Apakah perusahaan harus membagikan dividen atau tidak?

M. Yahya Harahap dalam bukunya Hukum Perseroan Terbatas (hal. 291), mendefinisikan dividen sebagai pendistribusian laba kepada pemegang saham secara pro rata. Pada prinsipnya dibayarkan dalam bentuk uang. Akan tetapi, dimungkinkan juga dalam bentuk script atau surat saham sementara maupun produk atau property perusahaan.

 

Perlu diketahui bahwa tata cara penggunaan laba dan pembagian dividen menurut Pasal 15 ayat (1) huruf i Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (“UUPT”) diatur dalam anggaran dasar (“AD”) perusahaan.

 

Pembagian Dividen

Berkaitan dengan pertanyaan Anda mengenai asal dari deviden, aturannya dapat kita temukan pada Pasal 71 UUPT yang berbunyi sebagai berikut:

 

  1. Penggunaan laba bersih termasuk penentuan jumlah penyisihan untuk cadangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 70 ayat (1) diputuskan oleh RUPS.

  2. Seluruh laba bersih setelah dikurangi penyisihan untuk cadangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 70 ayat (1) dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen, kecuali ditentukan lain dalam Rapat Umum Pemegang Saham (“RUPS”).

  3. Dividen sebagaimana dimaksud pada ayat (2) hanya boleh dibagikan apabila Perseroan mempunyai saldo laba yang positif.

 

Jadi berdasarkan Pasal 71 ayat (2) UUPT, pada dasarnya dividen yang dapat dibagikan kepada pemegang saham adalah seluruh laba bersih setelah dikurangi penyisihan untuk cadangan kecuali ditentukan lain dalam RUPS.

 

Yahya Harahap dalam buku yang sama (hal. 291) mengatakan bahwa dividen sebagai bagian dari laba atau keuntungan bersih perseroan secara resmi diumumkan oleh Direksi setelah mendapat persetujuan RUPS untuk dibagikan kepada para pemegang saham.

 

Lebih lanjut Yahya menjelaskan bahwa menurut Pasal 71 ayat (2) UUPT, pada dasarnya dividen yang dapat dibagikan kepada pemegang saham adalah:

  • seluruh laba bersih setelah dikurangi penyisihan untuk cadangan,

  • namun prinsip ini dapat dikesampingkan berdasark keputusan RUPS.

 

Misalnya RUPS dapat menentukan, tidak ada pembagian dividen atas alasan laba bersih itu akan digunakan untuk memperluas kegiatan usaha demikan yang dikatakan oleh Yahya.

 

Yang dimaksud dengan seluruh laba bersih menurut Penjelasan Pasal 71 ayat (2) UUPT adalah seluruh jumlah laba bersih dari tahun buku yang bersangkutan setelah dikurangi akumulasi kerugian Perseroan dari tahun buku sebelumnya.

 

Dengan demikian, dividen hanya boleh dibagikan apabila perseroan mempunyai “saldo laba yang positif”. Dalam hal laba bersih perseroan dalam tahun buku berjalan belum seluruhnya menutup akumulasi kerugian perseroan dari tahun buku sebelumnya, perseroan tidak dapat membagikan dividen, karena dalam hal demikian perseroan masil mempunyai saldo laba bersih negatif.[1]

 

Jadi merangkum penjelasan di atas bahwa keuntungan yang memenuhi syarat untuk dibagikan sebagai dividen apabila perseroan mempunyai saldo laba yang positif, yakni seluruh jumlah laba bersih setelah dikurangi akumulasi kerugian tahun buku sebelumnya.

 

Yahya (hal. 293) memberikan istilah sederhana yakni “kelebihan keuntungan” di atas modal yang dapat dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen. Dengan demikian pembagian dividen tidak boleh mengganggu pelaksanaan kegiatan usaha perseroan. Oleh karena itu, kalau perseroan tidak memperoleh keuntungan yang memenuhi syarat ketentuan undang-undang, tidak ada pembagian dividen.

 

Sebagai tambahan informasi, Yahya menjelaskan bahwa dividen yang dijelaskan di atas, disebut dividen biasa. Di samping itu, dikenal pula “dividen tambahan” (extra dividend), yakni dividen yang dibayarkan di samping dividen biasa, apabila perseroan pada tahun itu memperoleh laba yang melebihi target.

distribusi atau pembagian keuntungan yang didapatkan perusahaan kepada para pemegang dengan berdasarkan jumlah saham masing-masing investor. Pembagian laba tersebut akan diambil dari profit yang ditahan dan kas tersedia milik perusahaan.

Dividen merupakan salah satu bentuk keuntungan investasi saham selain capital gain yang diperoleh dari penjualan saham. Dalam investasi, dividen dibagi menjadi dua macam, yaitu dividen tunai (laba berupa uang tunai dalam jumlah tertentu) dan dividen saham (laba berupa saham).

Apakah perusahaan harus membagikan dividen atau tidak?

Table of Contents

1 Pembayaran Dividen Adalah?

1.1 Dividen Interim

1.2 Dividen Final

2 Pengertian Dividen Menurut Ahli

2.1 Scott Besley & Eugene F. Brigham (2005)

2.2 Baridwan (1997)

2.3 Jamie Pratt (2011)

3 Jenis-Jenis Dividen

3.1 Dividen Tunai

3.2 Dividen Saham

3.3 Dividen Properti

3.4 Dividen Skrip

3.5 Dividen Likuidasi

4 Istilah Istilah pada Dividen

4.1 Dividend Payout Ratio (DPR)

4.2 Dividend Per Share (DPS)

4.3 Dividend Yield

5 Cara Menghitung Dividen

6 Cara Pembagian Dividen Saham

6.1 Declaration Date

6.2 Cum Dividen

6.3 Ex Dividen

6.4 Pencatatan

6.5 Pembayaran Dividen

7 Kelebihan dan Kekurangan Dividen Investasi

7.1 Kelebihan Dividen Investasi

7.2 Kekurangan Dividen Investasi

8 Pengaruh Kebijakan Dividen Terhadap Bisnis

9 Panduan Investasi Dividen Saham Bagi Investor Pemula

9.1 Memperhatikan Fundamental Perusahaan

9.2 Memperhatikan Rasio Dividend Yield

9.3 Memperhatikan Jadwal Pembagian Dividen

10 Tips Mencari Dividen Saham Paling Menguntungkan

11 Teori Kebijakan Dividen Menurut Pakar

11.1 The Bird in the Hand

11.2 Dividend Irrelevance

11.3 Tax Preference

Pembayaran Dividen Adalah?

Setelah mengetahui apa itu dividen, sebaiknya cari tahu juga bagaimana metode pembayaran dividen. Secara umum, perusahaan dapat membayarkan dividen dengan interim maupun final.

Lantas, apa perbedaan dari kedua metode pembayaran dividen tersebut? Berikut jawabannya!

  • Dividen Interim

Istilah ini merujuk pada dividen bersifat sementara yang dinyatakan serta dibayarkan sebelum pembagian keuntungan tahunan perusahaan ditetapkan pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Dividen interim dilakukan secara berkala dalam periode waktu satu tahun.

  • Dividen Final

Metode pembagian keuntungan perusahaan kepada para pemegang saham telah diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham dan ditetapkan di catatan periode tertentu.

Pengertian Dividen Menurut Ahli

Pembayaran dividen adalah suatu hal krusial bagi pihak perusahaan maupun pemegang saham. Namun, sebelum membahas lebih lanjut tentang jenis-jenis dividen dan cara pembayarannya. Sebaiknya ketahui terlebih dahulu apa saja pendapat ahli mengenai laba dalam bentuk dividen.

Berikut adalah pengertian dividen menurut para ahli:

  • Scott Besley & Eugene F. Brigham (2005)

Dividen merupakan pembagian laba kepada pemegang saham atas keuntungan yang berhasil didapatkan perusahaan, baik itu keuntungan dari periode sebelumnya atau yang sedang berjalan.

  • Baridwan (1997)

Dividen adalah salah satu bagian keuntungan perusahaaan yang dibagikan ke investor dalam jumlah sesuai nilai saham milik pemegang saham. Dividen yang diperoleh investor bisa mengalami perubahan dari periode sebelumnya, karena menyesuaikan dengan laba yang diterima perusahaan.

  • Jamie Pratt (2011)

Menurut pendapat Jamie Pratt, dividen merupakan distribusi keuntungan dalam bentuk uang tunai, saham, maupun properti yang diberikan oleh perusahaan kepada setiap investornya. Jumlah dividen yang diterima pemegang saham akan diumumkan berdasarkan harga per lembar saham.

Jenis-Jenis Dividen

Dividen dikategorikan atas beberapa jenis yang bisa disesuaikan dengan posisi dan kemampuan perusahaan. Di bawah ini adalah jenis-jenis dividen yang harus diketahui:

  • Dividen Tunai

Metode pembagian laba  yang paling umum diterapkan oleh perusahaan adalah secara tunai. Sesuai namanya, pembayaran dilakukan dalam bentuk cash (uang tunai) dan dikenai pajak berdasarkan tahun penerbitannya. Perusahaan publik biasanya membayar dividen tunai secara berkala.

  • Dividen Saham

Membayar dividen merupakan suatu kewajiban yang harus dilakukan perusahaan kepada pemegang saham. Salah satunya dengan menggunakan metode pembayaran dalam bentuk saham tambahan.

Biasanya, nilai dividen dihitung berdasarkan pada proporsi saham yang dimiliki investor. Metode dividen saham hampir sama dengan stock split sebab dilakukan dengan cara menambah saham. Di sisi lain, perusahaan juga melakukan langkah ini demi mempertahankan kapitalisasi pasar.

Umumnya, perusahaan yang memberikan laba berupa dividen saham disebabkan karena tidak memiliki cukup uang tunai untuk dibagikan. Namun, cara ini juga bisa saja sebagai upaya mempertahankan pasokan uang tunai untuk kepentingan operasional atau ekspansi bisnis.

Dividen saham cukup efektif dalam meningkatkan jumlah saham beredar. Distribusi dividen saham serta stock split atau pemecahan saham dapat menekan harga saham. Akan tetapi, hal tersebut tidak akan berdampak pada nilai perusahaan tersebut.

  • Dividen Properti

Jenis ini memungkinkan penerima saham menerima pembayaran dividen dalam bentuk aset. Hingga saat ini, metode pembagian dividen dengan alat bayar properti masih jarang dilakukan.

Hal tersebut dikarenakan membutuhkan proses perhitungan cukup sulit sehingga dinilai kurang efektif dan efisien. Perusahaan yang menerapkan metode dividen properti biasanya dikarenakan uang tunai perusahaan sudah terlanjur digunakan untuk kepentingan lain, seperti investasi.

  • Dividen Skrip

Pembayaran dividen dilakukan dalam bentuk surat janji hutang. Nantinya, perusahaan akan membayar dividen pada waktu dan dengan jumlah sesuai yang tertera pada surat janji hutang.

Lebih lanjut, surat hutang akan dikenakan bunga (interest) hingga perusahaan mampu membayarkan dividen tersebut kepada pemilik saham. Biasanya dividen skrip digunakan saat persediaan uang tunai di perusahaan mulai berkurang sehingga mengakibatkan perusahaan memiliki hutang jangka pendek.

  • Dividen Likuidasi

Jenis dividen likuidasi dapat diartikan sebagai pengembalian modal. Khususnya pada kondisi saat perusahaan akan mengalami kebangkrutan. Jika masih ada sisa aset atau kekayaan yang dimiliki, maka pihak perusahaan akan menerbitkan dividen likuidasi untuk dibagikan ke pemegang saham.

Sebaliknya, apabila tidak ada lagi sisa kekayaan perusahaan. Otomatis para pemegang saham tidak akan mendapatkan dividen dalam bentuk apapun.

Apakah perusahaan harus membagikan dividen atau tidak?

Istilah Istilah pada Dividen

Terdapat banyak istilah yang digunakan pada dividen dan mungkin kurang familiar di telinga masyarakat awam. Oleh sebab itulah, bagi yang berencana untuk terjun ke dunia investasi, sebaiknya ketahui apa saja istilah-istilah yang ada di dividen, diantaranya adalah sebagai berikut:

  • Dividend Payout Ratio (DPR)

Rasio berapa banyak keuntungan perusahaan yang dibagi menjadi dividen untuk diberikan kepada pemegang saham. Contoh lengkap dapat dilihat di bawah ini:

Laba bersih PT. XXX adalah Rp. 2.000.000.000,-.

  1. XXX memutuskan membagikan dividen sebesar Rp. 1.000.000.000,- ke pemegang saham.

Dividend Payout Ratio (DPR) = Rp. 1.000.000.000 / Rp. 2.000.000.000 * 100% = 50%

Kesimpulan, DPR dari PT. XXX adalah 50%.

  • Dividend Per Share (DPS)

DPS merupakan dividen per lembar saham. Angka DPS didapatkan dari pembagian dividen perusahaan dengan total lembar saham. Contohnya adalah sebagai berikut:

  1. XXX memutuskan membagikan dividen sebesar Rp. 1.000.000.000,- ke pemegang saham.

Jumlah total lembar saham PT. XXX adalah 2 juta lembar.

Dividend Per Share (DPS) = Rp. 1.000.000.000 / Rp. 2.000.000.000 = Rp. 1.000.000.000

Kesimpulan, DPS per lembar yang diterima pemegang saham adalah Rp. 1.000.000.000

  • Dividend Yield

Perbandingan jumlah dividen yang dibagi perusahaan dengan harga saham yang beredar. Contoh dari dividend Yield dapat dilihat di bawah ini:

PDS dari PT. XXX adalah Rp. 1.000,-.

Harga saham PT. XXX adalah Rp. 20.000.-

Dividend Yield = 1.000 / 20.000 * 100% = 5%

Kesimpulannya, Dividend Yield dari PT. XXX adalah sebesar 5%

Cara Menghitung Dividen

Pembayaran dividen adalah salah sebuah momen paling ditunggu oleh setiap investor. Pasalnya, dividen merupakan imbalan hasil yang didapatkan oleh pemegang saham dari pembagian keuntungan perusahaan. Melalui dividen, pemegang saham akan mendapatkan laba dari perusahaan.

Pemegang saham dari emiten akan mendapatkan dividen dengan syarat mempunyai saham di perusahaan bersangkutan pada periode dividen dibagikan. Sedangkan nilai dividen yang akan diterima tergantung pada berapa jumlah saham yang dimiliki saat ini.

Lantas, bagaimana cara praktis namun akurat untuk menghitung dividen yang dapat dijadikan panduan oleh investor pemula? Di bawah ini adalah contoh selengkapnya!

PT. SSS memiliki 5.000.000 lembar saham yang menghasilkan laba bersih Rp. 1.200.000.000.

Kebijakan pembagian dividen yang ditetapkan perusahaan atau DPR adalah 40% dari total laba bersih.

Total dividen yang dibagikan kepada investor dihitung dengan rumus: Laba bersih x DPR.

Maka, totalnya adalah Rp. 720.000.000

Nilai per lembar saham dividen yang akan diterima investor adalah:

Dividen/saham beredar = 720.000.000/10.000.000 = Rp 144 per lembar

 

Perlu diketahui, bahwa Indonesia memberlakukan pajak dividen sebesar 10%. Oleh sebab itu, setiap dividen akan dikurangi dengan pajak yang dikategorikan dalam pajak penghasilan (PPh)

Contoh:

Pak Budi adalah salah satu pemegang saham di PT. SSS yang akan membagikan dividen Rp 144 per lembar saham. Jika Pak Budi memiliki 60 lot atau 6.000 lembar saham PT. XXX.

Lantas, berapa jumlah dividen yang akan diterima oleh Pak Budi?

Pembahasan

Dividen sebelum pajak = 6.000 x Rp 144 = Rp. 864.000

Dividen setelah dikurangi pajak = Rp. 864.000 – (Rp. 864.000 x 10%)

= Rp. 777.600

Jadi, jumlah dividen bersih (setelah dikurangi pajak) yang akan diterima oleh Pak Budi adalah sebesar Rp. 777.600.

Cara Pembagian Dividen Saham

Pembayaran dividen adalah kewajiban setiap perusahaan kepada para investor yang telah menanamkan modalnya demi kelangsungan aktivitas operasional bisnis tersebut.

Pembagian dividen saham harus sesuai dengan prosedur berlaku. Umumnya, perusahaan akan membuat pengumuman mengenai jadwal pembagian dividen saham melalui KSEI terlebih dahulu.

Di bawah ini adalah prosedur pembagian dividen saham:

  • Declaration Date

Tanggal ini adalah waktu saat perusahaan mengumumkan jumlah dividen yang akan dibagikan kepada pemegang saham. Declaration date akan dilakukan sebelum dividen saham dibagikan.

  • Cum Dividen

Hari terakhir para investor bisa menerima hak pembagian dividen saham. Pada hari ini, investor yang masih memegang saham dari perusahaan bersangkutan pada tanggal Cum Dividen, maka berhak untuk mendapatkan saham sesuai yang dijanjikan oleh perusahaan.

  • Ex Dividen

Waktu perdagangan saat investor tidak lagi mendapatkan hak dividen. Oleh sebab itu, dianjurkan untuk melakukan pembelian saham sebelum Cum Dividen.

  • Pencatatan

Saat tanggal pencatatan dimulai, maka perusahaan akan melakukan pendataan terhadap siapa saja yang memegang saham perusahaan tersebut dan berhak mendapatkan dividen.

Apabila ada pemegang saham yang membeli saham saat atau setelah ex dividen, maka investor tersebut berhak mendapat dividen di tahun depan atau periode selanjutnya.

  • Pembayaran Dividen

Tidak bisa dipungkiri, bahwa pembayaran dividen adalah waktu yang selalu dinantikan oleh pemegang saham. Pada tanggal tersebut, perusahaan akan membagikan keuntungan ke para investor. Nilai yang diterima akan disesuaikan dengan jumlah investasi yang ditanamkan.

Kelebihan dan Kekurangan Dividen Investasi

Setiap instrumen investasi memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing, tidak terkecuali investasi dividen. Oleh sebab itulah, sebelum memutuskan untuk berinvestasi, sebaiknya pelajari terlebih dahulu apa saja keuntungan dan potensi kerugian yang mungkin dialami.

Berikut adalah kelebihan dan juga kekurangan dari investasi dividen:

  • Kelebihan Dividen Investasi

Salah satu keuntungan yang akan didapatkan investor adalah laba bersih dari perusahaan. Apabila perusahaan menghasilkan laba dalam jumlah besar, maka dividen yang akan didapatkan juga tinggi. Dengan kata lain, dividen yang didapatkan tergantung pada performa perusahaan bersangkutan.

  • Kekurangan Dividen Investasi

Potensi keuntungan dari dividen memang terbilang tinggi. Namun, jangan lupa bahwa investasi saham juga memiliki risiko tinggi. Oleh sebab itu, investor harus siap mental menghadapinya.

Hal tersebut dikarenakan membeli saham perusahaan yang sedang membagi laba dividen berpotensi mengalami kerugian. Ini erat kaitannya dengan dividen trap (fenomena pasar yang timbul menjelang pembagian laba dividen).

Selain itu, menjelang cum date harga saham cenderung naik. Akan tetapi, setelah ex date, biasanya nilai jual saham cenderung di sale sebab para pemegang saham akan melakukan profit taking. Hal tersebut tentu mengakibatkan investor yang beli saham pada cum date akan rugi.

Pengaruh Kebijakan Dividen Terhadap Bisnis

Meskipun kebijakan pembayaran dividen adalah suatu nilai plus bagi investor. Akan tetapi, pembagian dividen perusahaan nyatanya memberikan dampak cukup besar terhadap kelangsungan bisnis. Khususnya pada perusahaan yang sedang berkembang.

Perusahaan berkembang cukup rentan terhadap risiko peningkatan hutang. Besarnya rasio hutang terhadap aset total perusahaan otomatis akan meningkatan potensi risiko terhadap perusahaan.

Nah, biasanya untuk berkembang maupun perusahaan besar dalam mencatatkan laporan keuangannya menggunakan aplikasi laporan keuangan yang efektif dan efisien dapat membantu meminimalisir kesalahan perhitungan, sehingga potensi risiko rugi dapat diminimalkan. Selain itu, perusahaan biasanya memanfaatkan aplikasi invoice untuk operasional dan pengelolaan usahanya.

Kebijakan dividen merupakan keputusan jika laba yang diperoleh perusahaan di akhir tahun akan dibagikan kepada para investor, baik itu dalam bentuk dividen maupun ditahan untuk menambah investasi dengan tujuan dijadikan sebagai simpanan pada masa akan datang.

Sementara itu, pengaruh kebijakan dividen terhadap bisnis antara lain adalah sebagai berikut:

  • Dividen bisa menimbulkan konflik antara pemberi pinjaman dan investor yang berpotensi mengakibatkan biaya keagenan hutang.
  • Perusahaan yang meningkatkan jumlah pembagian dividen untuk pemegang saham padahal mempunyai banyak hutang, maka akan menimbulkan perspektif negatif di kalangan investor. Hal ini berpotensi membuat perusahaan rentan terhadap risiko pailit.
  • Apabila perusahaan meniadakan pembagian laba dalam bentuk dividen karena tidak mempunyai kas, hal tersebut justru akan menambah beban pada perusahaan. Sebab, artinya perusahaan harus membayar biaya beserta bunga dalam jumlah lebih besar.
  • Jika perusahaan sering menginvestasikan keuntungan dengan tujuan meningkatkan laba di masa depan. Akan tetapi, hal tersebut justru bisa menyebabkan anggaran perusahaan berkurang, sehingga pembagian saham menjadi semakin rendah.

Apakah perusahaan harus membagikan dividen atau tidak?

Panduan Investasi Dividen Saham Bagi Investor Pemula

Setelah tahu bahwa hasil dari pembayaran dividen adalah cukup menjanjikan. Tentu tidak sedikit para investor pemula yang melirik perusahaan dengan penawaran bagi hasil dalam bentuk dividen.

Akan tetapi, supaya tidak menelan pil pahit kerugian. Sebaiknya ketahui terlebih dahulu tips investasi dividen saham agar cuan. Di bawah ini adalah panduan lengkapnya:

  • Memperhatikan Fundamental Perusahaan

Pastikan bagaimana proses pembagian dividen melalui laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan. Membeli saham dari perusahaan yang memiliki fundamental bagus sudah tentu akan memberikan laba dalam jumlah lebih tinggi, dengan risiko kerugian yang minim.

Dengan begitu, pemegang saham tidak perlu merasa cemas ketika harga saham anjlok setelah laba dividen dibagikan. Pembagian dividen juga bisa mengurangi modal ekspansi perusahaan.

  • Memperhatikan Rasio Dividend Yield

Perlu diketahui, bahwa Rasio Dividend Yield adalah perbandingan dari nilai dividen terhadap harga saham. Ini mengindikasikan tingkat laba investasi saham. Dividend Yield yang tinggi bisa juga disebabkan tingginya harga dividen. Sehingga nominal dividen tidak selalu menguntungkan investor.

  • Memperhatikan Jadwal Pembagian Dividen

Sebagai smart investor, penting untuk memperhatikan jadwal pendistribusian dividen pada suatu perusahaan, mulai Cum Date, Ex Date, hingga Payment Date. Hal tersebut perlu diperhatikan dengan seksama supaya tidak salah menentukan waktu terbaik untuk berinvestasi.

Tips Mencari Dividen Saham Paling Menguntungkan

Salah satu tujuan investor berinvestasi ke perusahaan yang menawarkan laba berupa dividen saham adalah mendapatkan profit tinggi. Oleh sebab itulah, investor tidak bisa sembarangan menanamkan modal. Terlebih lagi yang berpotensi membahayakan kepentingan pribadi.

Lantas, bagaimana cara supaya mendapatkan profit tinggi dari dividen? Simak tipsnya di bawah ini:

  • Pastikan membeli saham di saat yang tepat.
  • Mencari tahu emiten apa yang akan membagikan dividen pada waktu dekat. Informasi ini dapat ditemukan melalui aplikasi RTI atau situs terpercaya, seperti Mekari Jurnal.
  • Membeli saham pada saat cum date. Selain itu, sebaiknya hindari menjual saham ketika memasuki periode ex date sebab ada kemungkinan harga saham mengalami penurunan.
  • Setelah membeli saham dari perusahaan tertentu, biasanya investor akan mendapatkan pemberitahuan dari perusahaan terkait yang berisi tanggal pembagian dividen.

Teori Kebijakan Dividen Menurut Pakar

Secara umum, ada beberapa contoh mengenai kebijakan dividen yang diteorikan oleh para ahli. Lalu, apa saja teori-teori tersebut? Berikut jawabannya!

  • The Bird in the Hand

Dalam teori ini disebutkan, bahwa dividen mempunyai tingkat kepastian lebih tinggi apabila dibandingkan capital gain yang nilainya berfluktuasi (naik turun mengikuti harga pasar).

  • Dividend Irrelevance

Teori yang dikemukakan Merton Miller & Franco Modigliani ini menyebutkan, bahwasanya profitabilitas aset dan kompetensi manajemen perusahaan memiliki peran besar dalam menentukan nilai perusahaan tersebut. Teori ini menyatakan, bahwa dividen dan capital gain adalah sama.

  • Tax Preference

Pada Tax Preference Theory, Ramaswamy dan Litzenberger berpendapat bahwa pajak adalah komponen penting yang membuat pendapatan lebih relevan. Hal inilah yang membuat sebagian investor lebih tertarik mendapatkan laba dalam bentuk capital gain dibandingkan dividen.

Setelah memahami bahwa pembayaran dividen itu menguntungkan bagi investor karena dapat menambah aset. Tentu hal ini membuat Anda semakin tertarik investasi dividen, bukan? Bagi investor pemula, maka bisa mempelajari tips cuan investasi dividen melalui

Apakah perusahaan wajib membagikan dividen?

Menurut undang2 perseroan, deviden suatu perusahaan harus dibagikan kepada pemegang saham.

Bolehkah perusahaan tidak membagikan dividen?

Jadi, bilamana Perseroan tidak memiliki keuntungan, maka Perseroan diperbolehkan untuk tidak membagikan dividen kepada pemegang sahamnya pada tahun yang berjalan.

Kenapa perusahaan Harus Bagi dividen?

Sebagai rasa terima kasih. Pembagian dividen adalah tanda terima kasih perusahaan pada para pembeli saham. Dari sini pemegang saham bisa menilai bahwa perusahaan ini juga bertumbuh. Hanya perusahaan yang memperoleh laba yang bisa memberikan hadiah pada pemegang saham dalam bentuk uang atau saham.

Bagaimana jika tidak ada pembagian dividen?

Dividen yang tidak dibagi akan menjadi laba ditahan dan menjadi tambahan modal bagi perusahaan,” ujarnya.