Bagaimana sunnah rasul tentang aqiqah bayi

19 Dec 2021, 17:57 WIB - Oleh: Setyo Puji Santoso

Antara/Reuters\\n\\n Bayi yang baru lahir, Phuc An, dengan memakai pelindung wajah terlihat sebelum meninggalkan rumah untuk mendapatkan vaksinasi, di tengah penyebaran penyakitCovid-19, di Hanoi, Vietnam, 13/4/2020. Phuc An lahir di rumah sakit Vinmec di Hanoi pada 1 April. Foto diambil pada 13 April 2020.

Bisnis.com, SOLO - Sebagai bentuk rasa syukur atas kelahiran bayi yang dinantikan, dalam tradisi umat Islam dikenal dengan aqiqah.

Hukum aqiqah sendiri menurut pendapat yang paling kuat adalah sunah muakadah.

Sedangkan tata cara aqiqah untuk anak laki – laki dan perempuan pada dasarnya sama saja. Adapun yang membedakan yaitu jumlah kambing yang dikurbankan untuk aqiqah.

Aqiqah untuk anak laki – laki menggunakan dua ekor kambing, sedangkan perempuan adalah satu ekor kambing.

Berikut ini adalah tata cara aqiqah untuk anak yang dikutip dari laman sdit.alhasanah.sch.id.

Baca Juga : Pola dan Tata Cara Makan Sesuai Sunah Nabi Muhammad SAW

1. Menyembelih Kambing

Hal pertama yang perlu dilakukan saat aqiqah adalah menyembelih kambing. Sebelum proses pemotongan dimulai, disunnahkan untuk membaca doa aqiqah, yang artinya:

“Dengan nama Allah serta dengan Allah, Aqiqah ini dari fulan bin fulan. Dagingnya dengan dagingnya, tulangnya dengan tulangnya. Ya Allah, jadikan aqiqah ini sebagai tanda kesetiaan kepada keluarga Muhammad SAW”

Baca Juga : Niat Puasa Sunah Hari Senin, Arti dan Keutamannya

2. Memasak Daging Aqiqah

Ada dua pendapat mengenai daging aqiqah. Pendapat pertama mengatakan bahwa daqing aqiqah perlu dimasak dulu sebelum dibagikan kepada orang – orang sebagai sedekah.

Sedangkan pendapat kedua menyarankan daging aqiqah bisa dibagikan secara mentah, sebagaimana daging kurban.

Akan tetapi, sebagian besar ulama sepakat bahwa pendapat yang mengatakan bahwa memasak daging aqiqah sebelum dibagikan adalah lebih utama dibandingkan dengan membagikannya secara mentah.

3. Memakan Sebagian Daging Aqiqah
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh al-Bayhaqi, Aisyah ra. berkata:

"Sunahnya dua ekor kambing untuk anak laki – laki dan satu ekor kambing untuk anak perempuan. Ia dimasak tanpa mematahkan tulangnya. Lalu dimakan (oleh keluarganya), dan disedekahkan pada hari ketujuh".

Dari hadits tersebut jelas bahwa daging aqiqah boleh dimakan oleh keluarga, dan sebagian lainnya bisa dibagikan kepada tetangga atau fakir miskin. Tata cara ini hampir sama dengan cara pembagian daging kurban.

4. Mencukur Rambut dan Memberikan Nama

Selanjutnya, merupakan bagian dari tata cara aqiqah untuk memotong rambut bayi dan memberikan nama.
Pemberian nama bayi haruslah nama yang baik. Karena hal ini menjadi cerminan dan doa mengenai akhlak dan iman anak kepada Allah SWT.

Sedangkan untuk mencukur rambut bayi pada saat aqiqah, sebagian besar ulama menganggapnya sebagai sesuatu yang Sunnah untuk dilakukan.

5. Mendoakan Bayi Saat Aqiqah

Tata cara aqiqah berikutnya adalah dengan mendoakan kebaikan kepada anak. Salah satu doa yang disunnahkan untuk dibacakan kepada bayi yang baru lahir memiliki arti:

"Saya perlindungkan engkau, wahai bayi, dengan kalimat Allah yang Perkasa, dari tiap – tiap godaan syaitan, serta tiap – tiap pandangan yang penuh kebencian".

Itulah tata cara aqiqah sesuai Sunnah yang bisa Anda ikuti. Sebagian besar ulama setuju bahwa waktu terbaik untuk melaksanakan aqiqah adalah pada saat bayi sudah berumur tujuh hari. Namun, ada juga yang mengatakan bahwa aqiqah bisa dilaksanakan pada hari keempat belas atau hari kedua puluh satu setelah kelahiran bayi.

Simak Video Pilihan di Bawah Ini :

Editor: Setyo Puji Santoso

Ilustrasi bayi. Liputan6 ©2020 Merdeka.com

JATIM | 26 November 2021 15:10 Reporter : Edelweis Lararenjana

Merdeka.com - Tata cara aqiqah anak perempuan dan laki-laki sebenarnya sama saja. Yang membedakan hanyalah jumlah kambing yang digunakan sebagai kurban untuk aqiqah. Aqiqah sendiri adalah sunnah rasul yang tata cara pelaksanaannya wajib diketahui oleh para orangtua muslim.

Kelahiran buah hati tentu merupakan momen yang sangat ditunggu-tunggu oleh setiap orang tua. Dalam agama Islam, sebagai bentuk rasa syukur orang tua atas kelahiran tersebut. Maka orangtua disunnahkan untuk menggelar aqiqah anak perempuan atau laki-laki, sesuai dengan jenis kelamin buah hati.

Aqiqah anak perempuan dan laki-laki biasanya ditandai dengan penyembelihan hewan ternak untuk kemudian dagingnya dibagi-bagikan kepada saudara dan tetangga. Aqiqah merupakan salah satu ajaran yang wajib dijalankan setiap Muslim ketika memiliki anak. Anjuran melaksanakan aqiqah ini sesuai sunnah Rasulullah Muhammad SAW.

Seperti yang telah disebutkan, pada dasarnya tata cara aqiqah anak perempuan dan laki-laki adalah sama. Namun, yang membedakan adalah jumlah hewan ternak dikorbankan. Berikut adalah informasi selengkapnya mengenai tuntunan aqiqah anak perempuan dan tata cara pelaksanaannya yang perlu diketahui.

2 dari 4 halaman

Dari segi bahasa Arab, aqiqah berasal dari kata al qat’u yang berarti memotong. Kata ini memiliki dua pengertian. Makna pertama adalah memotong rambut bayi yang baru lahir. Sementara makna ke dua memotong atau melakukan penyembelihan hewan, dilansir dari dream.co.id.

Sementara, menurut istilah, aqiqah adalah proses pemotongan hewan ternak pada hari ke tujuh setelah bayi dilahirkan. Penyembelihan hewan ternak saat aqiqah sebagai wujud rasa syukur kepada Allah SWT.

Hukum aqiqah anak perempuan serta laki-laki merujuk pada hadis Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Tirmidzi, Abu Dawud, dan Ibnu Majah yang berbunyi: "Setiap anak tergadaikan dengan aqiqahnya yang disembelih pada hari ke tujuh, dicukur (rambutnya), dan diberi nama." (HR. Tirmidzi no. 2735, Abu Dawud no. 3165. Hadits ini dishahihkan oleh Al-Albani dalam kitab al-Irwa' no. 1165).

Maksud kata tergadaikan di kalimat tersebut, di antara pendapat para ulama adalah anak yang tidak diaqiqahkan lalu meninggal dunia, maka anak itu tidak akan memberi syafaat bagi kedua orang tuanya. Hukum aqiqah anak perempuan serta laki-laki adalah sunnah muakkad menurut jumhur ulama. Sedangkan tata cara aqiqah sudah dijelaskan oleh para ulama dengan berdasarkan pada hadis Rasulullah SAW di atas.

3 dari 4 halaman

Secara umum, waktu terbaik untuk melaksanakan aqiqah anak perempuan adalah di hari ketujuh setelah kelahiran bayi menurut sunnah rasul. Lantas, bagaimana cara menentukan hari ke tujuh untuk melaksanakan aqiqah?

Dilansir dari Liputan6.com, disebutkan dalam Al-Mawsu’ah Al-Fiqhiyah bahwa jika bayi lahir siang hari, maka sudah termasuk hari pertama dari tujuh hari. Sedangkan jika bayi dilahirkan pada waktu malam, tidak termasuk dalam hitungan. Hari pertama adalah hari berikutnya.

Misalnya, ketika bayi lahir pada Sabtu pagi, maka hari tersebut sudah dianggap sebagai hari pertama dari tujuh hari. Sehingga orang tuanya akan mengerjakan aqiqah pada hari Jumat minggu depannya. Sebaliknya, jika bayi lahir Sabtu malam, maka hari pertamanya adalah hari Minggu keesokan paginya. Sehingga orang tuanya boleh melaksanakan aqiqah pada hari Sabtu minggu depannya.

Namun, menurut Mazhab Syafi’i, aqiqah tetap dapat dilaksanakan setelah melewati hari ke tujuh kelahiran bayi. Ada sebagian yang menggunakan tata cara waktu aqiqah pada 14 atau 21 hari setelah kelahiran bayi. Bahkan, Mazhab Syafi’i tetap menganjurkan aqiqah walaupun anak tersebut telah meninggal dunia sebelum hari ke tujuh.

4 dari 4 halaman

Tata cara aqiqah sesuai sunnah rasul yang pertama adalah menyembelih kambing. Untuk aqiqah anak perempuan, jumlah kambing yang dikurbankan adalah sebanyak satu ekor.  Hal ini menilik pada hadis yang diriwayatkan oleh Abu Dawud yang berbunyi:

"Dari Ummu Kurz ia berkata, "Aku mendengar Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam bersabda 'Untuk seorang anak laki-laki adalah dua ekor kambing dan untuk akan perempuan adalah seekor kambing. Tidak mengapa bagi kalian apakah ia kambing jantan atau betina'." (HR. Abu Dawud no. 2834-2835).

Syarat kambing yang akan disembelih untuk aqiqah sama halnya dengan hewan kurban, yaitu kambing yang berkualitas, baik dari segi jenis hingga usia. Kambing juga harus bebas dari cacat dan penyakit. Sebelum menyembelih kambing untuk aqiqah, disunnahkan untuk membaca doa sebagai berikut: "Bismillahi wa billahi, allahumma 'aqiqatun 'an fulan bin fulan, lahmuha bilahmihi si azhmihi, allahummaj'alha wiqaan liali muhammadin 'alaihi wa alihis salam."

Yang artinya: "Dengan nama Allah serta dengan Allah, Aqiqah ini dari fulan bin fulan, dagingnya dengan dagingnya, tulangnya dengan tulangnya. Ya Allah, jadikan aqiqah ini sebagai tanda kesetiaan kepada keluarga Muhammad SAW."

Tata cara aqiqah anak perempuan (dan laki-laki) selanjutnya adalah memasak daging hewan yang dikurbankan. Jumhur ulama lebih mengajurkan untuk memasak daging aqiqah terlebih dahulu sebelum membagikannya kepada orang-orang.

Hal ini diungkapkan dalam kitab Atahzib yang ditulis Imam Al-Baghawi yang berbunyi: "Dianjurkan untuk tidak membagikan daging hewan aqiqah dalam keadaan mentah, akan tetapi dimasak terlebih dahulu kemudian diantarkan kepada orang fakir dengan nampan." (Imam Al-Baghawi dalam kitab Atahzib).

  • Mengonsumsi Sebagian Daging Aqiqah

Tata cara aqiqah anak perempuan selanjutnya adalah tentang bagaimana mengonsumsi dagingnya. Menurut hadis yang diriwayatkan al-Bayhaqi, daging aqiqah sebaiknya dimasak terlebih dahulu dan dimakan oleh keluarga, baru kemudian dibagikan kepada para kerabat dan tetangga.

Yang artinya: Aisyah r.a berkata, "Sunnahnya dua ekor kambing untuk anak laki-laki dan satu ekor kambing untuk anak perempuan. Ia dimasak tanpa mematahkan tulangnya. Lalu dimakan (oleh keluarganya), dan disedekahkan pada hari ketujuh." (HR al-Bayhaqi)

Dari hadis yang diriwayatkan al-Bayhaqi, sudah jelas disebutkan bahwa daging aqiqah sebagian dimakan. Sedangkan sebagiannya lagi dibagikan kepada orang-orang. Sebagian daging aqiqah diberikan kepada keluarga Muslim yang melaksanakan aqiqah. Sementara sisanya dapat dibagikan kepada tetangga ataupun fakir miskin.

(mdk/edl)

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA