Bagaimana dakwah Sunan Maulana Malik Ibrahim terhadap keluarga KERAJAAN Majapahit

Makam Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim) selalu ramai diziarahi masyarakat di Kota Gresik. (Foto: istimewa)

Kastolani Minggu, 17 Mei 2020 - 13:12:00 WIB

JAKARTA, iNews.id - Syaikh Maulana Malik Ibrahim merupakan sesepuh Walisongo. Di kalangan para wali, Syeikh Maulana Malik Ibrahim merupakan tokoh yang dianggap paling senior dalam menyebarkan Islam di Pulau Jawa.

Maulana Malik Ibrahim dilahirkan di Campa (Kamboja), ayahnya bernama Barakat Zainul Alam, seorang ulama besar dari Maghrib. Maulana Malik Ibrahim disebut juga Sunan Gresik atau Syekh Maghribi atau Makhdum Ibrahim Al-Samarqandi. Orang Jawa menyebutnya Asmorokondi. Sebutan Syekh Maghribi menisbahkan asal keturunannya dari Maghrib, atau Maroko, Afrika Utara. 

BACA JUGA:
Kisah Sunan Drajat Diselamatkan Ikan Cucut

Maulana Malik Ibrahim memiliki silsilah keturunan yang dekat dengan Rasulullah SAW melalui jalur Husain bin Ali, Ali Zainal Abidin, Muhammad al Baqir, Ja’far al Shadiq, Ali al Uraidhi, Muhammad al-Naqib, Isa al-Rumi, Jamaluddin Akbar al-Husain (Maulana Akbar), dan Maulana Malik Ibrahim. 

Dikutip dari Lembaga Dakwah PBNU, Sir Thomas Standford Raffles da- lam Atlas Wali Songo menyatakan bahwa berdasar sumber-sumber lokal, Maulana Ibrahim adalah seorang panditha termasyhur asal Arabia, keturunan Zainal Abidin dan sepupu Raja Chermen.

BACA JUGA:
Kisah Sunan Kudus Diberi Batu Suci setelah Usir Wabah Penyakit

Menurut J.P Moquette atas tulisan prasasti makam syaikh Maulana Malik Ibrahim, wafat pada hari Senin, 12 Rabiul Awal 882 H (8 April 1419) dan berasal dari Kashan (Persia Iran).

Sumber cerita lokal menuturkan bahwa daerah yang dituju Syaikh Maulana Malik Ibrahim yang pertama kali saat mendarat di Jawa ialah Desa Sembalo, di dekat Desa Leran Keca- matan Manyar Kabupaten Gresik, yaitu 9 kilometer di arah utara kota Gresik, tidak jauh dari kompleks makam Fatimah bin Maimun.

Dengan mendirikan masjid pertama di Desa Pasucian, Manyar, Syeikh Malik Ibrahim mulai menyiarkan agama Islam. Awal aktivitasnya ialah berdagang di Desa Rumo. Setelah dakwahnya berhasil di Sembalo, Maulana Malik Ibrahim kemudian pindah ke Gresik.

Setelah itu mendatangi raja Majapahit dan mengajak raja masuk agama Islam. Walaupun raja tidak memeluk Islam, Maulana Malik Ibrahim diberikan tanah di Pinggiran kota Gresik yang bernama Desa Gapura.

Di desa inilah, Maulana Malik Ibrahim mendirikan pesantren untuk mendidik kader-kader pemimpin umat dan penyebar Islam di masa yang akan datang sebagai pengganti dirinya.

Dakwah dengan Mengobati

Wakil Rektor UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Dr HM Zainuddin MA dikutip dari uin-malang.ac.id menerangkan, aktivitas pertama yang dilakukan oleh Maulana Malik Ibrahim dalam berdakwah saat itu adalah berdagang dengan membuka warung yang menyediakan kebutuhan pokok dengan harga murah. Selain itu secara khusus Malik Ibrahim juga menyediakan diri untuk mengobati masyarakat secara gratis.

Sebagai tabib, Maulana Malik Ibrahim pernah diundang untuk mengobati istri raja Majapahit yang berasal dari Champa atau Cempa. Maulana Malik Ibrahim juga mengajarkan cara-cara baru bercocok tanam untuk merangkul masyarakat bawah atau kasta yang disisihkan dalam komunitas Hindu.

Maka sempurnalah misi pertamanya, yaitu mencari tempat di hati masyarakat di sekitar, yang ketika itu tengah dilanda krisis ekonomi dan perang saudara. Pertama-tama yang dilakukan oleh Maulana Malik Ibrahim adalah mendekati masyarakat melalui pergaulan dan berdagang.

Budi bahasa yang ramah senantiasa diperlihatkannya di dalam pergaulan sehari-hari. Syekh Maulana Malik Ibrahim tidak menentang secara tajam agama dan kepercayaan yang hidup dari penduduk asli, melainkan hanya memperlihatkan keindahan dan kabaikan yang dibawa oleh agama Islam.

Berkat keramah-tamahannya, banyak masyarakat yang tertarik masuk ke dalam agama Islam. Melalui berdagang beliau dapat berinteraksi dengan masyarakat banyak, selain itu raja dan para bangsawan dapat pula turut serta dalam kegbeliautan perdagangan tersebut sebagai pelaku jual-beli, pemilik kapal atau pemodal.

Setelah cukup mapan di masyarakat, Maulana Malik Ibrahim kemudian melakukan kunjungan ke Ibu kota Majapahit di Trowulan. Raja Majapahit meskipun tidak masuk Islam tetapi menerimanya dengan baik, bahkan memberikannya sebidang tanah di pinggiran kota Gresik.

Wilayah itulah yang sekarang dikenal dengan nama desa Gapura. Demikianlah, dalam rangka mempersiapkan kader untuk melanjutkan perjuangan menegakkan ajaran Islam, Maulana Malik Ibrahim membuka pesantren di daerah itu, yang merupakan kawah condrodimuko bagi estafeta perjuangan agama Islam di masa-masa selanjutnya. Hingga saat ini makamnya masih diziarahi oleh berjuta-juta umat Islam di Indonesia.

Setiap malam Jumat Legi, masyarakat setempat ramai berkunjung untuk berziarah. Ritual ziarah tahunan atau haul juga diadakan setiap tanggal 12 Rabi'ul Awwal. Pada acara haul itu dilakukan khataman Al-Quran, mauludan (pembacaan riwayat hidup Nabi Muhammad), dan dihidangkan makanan khas bubur yang bernama harisah. 


Editor : Kastolani Marzuki

TAG : sejarah islam Sunan Gresik Syeikh Malik Ibrahim Kisah Walisongo

CNN Indonesia

Kamis, 15 Apr 2021 09:00 WIB

Ilustrasi Sunan Gresik. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)

Jakarta, CNN Indonesia --

Sunan Gresik dalam beberapa literatur tak masuk dalam sembilan wali yang lazim dikenal wali songo. Namun ia dikenal sebagai wali pertama yang menyebarkan Islam di tanah Jawa.

Dalam Atlas Walisongo (2017), Agus Sunyoto tak memasukkan Sunan Gresik. Ini lantaran ia masuk Jawa dan hidup sebelum era wali songo dimulai pada abad ke-15 Masehi.

Sunan Gresik adalah ayah dari Raden Rahmat (Sunan Ampel). Nama aslinya Maulana Malik Ibrahim. Dikenal pula dengan Maulana Maghribi. Ada yang bilang ia dari Afrika Utara. Literatur lain menyamakan Sunan Gresik dengan Syaikh Ibrahim Asmarakandi, sehingga diyakini berasal dari Samarkan (Asia Tengah).

Belakangan, sejarawan asal Prancis J.P. Moquette menyebut Sunan Gresik berasal dari Kashan, sebuah daerah di Persia (Iran). Kesimpulan Moquette didapat setelah ia membaca prasasti pada makam Sunan Gresik. Di situ tertulis bahwa Sunan Gresik atau Maulana Malik Ibrahim meninggal pada Senin, 12 Rabbiul Awwal 822 H (8 April 1419 M), berasal dari Kashan (bi kashan), sebuah tempat di Persia (Iran).

Sri Sumaryoto dalam 9 Sunan (2015), menyebut Maulana Malik adalah saudara dari Maulana Ishak, ulama terkenal di Samudera Pasai (sekarang Aceh), yang merupakan Kerajaan Islam pertama di Nusantara. Maulana Ishak juga ayah dari Sunan Giri. Maulana Ibrahim dan Maulana Ishak, kata Sumaryoto, adalah anak dari seorang ulama di Persia bernama Maulana Jumadil Kubro, yang diyakini sebagai generasi ke-10 dari Husein bin Ali, cucu Nabi Muhammad Saw.

Jalan Dakwah

Babad Ing Gresik menyebut Maulana Malik Ibrahim kali pertama datang ke Gresik pada 1371 M. Ia datang bersama kerabatnya Maulana Mahpur. Menyebarkan Islam sembari berdagang.

Maulana Malik kemudian langsung dipertemukan dengan Raja Majapahit. Dia diperbolehkan menyebarkan Islam ke masyarakat sambil berdagang. Sunan Gresik kali pertama datang ke sebuah desa bernama Sembalo, Kecamatan Manyar Kabupaten Gresik. Di sana, sambil berdagang ia kemudian mendirikan masjid pertama di desa Pasucinan, Manyar.

Sumaryoto dalam versi lainnya menyebut Sunan Gresik datang ke Pulau Jawa pada paruh abad ke-14 atau pada 1392 M. Sebelumnya, ia sempat menetap selama 13 tahun di Cempa (sekarang Kamboja) mulai 1379-1392 M. Di sana, ia menikah dengan putri Raja Cempa dan dikaruniai dua orang anak, Sunan Ampel dan Sayid Ali Murtadha alias Raden Santri. Selama 13 tahun menetap di Campa, ia kemudian pergi ke Jawa dan meninggalkan keluarganya. 

Sebagai wali generasi awal, Sunan Gresik memberi tonggak penting dalam metode penyebaran Islam di Jawa. Cara itulah yang kemudian diikuti oleh ulama atau wali setelahnya, termasuk anaknya Sunan Ampel.

"Saya kira [Sunan] Gresik yang paling dihormati. Termasuk oleh Demak, karena beberapa konflik di kalangan istana kerajaan di pantai Utara Jawa itu termasuk konflik Demak dengan Pajang, itu diselesaikan dengan tokoh dari Gresik. Selalu begitu," kata Guru Besar sejarah Islam Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Jajat Burhanuddin kepada CNNIndonesia.com.

Rahimsyah dalam Biografi & Legenda Wali Sanga (1997), menyebut Sunan Gresik berdakwah dengan menjauhi pertentangan. Ia tak secara tajam menolak kepercayaan masyarakat yang kala itu masih didominasi Hindu-Budha. Maulana Malik juga dekat dengan masyarakat kelas bawah dan tidak membeda-bedakan golongan.

Namun, selain sebagai ulama, kesuksesan dakwah Sunan Gresik juga didukung oleh perannya sebagai tabib atau dokter. Dia membuka praktik pengobatan gratis untuk masyarakat. Sebagai tabib itulah, kabarnya ia sempat diundang ke Kerajaan Majapahit untuk mengobati istri raja yang diketahui juga beras dari Campa, tempat ia dulu menetap.

(thr/ain)

Saksikan Video di Bawah Ini:

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA