Bagaimana potensi industri kreatif di Indonesia terhadap pertumbuhan PEREKONOMIAN dan PDB

Kuliner, Fashion, dan Kriya adalah penyumbang PDB terbesar dari sektor ekonomi kreatif.

Tak melulu mengandalkan industri konvensional, industri kreatif mulai berkontribusi menopang ekonomi nasional. Tiap tahunannya kontribusi ekonomi kreatif terhadap PDB nasional terus bertumbuh. Pada 2015 misalnya sektor yang dipenuhi pekerja kreatif ini menyumbang Rp852,24 triliun atau sebesar 7,38% PDB. Angka tersebut meningkat 4,38% dari tahun sebelumnya dengan kontribusi terhadap PDB sebesar Rp784,82 triliun.

Industri kreatif diidentifikasi Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) memiliki 16 subsektor yaitu Aplikasi dan Pengembang Permainan, Arsitektur, Desain Interior, Desain Komunikasi Visual, Desain Produk, Fashion, Film Animasi & Video, Fotografi, Kriya, Kuliner, Musik, Penerbitan, Periklanan, Seni Pertunjukan, Seni Rupa, Televisi & Radio.

Dari seluruh subsektor tersebut, kuliner jadi penyumbang PDB terbesar dengan kontribusi 41,69%. Bisnis kuliner, khususnya di kota-kota besa kini memang makin merebak guna mengakomodasi kebutuhan gaya hidup masa kini yang lebih menikmati jajan di luar rumah. Untuk sekadar menikmati sore bersama kopi hingga bergerombol ngobrol berjam-jam.

Selanjutnya, fashion dan kriya jadi subsektor yang miliki kontribusi besar terhadap PDB dari industri kreatif. Masing-masing menyumbang 18,15%, dan 15,7%. Disusul sektor Televisi & Radio sebesar 7,78% dan Penerbitan 6,29%.

Sementara subsektor yang paling bertumbuh pesat dalam industri kreatif adalah Desain Komunikasi visual (DKV) yang pada 2018 bertumbuh sebesar 10,28%. Pertumbuhan DKV bisa jadi respon makin banyak pemanfaatan teknologi digital dan social media, sehingga kebutuhan komunikasi visual semakin meningkat. Sementara subsektor lainnya yang pada 2015 bertumbuh pesat adalah music 7,26%, animasi video 6,68%, dan arsitektur 6,62%.

Pertumbuhan industri kreatif bisa menjadi sinyal baik bagi ekonomi Indonesia, sebab industri kreatif memiliki potensi besar dalam jangka waktu yang panjang. Meski tetap masih tetap harus didukung oleh regulasi dan blueprint dari pemerintah.

09 Mar 2021, 23:45 WIB - Oleh: Jaffry Prabu Prakoso

Arief Hermawan P Layar menampilkan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memberikan pemaparan dalam acara Bisnis Indonesia Business Challenges 2021 di Jakarta, Selasa (26/1/2021). Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyambut baik komitmen para milenial pelaku usaha kreatif dalam membantu pemerintah mengembangkan Industri Kreatif tanah air.

“Industri Kreatif merupakan salah satu sektor yang diharapkan bisa menjadi penopang pertumbuhan ekonomi nasional,” katanya saat beraudiensi dengan para milenial pelaku industri kreatif di kantornya yang dikutip melalui keterangan pers, Selasa (9/3/2021).

Menko Airlangga meyakini dunia melihat Asia Tenggara sebagai potensi pasar yang besar dan didukung dengan jumlah penduduk serta stabilitas ekonomi maupun politik. Potensi ini perlu dimanfaatkan secara optimal, termasuk dalam upaya pengembangan industri kreatif dan digital.

Baca Juga : Disparbud Jabar Siapkan Vaksinasi Bagi Pelaku Wisata dan Budaya

“Apalagi di tengah pandemi seperti saat ini, ada yang namanya magic box bernama smartphone. Kebutuhan hiburan makin tinggi sehingga itu harus dimanfaatkan dengan masuknya konten-konten kreatif. Produk-produk virtual harus kita dorong, bukan hanya yang sifatnya fisik,” jelasnya.

Airlangga menuturkan bahwa pemerintah telah mengakomodasi dan mengamanatkan upaya pengembangan ekonomi kreatif dan ekonomi digital melalui sejumlah kebijakan/peraturan. Salah satunya, melalui UU No. 11/2020 tentang Cipta Kerja dengan turunannya berupa PP 7/2021 tentang Kemudahan, Perlindungan, dan Pemberdayaan Koperasi dan UMKM melalui penguatan inkubator wirausaha.

Beberapa strategi pengembangan kebijakan kewirausahaan, termasuk pengembangan ekonomi kreatif terus dilakukan pemerintah. Caranya dengan meningkatkan kapasitas usaha dan akses pembiayaan bagi wirausaha, meningkatkan penciptaan peluang usaha dan start-up, dan meningkatkan nilai tambah usaha sosial.

Baca Juga : Ridwan Kamil Garap Proyek Kolaborasi dengan 22 Brand Anak Muda

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2018, subsektor ekonomi kreatif memiliki kontribusi besar terhadap perekonomian nasional dengan menyumbangkan 7,44 persen terhadap produk domestik bruto (PDB), 14,28 persen tenaga kerja, dan 13,77 persen ekspor.

Lalu ada sekitar 8,2 juta usaha kreatif di Indonesia yang didominasi oleh usaha kuliner, fesyen, dan kriya. Dengan begitu, 3 subsektor ini juga memiliki kontribusi terbesar terhadap PDB Ekonomi Kreatif. Selain itu, ada 4 sub sektor dengan pertumbuhan tercepat yaitu TV dan radio; film, animasi, dan video; seni pertunjukan; dan desain komunikasi visual.

Melihat angka-angka peluang tersebut, Menko Perekonomian menegaskan bahwa pemerintah perlu serius menggarap industri kreatif di Indonesia. Pelaku usaha tentunya lebih memahami dinamika yang terjadi di lapangan, sehingga Pemerintah nantinya akan lebih berperan sebagai fasilitator dan pemungkin (enabler) bagi terciptanya ekosistem yang kondusif.

“Usulan teman-teman silakan lebih dikonkretkan. Pemerintah akan mendukung, apalagi hal ini juga terkait dengan pengembangan SDM dan sesuai dengan momentum digitalisasi,” pesannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini : industri kreatif, airlangga hartarto

Simak Video Pilihan di Bawah Ini :

Editor: Mia Chitra Dinisari

Industri kreatif di Indonesia semakin berkembang setiap tahunnya.Berdasarkan data dari laporan OPUS Ekonomi Kreatif 2020, subsektor ekraf berkontribusi sebesar Rp1.211 triliun kepada Produk Domestik Bruto (PDB) nasional. Angka tersebut merupakan peningkatan dari tahun 2019 yang berkontribusi sebesar Rp1.105 triliun.

Ini menunjukkan bahwa ekonomi Indonesia semakin dapat bersaing dan berinovasi dengan negara lain. Di era globalisasi ini, kreativitas sangatlah dibutuhkan karena semakin ketatnya persaingan antar bisnis. Hal ini membuat berbagai pelaku usaha untuk berpikir secara kreatif demi memastikan bisnis mereka semakin terlihat oleh konsumen.

Namun, apakah Anda mengetahui apa itu industri kreatif sebenarnya? Bagaimana hubungannya dengan ekonomi kreatif? Apa saja yang sudah dilakukan pemerintah untuk mendukung industri ini? Di dalam artikel ini, GreatDay HR akan menjawab ketiga pertanyaan tersebut dan masih banyak lagi.

Tanpa basa-basi lagi, mari kita ulas.

Apa itu Industri Kreatif?

Industri kreatif merupakan proses untuk menciptakan sebuah karya berdasarkan ide yang dicetuskan berkat kreativitias dari seseorang atau sekelompok orang. Industri kreatif ini juga tidak mengeksploitasi sumber daya alam yang ada dan memberikan lapangan kerja yang baru.

Dengan demikian, industri ini sebaiknya dikembangkan secara terus menerus sehingga semakin mendukung perkembangan ekonomi Indonesia.

Bagaimana Hubungan Industri Kreatif dengan Ekonomi Kreatif?

Sebelumnya dikatakan bahwa upaya-upaya untuk mengembangkan industri kreatif sebaiknya terus dilakukan karena akan memberikan dukungan kepada perekonomian Indonesia. Namun, bagaimana sebenarnya hubungan industri kreatif dengan ekonomi kreatif?

Kreativitas dan pengetahuan adalah dua aset yang krusial jika ingin menghasilkan terobosan-terobosan baru dan memiliki daya saing yang tinggi di dalam pasar yang makin sengit ini.

Pertumbuhan Ekonomi Kreatif 2010 – 2019

Dengan memanfaatkan kreativitas yang dimiliki untuk menciptakan berbagai produk atau jasa, pendapatan yang dapat diraup juga akan meningkat.

Jadi, dapat dikatakan bahwa industri kreatif sebenarnya adalah bagian dari ekonomi kreatif karena industri kreatif menghasilkan berbagai produk yang memerlukan kreativitas yang berunsur budaya dan umumnya dikerjakan di dalam kegiatan ekonomi.

Manfaat Industri Kreatif

Tahun 2018, tercatat bahwa industri/ekonomi kreatif memberikan kontribusi sebesar 7,44% terhadap total perekonomian nasional Indonesia.

Selain bermanfaat bagi pemasukanekonomi negara, industri ini juga menjadi wadah untuk menumbuhkembangkan kreativitas bagi pendiri bisnis dan juga pekerjanya, serta solusi bagi banyaknya jumlah tenaga kerja usia produktif di Indonesia, sekaligus membantu mengurangi tingkat pengangguran di Indonesia.

Peran signifikan industri kreatif bagi perekonomian Indonesia dapat dilihat daru berdirinya Bekraf yang menaungi ekonomi kreatif di Indonesia. Pemerintah menaruh perhatian khusus sehingga banyak kebijakan dibuat untuk mendorong pertumbuhan industri kreatif. Dampak positifnya bagi Indonesia membuat banyak negara juga mulai melirik industri ini

Jenis-jenis Industri Kreatif di Indonesia

Di Indonesia sendiri, sejak Bekraf terbentuk, terdapat 16 subsektor yang ditetapkan sebagai bagian dari sektor ekonomi kreatif, diantaranya:

1. Kuliner

Meliputi produksi atau pembuatan kuliner khas daerah dan pemasaran produk makanan khas daerah. Kuliner merupakan subsektor yang menjanjikan karena memiliki pasar yang luas dan mampu bersaing dengan pasar ritel modern.

2. Fashion

Subsektor ini seputar produksi pakaian, aksesoris pakaian, konsultasi gaya, hingga pendistribusian produk pakaian yang telah dibuat.

3. Kriya

Sektor kriya atau kerajinan meliputi proses kreasi, pembuatan, hingga distribusi produk yang dihasilkan. Sektor ini memanfaatkan sumber daya alam (kulit, rotan, kayu, bambu, dst.) dan buatan untuk menghasilkan karya yang berdaya jual tinggi.

4. TV dan Radio

Sektor ini berhubungan dengan produksi hingga pengemasan acara televisi dan radio. Mulai dari penyusunan jadwal, ide-ide program berkualitas, hingga pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas.

5. Penerbitan

Dimulai dari proses penulisan hingga percetakan dan penyebaran produk buku, penerbitan masih menjadi subsektor yang masih diminati meskipun produk online sudah semakin umum dijumpai.

6. Arsitektur

Semua yang berhubungan dengan desain bangunan, perencanaan konstruksi, pengawasan proses pembangunan, dan konservasi gedung atau bangunan budaya warisan terhitung dalam subsektor ini. Industri arsitektur dibagi menjadi dua level, mikro dan makro.

Dikategorikan sebagai makro jika konstruksi bangunan secara menyeluruh misalnya perencanaan tata kota, landscape, dan sebagainya. Sedangkan, mikro lebih kepada konstruksi dan renovasi bangunan dalam skala kecil.

7. Aplikasi dan Games Developer

Berkaitan dengan pengembangan teknologi seperti perangkat lunak komputer, pengolahan data, desain sistem dan portal, perawatan sistem, pembuatan website, pembuatan game (edukatif, hiburan) dan sebagainya. Merupakan subsektor yang berkembang pesat sejalan dengan globalisasi.

8. Periklanan

Subsektor ini dimulai dari riset pasar hingga pemasangan dan penyebaran iklan. Periklanan bisa dibuat lewat berbagai media, media cetak seperti poster, brosur, pamflet dan media elektronik seperti televisi, radio, media sosial, dan sebagainya.

9. Musik

Subsektor ini berkaitan dengan kreasi, komposisi, penulisan, penciptaan, hingga produksi sebuah musik atau lagu. Perkembangan teknologi melahirkan banyak perangkat lunak yang bisa digunakan untuk mendukung dan memudahkan subsektor musik.

10. Fotografi

Segala proses yang berkaitan dengan produksi atau pembuatan gambar/foto dari suatu objek, bisa jadi produk, manusia, dan sebagainya.

11. Film, Animasi, Video

Berkaitan dengan produksi suatu gambar bergerak seperti video dan film, mulai dari proses pembuatan hingga memasarkan produk yang dihasilkan.

12. Seni Pertunjukkan

Berkaitan dengan penampilan suatu rangkain cerita baik dalam bentuk drama yang melibatkan musik, alur cerita, dan sebagainya.

13. Desain Produk

Meliputi proses penciptaan produk baru mulai dari pencarian ide hingga produksi produk akhir semuanya masuk ke dalam subsektor ini

14. Seni Rupa

Meliputi perdagangan barang-barang seni yang unik dan langka serta memiliki nilai jual yang tinggi seperti lukisan, alat musik kerajinan, dan sebagainya.

15. Desain Interior

Termasuk dalam spesifikasi subsektor arsitektur mikro, berorientasi seputar desain tata letak dalam ruangan.

16. Desain Komunikasi Visual

Berkembang serta sejalan dengan perkembangan teknologi informasi, seni dapat dibuat dalam bentuk digital.

Tiga subsektor ekraf yang bertumbuh pesat dan memimpin dalam industri kreatif adalah kuliner (67,66%), fashion (15,01%), dan kriya (14,56%).

Contoh Industri Kreatif

Secara umum, tujuan dari industri kreatif ialah menghasilkan sebuah karya kreatif yang bernilai ekonomi tinggi. Jika diambil dari penjelasan mengenai sektor-sektor industri kreatif sebelumnya, dapat ditarik beberapa contoh untuk menjelaskan industri kreatif.

Misalnya, untuk subsektor fotografi dan videografi, profesi sebagai youtuber dan selebgram (selebriti Instagram) sedang digandrungi oleh banyak orang mulai dari anak kecil hingga orang tua. Menjadi seorang selebgram dan youtuber memerlukan kreatifitas yang tinggi dalam hal pembuatan konten agar dapat menarik minat masyarakat.

Selain selebgram dan youtuber, subsektor kuliner juga bertumbuh pesat. Banyak ide-ide makanan baru yang diminati masyarakat. Sebut saja jajanan tradisional odading atau roti bantal, klepon, peach gum, pisang nugget, dan sebagainya.

Kebijakan Pemerintah terkait Industri Kreatif

Potensi besar dari industri kreatif membuat pemerintah perlu untuk mendukung efektivitas pertumbuhan industri ini. Beberapa kebijakan ekonomi yang diterapkan pemerintah, antara lain:

1. Integrasi Aset dan Potensi

Lewat integrasi ini, pengelolaan aset yang maksimal ditambah dengan potensi kreatif yang dimiliki setiap individu dapat menjadi sumber permodalan yang menjanjikan bagi industri kreatif.

2. Meningkatkan kreativitas dan inovasi

Salah satu kendala dalam mewujudkan ide kreatif adalah modal. Pemerintah menyediakan permodalan dan fasilitas untuk menyalurkan ide bernilai ekonomi. Ide kreatif dan inovasi dari masyarakat dapat diolah dengan baik dengan bantuan pemerintah. Lewat cara ini, persaingan dapat dikontrol dan perselisihan dapat diatasi.

3. Berdirinya Bekraf

Sebagai sebuah institusi yang dibentuk presiden yang tujuan utamanya untuk menjadi wadah, jembatan, dan fasilitator untuk mengelola ide-ide kreatif. Institusi ini diharapkan mampu mengarahkan pertumbuhan ekonomi lewat pengembangan ide-ide baru yang bernilai ekonomi tinggi.

4. Mendukung Kreativitas Masyarakat lewat Regulasi

Agar berjalan dengan baik, kreativitas masyarakat harus senantiasa diregulasi. Regulasi juga mengontrol persaingan antara pelaku industri kreatif. Contoh pemerintah mengeluarkan kebijakan yang melindungi hak cipta dan hak intelektual karena kreativitas merupakan aset/komoditi ekonomi yang bisa diperjualbelikan.

Pertumbuhan Ekonomi Kreatif

Dari tahun ke tahun, industri kreatif terus bertumbuh dan memberikan kontribusi ke ekonomi negara, bisa dilihat dari tabel pertumbuhan nilai ekspor ekonomi kreatif di bawah ini

Jika dibagi per sektor industri, pertumbuhannya juga bervariatif dari tahun ke tahun.

Kontribusi Industri Kreatif

Jika dilihat pada tahun 2010, nilai ekspor ekraf sebesar 13,51 miliar US Dollar, dan terus menerus meningkat hingga mencapai 19,99 miliar US Dollar pada 2016. Setiap tahun, kontribusi industri kreatif terhadap perekonomian Indonesia semakin dan akan terus meningkat.

Jika dibandingkan dengan ekspor di sektor komoditas nonmigas, rata-rata ekspor industri kreatif mulai dari 2010-2016 mencapai 11,86 persen dari keseluruhan ekspor nonmigas.

Faktor yang Mempengaruhi

Setiap tahun, nilai pertumbuhan dan kontribusi industri kreatif/ekraf terus meningkat. Penasaran apa saja faktor yang melatarbelakangi pertumbuhan industri ini?

1. Kreativitas

Tentu saja sesuai dengan namanya, yang paling dibutuhkan dan berperan besar dalam industri ini adalah kreativitas. Mayoritas pelaku industri kreatif yang merupakan anak muda memiliki potensi dan kreativitas besar tanpa batas sehingga mendorong pertumbuhan industri kreatif Indonesia.

2. Kemajuan Teknologi

Bagi pelaku industri kreatif menengah, kemajuan teknologi berperan besar dalam mendukung industri kreatif.

3. Media Sosial

Dari kemajuan teknologi, muncul media sosial yang pertumbuhan dan perannya memberikan potensi dan peluang besar bagi pelaku bisnis khususnya pelaku industri kreatif. Tidak diperlukannya modal besar, biaya tambahan untuk biaya sewa tempat menjual, memudahkan pelaku industri kreatif kecil-menengah.

Kesimpulan

Great People, industri kreatif atau yang dikenal dengan istilah ekonomi kreatif merupakan salah satu sektor strategis yang memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian Indonesia.

Terdapat 16 subsektor dalam industri kreatif, yaitu: kuliner, fashion, kriya, TV dan radio, penerbitan, arsitektur, aplikasi dan games developer, periklanan, musik, fotografi, film, animasi, video, seni pertunjukkan, desain produk, seni rupa, desain interior, dan desain komunikasi visual.

Industri kreatif bermanfaat bagi Indonesia seperti integrasi aset dan potensi, meningkatkan kreativitas dan inovasi, berdirinya bekraf, dan mendukung kreativitas masyarakat lewat regulasi. Pertumbuhannya setiap tahun juga selalu mengalami peningkatan.

Apakah Anda Tertarik Menekuni Industri Kreatif?

Dengan GreatDay HR, absensi, penggajian, cuti, dan lembur akan diolah secara otomatis.
Efisiensi maksimal untuk kreativitas Anda yang tanpa batas.

AJUKAN DEMO SEKARANG

Tags : Industri kreatif

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA