Apa yang dimaksud dengan 3 stanza

Ilustrasi Bendera Merah Putih. Credit: unsplash.com/Nick

Bola.com, Jakarta - Indonesia Raya adalah lagu kebangsaan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Lagu tersebut selalu dinyanyikan pada saat upacara atau saat hari-hari besar nasional.

Pencipta lagu kebangsaan negara Indonesia tersebut adalah Wage Rudofl Soepratman. Lagu Indonesia Raya kali pertama diperkenalkan saat Kongres Pemuda II di Batavia pada 28 Oktober 1928.

Namun, lagu Indonesia Raya tersebut baru dikumandangakan secara resmi sebagai lagu kebangsaan Indonesia pada 17 Agustus 1945 bertepatan dengan Hari Kemerdekaan Indonesia.

Saat pertama kali diperkenalkan, lagu Indonesia Raya hanya diperdengarkan secara instrumental dengan menggunakan biola. Dengan permainan biola yang indah dan nada yang bagus, membuat banyak orang kagum dengan lagu Indonesia Raya tersebut.

Itulah sejarah singkat terciptanya lagu Indonesia Raya yang hingga kini masih menjadi lagu wajib nasional.

Di sisi lain, mungkin tak banyak yang tahu tentang makna yang terkandung dalam lirik lagu Indonesia Raya tersebut.

Berikut ini rangkuman singkat mengenai makna lagu Indonesia Raya 3 stanza karya WR Supratman, seperti dilansir dari laman zamrize.org dan sejarahlengkap, Rabu (25/11/2020).

Indonesia tanah airku, tanah tumpah darahku

Di sanalah aku berdiri, jadi pandu ibuku

Indonesia kebangsaanku, bangsa dan tanah airku

Marilah kita berseru Indonesia bersatu

Hiduplah tanahku, hiduplah negeriku

Bangsaku, rakyatku, semuanya

Bangunlah jiwanya, bangunlah badannya

Untuk Indonesia Raya

Indonesia Raya, merdeka merdeka

Tanahku, negeriku yang kucinta

Indonesia Raya, merdeka merdeka

Hiduplah Indonesia Raya

Indonesia tanah yang mulia, tanah kita yang kaya

Di sanalah aku berdiri, untuk selama-lamanya

Indonesia tanah pusaka, pusaka kita semuanya

Marilah kita mendoa Indonesia bahagia

Suburlah tanahnya, suburlah jiwanya

Bangsanya, rakyatnya, semuanya

Sadarlah hatinya, sadarlah budinya

Untuk Indonesia Raya

Indonesia Raya, merdeka merdeka

tanahku, negeriku yang kucinta

Indonesia Raya, merdeka merdeka

Hiduplah Indonesia Raya

Indonesia tanah yang suci, tanah kita yang sakti

Di sanalah aku berdiri, menjaga ibu sejati

Indonesia tanah berseri, tanah yang aku sayangi

Marilah kita berjanji, Indonesia abadi

Slamatkan rakyatnya, slamatkan puteranya

Pulaunya, lautnya, semuanya

Majulah negerinya, majulah pandunya untuk Indonesia Raya

Indonesia Raya, merdeka merdeka

Tanahku, negeriku, yang kucinta

Indonesia Raya, merdeka merdeka

Hiduplah Indonesia Raya

Untuk maknanya, baik dari stanza 1 sampai 3, lagu Indonesia Raya tersebut menggambarkan tentang semangat dan cita-cita luhur bangsa Indonesia. Semuanya tertuang dalam lirik yang dituliskan W.R Supratman, yang dimainkan pertama kali di Kongres Pemuda II tanggal 28 Oktober 1928.

Menurut Kemendikbud via zamrize.org, stanza 1 lagu kebangsaan Indonesia Raya menceritakan tentang semangat bangsa. Stanza 1 tersebut juga menjadi seruan bagi seluruh warga dan pemuda Indonesia untuk bersatu meraih kemerdekaan yang diimpikan.

Hal tersebut diperjelas dengan bait lirik 'Bangunlah Jiwanya, Bangunlah Badannya' di mana itu adalah hasil pendapat dari Ir Soekarno.

Sementara untuk stanza 2, makna dari lagu kebangsaan ini menceritakan tentang harapan dan keyakinan Bangsa Indonesia akan kebahagiaan kemerdekaan. Hal ini ditekankan dalam lirik 'Marilah Kita Mendoa, Indonesia Bahagia' yang mana tertuang dalam stanza kedua.

Dilihat dari pemilihan katanya, makna dari stanza 2 ini adalah adanya landasan spiritual terhadap doa yang akan menyelamatkan nasib Bangsa Indonesia merdeka.

Terakhir, pada stanza 3 lagu tersebut, WR Supratman menegaskan tentang apa yang dimaksud dengan kemerdekaan Indonesia. Yang ditekankan dalam lirik 'Slamatlah Rakyatnya, Slamatlah Putranya, Pulaunya, Lautnya, Semuanya'.

Dalam bait tersebut menunjukkan Indonesia tidak hanya merdeka tanahnya saja, tetapi juga merdeka warganya, merdeka para pemuda penerus bangsa, hingga merdeka laut dan segala yang ada di bumi pertiwi ini.

Sumber: Zamrize, Sejarahlengkap

Berita Video Otavio Dutra Nyanyikan Indonesia Raya dengan Lantang Saat Resmi jadi WNI

tirto.id - Lagu kemerdekaan “Indonesia Raya" selalu berkumandang tidak hanya ketika upacara bendera atau peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia, melainkan di setiap kegiatan resmi apapun mulai tingkat paling rendah hingga skala nasional.

Sejak duduk di bangku sekolah, menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia telah menjadi kebiasaan sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 Tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan.

Akan tetapi, selama ini masyarakat mungkin hanya terbiasa dengan lagu “Indonesia Raya" stanza satu.

Lagu ciptaan Wage Rudolf Supratman tersebut sebenarnya memiliki tiga stanza, yang pertama kali dibawakan melalui gesekan biolanya dalam Kongres Pemuda II pada tanggal 28 Oktober 1928 atau dikenal sebagai cikal bakal Hari Sumpah Pemuda.

Hal tersebut dinyatakan Anthony C. Hutabarat dalam bukunya berjudul Meluruskan Sejarah dan Riwayat Hidup Wage Rudolf Supratman: Pencipta Lagu Indonesia Raya (2001).

Mulai tiga tahun terakhir ini, pemerintah mengenalkan lagu “Indonesia Raya" tiga stanza kepada masyarakat.

Pemerintah membuka tahun ajaran baru pada 2017 lalu dengan menerapkan kebijakan baru sehubungan dengan lagu “Indonesia Raya" yaitu dengan menyanyikan tiga stanza lagu kebangsaan tersebut dalam helatan upacara tertentu.

Adapun lirik lagu “Indonesia Raya" tiga stanza tersebut adalah sebagai berikut:

Indonesia tanah airku,

Tanah tumpah darahku,

Di sanalah aku berdiri,

Jadi pandu ibuku.

Indonesia kebangsaanku,

Bangsa dan tanah airku,

Marilah kita berseru,

Indonesia bersatu.

Hiduplah tanahku,

Hiduplah neg'riku,

Bangsaku, Rakyatku, semuanya,

Bangunlah jiwanya,

Bangunlah badannya,

Untuk Indonesia Raya.

II

Indonesia, tanah yang mulia,

Tanah kita yang kaya,

Di sanalah aku berdiri,

Untuk s'lama-lamanya.

Indonesia, tanah pusaka,

P'saka kita semuanya,

Marilah kita mendoa,

Indonesia bahagia.

Suburlah tanahnya,

Suburlah jiwanya,

Bangsanya,

Rakyatnya, semuanya,

Sadarlah hatinya,

Sadarlah budinya,

Untuk Indonesia Raya.

III

Indonesia, tanah yang suci,

Tanah kita yang sakti,

Di sanalah aku berdiri,

N'jaga ibu sejati.

Indonesia, tanah berseri,

Tanah yang aku sayangi,

Marilah kita berjanji,

Indonesia abadi.

S'lamatlah rakyatnya,

S'lamatlah putranya,

Pulaunya, lautnya, semuanya,

Majulah Neg'rinya,

Majulah pandunya,

Untuk Indonesia Raya.

Refrain

Indonesia Raya,

Merdeka, merdeka,

Tanahku, neg'riku yang kucinta!

Indonesia Raya,

Merdeka, merdeka,

Hiduplah Indonesia Raya.

Apa Makna di Balik “Indonesia Raya" Tiga Stanza Tersebut?

Sebagaimana ditulis oleh Dwi Oktarina dalam esainya “Menelisik Indonesia Raya", lagu “Indonesia Raya" merupakan pernyataan perasaan nasional berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1958.

Perasaan nasional tersebutlah yang menjadikan lagu kebangsaan tersebut memiliki banyak makna di baliknya, salah satunya menggambarkan semangat dan cita-cita bangsa Indonesia yang tertulis dalam lirik demi lirik lagu.

Melansir Kemendikbud, stanza pertama “Indonesia Raya" menggarisbawahi lirik “Marilah kita berseru, Indonesia bersatu" yang ditulis sebagai makna penyemangat.

Selain itu, kalimat tersebut juga seruan bagi Indonesia yang saat itu belum merdeka untuk bersatu meraih kemerdekaan Indonesia.

“Bangunlah jiwanya, bangunlah badannya" pada stanza pertama pada awalnya tidak ditulis demikian.

Sebelumnya, lirik tersebut tertulis “Bangunlah badannya, bangunlah jiwanya" yang kemudian diganti atas usul Ir. Soekarno mengacu pada pendapatnya “tak akan bangun raga seseorang jika jiwanya tidak terlebih dahulu bangun. Hanya seorang budak yang badannya bangkit namun jiwanya tidak".

Pada stanza kedua, lirik yang ditekankan adalah “Marilah kita mendoa, Indonesia bahagia". Kalimat tersebut memendam landasan spiritual dengan selalu mendoakan Indonesia agar senantiasa menjadi negara yang bahagia.

Lirik selanjutnya berbunyi “Sadarlah budinya, sadarlah hatinya", bermakna masyarakat Indonesia yang senantiasa memiliki budi dan hati yang baik.

Stanza terakhir, tertulis sumpah dan amanat agraria yang diselipkan di dalam lirik “Indonesia Raya".

Lirik tersebut adalah “Marilah kita berjanji, Indonesia Abadi", sementara amanat agraria terdapat dalam lirik “Slamatlah Rakyatnya, Slamatlah Putranya, Pulaunya, Lautnya, Semuanya".

Makna agraria yang dimaksud dalam lirik tersebut tidak terbatas dengan tanah Indonesia, melainkan seluruh yang terkandung dalam Indonesia meliputi tanah, laut, hingga luar angkasanya.

Lirik dan notasi lagu “Indonesia Raya" pertama kali dimuat di surat kabar Sin Po edisi 10 November 1928, selang 13 hari setelah perhelatan Kongres Pemuda II di mana lagu tersebut pertama kali dinyanyikan.

Koran berisi lirik lagu dan notasi “Indonesia Raya" tersebut pun dicetak 5.000 eksemplar.

Awalnya, lagu tersebut berjudul “Indonesia" dan bukan “Indonesia Raja" atau “Indonesia Raya". Koran Sin Po sendiri merupakan lahan W.R. Supratman bekerja sebagai jurnalis.

Baca juga:

  • Makna Baju Motif Kaif NTT yang Dipakai Jokowi di Upacara HUT RI
  • Arti Google Doodle Hari Ini yang Ikut Meriahkan HUT RI ke-75
  • Promo 17 Agustus 2020: KFC, Pizza Hut hingga Tiket Ketera Gratis

Baca juga artikel terkait LAGU INDONESIA RAYA atau tulisan menarik lainnya Dinda Silviana Dewi
(tirto.id - dsl/wta)


Penulis: Dinda Silviana Dewi
Editor: Nur Hidayah Perwitasari
Kontributor: Dinda Silviana Dewi

Subscribe for updates Unsubscribe from updates

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA