Bagaimana peranan SIG dalam perencanaan pembangunan wilayah?

8.692 Views

Sistem Informasi Geografi (SIG) atau Geographic Information System (GIS) adalah suatu sistem informasi yang dirancang untuk bekerja dengan data yang bereferensi spasial atau berkoordinat geografi atau dengan kata lain suatu SIG adalah suatu sistem basis data dengan kemampuan khusus untuk menangani data yang bereferensi keruangan (spasial) bersamaan dengan seperangkat operasi kerja (Barus dan Wiradisastra, 2000). Sedangkan menurut Anon (2001) Sistem Informasi geografi adalah suatu sistem Informasi yang dapat memadukan antara data grafis (spasial) dengan data teks (atribut) objek yang dihubungkan secara geogrfis di bumi (georeference). Disamping itu, SIG juga dapat menggabungkan data, mengatur data dan melakukan analisis data yang akhirnya akan menghasilkan keluaran yang dapat dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan pada masalah yang berhubungan dengan geografi.

Sistim Informasi Geografis (SIG) merupakan salah satu disiplin ilmu berbasis teknologi informasi yang berkembang begitu cepat akhir-akhir ini. Ide penyampaian informasi pada setiap titik koordinat bumi ini, semakin melejit seiring dengan perkembangan teknologi perekaman informasi melalui satelit. Hasil perekaman informasi terkait dengan kondisi fisik suatu wilayah melalui satelit, meskipun tidak sempurna, telah banyak digunakan untuk mensubstitusi perekaman informasi melalui survai lapangan yang butuh waktu lebih lama dan biaya yang relatif juga lebih mahal.

Dalam bidang perencanaan wilayah dan kota, ilmu ini memiliki peranan yang sangat penting. Menata ruang suatu wilayah membutuhkan dukungan data dan informasi, baik spasial maupun non spasial, yang akurat dan terkini, terutama data dan informasi tematik yang mengilustrasikan kondisi suatu wilayah. Perubahan kondisi wilayah pada daerah yang akan disusun rencana tata ruangnya, perlu dipahami dengan baik oleh para perencana, karena kualitas rencana tata ruang sangat ditentukan oleh pemahaman para perencana terhadap kondisi fisik wilayah perencanaan.

Negara-negara berkembang di dunia sedang melakukan pembangunan besar-besaran agar negara tersebut dapat menjadi negara maju. Hal ini membuat gerak urbanisasi di negara-negara di dunia berkembang pesat dan lahan kosong semakin menipis.Oleh karena itu, perubahan yang cepat ini membutuhkan sebuah teknologi dalam perencanaan kota agar dapat mengatasi permasalahan yang ada. Baru-baru ini sebagian besar negara-negara berkembang telah menggunakan GIS dalam tindakan perencanaan kota. Tapi mereka menghadapi masalah yang menyebabkan kegagalan pelaksanaan kegiatan GIS.Status ini terjadi karena mereka kurang memperhatikan untuk definisi yang benar dari rencana implementasi GIS.

Peran SIG juga bervariasi dalam berbagai tahap proses perencanaan kota.Sebagai contoh, GIS lebih berguna dalam pemodelan dan pengembangan pilihanperencanaan daripadadalam penentuan tujuan perencanaan. Tahapan yang berbedadalam proses perencanaan kota dapat digeneralisasi sebagai penentuan tujuan,persediaan sumber daya, analisissituasi yang ada, model dan proyeksi, pengembanganopsi perencanaan, pemilihan opsiperencanaan, pelaksanaan rencana, dan evaluasirencana, pemantauan, dan umpan balik(Gambar 3). GIS hanya dapat memberikanbeberapa data dan teknik yang dibutuhkan dalam berbagai tahap proses perencanaan kota. Setiap GIS juga harus bekerja dengan database lain, teknik, dan model pada berbagai tahap proses perencanaan.

Untuk implementasi yang efisien dari GIS, pertama perlu menyiapkan rencana strategis dan implementasi. Salah satu studi penting yang dibutuhkan untuk mempersiapkan rencana ini menilai suatu organisasi kekuatan (apa organisasi dapat melakukan) dan kelemahan (apa sebuah organisasi tidak bisa melakukan) selain peluang (kondisi yang menguntungkan potensial bagi suatu organisasi) dan ancaman (kondisi yang tidak menguntungkan potensial untuk organization). Analisis ini dikenal sebagai analisis SWOT.Analisis SWOT adalah alat yang sangat berguna untuk analisis strategis dan memahami posisi saat organisasi dalam proses implementasi GIS.

Dilihat dari keuntungan yang dimiliki, kesadaran dan permintaan untuk menggunakan sistem informasi geografis di semua tingkat perencanaan meningkat. Tetapi, penggunaan GIS di negara berkembang terdapat kendala, salah satunya adalah kendala pada data spasial. Hal tersebut terjadi karena pada awalnya penggunaan GIS dibatasi dalam perencanaan khusus dalam perencanaan tingkat makro seperti perencanaan kota sehingga mengakibatkan beberapa masalah, seperti: kurangnya infrastruktur yang sesuai untuk mengambil geo-based data, kurangnya atau tidak tersedianya data berbasis geo digital tentang infrastruktur perkotaan diperlukan untuk tindakan perencanaan, kurangnya prosedur yang ditetapkan dan infrastruktur untuk berbagi data dan akses orang dan organisasi untuk data spasial yang ada. Selain itu, terdapat juga masalah-masalah lainnya seperti kendala teknis dan kelembagaan. Secara garis besar SIG merupakan program komputer yang sangat bermanfaat khususnya dalam dunia perencanaan wilayah dan kota terutama dalam hal penyajian informasi-informasi secara grafis. SIG dapat menyajikan suatu data dengan jelas serta lengkap, dengan menggunakan SIG presentasi dapat disajikan dengan lebih baik karena terbantu dengan fitur-fitur pengolahan dan penyajian data yang dimiliki oleh aplikasi SIG yang baik.Sumber////mediatataruang.com/pentingnya-merencanakan-ruang-berbasis-teknologi-sistem-informasi-geografi-sig/Dishubkampar/rd).

A.    Pendahuluan

Salah satu hal yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia adalah  pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pembangunan, namun di negara berkembang manfaaat pembangunan tersebut belumlah merata, karena laju perkembangan IPTEK di negara maju begitu cepat sehingga negara berkembang belum mampu untuk mengantisipasi dan mengaplikasikannya secara cepat. Disamping itu dalam era globalisasi diperlukan pelaksaan pembangunan berkesinambungan yang berwawasan lingkungan dimana setiap pembangunan ditujukan untuk meningkankan manfaat (dampak positif), dan mengurangi resiko (dampak negatif) yang tanpa direncanakan merupakan dampak dari setiap rencana kegiatan pembangunan.

Pembangunan berwawasan lingkungan pada program pembangunan jangka panjang pada tahap kedua perlu ditunjang dengan suatu sistem informasi ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam Undang-undang RI. No. 4 tahun 1992 tentang pokok pengelolaan lingkungan hidup dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan pembangunan berwawasan lingkungan adalah upaya sadar dan berencana menggunakan dan mengelola sumber daya secara bijaksana dalam berkesinanbungan untuk meningkatkan mutu hidup.

B.     Sistem Informasi Geografi

Sistem Informasi Geografis adalah sistem yang dapat mengelolah data yang memiliki informasi spasial (bereferensi keruangan). Atau dalam arti yang lebih sempit, adalah sistem komputer yang memiliki kemampuan untuk membangun, menyimpan, mengelola dan menampilkan informasi berefrensi geografis, misalnya data yang diidentifikasi menurut lokasinya, dalam sebuah database. Para praktisi juga memasukkan orang yang membangun dan mengoperasikannya dan data sebagai bagian dari sistem ini.

Teknologi Sistem Informasi Geografis dapat digunakan untuk investigasi ilmiah, pengelolaan sumber daya, perencanaan pembangunan, kartografi dan perencanaan rute. Misalnya, SIG bisa membantu perencana untuk secara cepat menghitung waktu tanggap darurat saat terjadi bencana alam, atau SIG dapat digunaan untuk mencari lahan basah (wetlands) yang membutuhkan perlindungan dari polusi dan lain sebagainya yang membantu pembangunan suatu daerah.

Dengan SIG informasi yang mempunyai hubungan geometric dalam arti bahwa informasi tersebut dapat dihitung, diukur, dan disajikan dalam sistem koordinat, dengan data berupa data digital yang terdiri dari data posisi (data spasial) dan data semantiknya (data atribut). SIG dirancang untuk mengumpulkan, menyimpan dan menganalisis suatu obyek dimana lokasi geografis merupakan karakteristik yang penting, dan memerlukan analisis yang kritis. Penanganan dan analisis data berdasarkan lokasi geografis merupakan kunci utama SIG. Oleh karena itu data yang digunakan dan dianalisa dalam suatu SIG berbentuk data peta (spasial) yang terhubung langsung dengan data tabular yang mendefinisikan bentuk geometri data spasial. Misalnya apabila kita membuat suatu theme atau layer tertentu, maka secara otomatis layer tersebut akan memiliki data tabular yang berisi informasi tentang bentuk datanya (point, line atau polygon) yang berada dalam layer tersebut .Sistem Informasi Geografi (SIG) terdiri atas input, penyusunan basisdata, proses dan output. Sebagai input, semua data spasial dapat digunakan sebagai masukannya, yang meliputi peta-peta tersedia, data sensus, hasil penetian, dan citra penginderaan jauh. Citra penginderaan jauh sebagai data utama dalam SIG karena muthakir, yang didukung oleh resolusi temporalnya. Proses (buffer, overlay, transformasi,...) dapat dilakukan pada basis data untuk menghasilkan informasi baru hasil dari pengukuran, pemetaan, pantauan dan pemodelan. Hasil tersebut sanagt berguna bagi proses pendidikan geografi, yang obyek utamanya adalah muka bumi, sedikit bawah muka bumi, dan atas bumi (lithosfer, hydrosfer, atmosfer, biosfer, antropofer)

Aplikasi SIG dapat digunakan untuk berbagai kepentingan selama data yang diolah memiliki refrensi geografi, maksudnya data tersebut terdiri dari fenomena atau objek yang dapat disajikan dalam bentuk fisik serta memiliki lokasi keruangan (Indrawati, 2002).

Tujuan pokok dari pemanfaatan Sistem Informasi Geografis adalah untuk mempermudah mendapatkan informasi yang telah diolah dan tersimpan sebagai atribut suatu lokasi atau obyek. Ciri utama data yang bisa dimanfaatkan dalam Sistem Informasi Geografis adalah data yang telah terikat dengan lokasi dan merupakan data dasar yang belum dispesifikasi.

C.    Pembangunan berkelanjutan

Pembangunan berkelanjutan adalah proses pembangunan (lahan, kota, bisnis, masyarakat, dsb) yang berprinsip memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi masa depan. Pembangunan berkelanjutan adalah terjemahan dari Bahasa Inggris, sustainable development. Salah satu faktor yang harus dihadapi untuk mencapai pembangunan berkelanjutan adalah bagaimana memperbaiki kehancuran lingkungan tanpa mengorbankan kebutuhan pembangunan ekonomi dan keadilan social.

Konsep pembangunan berkelanjutan mengimplikasikan batas, bukan batas absolut akan tetapi batas yang ditentukan oleh tingkat masyarakat dan organisasi sosial mengenai sumber daya alam serta kemampuan biosfer menyerap pengaruhpengaruh kegiatan manusia.

D.    Peran  SIG Dalam Pembangunan Berkelanjutan

Penggunaan informasi geografis telah berkembang secara eksponensial. Teknologi geospasial yang bekerja di belakang layar, telah membantu berbagai program seperti peningkatan energi, produksi pertanian, dan mengetahui neraca air dan lain sebagainya. Secara umum SIG atau Geographic Information System (GIS), merupakan suatu sistem (berbasiskan komputer) yang digunakan untuk menyimpan , menganalisis objek-objek dan fenomena-fenomena dimana lokasi geografis merupakan karakteristik yang penting atau kritis untuk dianalisis. Dengan demikian SIG merupakan sistem komputer yang memiliki empat kemampuan berikut dalam menangani data yang bereferensi geografis yakni masukan, keluaran, manajemen data (penyimpanan dan pemanggilan data), analisis dan manipulasi data.

Penataan ruang daerah merupakan bentuk rencana pengembangan wilayah , yang mempunyai peranan kuat dalam upaya mengatur ruang-ruang secara lebih efisien serta sustainable. Adanya kebijakan baru dalam rangka otonomi daerah telah mengubah paradigma perencanaan tata ruang yang selama ini dilakukan. Perubahan-perubahan ini memberikan konsekuensi yang lebih besar dalam penataan ruang. Sebagai antisipasi untuk tantangan ini daerah haruslah memiliki perangkat yang valid untuk dapat mewujudkan perencanaan tata ruang yang bottom up dan terkoordinasi yang memang dibutuhkan pada desentralisasi seperti saat ini.

Oleh sebab itu penggunaan SIG akan sangat membantu dalam proses ini. Disamping membantu untuk alat perencanaan, dengan model visualisasi akan jauh mempermudah para pengambil keputusan dan para perencana untuk mempertimbangkan aspek geografis dibandingkan dengan aspek sektoral semata.

Telah diakui bahwa Sistem Informasi Geografi (SIG) mempunyai kemampuan analisis keruangan (spatial analysis) maupun waktu (temporal analysis). Dengan kemampuan tersebut SIG dapat dimanfaatkan dalam perencanaan apapun karena pada dasarnya semua perencanaan akan terkait dengan dimensi ruang dan waktu, terlebih terhadapan perencanaan yang bersifat berkelanjutan. Dengan demikian setiap perubahan, baik sumber daya, kondisi maupun jasa-jasa yang ada di wilayah perencanaan akan terpantau dan terkontrol dengan baik.

Dalam perencanaan pambangunan pemanfaatan dan penggunaan lahan merupakan bagian kajian geografi yang perlu dilakukan dengan penuh pertimbangan dari berbagai segi. Tujuannya adalah untuk menentukan zonifikasi lahan yang sesuai dengan karakteristik lahan yang ada. Misalnya, wilayah pemanfaatan lahan di kota biasanya dibagi menjadi daerah pemukiman, industri, perdagangan, perkantoran, fasilitas umum,dan jalur hijau. SIG dapat membantu pembuatan perencanaan masing-masing wilayah tersebut dan hasilnya dapat digunakan sebagai acuan untuk pembangunanutilitas-utilitas yang diperlukan. Lokasi dari utilitas-utilitas yang akan dibangun di daerah perkotaan (urban) perlu dipertimbangkan agar efektif dan tidak melanggar kriteria-kriteria tertentuyang bisa menyebabkan ketidakselarasan.



Sumber:

//geografisinformationsistem.blogspot.com/2012/10/fungsi-sistem-informasi-geografis.html

//www.digital-sense.net/sig

//wahyunuroru.blogspot.com/2012/05/peran-sig-dalam-pembangunan-bangsa.html\

//id.wikipedia.org/wiki/SIG#Manfaat_SIG_di_berbagai_bidang


//id.wikipedia.org/wiki/Pembangunan_berkelanjutan

Page 2

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA