Apa yang dimaksud dengan penghasilan bruto dan netto?

Bruto adalah istilah yang akrab dalam perhitungan matematika dan ekonomi. Istilah ini kerap disebut bersamaan dengan netto dan tara.

Sudahkah Anda tahu mengenai bruto? Bruto dapat menjadi tolok ukur pertumbuhan ekonomi bangsa.

Pendapatan keseluruhan nasional didorong aktivitas ekonomi penduduknya. Oleh karena itu dibutuhkan alat ukur yang dinamai Produk Nasional Bruto (PNB) dan Produk Domestik Bruto (PDB).

Baca juga: Ekspor dan Impor: Pengertian, Tujuan, dan Komoditasnya

Apa itu Bruto?

Bruto disebut juga dengan berat kotor. Anda tentu mengetahui kemasan produk umumnya bertuliskan netto. Netto berarti berat bersih.

Selanjutnya tara adalah berat kemasan produk. Netto ditambah tara menghasilkan bruto.

Seperti disinggung sebelumnya, ada istilah PDB dan PNB. PDB atau Gross Domestic Product merupakan nilai barang atau jasa yang dibuat dalam suatu kawasan dalam kurun waktu tertentu. Sejumlah aspek yang digunakan untuk menghitung GDP yaitu konsumsi pemerintah, nilai ekspor, nilai impor, konsumsi investor, upah, bunga modal, profit, dan konsumsi perusahaan.

Ada dua jenis PDB, yakni harga tetap (riil) serta harga berlaku (nominal). PDB riil adalah total harga barang yang dibuat negara serta diberi nilai sesuai dengan harga yang berlaku pada kurun waktu tertentu.

PDB nominal kurang lebih sama dengan riil. Namun penilaiannya dilakukan atas harga yang berlaku saat penetapan harga.

Selanjutnya ada istilah PNB atau Gross National Product, yakni total nilai barang dan jasa yang dibuat penduduk di dalam maupun luar negeri. Pengukurannya berdasarkan berbagai faktor, misalnya PDB yang dihasilkan WNI atau WNA.

Perbedaan Bruto, Netto, dan Tara

Membicarakan bruto tidak terlepas dari pemahaman akan netto dan tara. Apa perbedaan di antara ketiga hal tersebut? Berikut penjelasannya.

Apa itu Netto?

Netto merupakan berat bersih. Artinya berat barang itu saja yang dihitung, tanpa menghitung kemasannya.

Rumus netto adalah sebagai berikut

Netto = Bruto - Tara

Apa itu Tara?

Tara merupakan berat kemasan suatu barang. Artinya berat kemasan itu saja yang dihitung, tanpa menghitung berat isinya. Tara juga dapat diartikan selisih dari bruto dengan netto.

Berikut rumus tara.

Tara = Bruto - Netto

Fungsi Bruto

Apa saja fungsi bruto? Berikut penjelasannya.

Indikator Kegiatan Produksi

Bruto bermanfaat dalam menghitung nilai tambah kegiatan produksi. Banyaknya bruto memperlihatkan nilai balas jasa dari faktor-faktor produksi.

Indikator Jumlah Produk

Bruto bermanfaat dalam menghitung nilai barang atau jasa yang diproduksi dalam jangka waktu yang ditentukan. Penghitungan tersebut tidak masuk penghitungan pada kurun waktu lainnya. Sehingga lebih mudah untuk membandingkan hasil produksi antarperiode.

Alat Ukur Keefektifan Kebijakan Ekonomi

Bruto dapat menunjukkan seberapa efektif kebijakan pemerintah dalam mengatur perekonomian domestik. Tujuannya agar perekonomian dalam negeri menjadi berkembang.

Manfaat Bruto

Beberapa manfaat bruto dalam perekonomian negara dijelaskan sebagai berikut.

Menganalisis Kecepatan Pembangunan Ekonomi Negara

Bruto bermanfaat dalam mengukur perkembangan ekonomi suatu negara. Melalui penghitungan bruto, pemerintah dapat mengetahui faktor-faktor mana saja yang perlu ditingkatkan dalam rangka memajukan ekonomi negara.

Menganalisis Struktur Perekonomian

Analisis bruto juga dilakukan untuk mengetahui struktur perekonomian dalam negeri. Dengan demikian, pemerintah akan bisa memperbaiki sektor-sektor yang perlu dibenahi.

Membandingkan Ekonomi Antarnegara

Kemajuan ekonomi suatu negara tidak hanya berdasarkan klaim semata, melainkan dibuktikan dengan adanya bruto. Semakin besar PDB-nya, semakin maju negara tersebut.

Untuk mengklasifikasikannya, dikenal istilah G7 dan G20 yang mengelompokkan negara dengan kekuatan ekonomi terbaik.

Membantu Mengambil Keputusan

Pemerintah mengambil kebijakan berdasarkan pertimbangan tertentu. Jika tanpa data, ada kemungkinan kebijakan tersebut gagal.

Salah satu data yang dibutuhkan adalah bruto. Bruto menunjukkan besaran angka produksi dan kemampuan beli masyarakat.

Baca juga: Apa itu Net Realizable Value (NRV) dan Rumusnya

Pendapatan Bruto

Pendapatan bruto merupakan hal yang berbeda. Pendapatan bruto adalah jumlah kotor dari upah pekerjaan. Pendapatan bruto diakumulasikan selama satu tahun penuh.

Selain dari upah pekerjaan, pendapatan bruto juga dihitung dari bisnis yang dilakukan. Hal ini juga diakumulasikan selama setahun.

Pendapatan bruto juga berlaku untuk badan, lembaga, perusahaan, organisasi, dan lain-lain. Wajib pajak harus melaporkannya selama siklus operasi, yakni saat mengisi SPT tahunan. Pendapatan bruto termasuk pendapatan yang dikenai pemotongan PPh 21.

Jenis Pendapatan Bruto

Ada dua jenis pendapatan bruto yang menjadi unsur penambah, yakni penghasilan rutin dan penghasilan tidak rutin.

Penghasilan Rutin

Penghasilan rutin berupa gaji yang diperoleh dalam jangka waktu yang ditentukan. Contohnya adalah gaji pokok beserta tunjangan.

Gaji pokok adalah gaji dasar dalam jumlah minimal yang telah ditentukan untuk jabatan tertentu. Kenaikan atau perpindahan jabatan akan memengaruhi gaji pokok dan perhitungan pajak pendapatan bruto.

Tunjangan di luar gaji juga termasuk pendapatan rutin. Tunjangan masuk dalam pendapatan kotor.

Contohnya adalah tunjangan makan, tunjangan transportasi, tunjangan alat elektronik kantor, tunjangan jabatan, dan lain-lain. Akumulasi dari tunjangan dan gaji disebut pendapatan kotor.

Penghasilan Tidak Rutin

Penghasilan tidak rutin diperoleh secara tidak teratur. Penghasilan ini didapatkan di luar gaji pokok.

Contohnya adalah bonus tahunan dan THR. Bonus diperoleh bagi pegawai yang kinerjanya melebihi ekspektasi perusahaan.

Sementara itu THR diperoleh ketika adanya libur panjang atau libur keagamaan. Mengingat sifatnya yang dapat berubah dan nominalnya tidak tetap, THR dikelompokkan menjadi penghasilan tidak rutin.

Cara Menghitung Pendapatan Bruto

Pertama, hitunglah total pendapatan bruto Anda dalam sebulan. Pendapatan ini termasuk gaji, tunjangan, honorarium, uang pensiun, dan lain-lain.

Lalu kurangi dengan biaya yang harus dibayar. Contohnya biaya jabatan, iuran asuransi, iuran pensiun, dan seterusnya.

Hasil pengurangan tersebut merupakan pendapatan penghasilan bersih berjalan. Pendapatan ini dikali dengan 12 agar jumlahnya pas 1 tahun.

Lalu kalikan dengan Penghasilan Kena Pajak (PKP). Anda harus tahu apakah Anda masuk golongan TK-0, K-0. K-1, K-2, atau K-3.

Anda bisa mencari tahun dari status wajib pajak Anda. Setelah yakin, kalikan PKP dengan tarif PPh 21.

Contoh Perhitungan Pendapatan Bruto

Andi berstatus menikah. Sementara itu istrinya tidak bekerja. Keduanya belum memiliki anak. Artinya Andi termasuk kategori K/I/0.

Ia memperoleh gaji bulanan Rp6.500.000. Setelah dikurangi berbagai tunjangan, gaji bulanannya menjadi Rp 6.000.000. Pendapatan bersih selama setahun sebesar Rp72.000.000.

Mengingat ia sudah menikah, pendapatan tahunannya ditambah Rp4.500.000 menjadi Rp76.500.000. Kemudian dikurangi PTKP  K-0 sebesar Rp58.500.000.

Hasilnya Rp18.000.000. Dari hasil tersebut, pajak yang harus dibayar Andi sebesar Rp18.000.000.

Bantu Kembangkan UMKM Indonesia dengan Menjadi Pendana di Modal Rakyat

Anda bisa membantu mengembangkan perekonomian Indonesia dengan mendanai bisnis berskala UMKM yang sudah terverifikasi. Daftarkan diri Anda sebagai pendana di P2P lending Modal Rakyat.

Layanan ini sudah berizin OJK, sehingga aset Anda dijamin keamanannya. Imbal hasil yang ditawarkan mencapai 18 persen per tahun.

Selanjutnya, minimal pendanaan yang bisa dilakukan rendah. Anda bisa mendanai mulai dari Rp25.000 saja.

Likuiditas yang ditawarkan juga tinggi. Anda bisa memilih durasi pendanaan, misalnya mulai dari satu bulan saja.

Bagaimana cara menghitung bruto? Simak rumus dan bedanya dengan netto tara!

Bagi para Sobat OCBC yang berkecimpung dalam dunia matematika dan ekonomi, tentu sudah tak asing lagi dengan istilah bruto, bukan? Jadi sederhananya, bruto adalah berat kotor atau pendapatan kotor yang terdapat di dalam laporan pajak penghasilan. Nantinya, perhitungan bruto ini akan mempengaruhi besaran pajak yang harus Anda bayar.

Lalu, bagaimana cara menghitung bruto? Yuk simak penjelasan lengkapnya dalam artikel di bawah ini! Simak baik-baik ya.


Apa Itu Bruto?

Bruto adalah berat kotor, yakni gabungan antara netto (berat bersih) dengan tara (berat kemasan). Dalam kacamata perpajakan, istilah ini merupakan pendapatan kotor yang dimasukkan ke dalam perhitungan pajak penghasilan (PPh).

Adapun menurut ilmu ekonomi, pengertian bruto adalah diambil dari istilah PDB atau Produk Domestik Bruto yang merupakan nilai barang maupun jasa di suatu wilayah dalam periode tertentu. Besar kecilnya nominal ini akan ditentukan oleh ekspor-impor, bunga modal, upah, profit, dan konsumsi perusahaan.

Selain itu, dikenal pula peredaran bruto, yakni penghasilan dari suatu kegiatan usaha sebelum dikurangi biaya-biaya yang dikeluarkan oleh pengusaha. Dasar hukumnya adalah UU Nomor 36 Tahun 2008 dan PP Nomor 23 Tahun 2018.

Berbeda dengan bruto yang merupakan penjumlahan netto dan tara, cara menghitung peredaran bruto adalah menjumlahkan semua sumber penghasilan kecuali yang diperoleh dari luar negeri, bukan objek pajak penghasilan, berasal dari luar usaha, dan dikenai PPh final.


Perbedaan Bruto, Tara, dan Netto

Sebagaimana telah dijelaskan di atas, bruto adalah berat kotor, yakni gabungan antara berat bersih suatu produk (netto) dan bobot kemasannya.

Rumus Bruto = Netto + Tara

Adapun netto adalah berat bersih, yakni bobot barang itu saja, tanpa menghitung kemasannya. Jadi, rumus perhitungannya adalah sebagai berikut.

Netto = Brutto - Tara

Sedangkan tara adalah berat suatu kemasan kosong. Jadi, perhitungannya adalah dengan cara bruto dikurangi netto.


Manfaat Bruto

Istilah yang satu ini penting karena dapat mempengaruhi perekonomian negara. Adapun manfaat bruto adalah sebagai berikut.

  1. Menganalisis Struktur Perekonomian
    Analisis PDB dapat menunjukkan sektor penyumbang perekonomian terbesar sekaligus mana saja yang perlu diperbaiki. Dengan demikian, bruto adalah salah satu alat untuk menganalisis struktur perekonomian.

  2. Membandingkan Ekonomi Antarnegara
    Peredaran bruto adalah salah satu alat perbandingan tingkat ekonomi antar negara. Hal ini karena kesejahteraan masing-masing bangsa dapat terpetakan dalam nominal PDB. Semakin besar nilainya, semakin sejahtera pula masyarakatnya.

  3. Menganalisis Kecepatan Pembangunan Ekonomi Negara
    Bruto adalah pendapatan dari semua aktivitas perekonomian masyarakat, dengan demikian perhitungan bruto bisa membantu sejauh mana pembangunan sudah berjalan, dan apa saja kekurangan yang perlu diatasi.

    Jika dirasa produktivitas masyarakat rendah, maka pemerintah akan membuka lapangan kerja atau membuat berbagai kebijakan dalam rangka percepatan pembangunan ekonomi negara.

  4. Membantu Mengambil Keputusan
    Bruto dalam PDB biasanya akan memberikan informasi mengenai kemampuan produksi dan daya beli masyarakat. Nah, data inilah yang dapat digunakan pemerintah dalam pengambilan keputusan ekonomi.


Fungsi Bruto

Setelah mengetahui pengertian bruto beserta manfaatnya, ketahui juga beberapa fungsinya dalam perekonomian sebagai berikut.

  1. Indikator Jumlah Produksi
    Bruto dapat menjadi tolok ukur jumlah total nilai barang maupun jasa yang dihasilkan selama periode tertentu. Hal ini bisa menjadi perbandingan guna mengambil keputusan produksi dalam negeri.

  2. Indikator Kegiatan Produksi
    Bruto adalah alat hitung nilai tambah dari suatu kegiatan produksi. Jadi, indikator ini dapat menunjukkan imbal balik dari faktor-faktor yang diperlukan dalam memproduksi sesuatu.

  3. Alat Ukur Keefektifan Kebijakan Ekonomi
    Jumlah bruto dalam PDB juga dapat menunjukkan seberapa efektif suatu kebijakan yang telah diambil. Jika PDB negara makin menurun, tentu keefektifan aturan pemerintah selama ini perlu dievaluasi.


Pendapatan Bruto

Pendapatan bruto adalah upah kotor yang diperoleh dari pekerjaan atau bisnis milk perorangan, lembaga, perusahaan, badan, atau organisasi dan biasanya diakumulasikan tiap periode satu tahun penuh.

Pendapatan bruto juga merupakan komponen yang dikenai PPh 21 sehingga wajib pajak perlu melaporkannya dalam SPT tahunan.


Dasar Hukum Pendapatan Bruto

Dasar hukum pendapatan bruto dapat Anda temukan dalam peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan perpajakan, seperti UU nomor 28 Tahun 2007, UU nomor 36 Tahun 2008, dan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-16/PJ/2016 tentang Tarif Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP).


Jenis Pendapatan Bruto

Pendapatan bruto ada dua jenis, yakni sebagai penghasilan rutin dan tidak rutin. Berikut penjelasan lengkapnya.

  1. Penghasilan Rutin
    Penghasilan rutin adalah gaji dan tunjangan yang diperoleh selama jangka waktu tertentu. Penentuan besarnya pajak pendapatan bruto adalah berdasarkan jabatan seseorang.

  2. Penghasilan Tidak Rutin
    Jenis kedua dari pendapatan bruto adalah penghasilan tidak rutin yang berasal dari bonus tahunan, THR, dan sumber lain dengan jumlah berubah-ubah.


Komponen Pendapatan Bruto yang Harus Dilaporkan

Penghasilan bruto adalah salah satu jenis pendapatan yang memiliki beberapa komponen wajib lapor pajak sehingga Anda harus memasukkannya ke dalam SPT tahunan. Berikut daftar komponennya.

  • Uang pensiun (jika sudah pensiun) dan gaji bulanan.
  • Tunjangan, termasuk THR, Tunjangan Hari Tua, uang makan, transportasi, dan sebagainya.
  • Premi asuransi yang telah dibayar.
  • Bonus tahunan yang biasanya diterima pegawai.
  • Honorarium, baik dalam bentuk uang tunai maupun imbalan tertentu.

Setelah Anda mengisikan komponen-komponen tersebut ke dalam SPT, barulah kemudian besarnya PPh dapat diketahui.


Cara Menghitung Bruto

Cara menghitung pendapatan bruto adalah mencari total pendapatan bruto dalam sebulan, yakni dengan menjumlahkan gaji bulanan, honorarium, tunjangan, dan sebagainya. Kemudian kurangi pendapatan tersebut dengan biaya yang perlu dipenuhi, seperti iuran asuransi, iuran dana pensiun, atau biaya jabatan.

Hasil pengurangan di atas adalah penghasilan bersih Anda. Kemudian kalikan 12 agar menjadi penghasilan selama satu tahun. Kurangi nominal tersebut dengan PTKP (Penghasilan Tidak Kena Pajak) yang telah dibagi ke dalam golongan TK-0, K-0, K-1, K-2, dan K-3 sebagaimana diatur dalam Permenkeu Nomor 101/PMK.010/2016 berikut ini.



Penentuan golongan tersebut didasarkan dengan status perkawinan dan jumlah tanggungan. Hal ini akan menentukan jumlah PTKP (Penghasilan Tidak Kena Pajak) Anda. Jika sudah diketahui PTKP-nya, maka kurangkan ke total penghasilan. Dari sinilah nilai pendapatan bruto Anda diketahui.

Sebagai catatan, PTKP individu adalah Rp54 juta per tahun, sedangkan apabila ia telah menikah PTKP tersebut akan ditambah Rp4.5 juta. Demikian pula jika ia memiliki tanggungan keluarga sedarah, maksimal 3 orang.


Contoh Perhitungan Bruto

Agar lebih memahaminya, simak contoh perhitungan bruto di bawah ini.

Budi telah menikah dan belum memiliki anak, sementara istrinya tidak bekerja. Budi termasuk kategori K/I/0. Adapun penghasilan bersih Budi setelah dikurangi tunjangan perbulannya adalah Rp7 juta, sehingga pendapatan per tahunnya adalah Rp84 juta.

Pertama-tama, dalam perhitungan tersebut penghasilannya akan ditambah Rp4.5 juta karena status pernikahan. Jadi penghasilan bersihnya dianggap sebesar Rp88.5 juta. Kemudian, nominal tersebut akan dikurangi PTKP K-0 karena ia tidak memiliki tanggungan.

Sehingga, perhitungan bruto menjadi:


Penghasilan Bruto = Penghasilan bersih - PTKP = Rp88.5 juta - Rp58.5 juta

= Rp30 juta

Jadi, pajak penghasilan bruto yang harus dibayar Budi adalah Rp30 juta.

Itu dia pembahasan seputar bruto yang berhasil OCBC rangkum untuk Anda. Dari penjelasan di atas, Sobat OCBC tentu semakin paham seberapa besar pajak yang harus Anda bayarkan setiap periodenya. Semoga artikel ini bermanfaat dan sampai jumpa!


Baca Juga:

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA