Apa yang dimaksud dengan the big five jelaskan

Oleh Muchlisin Riadi Februari 27, 2020

Big five personality adalah kepribadian individual yang tersusun dalam lima buah domain kepribadian yang telah dibentuk dengan menggunakan analisis faktor yang memiliki hubungan langsung dengan faktor keturunan biologis atau alam. Semua orang dapat digambarkan dengan kelima domain kepribadian tersebut tetapi beberapa orang dicirikan dengan nilai ekstrem pada salah satu dari dimensi tersebut, dengan kata lain diantara kelima faktor tersebut, manusia cenderung memiliki salah satu faktor yang dominan (Cervone dan Pervin, 2012).

Big five personality merupakan suatu kepribadian yang dapat memprediksi dan menjelaskan perilaku. Suatu pendekatan yang digunakan dalam psikologi untuk melihat kepribadian manusia melalui trait yang tersusun dalam lima buah domain kepribadian yang telah dibentuk dengan menggunakan analisis faktor, yaitu; extraversion, agreeableness, conscientiousness, neuroticism dan openness to experiences. The big five sering digambarkan sebagai kerangka yang bersifat universal untuk mengukur kepribadian individu secara komperhensif. Menurut McCrae dan Costa (1997), lima dimensi sifat kepribadian (Big Five Personality), adalah sebagai berikut:
Extraversion merupakan taksiran kuantitas dan intensitas interaksi interpersonal, tingkat atau level aktivitasnya, kebutuhan untuk mendapat stimulasi dan kemampuan untuk berbahagia. Dimensi ini berhubungan dengan tingkat kenyamanan dalam sebuah hubungan, seseorang dengan kepribadian ekstrovet cenderung suka berteman, tegas dan ramah, sedangkan orang yang introvet cenderung pendiam, pemalu dan tenang. Sifat extraversion dicirikan dengan afek positif seperti memiliki antusiasme yang tinggi, senang bergaul, memiliki emosi yang positif, energik, tertarik dengan banyak hal, ambisius, workaholic dan ramah terhadap orang lain. Seseorang yang memiliki tingkat Ektraversion yang tinggi dapat lebih cepat berteman dari pada seseorang yang memiliki tingkat ektraversion yang rendah. Extraversion mudah termotivasi oleh perubahan, variasi dalam hidup, mudah bosan. Sedangkan seseorang dengan tingkat extraversion rendah cenderung bersikap tenang dan menarik diri dari lingkungannya. Agreeableness mendeskripsikan kualitas orientasi interpersonal seseorang secara berkesinambungan dari perasaan terharu sampai perasaan menentang dalam pikiran, perasaan dan tindakan. Agreeableness dapat berkarateristik mampu beradaptasi sosial yang baik mengindikasikan individu yang ramah, memiliki kepribadian yang selalu mengalah, menghindari sebuah konflik dan memiliki kecenderungan untuk mengikuti orang lain. Individu dengan tipe kepribadian agreeableness mempercayai orang lain dan jarang mencurigai niat yang tersembunyi. Saat individu yang agreeableness mempercayai orang lain, maka ia pun akan menjadi individu yang dipercayai orang lain, ini ditandai oleh kejujuran serta keterusterangan (straightforwardness). Agreeableness merupakan sifat kepribadian yang mengindikasikan seseorang yang ramah, memiliki kepribadian yang selalu mengalah, lebih suka menghindari konflik dan memilki kecenderungan untuk mengikuti orang lain. Seseorang yang memiliki agreeableness yang tinggi digambarkan sebagai seseorang yang memiliki value suka membantu, forgiving, dan penyayang. Agreeableness cenderung tidak mementingkan diri sendiri, sebagaimana yang tercermin dalam kebijaksanaan serta keinginan mereka untuk membantu orang lain (Altruism). Individu yang agreeableness pada dasarnya lembut dan mau mengalah demi orang lain. Conscientiousness mendeskripsikan perilaku tugas dan arah tujuan, menilai kemampuan individu dalam organisasi, baik mengenai ketekunan dan motivasi, dan secara sosial membutuhkan impuls kontrol. Conscientiousness disebut juga Lack of Impulsivity orang yang tinggi dalam dimensi conscientiousness umumnya berhati-hati, dapat diandalkan, teratur dan bertanggung jawab. Orang yang rendah dalam dimensi conscientiousness atau impulsif cenderung ceroboh, berantakan, dan tidak dapat diandalkan. Seseorang dengan conscientiousness digambarkan dengan seseorang yang mempunyai kontrol terhadap lingkungan sosial, mampu berpikir sebelum bertindak, dapat menunda kepuasan, mampu mengikuti peraturan dan norma, memiliki rencana yang terorganisir dan memprioritaskan tugas. Individu dengan tipe kepribadian conscientiousness menunjukkan ciri rasional dan berfikir bahwa diri mereka mempunyai kompetensi yang tinggi (competence). Sebagian dari kesuksesan mereka berasal dari kemampuan mereka dalam organisasi yang baik serta keteraturan yang tinggi (order). Kedua hal ini yang membuat mereka bekerja dengan efisien. Individu yang conscientiousness memegang teguh tugas (dutifulness), memiliki kebutuhan akan pencapaian prestasi yang tinggi (achievement striving), dan menggapai kesempurnaan dalam segala sesuatu hal yang mereka lakukan demi pencapaian prestasi, memiliki disiplin diri yang tinggi sehingga mampu mencapai tujuan mereka (self-discipline), mereka umumnya menunjukkan ciri pertimbangan (deliberation), berpikir penuh dengan kehati-hatian sebelum bertindak dan membuat rencana di awal bukan dengan cara yang tiba-tiba. Neuroticism merupakan penyesuaian diri dengan ketidakstabilan emosi. Dari dimensi ini dapat diidentifikasi kecenderungan individu, apakah mudah tertekan tertekan secara psikologis, mempunyai ide-ide yang tidak realistis, keinginan atau dorongan yang berlebihan, dan kegagalan untuk memberikan respons-respons yang tepat. Neuroticism dapat dicirikan dengan kepemilikan emosi yang negatif seperti rasa khawatir, cemas, rasa tidak aman, dan labil. Secara emosional mereka dianggap labil dan suka mengubah perhatian menjadi sesuatu yang berlawanan. Mereka akan kesulitan dalam menjalin hubungan dan berkomitmen, mereka juga memiliki tingkat self esteem yang rendah. Individu yang memiliki nilai yang tinggi dalam dimensi ini kepribadiannya mudah mengalami kecemasan, rasa marah, depresi, dan memiliki kecenderungan emotionally reactive. Seseorang dengan tingkat neuroticism rendah cenderung merasa lebih bahagia dan puas terhadap hidupnya dibandingkan dengan seseorang yang memiliki tingkat neuroticism yang tinggi. Sementara itu, seseorang dengan tingkat neuroticism yang tinggi adalah pribadi yang mudah mengalami kecemasan, marah, depresi dan memiliki kecenderungan emotionally reactive. Tingkat neurotism tinggi juga dapat membuat individu kesulitan dalam menjalin hubungan dan berkomitmen, serta memiliki tingkat self esteem yang rendah. Openness to experience mendeskripsikan luas, kedalaman, kerumitan mental individu dan pengalaman hidup. Dimensi ini menilai individu dari usahanya secara proaktif dan penghargaannya terhadap pengalaman demi kepentingannya sendiri dan bagaimana ia menggali sesuatu yang baru dan tidak biasa. Dimensi ini erat kaitannya dengan keterbukaan wawasan dan orisinilitas ide, mereka senang dengan informasi baru, dan juga mengacu pada bagaimana individu bersedia melakukan penyesuaian pada suatu ide atau situasi yang baru, mudah bertoleransi, memiliki kapasitas untuk menyerap informasi, fokus dan kreatif dan artistik. Sifat openness to experience merupakan faktor yang paling sulit untuk dideskripsikan. Hal tersebut dikarenakan faktor ini tidak memiliki arti yang sejalan dengan bahasa yang digunakan. Openness mengarah pada bagaimana seseorang bersedia melakukan penyesuaian pada suatu idea atau situasi yang baru. Dimensi ini mengelompokkan individu berdasarkan lingkup minat dan ketertarikannya terhadap hal-hal baru dan inovasi ia akan cenderung menjadi imajinatif, cenderung kreatif, ingin tahu dan sensitif terhadap hal-hal yang bersifat seni.

Seseorang dengan sifat openness mempunyai ciri­-ciri mudah bertoleransi, mempunyai kapasitas besar untuk menyerap informasi, sangat fokus, serta waspada pada berbagai perasaan, pemikiran dan impulsivitas. Seseorang dengan tingkat openness yang tinggi dideskripsikan sebagai seseorang yang memiliki nilai imajinasi, broadmindedness, dana world of beauty. Sementara itu, seseorang yang memiliki tingkat openness yang rendah memiliki nilai kebersihan, kepatuhan dan keamanan bersama. Tingkat openness yang rendah juga menggambarkan pribadi yang berpikiran sempit, konservatif dan tidak menghendaki adanya perubahan.

Penempatan posisi kerja yang tepat akan membantu karyawan untuk lebih produktif dan efektif dalam bekerja. Agar karyawan bisa ditempatkan pada posisi yang sesuai, perusahaan harus mengetahui kemampuan atau skill yang dimiliki tiap karyawan dengan melakukan Big Five Personality Test.

Pengertian Big Five Personality Test

Big Five Personality adalah sebuah teori yang menjelaskan kepribadian individu terdiri dari 5 domain atau sifat kepribadian yang telah dibentuk dengan menganalisis berbagai faktor yang memiliki hubungan faktor biologis atau alam. Setiap orang pastinya memiliki bawaan sifat dari Big Five Personality, tetapi hanya 1 sifat yang paling menggambarkan kepribadian seseorang.

Teori Big Five Personality tersebut menyebutkan bahwa kepribadian dapat dirangkum ke dalam 5 sifat utama yang biasa orang mengenalnya dengan singkatan OCEAN.

Openness

Faktor openness menjelaskan bahwa seseorang sangatlah terbuka dengan hal-hal baru yang diterimanya.

Positifnya, mereka sangat suka terhadap hal baru dan juga berusaha untuk mempelajarinya. Orang yang termasuk ke dalam faktor ini juga memiliki minat yang luas, intelektual yang tinggi, dan kreatif.

Kebalikan dari sisi positifnya, mereka sangat nyaman dengan kondisi yang sedang dilalui dan tidak menyukai hal-hal baru.

Conscientiousness

Conscientiousness adalah individu yang memiliki sifat berhati-hati dalam segala tindakan atau melakukan pertimbangan yang matang untuk mengambil sebuah keputusan.

Sifat positif dari golongan ini yaitu memiliki tingkat kedisiplinan yang tinggi, tekun, bertanggung jawab, dan bisa diandalkan. Namun, sifat negatifnya adalah terburu-buru, tidak bisa bertanggung jawab, dan tidak bisa diandalkan.

Extraversion

Sifat extraversion merupakan kepribadian yang senang berinteraksi dengan orang lain.

Sisi positifnya, mereka sangat senang bersosialisasi, mudah bergaul, dan juga supel. Dengan berada di sekitar orang lain, mereka akan lebih bersemangat untuk melakukan aktivitasnya. Sifat ini memiliki sisi negatif berupa lebih suka untuk menyendiri, menutup diri, pendiam, dan penakut.

Agreeableness

Sifat agreeableness cenderung lebih patuh kepada aturan dan sangat menghindari terjadinya konflik atau masalah.

Karakter positif seperti ini biasanya orang yang baik, suka membantu, ramah, dan kooperatif. Namun sebaliknya, sisi negatif dari agreeableness adalah tidak peduli dengan perasaan orang lain, suka meremehkan, dan cenderung tidak ramah.

Neuroticism

Terakhir adalah neuroticism, yaitu mereka yang mudah untuk menahan emosi atau tekanan stress.

Sisi positif dari sifat neuroticism disebut dengan kestabilan emosional atau Emotional Stability. Mereka akan sangat tenang saat menghadapi masalah, percaya diri, dan memiliki pendirian. Sedangkan, sisi negatif dari sifat ini adalah gampang stress, gugup,tidak percaya diri, sering berubah-ubah pikiran dan tidak memiliki pendirian yang tetap.

Baca Juga: 7 Attitude Buruk di Kantor, Apakah Anda Pernah Melakukannya?

Menggunakan Big Five Personality untuk Perencanaan Karir Karyawan

Perencanaan karir karyawan akan lebih mudah ditentukan jika bisa menempatkan mereka dengan kemampuan dan juga karakteristik masing-masing individu. Setelah melakukan penilaian berdasarkan Big Five Personality akan muncul hasil antara 5 sifat utama dari OCEAN. Dari hasil tersebut, Anda bisa memberikan gambaran terhadap karir apa yang cocok sesuai dengan kepribadian.

Berikut ini terdapat contoh jenis karir sesuai karakteristik dari Big Five Personality.

1. Openness

Dari penjelasan diatas, karakter openness adalah pribadi yang terbuka dengan hal baru. Jika Anda memiliki skor tinggi pada karakter ini, jenis pekerjaan yang mungkin akan cocok bagi Anda adalah seorang pemandu wisata atau pilot

2. Conscientiousness

Sebagai orang yang sangat teliti dan berhati-hati, jenis pekerjaan yang cocok bagi Anda jika memiliki karakter ini adalah seorang akuntan atau sales manager.

Pekerjaan tersebut sangat cocok dengan kepribadian conscientiousness karena tugas yang mereka kerjakan memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi.

3. Extraversion

Bagi Anda yang sangat suka bersosialisasi, terdapat jenis karir yang selaras dengan karakteristik seorang extraversion. Karir tersebut adalah menjadi event planner dan personal trainer.

4. Agreeableness

Agreeableness menunjukkan pribadi yang akan menghindari sebuah konflik. Untuk itu, penempatan karir yang mungkin cocok dari karakteristik ini adalah menjadi tenaga pengajar/guru dan spesialis sumber daya manusia. Sifat kooperatif dan sangat patuh terhadap peraturan ini sangat cocok pada pekerjaan yang akan mengatur dan mengelola aktivitas.

5. Neuroticism

Neuroticism adalah seseorang yang memiliki kestabilan emosi. Maka dari itu, jenis karir yang cocok untuk karakteristik seperti ini adalah pekerja sosial atau perawat psikiatri. Karena pekerjaan tersebut akan bertemu dengan emosi dan karakteristik setiap orang yang berbeda-beda. Jadi mereka yang memiliki sifat ini sangat diperlukan dalam bidang pekerjaan tersebut.

Baca Juga: Bosan Bekerja? Ikuti Tips Mengatasi Rasa Bosan Selama Bekerja!

Manfaat Memahami Big Five Personality Test untuk Karir

Mendapatkan pekerjaan sesuai dengan passion dan karakteristik tentu saja harapan semua orang. Maka dari itu, pentingnya memahami teori big five personality akan sangat berguna untuk menentukan perkembangan karir.

Terdapat 6 manfaat dalam memahami Big Five Personality Test, yaitu:

  1. Perusahaan akan mengetahui ciri-ciri atau personality karyawan untuk membantu dalam mengembangkan karir di berbagai lingkungan kerja.
  2. Membantu dalam mencapai keberhasilan kerja.
  3. Memudahkan untuk menentukan skema pengelompokan isu dalam sebuah diskusi.
  4. Memahami big five personality akan menerima segala jenis karakter manusia yang beragam untuk melakukan kerja sama.
  5. Proses perkembangan karir akan lebih mudah terarah karena telah mengetahui dimensi dari big five personality.
  6. Dapat memahami kemauan, sifat dan kepribadian diri sendiri untuk menentukan tujuan karir yang lebih jelas.

Mudahkan Pengelolaan Karyawan Bersama LinovHR

Memahami kondisi psikologi kandidat atau karyawan merupakan bagian dari pengelolaan SDM. Seiring dengan perkembangan teknologi dan komunikasi, pengelolaan SDM di sebuah perusahaan kini menggunakan software HRIS atau Human Resource Information System.

Salah satu HRIS terbaik di Indonesia yang dapat membantu Anda dalam mengelola karyawan perusahaan adalah Software HRD dari LinovHR. Software LinovHR menawarkan berbagai solusi permasalahan seputar dengan pengelolaan tenaga kerja.

LinovHR memiliki beberapa fitur yang tentu saja akan bermanfaat bagi perusahaan Anda, diantaranya:

  • Mengelola data seluruh informasi karyawan
  • Melakukan penilaian dan evaluasi kinerja
  • Mengadakan pengembangan dan pelatihan kerja yang sesuai untuk meningkatkan kemampuan karyawan
  • Membantu dalam melancarkan proses rekrutmen
  • Membuat jadwal kerja yang efektif

Dengan memanfaatkan Software HRD dari LinovHR, Anda tidak perlu khawatir jika terjadi kehilangan, kerusakan, atau hal lain yang akan merugikan perusahaan. Karena LinovHR dirancang dengan sistem yang canggih sehingga data akan dikelola secara otomatis, efektif serta akurat dengan tingkat pengamanan yang tinggi.

Demikian penjelasan mengenai Big Five Personality yang berguna untuk perkembangan karir karyawan. Dengan mempelajari teori tersebut, Anda bisa menentukan jenis karir sesuai dengan karakteristik karyawan.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA