Bagian apa saja yang terdapat pada pelengkap karya ilmiah?

Jenis Fonem Jenis fonem yang dibicarakan di atas (vokal dan konsonan) dapat dibayangkan sebagai atau dikaitkan dengan segmen-segmen yang membentuk arus ujaran. Kata bintang , misalnya, dilihat sebagai sesuatu yang dibentuk oleh enam segmen — /b/, /i/, /n/, /t/, /a/, /ŋ/. Satuan bunyi fungsional tidak hanya berupa fonem-fonem segmental. Jika dalam fonetik telah diperkenalkan adanya unsur-unsur suprasegmental, dalam fonologi juga dikenal adanya jenis fonem suprasegmental. Dalam bahasa Batak Toba kata /itəm/ berarti '(pewarna) hitam', sedangkan /itɔm/ (dengan tekanan pada suku kedua) berarti 'saudaramu'. Terlihat bahasa yang membedakan kedua kata itu adalah letak tekanannya, sehingga dapat dikatakan bahwa tekanan bersifat fungsional. Lain lagi yang diperlihatkan dalam contoh bahasa Inggris berikut. Di sini perubahan letak tekanan tidak mengubah makna leksikal kata, tetapi mengubah jenis katanya. Kata benda Kata kerja ‘import ‘impor’

4. Bagian Pelengkap Penutup


Bagian pelengkap penutup juga merupakan syarat-syarat formal bagi suatu karangan ilmiah. Ada beberapa bagian yang biasanya dimasukkan dalam bagian pelengkap penutup karangan yaitu: apendiks (appendix atau lampiran), bibliografi dan daftar indeks. Mengenai bibliografi tidak perlu diuraikan lagi, karena sudah dibicarakan dalam bab VIII. Sebab itu dalam bagian ini akan dijelaskan dua pokok saja yaitu apendiks dan daftar indeks.

a. Apendiks


    Apendiks atau lampiran merupakan suatu bagian pelengkap yang fungsinya kadang-kadang tumpang tindih dengan catatan kaki. Bila penulis ingin memasukkan suatu bahan informasi secara panjang lebar, atau sesuatu informasi yang baru, maka dapat dimasukkan dalam apendiks adalah:
(1) Sebuah teks dari suatu sumber. Bila penulis menganggap teks itu cukup penting, namun agak panjang, maka ia tidak mengadakan kutipan dalam teksnya, tetapi memberi nomor penunjukan pada catatan kaki untuk melihat lebih lanjut pada apendiks, atau langsung menunjuk kepada apendiksnya. (2) Sebuah teks yang diperoleh dari suatu sumber lisan, misalnya cerita, folklore, dsb. Sumber lisan semacam ini biasanya tidak ada dalam kepustakaan, sedangkan penulis mempergunakannya untuk uraian yang dilakukannya. Sebab itu sebaiknya dimasukkan dalam apendiks. (3) Uraian tambahan atau penjelasan tambahan di luar jalannya teks, tetapi yang cukup panjang lebar. (4) Gambar-gambar, tabel-tabel bila ada. Dalam hal ini fungsinya sama dengan gambar-gambar dan tabel-tabel yang ditempatkan pada bagian pelengkap pendahuluan.

b. Indeks


    Indeks, adalah suatu daftar yang memuat istilah-istilah, nama-nama pengarang, nama-nama tempat, dsb. yang disebut dalam karangan. Indeks ini disusun menurut urutan alfabet agar mudah dipergunakan. Di belakang tiap istilah yang terdapat dalam indeks tersebut dicantumkan pula angka-angka yang menunjukkan di halaman mana keterangan atau uraian mengenai istilah itu dapat dijumpai. Misalnya bila dalam daftar indeks terdapat kata Kulturkreis 34, 67, 100, maka itu berarti kata Kulturkreis beserta penjelasan-penjelasannya dapat diketemukan pada halaman 34, 67 dan 100 pada karangan tersebut.
Untuk menyusun sebuah daftar indeks ikutilah cara berikut!

    Sediakanlah lembaran-lembaran kertas dengan format yang sama misalnya 5 x 5 cm. Sesudah itu bacalah kembali dengan cermat seluruh karangan itu. Setiap istilah yang ditemukan pada tiap halaman dicatat di atas satu lembar kertas tadi dengan mencantumkan pula nomor halaman di mana kata itu diketemukan. Ada kemungkinan bahwa ada istilah yang sama terdapat beberapa kali pada halaman yang berlainan. Dalam hal ini masing-masingnya perlu dicatat secara tersendiri dengan tidak menghiraukan apakah kata itu sudah pernah dicatat atau belum. Bila semua istilah sudah didaftarkan pada lembaran-lembaran tadi, maka penulis mulai menyusunnya menurut urutan alfabet. Istilah yang sama yang terdapat pada beberapa halaman yang berlainan disusun berurutan menurut nomor halamannya. Bila langkah ini telah selesai dikerjakan, lalu dicatat satu per satu dalam sebuah daftar berdasarkan urutan alfabetnya. Istilah yang sama yang terdapat pada beberapa halaman tadi cukup ditulis satu kali dengan mencantumkan semua nomor halaman di belakangnya.

Baca: Buku Komposisi Gorys Keraf 

6. Tanda-tanda Koreksi Sebelum menyerahkan naskah kepada dosen atau penerbit, setiap naskah harus dibaca kembali untuk mengetahui apakah tidak terdapat kesalahan dalam soal ejaan , tatabahasa atau pengetikan. Untuk tidak membuang waktu, maka cukuplah kalau diadakan koreksi langsung pada bagian-bagian yang salah tersebut. Bila terdapat terlalu banyak salah pengetikan dan sebagainya, maka lebih baik halaman tersebut diketik kembali. Untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan itu, lazim dipergunakan tanda-tanda koreksi tertentu, sehingga antara penulis dan dosen, atau antara penulis dan penerbit, terjalin pengertian yang baik tentang apa yang dimaksud dengan tanda koreksi itu. Tanda-tanda koreksi itu dapat ditempatkan langsung dalam teks atau pada pinggir naskah sejajar dengan baris yang bersangkutan. Tiap tanda perbaikan dalam baris tersebut (kalau ada lebih dari satu perbaikan pada satu baris) harus ditempatkan berturut-turut pada bagian pinggir kertas; bila perlu tiap-tiapnya dipis

2. Bagian Pelengkap Pendahuluan Bagian pelengkap pendahuluan atau disebut juga halaman-halaman pendahuluan sama sekali tidak menyangkut isi karangan. Tetapi bagian ini harus disiapkan sebagai bahan informasi bagi para pembaca dan sekaligus berfungsi menampilkan karangan itu dalam bentuk yang kelihatan lebih menarik. Biasanya bagian pelengkap pendahuluan dinomori dengan mempergunakan angka Romawi. Bagian pelengkap pendahuluan biasanya terdiri dari judul pendahuluan, halaman pengesahan, halaman judul, halaman persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar dan tabel, dan halaman penjelasan kalau ada. Bila karangan itu akan diterbitkan sebagai buku, maka bagian-bagian yang diperlukan sebagai persyaratan formal adalah: judul pendahuluan, halaman belakang judul pendahuluan, halaman judul, halaman belakang judul, halaman persembahan dan halaman belakang persembahan kalau ada, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar atau tabel serta halaman penjelasan atau keterangan kalau

Gramatikal dan Tidak Gramatikal Tata bahasa atau gramatika setiap bahasa mencakup kaidah-kaidah sintaksis yang mencerminkan pengetahuan penutur bahasa atas fakta-fakta tersebut. Misalnya, setiap kalimat merupakan rangkaian kata, tetapi tidak semua rangkaian kata adalah kalimat. Penutur bahasa Indonesia, misalnya, akan mengetahui bahwa kalimat berikut, yang terdiri atas kata-kata yang memiliki makna, ternyata tidak bermakna. (6)  *Kami penggaris toko kemarin di buku membeli Rangkaian kata yang mematuhi kaidah sintaksis disebut apik (well-formed) atau gramatikal. Sebaliknya, yang tidak mematuhi kaidah sintaksis disebut tidak apik (ill-formed) atau tidak gramatikal. Perhatikanlah rangkaian-rangkaian kata berikut ini. Kemudian tandailah bentuk-bentuk yang tidak gramatikal dengan tanda bintang (*) di depannya. (7)   Kami bertemu (8)   Kami mempertemukan. (9)   Kami mempertemukan mereka. (10) Dia tidur. (11) Dia menidurkan. (12) Dia meniduri. (13) Dia menidurkan anaknya.

Karya tulis ilmiah dibuat dengan urut-urutan maupun sistematika tertentu. Mari kita pelajari bagian-bagian karya tulis ilmiah ilmiah:

Bagian Pembuka

1. Cover

Cover merupakan halaman pertama yang terlihat dari sebuah karya tulis. Cover memiliki suatu keberadaan yang penting dalam penulisan karya tulis ilmiah, yaitu sebagai daya tarik serta memudahkan pembaca untuk mengetahui gambaran umum mengenai isi sebuah karya tulis ilmiah. Bagian cover ini terdiri dari:

  1. Keterangan jenis karya tulis ilmiah
    Keterangan ini ditulis paling atas. Kita dapat menulis jenis karya tulis, seperti makalah, skripsi, tesis, atau laporan penelitian.
  2. Judul karya tulis ilmiah
    Judul ini diletakkan di bawah keterangan jenis karya tulis.
  3. Tujuan karya tulis ilmiah
    Tujuan karya tulis ditulis dengan font yang lebih kecil daripada judul.
  4. Logo instansi
    Logo diletakkan paling tengah dan berukuran yang proporsional dengan tulisan lainnya di cover.
  5. Nama penulis
  6. Nama instansi
  7. Tahun pembuatan
    Bagian-bagian cover ini ditulis di tengah cover.

2. Kata Pengantar

Pada halaman kedua karya tulis ilmiah berisi mengenai kata pengantar. Kata pengantar berisi mengenai ucapan syukur kepada Tuhan dan ucapan terima kasih kepada rekan, kolega, dan pihak-pihak yang telah membantu penulis menyelesaikan karya tulis ilmiahnya. Di akhir ucapan terima kasih disertakan kata penulis tanpa menyebutkan nama.

3. Abstrak

Kata abstrak ditulis di bagian tengah halaman. Kemudian di bawah kata abstrak ditulis nama penulis, tahun penulis, serta judul yang dicetak miring. Abstrak merupakan rangkuman karya tulis yang berisi secara padat intisari dari penelitian yang mencakup latar belakang masalah, masalah yang diteliti, metode yang digunakan, hasil yang diperoleh serta kesimpulan dan saran. Di bawah rangkuman isi karya tulis, kata-kata kunci diberikan.

Abstrak bermanfaat untuk membantu pembaca menemukan gambaran mengenai isi karya tulisnya sesuai dengan kebutuhan minat dari pembaca dan perlu untuk dibaca lebih lanjut.

4. Daftar Isi

Daftar isi merupakan daftar nomor halaman yang menunjukkan letak setiap bagian karya tulis.

5. Daftar Tabel

Daftar tabel merupakan daftar nomor halaman yang menunjukkan letak tabel-tabel pada karya tulis

Bagian Isi

1. Bab I Pendahuluan

Pada bagian pendahuluan ini terdiri dari beberapa bagian, yaitu:

  1. Latar Belakang Masalah
    Latar belakang masalah berisi mengenai permasalahan yang ditemukan di lapangan dan kesenjangan antara kenyataan atau realita dengan teori. Penulis juga menjelaskan alasan dan dasar pemilihan topik.
  2. Rumusan Masalah
    Rumusan masalah berisi mengenai permasalahan-permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian dan ditulis dalam bentuk kalimat pertanyaan. Pertanyaan ini akan dijelaskan jawabannya pada bagian pembahasan.
  3. Batasan Masalah
    Batasan masalah berisi mengenai batasan-batasan permasalahan yang ingin dibahas sehingga cakupan bahasan tidak meluas dan tetap relevan.
  4. Tujuan Penelitian
    Tujuan penelitian berisi tentang kalimat-kalimat pernyataan yang mengacu pada pertanyaan rumusan masalah. Misalnya, jika pada rumusan masalahnya adalah  “Bagaimana pengaruh gadget terhadap gaya belajar siswa?” maka di tujuan penelitian dituliskan “Untuk menjelaskan pengaruh gadget terhadap gaya belajar siswa.
  5. Hipotesis
    Hipotesis adalah pernyataan sesuatu yang dianggap benar untuk pengutaraan pendapat dan kebenarannya masih perlu dibuktikan dalam penelitian.
  6. Manfaat Penelitian
    Sebuah penelitian tentu memiliki manfaat bagi banyak orang. Pada bagian ini tertulis manfaat-manfaat apa yang diperoleh oleh kalangan tertentu maupun masyarakat pada umumnya.

2. Bab II Landasan Teori

Pada bagian ini, penulis menjelaskan mengenai teori-teori yang berhubungan dengan permasalahan yang akan dibahas dari para ahli dan juga dari sumber-sumber yang dapat dipercaya kebenaran teorinya.

3. Bab III Metode Penelitian

Pada bagian ini menjelaskan mengenai cara atau sistem yang digunakan pada penelitian agar terbukti atau teruji dengan benar penelitian yang diteliti.

4. Bab IV Hasil Penelitian dan Analisis

Pada bagian ini berisi mengenai hasil penelitian dan analisis temuan-temuan dalam penelitian. Pada bagian ini, penulis akan menganalisis hasil penelitian yang sesuai dengan teori ataupun yang bertolak belakang dengan teori.

Bagian Penutup

  1. Bab V Penutup
    Bagian ini terdiri dari saran dan kesimpulan.Saran merupakan pendapat penulis untuk kesempurnaan penulisan karya tulis lebih lanjut dan juga dapat merupakan masukan mengenai hasil temuan penelitian, misalnya hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh negatif gadget terhadap gaya belajar siswa, maka penulis dapat memberi saran untuk pelajar mengatur waktu dengan bijak ketika bermain gadget.
  1. Daftar Pustaka
    Daftar pustaka berisi tentang refensi-refensi yang digunakan penulis sebagai bahan dasar penulisan karya ilmiah. Referensi ini dapat berasal dari buku ataupun website.
  1. Lampiran
    Lampiran merupakan bukti-bukti pendukung atau otentik yang dilakukan saat penelitian, misalnya angket penelitian, daftar pertanyaan wawancara,  dan hasil wawancara.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA