang tara yang tidak berat sebelah.[33][34][35] Reputasinya menarik lamaran daripada Khadijah, seorang ahli perniagaan yang berjaya, pada tahun 595. Muhammad bersetuju untuk berkahwin dan perkahwinan tersebut merupakan perkahwinan yang membahagiakan. [31] Khadijah adalah wanita pertama yang dikahwini oleh Muhammad dan baginda tidak berkahwin dengan wanita lain sehingga Khadijah meninggal dunia.[36]

Beberapa tahun kemudian, menurut riwayat yang dikumpul oleh ahli sejarah Ibn Ishaq, Muhammad terlibat dengan kisah tentang peletakkan Hajar Aswad di dinding Kaabah pada 605 masihi. Hajar Aswad, objek suci, telah dikeluarkan semasa pengubahsuaian Kaabah. Para pemimpin Mekah tidak dapat bersetuju dengan golongan mana yang harus mengembalikan Hajar Aswad ke tempatnya. Mereka memutuskan untuk meminta lelaki seterusnya yang datang melalui pintu untuk membuat keputusan itu; lelaki itu ialah Muhammad yang berusia 35 tahun. Peristiwa ini berlaku lima tahun sebelum wahyu pertama oleh Jibril kepadanya. Baginda meminta kain dan meletakkan Hajar Aswad di tengahnya. Pemimpin-pemimpin puak memegang sudut kain dan bersama-sama membawa Hajar Aswad ke tempat yang betul, kemudian Muhammad meletakkan batu itu. Tindakan tersebut telah memuaskan semua pihak.[37][38]

Rencana utama: Isteri-isteri Nabi Muhammad

Ketika berusia kira-kira 25 tahun, ayah saudara baginda menyarankan baginda untuk bekerja dengan kafilah (rombongan perniagaan) yang dimiliki oleh seorang janda yang bernama Khadijah. Baginda diterima bekerja dan bertanggungjawab terhadap pelayaran ke Syam (Syria). Baginda mengelolakan urusniaga itu dengan penuh bijaksana dan pulang dengan keuntungan luar biasa.

Khadijah begitu tertarik dengan kejujuran dan watak peribadinya yang mendorong beliau untuk menawarkan diri untuk mengahwini baginda. Baginda menerima lamarannya dan perkahwinan mereka adalah bahagia. Mereka dikurniakan 6 orang anak (2 lelaki dan 4 perempuan) tetapi kedua-dua anak lelaki mereka, Qasim dan Abdullah meninggal semasa kecil. Manakala anak perempuan baginda ialah Ruqayyah, Zainab, Ummu Kalsum dan Fatimah az-Zahra. Khadijah merupakan satu-satunya isterinya sehinggalah Khadijah meninggal pada usia 64 tahun. Seorang lagi anak baginda adalah hasil perkahwinan baginda dengan Maria al-Qibtiyyah. Putera baginda bersama Maria bernama Ibrahim itu juga meninggal semasa kecil. Menurut rekod Muhammad mempunyai 13 orang isteri. Isteri-isteri baginda dikenali sebagai "Ummul Mukminin" yang bermaksud "ibu orang-orang beriman".

  • Al-Harith bin Abdul Muttalib
  • Muqaddam bin Abdul Muttalib
  • Zubair bin Abdul Muttalib
  • Hamzah bin Abdul Muttalib
  • Al-Abbas bin Abdul Muttalib
  • Abu Thalib bin Abdul Muttalib
  • Abu Lahab bin Abdul Muttalib
  • Abdul Kaabah bin Abdul Muttalib
  • Hijin bin Abdul Muttalib
  • Dhirar bin Abdul Muttalib
  • Ghaidaq bin Abdul Muttalib
  • Safiyah binti Abdul Muttalib
  • 'Atikah binti Abdul Muttalib
  • Arwa binti Abdul Muttalib
  • Umaimah binti Abdul Muttalib
  • Barrah binti Abdul Muttalib
  • Ummi Hakim al-Bidha binti Abdul Muttalib
  • Hashim bin Abdu'Manan

 

Gua Hira tempat pertama kali Muhammad memperoleh wahyu.

Muhammad telah dilahirkan di tengah-tengah masyarakat jahiliyah. Ia sungguh menyedihkan hatinya sehingga beliau kerapkali ke Gua Hira, sebuah gua bukit dekat Makkah, yang kemudian dikenali sebgai Jabal al-Nour untuk memikirkan cara untuk mengatasi gejala yang dihadapi masyarakatnya. Di sinilah baginda sering bertapa serta berfikir dengan mendalam, memohon kepada Allah supaya memusnahkan kedurjanaan yang kian berleluasa.

Pada suatu malam hari Isnin 21 Ramadan (bersamaan 10 Ogos 610),[39] ketika baginda sedang bertafakur di Gua Hira, Malaikat Jibril mendatangi Muhammad. Jibril membangkitkannya dan menyampaikan wahyu Allah di telinganya. Baginda diminta membaca. Baginda menjawab, "Saya tidak tahu membaca". Jibril mengulangi tiga kali meminta Muhammad untuk membaca tetapi jawapan baginda tetap sama. Akhirnya, Jibril berkata:

"Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dengan nama Tuhanmu yang Amat Pemurah, yang mengajar manusia dengan perantaraan (menulis, membaca). Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya."

Ini merupakan wahyu pertama yang diterima oleh Muhammad. Ketika itu baginda berusia 40 tahun setengah. Wahyu itu turun kepada baginda dari semasa ke semasa dalam jangka masa 23 tahun. Siri wahyu ini telah diturunkan menurut panduan yang diberikan Muhammad dan dikumpulkan dalam buku bernama Al Mushaf yang juga dinamakan Al-Quran (bacaan). Kebanyakkan ayat-ayatnya mempunyai erti yang jelas. Sebahagiannya diterjemah dan dihubungkan dengan ayat-ayat yang lain. Sebahagiannya pula diterjemah oleh Muhammad sendiri melalui percakapannya, tindakan dan persetujuan yang terkenal, dengan nama Sunnah. Al-Quran dan al Sunnah digabungkan bersama untuk menjadi panduan dan cara hidup mereka yang menyerahkan diri kepada Allah.

Marhalah dakwah baginda boleh dibahagikan mengikut fasa:[40]

  1. Fasa Makkah: hampir 13 tahun
    1. Dakwah rahsia: 3 tahun
    2. Dakwah terbuka di Makkah: hampir 7 tahun
    3. Dakwah kepada semua: 3 tahun
  2. Fasa Madinah: 10 tahun

Perjuangan dakwah Muhammad juga boleh diringkaskan sebagai berikut:

  • Pertama: Marhalah Tasqif - tahap pembinaan dan pengkaderan untuk melahirkan individu-individu yang menyakini pemikiran (fikrah) dan metod (thariqah) parti politik guna membentuk kerangka gerakan.
  • Kedua: Marhalah Tafa’ul ma’al Ummah - tahap berinteraksi dengan umat agar umat turut sama memikul kewajiban dakwah Islam, sehingga umat akan menjadikan Islam sebagai panduan utama dalam hidupnya serta berusaha untuk menerapkannya dalam kehidupan bernegara dan bermasyarakat.
  • Ketiga: Marhalah Istilamil Hukmi - tahap pengambilalihan kekuasaan, dan penerapan Islam secara utuh serta menyeluruh, lalu mengembangkannya sebagai risalah Islam ke seluruh penjuru dunia.


didalam kitab sirah dan merupakan satu aktiviti penting dalam marhalah kedua perjuangan Muhammad Lestari atau tidaknya dakwah ditentukan olehnya kerana keberlangsungan dakwah memerlukan dua aspek penting:-

  • Pertama, untuk mendapatkan perlindungan (himayah) sehingga tetap dapat melakukan aktiviti dakwah dalam keadaan aman dan terlindung.
  • Kedua, untuk mencapai tampuk pemerintahan dalam rangka menegakkan Daulah Islamiyah (Negara Islam) dan menerapkan hukum-hukum berdasarkan apa yang telah diturunkan Allah SWT dalam kehidupan bernegara dan bermasyarakat.

Apabila Muhammad menyeru manusia ke jalan Allah, tidak ramai yang mendengar seruannya. Kebanyakkan pengikut baginda adalah dari anggota keluarganya dan dari golongan masyarakat bawahan, Antara mereka ialah Khadijah, Ali, Zaid dan Bilal. Apabila baginda memperhebat kegiatan dakwahnya dengan mengumumkan secara terbuka agama Islam yang disebarkannya, dengan itu ramai yang mengikutnya. Tetapi pada masa, baginda menghadapi berbagai cabaran dari kalangan bangsawan dan para pemimpin yang merasakan kedudukan mereka terancam. Mereka bangkit bersama untuk mempertahankan agama datuk nenek mereka.

Semangat penganut Islam meningkat apabila sekumpulan kecil masyarakat yang dihormati di Makkah menganut agama Islam. Antara mereka ialah Abu Bakar, Uthman bin Affan, Zubair bin Al Awwam, Abdul Rahman bin Auf, Ubaidillah bin Harith, Amr bin Nufail dan ramai lagi.

Akibat cabaran dari masyarakat jahiliyah di Mekah, sebahagian orang Islam disiksa, dianiaya, disingkir dan dipulaukan. Baginda terpaksa bersabar dan mencari perlindungan untuk pengikutnya. Baginda meminta Negus Raja Habsyah, untuk membenarkan orang-orang Islam berhijrah ke negaranya. Negus mengalu-alukan ketibaan mereka dan tidak membenarkan mereka diserah kepada penguasa di Makkah.

Di Makkah terdapat Kaabah yang telah dibina oleh Nabi Ibrahim a.s. beberapa abad lalu sebagai pusat penyatuan umat untuk beribadat kepada Allah. Sebelumnya ia dijadikan oleh masyarakat jahiliyah sebagai tempat sembahyang selain dari Allah. Mereka datang dari berbagai daerah Arab, mewakili berbagai suku ternama. Ziarah ke Kaabah dijadikan mereka sebagai sebuah pesta tahunan. Orang ramai bertemu dan berhibur dengan kegiatan-kegiatan tradisi mereka dalam kunjungan ini. Baginda mengambil peluang ini untuk menyebarkan Islam. Antara mereka yang tertarik dengan seruan baginda ialah sekumpulan orang dari Yathrib. Mereka menemui Muhammad dan beberapa orang Islam dari Mekah di desa bernama Aqabah secara sembunyi-sembunyi. Setelah menganut Islam, mereka bersumpah untuk melindungi Islam, Muhammad dan orang-orang Islam Mekah.

Tahun berikutnya, sekumpulan masyarakat Islam dari Yathrib datang lagi ke Makkah. Mereka menemui Muhammad di tempat yang mereka bertemu sebelumnya. Kali ini, Abbas bin Abdul Muthalib, pakcik baginda yang belum menganut Islam hadir dalam pertemuan itu. Mereka mengundang baginda dan orang-orang Islam Mekah untuk berhijrah ke Yathrib. Mereka berjanji akan melayani mereka sebagai saudara seagama. Dialog yang memakan masa agak lama diadakan antara mayarakat Islam Yathrib dengan pakcik Muhammad untuk memastikan mereka sesungguhnya berhasrat mengalu-alukan masyarakat Islam Mekah di bandar mereka. Muhammad akhirnya bersetuju untuk berhijrah beramai-ramai ke bandar baru itu.

Mengetahui ramai masyarakat Islam merancang meninggalkan Makkah, masyarakat jahiliyah Mekah cuba menghalang mereka. Namun kumpulan pertama telahpun berjaya berhijrah ke Yathrib. Masyarakat jahiliyah Mekah bimbang hijrah ke Yathrib akan memberi peluang kepada orang Islam untuk mengembangkan agama mereka ke daerah-daerah yang lain.

Hampir dua bulan seluruh masyarakat Islam dari Makkah kecuali Muhammad, Abu Bakar, Ali dan beberapa orang yang daif, telah berhijrah. Masyarakat Mekah kemudian memutuskan untuk membunuh baginda. Mereka merancang namun tidak berjaya. Dengan berbagai taktik dan rancangan yang teratur, Muhammad akhirnya sampai dengan selamat ke Yathrib, yang kemudian dikenali sebagai, 'Bandar Rasulullah'.

Di Madinah, kerajaan Islam diwujudkan di bawah pimpinan Muhammad umat Islam bebas mengerjakan solat di Madinah. Musyrikin Makkah mengetahui akan perkara ini kemudiannya melancarkan beberapa serangan ke atas Madinah tetapi kesemuanya ditangkis dengan mudah oleh umat Islam. Satu perjanjian kemudiannya dibuat dengan memihak kepada pihak Quraish Makkah. Walau bagaimanapun perjanjian itu dicabuli oleh mereka dengan menyerang sekutu umat Islam. Orang Muslim pada ketika ini menjadi semakin kuat telah membuat keputusan untuk menyerang musyrikin Makkah memandangkan perjanjian telah dicabuli.

Rencana utama: Pembukaan Kota Mekah

Pada tahun kelapan selepas penghijrahan ke Madinah berlaku, Muhammad berlepas ke Makkah. Tentera Islam yang seramai 10,000 orang tiba di Makkah dengan penuh bersemangat. Takut akan nyawa mereka terkorban, penduduk Makkah bersetuju untuk menyerahkan kota Makkah tanpa sebarang syarat. Muhammad kemudian mengarahkan supaya kesemua berhala dan patung-patung di sekeliling Kaabah dimusnahkan.

Perbuatan-perbuatan yang dilakukan Muhammad dibagi menjadi dua macam. Ada yang termasuk perbuatan-perbuatan jibiliyah, iaitu perbuatan yang dilakukan manusia secara fitri, dan ada pula perbuatan-perbuatan selain jibiliyah. Perbuatan-perbuatan jibiliyah, seperti berdiri, duduk, makan, minum dan lain sebagainya, tidak ada perselisihan bahawa status perbuatan tersebut adalah mubah (harus), baik bagi Muhammad maupun bagi umatnya. Oleh kerana itu, perbuatan tersebut tidak termasuk dalam kategori mandub (sunat).

Sedangkan perbuatan-perbuatan yang bukan jibiliyah, boleh jadi termasuk dalam hal-hal yang ditetapkan khusus bagi Muhammad, dimana tidak seorang pun diperkenankan mengikutinya (haram); atau boleh jadi tidak termasuk dalam perbuatan yang diperuntukkan khusus bagi beliau. Apabila perbuatan itu telah ditetapkan khusus bagi Muhammad, seperti dibolehkannya beliau melanjutkan puasa pada malam hari tanpa berbuka, atau dibolehkannya menikah dengan lebih dari empat wanita, dan lain sebagainya dari kekhususan beliau; maka dalam hal ini kita tidak diperkenankan mengikutinya. Sebab, perbuatan-perbuatan tersebut telah terbukti diperuntukkan khusus bagi beliau berdasarkan Ijmak Sahabat. Oleh kerana itu tidak dibolehkan meneladani beliau dalam perbuatan-perbuatan semacam ini.

Akan halnya dengan perbuatan beliau yang kita kenal sebagai penjelas bagi kita, tidak ada perselisihan bahawa hal itu merupakan dalil. Dalam hal ini penjelasan tersebut boleh berupa perkataan, seperti sabda beliau:

صَلُّوْا كَمَا رَأَيْتُمُوْنِيْ أُصَليِّ
“Solatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku solat”

خُذُوْا عَنِّيْ مَنَاسِكَكُمْ
"Laksanakan manasik hajimu berdasarkan manasikku (apa yang telah aku kerjakan)"

Hadis ini menunjukkan bahawa perbuatan beliau merupakan penjelas, agar kita mengikutinya. Penjelasan beliau bisa juga berupa qaraain al ahwal, yakni qarinah/indikasi yang menerangkan bentuk perbuatan, seperti memotong pergelangan pencuri sebagai penjelas firman Allah SWT:

فَاقْطَعُوا أَيْدِيَهُمَا

Maka potonglah tangan keduanya." (Surah Al-Maidah : 38)

Status penjelas yang terdapat dalam perbuatan Muhammad, baik berupa ucapan maupun indikasi yang menerangkan bentuk perbuatan, dapat mengikuti hukum apa yang telah dijelaskan, apakah itu wajib, haram, mandub(sunat) atau mubah(harus) sesuai dengan arah penunjukan dalil.

Sedangkan perbuatan-perbuatan beliau yang tidak terdapat di dalamnya indikasi yang menunjukkan bahawa hal itu merupakan penjelas, bukan penolakan dan bukan pula ketetapan. Maka dalam hal ini perlu diperhatikan apakah di dalamnya terdapat maksud untuk bertaqarrub (mendekatkan diri kepada Allah) atau tidak. Apabila di dalamnya terdapat keinginan untuk bertaqarrub kepada Allah maka perbuatan itu termasuk mandub(sunat), di mana seseorang akan mendapatkan pahala atas perbuatannya itu dan tidak mendapatkan balasan jika meninggalkannya. Misalnya Solat Duha. Sedangkan jika tidak terdapat di dalamnya keinginan untuk bertaqarrub, maka perbuatan tersebut termasuk mubah(harus).

Ketika Muhammad mengerjakan ibadah haji yang terakhir, maka pada 9 Zulhijjah tahun 10 hijarah di Lembah Uranah, Bukit Arafah, baginda menyampaikan khutbah terakhirnya di hadapan kaum Muslimin, di antara isi dari khutbah terakhir Muhammad itu ialah:

"Wahai manusia, dengarlah baik-baik apa yang hendak kukatakan, Aku tidak mengetahui apakah aku dapat bertemu lagi dengan kamu semua selepas tahun ini. Oleh itu, dengarlah dengan teliti kata-kataku ini dan sampaikanlah ia kepada orang-orang yang tidak dapat hadir disini pada hari ini."Wahai manusia, sepertimana kamu menganggap bulan ini dan kota ini sebagai suci, anggaplah jiwa dan harta setiap orang Muslim sebagai amanah suci. Kembalikan harta yang diamanahkan kepada kamu kepada pemiliknya yang berhak. Janganlah kamu sakiti sesiapapun agar orang lain tidak menyakiti kamu lagi. Ingatlah bahawa sesungguhya kamu akan menemui Tuhan kamu dan Dia pasti membuat perhitungan di atas segala amalan kamu. Allah telah mengharamkan riba, oleh itu, segala urusan yang melibatkan riba dibatalkan mulai sekarang."Berwaspadalah terhadap syaitan demi keselamatan agama kamu. Dia telah berputus asa untuk menyesatkan kamu dalam perkara-perkara besar, maka berjaga-jagalah supaya kamu tidak mengikutinya dalam perkara-perkara kecil."Wahai manusia sebagaimana kamu mempunyai hak atas isteri kamu, mereka juga mempunyai hak ke atas kamu. Sekiranya mereka menyempurnakan hak mereka ke atas kamu, maka mereka juga berhak diberikan makan dan pakaian, dalam suasana kasih sayang. Layanilah wanita-wanita kamu dengan baik dan berlemah-lembutlah terhadap mereka kerana sesungguhnya mereka adalah teman dan pembantu kamu yang setia. Dan hak kamu atas mereka ialah mereka sama sekali tidak boleh memasukkan orang yang kamu tidak sukai ke dalam rumah kamu dan dilarang melakukan zina."Wahai manusia, dengarlah bersungguh-sungguh kata-kataku ini, sembahlah Allah, dirikanlah solat lima waktu, berpuasalah di bulan Ramadhan, dan tunaikanlah zakat dari harta kekayaan kamu. Kerjakanlah ibadah haji sekiranya kamu mampu. Ketahuilah bahawa setiap Muslim adalah saudara kepada Muslim yang lain. Kamu semua adalah sama; tidak seorang pun yang lebih mulia dari yang lainnya kecuali dalam Taqwa dan beramal soleh."Ingatlah, bahawa kamu akan menghadap Allah pada suatu hari untuk dipertanggungjawabkan diatas segala apa yang telah kamu kerjakan. Oleh itu, awasilah agar jangan sekali-kali kamu terkeluar dari landasan kebenaran selepas ketiadaanku."Wahai manusia, tidak ada lagi Nabi atau Rasul yang akan datang selepasku dan tidak akan lahir agama baru. Oleh itu wahai manusia, nilailah dengan betul dan fahamilah kata-kataku yang telah aku sampaikan kepada kamu. Sesungguhnya aku tinggalkan kepada kamu dua perkara, yang sekiranya kamu berpegang teguh dan mengikuti kedua-duanya, nescaya kamu tidak akan tersesat selama-lamanya. Itulah Al-Qur'an dan Sunnahku."Hendaklah orang-orang yang mendengar ucapanku, menyampaikan pula kepada orang lain. Semoga yang terakhir lebih memahami kata-kataku dari mereka yang terus mendengar dariku. Saksikanlah Ya Allah, bahawasanya telah aku sampaikan risalah-Mu kepada hamba-hamba-Mu."
  • 570M- Muhammad dilahirkan.
  • 610M- Muhammad menerima wahyu pertama di Gua Hira'.
  • 615M- Orang Muslim didera oleh puak Quraish. Hijrah pertama ke Habsyah.
  • 616M- Saidina Hamzah dan Saidina Umar memeluk Islam. Hijrah kedua ke Habsyah.
  • 619M- Khadijah (isteri nabi) dan Abu Talib (bapa saudara nabi) meninggal dunia. Melawat Taif. Peristiwa Isra dan Mi'raj berlaku.
  • 621M- Baiat Aqabah 1
  • 622M- Baiat Aqabah 2. Hijrah ke Madinah. Daulah Islamiyah dibina.
  • 624M- Perang Badar.
  • 625M- Perang Uhud.
  • 627M- Perang Ahzab.
  • 628M- Perjanjian Hudaibiyah.
  • 629M- Perang Khaibar dan dalam menentang tentera Rom Byzantine, baginda menghantar tentera Islam dalam Perang Mu'tah.
  • 630M- Pembukaan Makkah. Perang Hunain.
  • 631M- Perang Tabuk.
  • 632M- Kewafatan Muhammad, perlantikan Saidina Abu Bakar sebagai khalifah.
  • Surah Muhammad, ayat ke-2
  • Surah Ali Imran, ayat ke-144
  • Surah Al-Ahzab, ayat ke-40
  • Surah Al-Fath, ayat ke-29

Dalam Surah Al-Saf ayat ke-6, disebut "احمد" yang bermaksud Yang Terpuji = "محمد"

Terlalu banyak ayat-ayat di dalam Al-Quran berkaitan dengan Muhammad, tetapi Allah menyebut dengan panggilan yang lain seperti " يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ " ( Wahai Nabi ), "بَشِيرً" [ Pembawa khabar gembira (kepada orang-orang yang beriman) ], "شَاهِدً" ( Saksi ), "نَذِيرٌ" [ Pemberi amaran ( kepada orang-orang yang ( ingkar ) ) ], "مُذَكِّرٌ" ( Pemberi ingatan ), "نُورٌ" [ Cahaya ( kebenaran ) ], "خَاتَمَ النَّبِيِّينَ" ( Kesudahan Nabi-Nabi). Muhammad kadang-kadang dipangil dengan sebutan yang diperoleh dari keadaan/masa ketika Baginda ditujukan: maka Baginda di panggil "الْمُدَّثِّرُ","الْمُزَّمِّلُ" ( Yang berselimut ), dll.

Wikimedia Commons mempunyai media berkaitan Nabi Muhammad SAW
  • Hadith
  • Salasilah keturunan Nabi Muhammad
  • Senarai filem mengenai Muhammad

  1. ^ Elizabeth Goldman (1995), p. 63 gives 8 June 632, the dominant Islamic tradition. Many earlier, mainly non-Islamic traditions refer to him as still alive at the time of the invasion of Palestine. See Stephen J. Shoemaker,The Death of a Prophet: The End of Muhammad's Life and the Beginnings of Islam, University of Pennsylvania Press, 2011.
  2. ^ "Muḥammad". The Oxford Encyclopedia of the Islamic World. Oxford: Oxford University Press. 2009. Diarkibkan daripada yang asal pada 11 February 2017. The Prophet of Islam was a religious, political, and social reformer who gave rise to one of the great civilizations of the world. From a modern, historical perspective, Muḥammad was the founder of Islam. From the perspective of the Islamic faith, he was God's Messenger (rasūl Allāh), called to be a "warner," first to the Arabs and then to all humankind.
  3. ^ Quran 33:40
  4. ^ [ The Leadership of Muhammad] di Buku Google oleh John Adair
  5. ^ Esposito (1998), p. 12.
  6. ^ Esposito (2002b), pp. 4–5.
  7. ^ Peters, F.E. (2003). Islam: A Guide for Jews and Christians. Princeton University Press. m/s. 9. ISBN 0-691-11553-2.
  8. ^ Esposito, John (1998). Islam: The Straight Path (3rd ed.). Oxford University Press. m/s. 9, 12. ISBN 978-0-19-511234-4.
  9. ^
    • Conrad, Lawrence I. (1987). "Abraha and Muhammad: some observations apropos of chronology and literary topoi in the early Arabic historical tradition1". Bulletin of the School of Oriental and African Studies. 50 (2): 225–240. doi:10.1017/S0041977X00049016.
    • Sherrard Beaumont Burnaby (1901). Elements of the Jewish and Muhammadan calendars : with rules and tables and explanatory notes on the Julian and Gregorian calendars. G. Bell. m/s. 465.
    • Hamidullah, Muhammad (1969-02). "The Nasi', the Hijrah Calendar and the Need of Preparing a New Concordance for the Hijrah and Gregorian Eras: Why the Existing Western Concordances are Not to be Relied Upon" (PDF). The Islamic Review & Arab Affairs: 6–12. Check date values in: |date= (bantuan)
  10. ^ Encyclopedia of World History (1998), p. 452
  11. ^ Sahih-Bukhari, Buku 43, #658
  12. ^ صحيفة مكة الإلكترونية: شعب بني هاشم، محمد بن حسين الحارثي تاريخ الوصول: 16 يونيو 2011م. Diarkibkan 2016-03-05 di Wayback Machine
  13. ^ Muhammad Diarkibkan 9 Februari 2017 di Wayback Machine Encyclopedia Britannica. Retrieved 15 February 2017.
  14. ^ Rodinson, Maxime (2002). Muhammad: Prophet of Islam (dalam bahasa Inggeris). Tauris Parke Paperbacks. m/s. 38. ISBN 978-1-86064-827-4. Dicapai pada 12 May 2019.
  15. ^ Conrad, Lawrence I. (1987). "Abraha and Muhammad: some observations apropos of chronology and literary topoi in the early Arabic historical tradition1". Bulletin of the School of Oriental and African Studies. 50 (2): 225–40. doi:10.1017/S0041977X00049016.
  16. ^ Esposito, John L., penyunting (2003). The Oxford Dictionary of Islam. m/s. 198. ISBN 978-0-19-512558-0. Dicapai pada 19 June 2012.
  17. ^ "Muḥammad". Encyclopaedia of Islam. 7 (ed. 2nd). Brill. 1993. m/s. 360–376. ISBN 978-90-04-09419-2.
  18. ^ See also [Quran 43:31] cited in EoI; Muhammad.
  19. ^ Marr J.S., Hubbard E., Cathey J.T. (2014): The Year of the Elephant. doi:10.6084/m9.figshare.1186833 Retrieved 21 October 2014 (GMT).
  20. ^ The Oxford Handbook of Late Antiquity; edited by Scott Fitzgerald Johnson; p. 287.
  21. ^ Muhammad and the Origins of Islam; by Francis E. Peters; p. 88.
  22. ^ Watt (1974), p. 7.
  23. ^ Meri, Josef W. (2004). Medieval Islamic civilization. 1. Routledge. m/s. 525. ISBN 978-0-415-96690-0. Diarkibkan daripada yang asal pada 14 November 2012. Dicapai pada 3 January 2013.
  24. ^ a b Watt, "Halimah bint Abi Dhuayb Diarkibkan 3 Februari 2014 di Wayback Machine", Encyclopaedia of Islam.
  25. ^ Watt, Amina, Encyclopaedia of Islam.
  26. ^ Watt (1974), p. 7.
  27. ^ Watt (1974), p. 8.
  28. ^ ألفية السيرة النبوية، عبد الرحيم العراقي، ص1-3.
  29. ^ Armand Abel, Bahira, Encyclopaedia of Islam.
  30. ^ Watt (1974), p. 8.
  31. ^ a b Berkshire Encyclopedia of World History (2005), v. 3, p. 1025.
  32. ^ Khan, Majid Ali (1998). Muhammad the final messenger (ed. 1998). India: Islamic Book Service. m/s. 332. ISBN 978-81-85738-25-3.
  33. ^ Encyclopedia of World History (1998), p. 452
  34. ^ "Muḥammad". Encyclopaedia of Islam. 7 (ed. 2nd). Brill. 1993. m/s. 360–376. ISBN 978-90-04-09419-2.
  35. ^ Esposito (1998), p. 6.
  36. ^ البداية والنهاية، ابن كثير، ج2، ص358-274.
  37. ^ Dairesi, Hırka-i Saadet; Aydin, Hilmi (2004). Uğurluel, Talha; Doğru, Ahmet (penyunting). The Sacred Trusts: Pavilion of the Sacred Relics, Topkapı Palace Museum, Istanbul. Tughra Books. ISBN 978-1-932099-72-0.
  38. ^ Muhammad Mustafa Al-A'zami (2003), The History of The Qur'anic Text: From Revelation to Compilation: A Comparative Study with the Old and New Testaments, p. 24. UK Islamic Academy. ISBN 978-1-872531-65-6.
  39. ^ "In the Shade of the Message and Prophethood". Ar-Raheeq Al-Makhtum. m/s. 68.
  40. ^ "In the Shade of the Message and Prophethood". Ar-Raheeq Al-Makhtum. m/s. 76.

  • Safi-ur-Rahman al-Mubarkpuri (1995). Ar-Raheeq Al-Makhtum (kulit keras) |format= requires |url= (bantuan) (dalam bahasa Inggeris). Riyadh: Maktaba Dar-us-Salam.

  • List of Killings Ordered or Supported by Muhammad
  • Muhammad's massacre of the Jewish tribe Banu Qurayzah
  • The Killing of Umm Qirfa by Muhammad
  • The Myth: Muhammad Lived at Peace with the Jews Part 3: The Banu Qurayza (thereligonofpeace.com)
  • "Islamic ‘Death-Sex’ in Context" by Raymond Ibrahim - Published in FrontPage Magazine
  • Is Allah the God of the Bible?, by Mike Tisdell (biblicalmissiology.org) Diarkibkan 2020-05-25 di Wayback Machine — The writer says they cannot be the same.
  • Is Allah, the God of Islam, the same as the Yahweh the God of the Bible?, by Matt Slick - CARM Christian Apologetics & Research Ministry (carm.org) — Matt Slick points out what he calls "a gross error" in the Catechism of the Catholic Church, paragraph 841, “ 'The plan of salvation also includes those who acknowledge the Creator, in the first place amongst whom are the Muslims; these profess to hold the faith of Abraham, and together with us they adore the one, merciful God, mankind's judge on the last day.' ". (boldface emphasis added)
  • Catechism of the Catholic Church, paragraphs 839-870 (scborromeo.org) — access to CCC paragraph 841 in full context. (See Quoting out of context.)
  • Versi PDF Ar-Raheeq Al-Makhtum
  • The Life of Muhammad oleh Muhammad Husayn Haykal
  • About the Prophet Muhammad (University of Southern California)
  • Muhammad, rencana di Encyclopaedia Britannica Online
  • The Life of the Prophet, Makkan Period, Madeenah Period Part I & II
  • Biodata dan Kisah Rasulullah Nabi Muhammad SAW Diarkibkan 2016-12-20 di Wayback Machine, IslamGrid

Diambil daripada "//ms.wikipedia.org/w/index.php?title=Nabi_Muhammad_SAW&oldid=5578624"

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA