Apakah penderita hiv harus dijauhi

Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) adalah penyakit yang disebabkan oleh Human Immunodeficiency Virus (HIV) hingga masyarakat seringkali menyebutnya HIV AIDS. Penyakit ini diduga berasal dari Afrika Sub-Sahara dan mewabah hingga ke seluruh bumi pada akhirnya.

Dibanding komplotan penyakit mematikan lainya, AIDS mempunyai tempat tersendiri di hati masyarakat. Sayangnya bukan tempat yang istimewa. Tak cukup dengan derita fisik akibat lumpuhnya sistem kekebalan tubuh, lebih ganas dari itu adalah beban moral yang harus dipikul. Hukuman sosial dari masyarakat  seakan membuatnya tersisih dan dijauhi. Semua yang dulu dekat kini menjauh karena takut kecipratan. Atau yang lebih parah karena sekedar malu.

Sudah tepatkah hal itu? Apakah hukuman moral sekejam itu memang mutlak diperlukan demi sebuah kata jera? Pandangan masyarakat awam terhadap penderita AIDS seakan perlu diluruskan.

Mereka berfikir bahwa penderita AIDS hanya sebatas golongan orang yang sering berganti pasangan dengan seenaknya demi pemenuhan nafsu semata. Hal tersebut yang membuat masyarakat geram dan akhirnya mencerca dengan frekuensi dan intensitas yang menggebu-gebu.

Memang pandangan tersebut tidak sepenuhnya salah. AIDS dapat dikatakan sebagai azab Allah SWT bagi orang orang yang berkecimpung dalam perbuatan asusila yang dimaksud. Namun perlu diketahui bahwa AIDS juga dapat dikatakan sebagai cobaan yang diberikan Allah SWT bagi sebagaian hambanya.

Meskipun hubungan seks dan pengguna narkoba suntikan menduduki persentase tertinggi dalam hal metode penularan, namun jumlah penderita tertular yang disebabkan faktor perinatal (keturunan, red) tetap tidak bisa diabaikan. Juga penderita yang tertular melalui metode pertama namun karena dijebak atau terpaksa. Mempertimbangkan faktor tersebut, masih perlukah hujatan-hujatan tersebut?

Tidak ada baiknya menghujat. Bahkan terkadang hujatan yang kita luncurkan bukanya memberi efek jera, justru malah menanamkan bibit kedengkian dihati penderita. Bahkan berujung pada timbulnya niat niat jahat untuk menularkan penyakitnya kepada orang lain.

Mereka juga manusia yang punya rasa punya hati. Jangan sekehendak diri menghakimi secara sepihak. Jangan pula mengucilkannya, toh AIDS tidak akan menular melalui sapaan bahkan jabat tangan. Lagi pula bisa jadi mereka hanya korban orang bejat atau orang tua tidak bertanggung jawab. Belum tentu kita lebih mulia darinya.

Hari AIDS di ITS

Nampaknya kalangan mahasiswa di kampus perjuangan telah membuka mata akan hal tersebut. Mereka sadar bahwa para penderita AIDS perlu diperhatikan, bukan diasingkan. Kesadaran tersebut nampak jelas pada peringatan hari AIDS sedunia, Selasa (1/12) lalu. "Penting untuk peduli AIDS, karena tidak semua penderita adalah pelaku, terkadang mereka hanyalah sekedar korban," ungkap salah satu mahasiswa Jurusan Teknik Elektro ITS.

Tampak banyak individu mengenakan pakaian putih disertai pita merah yang membentuk simpul khusus sebagai tanda peduli AIDS. Meski belum semuanya, namun atmosfer tersebut tetap saja terasa. Ditambah lagi dengan pajangan poster-poster terkait AIDS di beberapa majalah dinding jurusan.

Hal ini sudah sangat baik dan perlu ditingkatkan. Kalau bisa saling mengingatkan. Kasihanlah mereka yang juga butuh perhatian. Sakit fisiknya sudah nyata membahana, janganlah tambah beban mereka. Masalah dosa, biar Allah SWT yang mengaturnya.

Rifqi Nur Mukhammad
Mahasiswa Jurusan Teknik Industri 2015

Apa itu HIV/AIDS?

HIV yang merupakan kepanjangan dari Human Immunodeficiency Virus adalah virus yang menyerang dan menghancurkan sistem kekbalan tubuh manusia. Virus HIV dikenal pertama kali di Afrika pada abad ke 20 dan sudah tersebar ke seluruh dunia melalui perpindahan manusia. Saat ini, tidak ada negara yang tidak menderita akibat kematian warganya dan besarnya dana perawatan dan pencegahan penyebaran virus HIV.

Hingga kini, belum dapat ditemukan pengobatan yang dapat mengobati virus HIV. Namun, telah ditemukan pengobatan yang dapat memperlambat penyebaran virus HIV. Pengobatan ini juga dapat memperpanjang hidup penderitanya sehingga penderita nya dapat memiliki hidup yang normal.

AIDS adalah kondisi pada pengidap HIV yang mengalami sakit serius karena sistem tubuhnya tidak lagi berfungsi secara efektif dalam melawan penyakit. AIDS adalah singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome. Penderita AIDS bisa meninggal karena berbagai macam penyakit yang tidak mematikan bagi orang normal pada umumnya.

Apa itu ODHA?

ODHA adalah sebutan untuk orang-orang yang telah mengidap HIV/AIDS, kepanjangan dari Orang Dengan HIV dan AIDS. Adapun gejala-gejala seseorang kemungkinan terjangkit HIV diantaranya adalah, rasa lelah berkepanjangan, sesak nafas dan batuk berkepanjangan, berat badan turun secara mencolok, pembesaran kelenjar di leher, ketiak ataupun lipatan paha tanpa sebab yang jelas, bercak merah kebiruan pada kulit, sering demam disertai keringat malam tanpa sebab, dan diare lebih dari datu bulan tanpa sebab yang jelas.

Apakah ODHA pantas dijauhi?

Tentu tidak, ODHA tidak pantas dijauhi karena respon masyarakat terhadap virus HIV merupakan pengaruh bagi ODHA. Mungkin beberapa lapisan masyarakat belum bisa menerima ODHA dilingkungan mereka karena mereka menganggap ODHA itu membahayakan. Sebenarnya dukungan dan respon yang positif dari orang-orang disekitar ODHA adalah orang-orang yang sebenarnya bisa memberikan semangat untuk berpikir positif untuk hidupnya dan juga bisa memberikan hal-hal yang berguna bagi masyarakat disekitar ODHA tersebut. 

Lagi pula, Virus HIV/AIDS tidak mudah menular seperti virus dan penyakit pada umumnya. Virus ini tidak akan menyerang tubuh kita jika kita berada di lingkungan yang sama dengan ODHA. Virus ini hanya bisa menular lewat cairan tubuh penderitanya, seperti cairan sperma, cairan vagina, ASI, dan darah penderitanya.

Jadi sebaiknya sebisa mungkin penderita HIV/AIDS tidak perlu dijauhi karena mereka membutuhkan dukungan dari orang orang yang mereka cintai terutama keluarga. Selain itu keluarga juga merupakan pihak pertama yang berhak dan berkewajiban atas kondisi penderita. Jika dalam keluarga saja penderita sudah dikucilkan bagaimana dengan dunia di luar keluarga. Sudah seharusnya keluarga yang menjadi pendamping, pendukung, dan pelindung bagi ODHA.


Lihat Healthy Selengkapnya

Beri Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Video Pilihan

Apakah hidup bersama dengan orang yang terkena HIV bisa aman?

Sebagai penyakit seumur hidup yang belum ditemukan obat untuk menyembuhkannya, wajar bila orang merasa takut dengan penyakit HIV. Namun berbeda dari anggapan kebanyakan orang, tinggal dengan penderita HIV sebenarnya sangat aman bila kita memahami bagaimana HIV menular.

Apa yang harus kita lakukan jika kita berteman dengan orang yang mengidap HIV?

Bersikaplah sebiasa mungkin. Tenang saja, kamu nggak akan tertular HIV/AIDS melalui kontak fisik sehari-hari seperti bersalaman, bergandengan tangan, berpelukan, bahkan berciuman sekalipun (cdc.org). Kamu tetap bisa pergi ke restoran dengan temanmu dan makan dari piring serta sendok yang sama.

Bagaimana sikap kita ketika ada orang terdekat yang positif HIV?

Sebisa mungkin, luangkan waktu jika orang terdekat Anda membutuhkan teman untuk membicarakan penanganan dan perawatan untuk kondisinya, atau sekadar ngobrol bersama. Selain itu, Anda juga dapat meluangkan waktu bersama sahabat Anda dalam melakukan kegiatan positif dan menyenangkan bersama-sama.

Berapa lama orang bisa bertahan dengan HIV?

Secara umum, masa jendela HIV berlangsung selama 10 hari hingga tiga bulan sejak paparan awal sampai bisa terdeteksi oleh pemeriksaan HIV. Berapa lama periode jendela tergantung dari jenis tes HIV yang dijalani. Setiap pemeriksaan HIV ini memiliki tingkat sensitivitas yang berbeda dalam mendeteksi virus.

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA