Baca Juga: 6 Kesalahan Orang Saat Menggosok Gigi
Menyikat gigi memang menyehatkan, tapi aktivitas ini juga bisa mendatangkan penyakit apabila kamu jarang mengganti sikat gigi. Tahukah kamu, ada berapa banyak bakteri yang hidup di sikat gigi yang kamu miliki? Penelitian menunjukan, satu sikat gigi bisa dihinggapi kurang lebih sebanyak 10 juta kuman dan bakteri.
Mencengangkan bukan? Itu sebabnya, mengganti sikat gigi penting dilakukan karena benda ini bisa menjadi tempat berkembang biaknya mikroorganisme. Lantas, kapan dan seberapa sering seseorang perlu mengganti sikat gigi? Berikut penjelasannya.
Seberapa Sering Seseorang Perlu Mengganti Sikat Gigi?
Menurut The American Dental Association, seseorang perlu mengganti sikat gigi kurang lebih setiap tiga bulan. Sebab, setelah tiga bulan umumnya bulu sikat gigi sudah usang, sehingga perlu diganti yang baru. Namun, kondisi bulu sikat juga tergantung pada pemakainya. Seseorang yang terbiasa menyikat gigi dengan keras biasanya membuat sikat lebih cepat usang.
Intinya, kunci dari mengganti sikat gigi tergantung pada perubahan bentuk bulu sikatnya. Ganti sikat gigi ketika bentuk bulunya sudah tidak lurus dan berganti arah yang berbeda. Bagi para orang tua, jangan lupa untuk memeriksa sikat gigi Si Kecil karena biasanya sikat gigi anak-anak perlu diganti lebih sering ketimbang orang dewasa.
Selain bentuk bulu sikatnya, ada faktor penyebab lain yang mengharuskan seseorang mengganti sikat gigi sebelum waktunya. Orang yang telah sembuh dari sakit perlu mengganti sikat giginya agar virus dan bakteri penyakit tidak menginfeksi kembali. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, bulu sikat bisa menjadi tempat favorit berkembangbiaknya mikroorganisme.
Baca Juga: Tips Memilih Sikat Gigi untuk Anak
Tips Merawat Sikat Gigi
Sikat gigi memang menjadi tempat tinggal favorit kuman dan bakteri. Namun, sebenarnya bakteri yang menempel di sikat gigi tidak selalu mengancam kesehatan gigi dan jarang membuat sakit. Ini karena, saat kita menyikat gigi dengan pasta gigi, umumnya pasta gigi sudah mengandung zat anti bakteri.
Nah, meski kedengarannya tidak berbahaya, kita tetap perlu merawat sikat gigi agar mikroorganisme ini tidak terlalu aktif untuk menyerang tubuh kita. Berikut beberapa tips yang perlu kamu ketahui.
Kunci utama perawatan sikat gigi adalah memberikannya waktu untuk mengering sebelum dipakai kembali. Sikat gigi yang lembap sangat disenangi mikroorganisme untuk hidup didalamnya. Setelah memakai sikat gigi, jangan lupa untuk membilasnya dengan air keran sebelum dikeringkan.
Akan lebih baik jika kamu merendam sikat gigi ke dalam alkohol untuk membunuh kuman-kuman yang hidup di dalamnya. Enggak cuma alkohol, kamu juga bisa merendamnya dengan obat kumur karena biasanya obat kumur juga mengandung antiseptik. Pilihan lainnya adalah mencelupkannya ke dalam air mendidih selama sekitar 5–10 detik. Hindari membersihkan sikat gigi dengan mesin pencuci piring atau microwave yang justru bisa merusak sikat gigi.
Baca Juga: 5 Cara Hilangkan Plak Gigi
Tips lainnya, pastikan untuk menyimpan sikat gigi dalam keadaan tegak dan hindari menumpuknya dengan benda lain. Sebab, sikat gigi yang tertumpuk oleh botol sabun atau pasta gigi bisa menambah jumlah bakteri ke sikat gigi. Rutin mengecek kesehatan gigi juga perlu dilakukan lho.
Untuk melakukan cek gigi rutin, kini kamu bisa lho langsung membuat janji dengan dokter di rumah sakit pilihan kamu melalui Sikat Gigi Dua Kali Sehari yang Benar Bukan Saat Mandi, Tapi.. - detikHealth Selasa, 14 Okt 2014 08:05 WIB
Jakarta - Untuk menjaga kebersihan dan kesehatan gigi, dianjurkan untuk rutin menyikat gigi setidaknya minimal dua kali sehari. Namun banyak yang keliru yang melakukan aktivitas ini berbarengan dengan aktivitas mandi.
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, sekitar 98,1% penduduk di DKI Jakarta sudah menyikat gigi dua kali sehari, tetapi sayangnya hanya 3,5% yang berperilaku benar dalam menyikat gigi.
"Memang kalau dilihat dari Riskesdas, Jakarta itu paling tinggi tingkat kesadaran sikat gigi 2 kali seharinya. Tapi waktunya kurang tepat. Banyak yang berpikir waktu yang tepat itu saat mandi. Padahal seharusnya sekali sesudah makan pagi dan sebelum tidur," ungkap Dekan FKG UI, Dr drg Yosi Kusuma Eriwati, MSi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Menyikat gigi yang benar menurut drg Yosi tak melulu mengenai frekuensinya yang sering, tapi lebih kepada teknik menyikat dan waktunya. Menurut drg Yosi, penting untuk mengubah kebiasaan menyikat gigi menjadi pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur.
"Pokoknya sehabis makan, yang penting itu sisa makanan harus hilang dengan cara menyikat gigi. Jeda waktu antara makan pagi dan makan siang kan cukup lama, nah itu kalau ada sisa makanan bisa memungkinkan terjadi aktivitas bakteri lebih banyak," imbuhnya. Lantas sebaiknya kapan seseorang boleh langsung sikat gigi setelah makan?
"Secepat mungkin, jangan ditunggu-tunggu. Paling tidak kumur-kumur agar makanan yang tersisa bisa hilang. Tak perlu dengan obat kumur, dengan air saja cukup. Yang penting, kumur-kumurnya harus betul, benar-benar dikocok supaya sisa-sisa makanannya lepas, jangan asal," tegas drg Yosi.
(ajg/up)