A. Pengertian Reliabilitas Banyak sekali para ilmuwan memberikan pengertian tentang reliabilitas. Dari beberapa definisi yang ada terdapat satu kesamaan
dalam melihat makna reliabilitas tersebut. Reliabilitas sering diartikan dengan keterandalan (dependability), artinya suatu tes memiliki keterandalan bilamana tes tersebut dipakai mengukur berulang-ulang, hasilnya sama. Reliabilitas juga diartikan dengan keajegan (consistency) bilamana tes tersebut diujikan berkali-kali hasilnya relatif sama, artinya setelah hasil tes pertama dengan tes berikutnya dikorelasikan, terdapat
hasil yang signifikan. Reliabilitas juga diartikan dengan kestabilan (stability) bilamana tes itu diujikan dan hasilnya diadakan analisis reliabilitas dengan menggunakan kriteria internal dalam tes tersebut. (Thaha, 1991:119) Dengan demikian reliabilitas merupakan sifat yang ada pada data atau skor yang dihasilkan oleh instrumen, namun untuk memudahkan, reliabilitas dapat dikatakan merupakan sifat dari instrumen juga. Maksudnya
reliabilitas bukanlah bersifat dikotomis, tetapi merupakan rentangan yang biasanya dinyatakan dalam bentuk angka 0 – 1. (Saukah, 1994:2)[1] B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Reliabilitas Reliabilitas suatu instrumen atau tes dipengaruhi oleh banyak hal, antara lain : 1.
Jumlah butir soal. Banyaknya soal pada instrumen ikut mempengaruhi derajat reliabilitas, sebagaimana dinyatakan dalam rumus Spearman, Brown. Hubungan antara jumlah butir dengan reliabilitas dapat dilihat pada keadaan berikut :
Jumlah Butir Reliabilitas 5 0,20 10 0,33 20 0,50 40 0,67 80 0,80 160 0,89 320 0,94 640 0,97 RELIABILITAS : Pengertian Dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya
Gambaran di atas menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat reliabilitas instrumen, semakin sedikit peningkatan yang terjadi akibat pelipatgandaan butirnya.
2. Homogenitas soal tes.
Soal yang memiliki homogenitas tinggi cenderung mengarah kepada tingginya tingkat reliabilitas. Dua buah tes yang sama jumlah butir-butirnya akan tetapi berbeda isinya, misal yang satu mengukur pengetahuan kebahasaan dan yang lainnya mengukur kemampuan fisika, akan menghasilkan tingkat reliabilitas yang berbeda. Tes fisika cenderung menghasilkan tingkat reliabilitas yang lebih tinggi daripada tes kebahasaan karena dari segi isi kemampuan menyelesaikan soal fisika lebih homogen daripada pengetahuan kebahasaan.
3. Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan tes.
Semakin terbatasnya waktu dalam pengerjaan tes, maka akan mendorong tes untuk cenderung memiliki reliabilitas yang tinggi.
4. Keseragaman kondisi pada saat tes diberikan.
Kondisi pelaksanaan tes semakin seragam akan memunculkan reliabilitas yang makin tinggi.
5. Kecocokan tingkat kesukaran terhadap peserta tes.
Bahwa soal-soal dengan tingkat kesukaran sedang, cenderung lebih reliable dibandingkan dengan soal-soal yang sangat sukar maupun yang sangat mudah.
6. Heteroginitas kelompok.
Bahwa semakin heterogen suatu kelompok dalam pengerjaanst tes, maka tes tersebut semakin cenderung untuk menunjukkan tingkat reliabilitas yang tinggi. (Joni, 1984:38)
7. Variabilitas skor.
Instrumen yang menghasilkan rentangan skor yang lebih luas atau lebih tinggi variabilitasnya, akan memiliki tingkat reliabilitas yang lebih tinggi daripada yang menghasilkan rentangan skor yang lebih sempit, seperti bentuk pilihan ganda cenderung menghasilkan tingkat reliabilitas yang lebih tinggi daripada bentuk benar-salah.
8. Motivasi individu.
Masing-masing individu dalam mengerjakan suatu instrumen akan mempengaruhi tingkat reliabilitas tersebut secara sungguh-sungguh sehingga jawaban yang diberikan tidak akan mencerminkan kenyataan yang sebenarnya. (Saukah, 1994:8)
Dengan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi reliabilitas tersebut, kita dapat melakukan upaya untuk meningkatkan reliabilitas instrumen yang pada akhirnya akan meningkatkan kualitas penelitian kita terhadap suatu instrumen dalam hubungan dengan tingkat realibilitas yang dimilikinya.
Upaya peningkatan reliabilitas instrumen dapat dilakukan terutama dalam proses mempersiapkan dan mengembangkan instrumen serta pada waktu kita menggunakan instrumen tersebut untuk menjaring data.[2]
DAFTAR PUSTAKA
Fu’adi, Athok. Sistem Pengembangan Evaluasi. Ponorogo : STAIN PO Press, 2008.
//mahmud09-kumpulanmakalah.blogspot.com/2013/03/reliabilitas-pengertian-dan-faktor.html
[1] Athok Fu’adi, Sistem Pengembangan Evaluasi (Ponorogo :STAIN Ponorogo Press, 2008), 56.
- Tweet
- Share
- Share
- Share
- Share
Sign up here with your email